Anda di halaman 1dari 13

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. H (L/ P ) Umur : 39 tahun


Diagnosa medis : Polip Nasal Ruangan : Cemara Lantai 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Pemeriksaan tekanan darah

2. Diagnosa keperawatan:
- Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (operasi hidung)

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:


1) Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.
4) Mencuci tangan
R: mengurangi penyebaran bakteri dan penularan penyakit
5) Memasang sarung tangan bersih.
R: mencegah terjadinya infeksi
6) Mengatur posisi pasien
R : untuk mempermudah tindakan dan kenyamanan pasien
7) Meminta pasien untuk meluruskan tangan pasien
R : menjaga keakuratan hasil
8) Palpasi arteri branchialis dan pasang manset ke lengan pasien
R : mennetukan tempat untuk meletakkan stetoskop dan memudahkan tindakan
9) Tutup kunci pompa manset
R : memudahkan pada saat memompa
10) Letakkan stetoskop pada arteri brachialis
R : untuk mengaustulkasi nilai systole dan diastole
11) Pompa manset sampai arteri radialis tak teraba, kemudian naikkan 20-30 mmHg
R : menjaga keakuratan hasil pemeriksaan
12) Mengondorkan pipa 2-3 mmHg per denyut
R : menjaga keakurata hasil pemeriksaan
13) Mencatat bunyi korotkof I (systole) V (diastole) pada manometer sebagaimana
penurunan tekanan
R : mengetahui nilai systole dan diastole
14) Melonggarkan pompa segera sesudah bunyi terakhir hilang
R : memberikan rasa nyaman pada pasien
15) Melepas manset dari lengan pasien
R : mengakhiri tindakan
1) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
2) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
3) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit
4) Dokumentasikan
R: mencatatyang sudah dilakukansebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Bahaya : Memompa manset saat mengukur tekanan darah yang terlalu kencang akan
menyakiti pasien
- Cara mencegah : memastikan melakukan tindakan seuai prinsip tindakan

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Untuk monitoring status kesehatan klien
- Data pendukung pasien yang mengalami nyeri

6. Hasil yang didapat dan maknanya:


- TD : 190/90 mmHg (tekanan darah rendah)
- Pasien mengetahui tekanan darahnya

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/ diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi)
- Mandiri : menganjurkan klien untuk istirahat dan rileks
- Kolaborasi : pemberian pemberian analgetik
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. K (L/ P ) Umur : …. tahun


Diagnosa medis : Trauma Capitis Ruangan : Cemara Lantai 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Memberi posisi semi fowler

2. Diagnosa keperawatan:
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:


1) Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.
4) Mencuci tangan
R: mengurangi penyebaran bakteri dan penularan penyakit
5) Memasang sarung tangan bersih.
R: mencegah terjadinya infeksi
6) Pasien yang sedang berada di tempat tidur, bed pasien dapat langsung diatur dengan
setengah duduk atau 450
R : untuk memberikan kenyamanan pada pasien
7) Jika meggunakan sandaran punggung, pasien didudukkan kemudian diletakkan
sandaran punggung diatas kasur dibagian kepala dan di atur sampai setengah duduk
dan dirapikan
R : untuk memberikan kenyamanan pada pasien
8) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
9) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
10) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit
11) Dokumentasikan
R: mencatat yang sudah dilakukan sebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Pasien pada posisi fowler berisiko terhadap kontraktur fleksi servikal bila bantal
terlalu tebal. Komplikasi tambahan dapat meliputi rotasi eksternal pinggung,
footdrop dan kerusakan pada sacrum dan tumit
- Pencegahan : tidak menggunakan bantal terlalu lama, jangan posisikan terlalu lama
dan melakukan perubahan posisi selama 24 jam

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien
- Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien

6. Hasil yang didapat dan maknanya:


- Setelah diberikan posisi semi fowler pada pasien, pasien merasa aman dengan
kondisinya dan tidak terlalu merasa nyeri

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/ diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi)
- Mandiri : pantau kondisi pasien
- Kolaborasi : pemberian obat atau terapi
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. R (L/ P ) Umur : 21 tahun


Diagnosa medis : Fraktur Cruris Ruangan : Cemara Lantai 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Perawatan luka post op

2. Diagnosa keperawatan:
- Resiko infeksi

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:


1) Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.
4) Mencuci tangan
R: mengurangi penyebaran bakteri dan penularan penyakit
5) Memasang sarung tangan bersih.
R: mencegah terjadinya infeksi
6) Mengatur posisipasien
R: mempermudah melakukan perawatan luka
7) Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan
menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas kedalam bengkok. Jika
menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya dan
menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan
kulit dan kearah balutan.
R: Mempermudah pelepasan
8) Letakkan balutan kotor ke bengkok lalu buang ke kantong plastic
R: Menghindari kontaminasi
9) Kaji luka terhadap adanya infeksi seperti rubor, kalor, tumor, dolor, dan
fungsilaesa
R: Mengatahui apakah ada pus atau tidakmaupun tanda infeksi
10) Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dengan
memperhatikan teknik aseptic
R: Teknik steril
11) Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
R: Menghindari transisi mikroorganisme.
12) Membersihkan luka denganNacl 9% sambil ditekan apakah ada pus yang keluar
R: Cairan Nacl salah satu cairan yang sama dengan tubuh
13) Membersihkan dengan usapan satu arah
R: Memaksimalkan pembersihan dari mikroorganisme
14) Penutupan jahitan dengan kassa steril
R: Menghindari infeksi dan perawatan luka jahitan
15) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
16) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
17) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit
18) Dokumentasikan
R: mencatatyang sudah dilakukansebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Bahaya : Nyeri bisa timbul ketika diberikan penekanan pada saat mengetahui pus
- Cara mengatasi: berikan distraksi pada pasien dengan menjalankan komunikasi

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Menghilangkan sekresi yang menumpuk dan jaringan mati pada lukan insisi
- Mencegah terjadinya infeksi pada luka jahit
- Memberi rasa aman dan nyaman
- Membantu mempercepat penyembuhan luka

6. Hasil yang didapat dan maknanya:


- Luka jahitan belum kering dan terdapat cairan yang keluar saat menekan luka
- Ada sedikit bercak darah yg menempel di kasa balutan
- Perawatan luka jahitan luka post operasi dengan benar dan sesuai dengan prosedur
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah/ diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi):
- Mandiri : Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan dan
menghindari infeksidengan cara mengganti balutan dengan yang baru
- Kolaborasi : memberikan pemberian antibiotic
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. S (L/ P ) Umur :55 tahun


Diagnosa medis : Malfungsi Shunt Ruangan : Cemara Lantai 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Pemberian terapi oksigen

2. Diagnosa keperawatan:
- Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ………………………

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:


1) Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.
4) Mencuci tangan
R: mengurangi penyebaran bakteri dan penularan penyakit
5) Memasang sarung tangan bersih.
R: mencegah terjadinya infeksi
6) Mengatur posis ipasien
R: mempermudah melakukan tindakan
7) Isi gelas humidifier dengan air steril setinggi batas yang tertera
R: pelembab diperlukan untuk menjaga kelembapan mukosa hidung
8) Menghubungkan flowmeter dengan tabung oksigen/central oksigen
R: untuk menentukan jumlah oksigen yang akan diberikan
9) Cek fungsi flowmeter dan humidifier dengan memutar pengatur konsentrasi O2 dan
amati ada tidaknya gelembung udara dalam gelas flowmeter
R: memastikan bahwa terisi oksigen
10) Alirkan oksigen kesungkup muka parsial non rebreathing dengan aliran udara 8-12
liter/menit
R: Memasang aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien yang telah ditentukan
11) Rapikan peralatan
R: Memastikan tindakan telah selesai dilakukan
12) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
13) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
14) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit
15) Dokumentasikan
R: mencatatyang sudah dilakukansebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Bahaya : untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah timbulnya kondisi Hiperpneu
karena konstentrasi O2 dalam darah yang terlalu tinggi
- Cara mengatasi: pemberian jumlah oksige/litar sesuai dengan anjuran dokter

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Mempertahankan suplai oksigen pasien
- Memenuhi kebutuhan oksigen pasien

6. Hasil yang didapat dan maknanya:


- Pemberian oksigen telah dilakukan
- Memenuhi kebutuhan oksigen pasien

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/ diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi):
- Mandiri : pantau TTV dan saturasi oksigen serta memberitahukan kepada keluarga
untuk memberitahu bila tabung/air steril sudah habis
- Kolaborasi : kolaborasi dengan dokter
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : An. B (L/ P ) Umur : 16 tahun


Diagnosa medis : lymphedema Ruangan : Cemara Lantai 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Melakukan injeksi (dexketo) melalui bolus

2. Diagnosa keperawatan:
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:


1) Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.
4) Mencuci tangan
R: mengurangi penyebaran bakteri dan penularan penyakit
5) Memasang sarung tangan bersih.
R: mencegah terjadinya infeksi
6) Mengatur posisi pasien
R : untuk mempermudah tindakan dan kenyamanan pasien
7) Siapkan obat sesuai dengan 6 benar.
R: memastikan pasien dan terapi sudah benar.
8) Memeriksa kelancaran tetesan infus sebelum obat dimasukan.
R: memastikan cairan lancar dan tidak tersumbat.
9) Memastikan tidak ada udara pada spuit.
R: menghindari terjadinya emboli udara.
10) Mematikan atau mengklem infus.
R: agar obat dapat langsung masuk ke vena tidak naik ke selang infus diatasnya.
11) Disenfeksi daerah atau karet yang akan dilakukan penusukan dengan kapas alkohol.
R: membersihkan area yang akan dilakukan penusukan.
12) Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukan obat secara perlahan –lahan ke dalam selang intravena.
R: memberikan obat kepada pasien.
13) Mencabut jarum dari selang infus.
R: pemberian obat sudah selesai.
14) Buka klem dan hitung tetesan sesuai dengan program
R : mengalirkan cairan sesuai dengan program terapi
15) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
16) Bereskan alat dan pasien
R : memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
17) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
18) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit
19) Dokumentasikan
R: mencatat yang sudah dilakukansebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Kesalahan dalam pemberian obat.
Cara mengatasi: pastikan melakukan 6 benar sebelum memberikan obat ke pasien.
- Emboli udara
Cara mengatasi: sebelum memberikan injeksi pastikan tidak ada udara di dalam spuit

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien
- Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien

6. Hasil yang didapat dan maknanya:


- Obat di injeksikan dengan benar dan sesuai dengan prosedur

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/ diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi)
- Mandiri : pantau kondisi pasien
- Kolaborasi : pemberian obat atau terapi
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. A (L/ P ) Umur : 19 tahun


Diagnosa medis : Skull Defect Ruangan : Cemara Lantai 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Melakukan Aff Infus

2. Diagnosa keperawatan:
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:


1) Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.
4) Mencuci tangan
R: mengurangi penyebaran bakteri dan penularan penyakit
5) Memasang sarung tangan bersih.
R: mencegah terjadinya infeksi
6) Mengatur posisi pasien
R : untuk mempermudah tindakan dan kenyamanan pasien
7) Mengklem atau mematikan tetesan infus pasien
R: agar memudahkan dalam melepas infus
8) Membasahi plester yang melekat pada kulit dengan kapas alcohol
R: memudahkan melepas dan mencegah nyeri saat melepas plester
9) Melepas plester dari kulit secara perlahan
R: agar pasien tidak merasakan nyeri
10) Mengkaji tanda-tanda infeksi
R: mengetahui apakah terjasi infeksi akibat pemasangan infus
11) Menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol
R: mencegah darah keluar dari vena
12) Mencabut kanul infus secara perlahan
R: agar darah di vena tidak keluar
13) Fiksasi tempat tusukan dengan plester
R: mencegah infeksi dan memfiksasi kapas agar tertekan
14) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
15) Bereskan alat dan pasien
R : memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
16) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
17) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit
18) Dokumentasikan
R: mencatat yang sudah dilakukansebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Darah mengalir terus dari vena area penusukan.
Cara mengatasi: menekan area penusukan dengan kapas alkohol
- Nyeri yang dirasakn pasien saat melepas plester dan kanul
Cara mengatasi: berhati-hati dalam melepaskan kanul dan plester

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Agar tidak timbulnya reaksi alergi, emboli udara dan infeksi

6. Hasil yang didapat dan maknanya:


- Pasien merasa nyaman
- Pasien tidak merasa nyeri
- Berkurangnya resiko infeksi

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/ diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi)
- Mandiri : anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi : pemberian obat atau terapi

Anda mungkin juga menyukai