PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tidak hanya sarana dan prasarana yang mengalami kemajuan,tetapi juga profesionalisme dari
tenaga kesehatan.
Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan berhadapan dengan klien dan tenaga
meningkatkan perilaku caring.Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang
memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang
bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman
dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999). Caring merupakan inti dari keperawatan
psikologis, spiritual, dan sosial.Setiap perawat berbeda dalam memberikan sikap asuhan kepada
klien.Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring adalah kehadiran, sentuhan kasih
sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan tindakan
2.1 RUMUSAN MASALAH
3.1 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN CARING
Secara bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara umum dapat
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan
waspada, serta suatu perasaaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan orang
kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata
b Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada
tiga makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan
ikhlas.
ikhlas.
mempertahankan, dan meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara umum
adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan
empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara memberikan tindakan nyata
kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut.
Teori caring pertama kali dikemukakan oleh Jean Watson yang dikenal dengan 10 Faktor
Karatif Caring yang merupakan salah satu jenis teori filosofi keperawatan, kemudian
dikembangkan lagi oleh Swanson (1993) dengan teorinya Model Structure of Caring (Swanson
Caring Theory) yang terdiri dari Maintaining belief (mempertahankan keyakinan pada kejadian
atau transisi dan melihatnya dengan penuh hikmahh), Knowing (berusaha keras untuk
memahami makna atas kejadian pada kehidupan orang lain), Being with (menunjukkan perasaan
kepada orang lain), Doing for (bekerja/melakukan sesuatu untuk orang lain seperti untuk diri
snediri), enabling (memfasilitasi orang lain pada kondisi transisi) yang masuk dalam jenis teori
keperawatan Middle Range, dan pada akhirnya di modifikasi oleh Carolina dikenal dengan
Carolina Care Model dimana ia membuat suatu model caring yang dapat diaplikasikan pada
pelayanan keperawatan ia memperkenalkan Multilevel rounding, words and way that work,
untuk diterapkan pada pelayanan keperawatan baik dalam rumah sakit, klinik, rumah perawatan,
dll.Berikut contoh kecil aplikasi perilaku caring perawat saat memberikan asuhan keperawatan
pada klien yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan keselamatan klien yang
Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama
dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah
dan menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut
sebagai berikut:
1. Pengkajian
konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk memandangdan mengkaji masalah dan
pengkajian juga meliputi pendefinisian variable yang akan diteliti dalam memecahkan masalah.
2. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-variable akan diteliti atau diukur,
meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk memecahkan masalah yang mengacu
pada asuhan keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada
3. Implementasi
Merupakan tindakkan langsung dan implementasi dari rencana serta meliputi pengumpulan data.
4. Evaluasi
Merupakan metode dan proses untuk menganalisa, juga untuk meneliti efek dari intervensi
berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif
KEPERAWATAN
Penyakit kronik adalah penyakit yang timbul bukan secara tiba-tiba, melainkan akumulasi
dari sesuatu penyakit hingga akhirnya menyebabkan penyakit itu sendiri. (Kalbe medical portal)
Penyakit kronik ditandai banyak penyebab. Contoh penyakit kronis adalah diabetes, penyakit
jantung, asma, hipertensi dan masih banyak lainnya. Ada hubungan antara penyakit kronis
dengan depresi. Depresi adalah kondisi kronis yang mempengaruhi pikiran seseorang, perasaan
dan perilaku sehingga sulit untuk mengatasi peristiwa kehidupan sehari-hari. (Andres Otero-
Seseorang yang menderita depresi memiliki kemungkinan lebih tinggi menderita penyakit
kronis seperti diabetes, penyakit jantung atau asma. Penyebab depresi itu sendiri kompleks,
terkait dengan lingkungan interaksi seseorang maupun kepribadiaannya sendiri. Beberapa faktor
penyebab umum adalah: faktor herediter, trauma, isolasi atau kesepian, pengangguran, konflik
kerusakan jaringan yang actual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk
mencari bantuan perawatan kesehatan. Selanjutnya, definisi nyeri menurut keperawatan adalah
apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada
kapanpun individu mengatakannya. Peraturan utama dalam merawat pasien nyeri adalah bahwa
semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya belum diketahui. Keberadaan nyeri adalah
Aplikasi transkultural pada gangguan nyeri baik yang dilakukan oleh pasien berdasarkan apa
yang dipercaya olehnya atau yang dilakukan oleh perawat setelah melakukan pengkajian tentang
nyeri diharuskan untuk tidak banyak bergerak karena jika banyak bergerak dapat memperparah
dan menyebabkan nyeri berlangsung lama. Menurut pandangan umat Islam, seseorang yang
menderita nyeri untuk mengurangi tau meredakannya dengan posisi istirahat atau tidur yang
benar yaitu badan lurus dan dimiringkan ke sebelah kanan. Hal ini menurut sunah rasul. Dengan
posisi tersebut diharapkan dapat meredakan nyeri karena peredaran darah yang lancer akibat
bahwa ada beberapa obat tradisional yang dapat meredakan nyeri bahkan lebih manjur dari obat
yang diberikan oleh dokter.Misalnya, obat urut dan tulang ‘Dapol Siburuk’ dari burung siburuk
dipijat atau semacamnya dapat meredakan nyeri dengan waktu yang singkat. Namun, harus
diperhatikan bahwa apabila salah memijat akan menyebabkan bertambah nyeri atau hal-hal lain
yang merugikan penderita. Dalam budaya Jawa ada yang disebut dukun pijat yang sering
didatangi orang banyak apabila mengalami keluhan nyeri misalnya kaki terkilir.
Dalam menerapkan transkultural pada gangguan nyeri harus tetap mempertahankan baik
Berbagai tingkahlaku luar biasa yang dianggap oleh psikiater barat sebagai penyakit jiwa
ditemukan secara luas pada berbagai masyarakat non-barat. Adanya variasi yang luas dari
kelompok sindroma dan nama-nama untuk menyebutkannya dalam berbagai masyarakat dunia,
Barat maupun non-Barat, telah mendorong para ilmuwan mengenai tingkahlaku untuk
menyatakan bahwa penyakit jiwa adalah suatu ‘mitos’, suatu fenomena sosiologis, suatu hasil
dari angota-anggota masyarakat yang ‘beres’ yang merasa bahwa mereka membutuhkan sarana
untuk menjelaskan, memberi sanksi dan mengendalikan tingkahlaku sesama mereka yang
menyimpang atau yang berbahaya, tingkahlaku yang kadang-kadang hanya berbeda dengan
tingkahlaku mereka sendiri. Penyakit jiwa tidak hanya merupakan ‘mitos’, juga bukan semata-
Sebagaimana halnya dengan generalisasi, selalu ada hal-hal yang tidak dapat dimasukkan
secara tepat ke dalam skema besar tersebut. Kepercayaan yang tersebar luas bahwa pengalaman-
pengalaman emosional yang kuat seperti iri, takut, sedih, malu, dapat mengakibatkan penyakit,
tidaklah tepat untuk diletakkan di dalam salah satu dari dua kategori besar tersebut. Mungkin
dapat dikatakan bahwa tergantung situasi dan kondisi, kepercayaan-kepercayaan tersebut boleh
dikatakan cocok untuk dikelompokkan ke dalam salah satu kategori. Misalnya, susto, penyakit
yang disebabkan oleh ketakutan, tersebar luas di Amerika Latin dan merupakan angan-angan.
Seseorang mungkin menjadi takut karena bertemu dengan hantu, roh, setan, atau karena hal-hal
yang sepele, seperti jatuh di air sehingga takut akan mati tenggelam. Apabila agen-nya berniat
jahat, etiologinya sudah tentu bersifat personalistik. Namun, kejadian-kejadian tersebut sering
merupakan suatu kebetulan atau kecelakaan belaka bukan karena tindakan yang disengaja.
Dalam ketakutan akan kematian karena tenggelam, tidak terdapat agen-agen apa pun.
untuk melakukan berbagai pengobatan jika sudah terkena agen. Kebanyakan pengobatan yang
dilakukan yaitu mendatangi dukun-dukun atau tabib-tabib yang sudah dipercaya penuh. Terlebih
lagi untuk pengobatan gangguan mental, hampir seluruh masyarakat desa mendatangi dukun-
dukun karena mereka percaya bahwa masalah gangguan jiwa/mental disebabkan oleh gangguan
ruh jahat.
Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat adalah ilmu
kesehatan tentang asuhan atau pelayanan keperawatan atau The Health Science of Caring
(Lindberg,1990:40). Secara bahasa, caring dapat diartikan sebagai tindakan kepedulian dan
curing dapat diartikan sebagai tindakan pengobatan.Namun, secara istilah caring dapat diartikan
memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya.Sedangkan curing adalah upaya kesehatan dari kegiatan dokter
dalam prakteknya untuk mengobati klien. Dalam penerapannya, konsep caring dan curing
1. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien daripada
memberikan tindakan medis.Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat.
2. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder.Maksudnya
seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring yang
3. Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring dan¼ nya
adalah curing.
pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan
5. Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu klien
penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan tujuan curing
adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan
penanganannya.
6. Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang diderita
sedangkan diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi masalah dan penyebab
Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan,
nilai-nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang
berhubungan dengan caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami
a. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan
sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999),
kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam
bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian.Sedangkan “ada dengan” berarti
perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993).Kehadiran seorang perawat
membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
b. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan.Ada dua jenis
sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak.Sentuhan kontak merupakan sentuhan
langsung kullit dengan kulit.Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua
1. Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan yang
ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien.
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat punggung klien,
menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-
verbal).Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga
diri, dan memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
3. Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat
Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana.
c. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab
hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu
perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari
d. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien
sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien
merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya
(Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien
dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang.
Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau
hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan
lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.
keperawatan sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat
untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga
untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga.
Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang
kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.Caring merupakan inti dari
keperawatan.Perawat dituntut untuk bersikap care dan juga harung caring dengan
total(hoover,2002). Perilaku caring dan curing sangatlah berbeda karena caring identik dengan
3.2 SARAN
Sikap caring harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari – hari,agar perilaku caring tumbuh
secara alami dalam jiwa perawat.ketika menghadapi klien,perawat dengan mudah memberikan
asuhan keperawatan.Klien yang sakitkadang hanya butuh perhatian dan empati dari seseorang
yang merawatnya agar ia lebih semangat dalam menghadapi penyakitnya.Oleh karena itu sebagai
perawat disarankan agar benar – benar faham tentang perilaku caring ini.
DAFATAR PUSTAKA
Potter, Patricia A, Anne G. Perry. 2009. Fundamental Of Nursing edisi 7. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
ed,phidelphia:Lippincott
http://staff.ui.ac.id/internal/132014715/material/
november 2011)
2011)
BAB I
PENDAHULUAN
hanya sarana dan prasarana yang mengalami kemajuan,tetapi juga profesionalisme dari tenaga
kesehatan.
Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan berhadapan dengan klien dan tenaga
yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang
bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian caring consept secara umum dalam keperawatan ?
3. Apasaja prilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan kesehatan?
kesehatan ?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku caring dalam proses dan praktik keperawatan,
PEMBAHASAN
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan empati pada orang lain dan
kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata
Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna
dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana
seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain.
Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana
seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain.
Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada klien, keluarga,
Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan,
dan meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun
nonverbal.
Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan,
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara umum
adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan
empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara memberikan tindakan nyata
kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut.
Penelitian tentang persepsi klien penting karena pelayanan kesehatan merupakan fokus terbesar
dari tingkat kepuasan klien. Jika klien merasakan penyelenggaraan pelayanan kesaehatan
bersikap sensitif, simpatik, merasa kasihan, dan tertarik terhadap mereka sebagai individu,
mereka biasanya menjadi teman sekerja yang aktif dalam merencanakan perawatan ( Attree,
2001 ). Klien dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mereka semakin puas saat perawat
melakukan caring.
Biasanya klien dan perawat melakukan persepsi yang berbeda tentang caring ( Mayer, 1987;
Wolf, Miller, dan Devine, 2003 ). Untuk alasan tersebut, fokuskan pada membangun suatu
hubungan yang membuat perawat mengetahui apa yang penting bagi klien. Contoh, perawat
mempunyai klien yang takut untuk dipasang kateter intravena, perawat tersebut adalah perawat
yang belum terampil dalam memasukkan kateter intravena. Perawat tersebut memutuskan bahwa
klien akan lebih diuntungkan jika dibantu oleh perawat yang sudah terampil daripada
memberikan penjelasan prosedur untuk mengurangi kecemasan. Dengan mengetahui siapa klien,
dapat membantu perawat dalam memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien.
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal, memberikan
sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti perawat. Sikap pendirian ini
perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai standar etika untuk tujuan dan motivasi
yang baik.Kata etika merujuk pada kebiasaan yang benar dan yang salah. Dalam setiap
pertemuan dengan klien, perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika
keperawatan bersikap unik, sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap perawat
terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai penolong klien,
memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas kepada
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai sebagai
manusia
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
v Memberikan informasi
v Mempromosikan otonomi
v Jujur
Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat adalah ilmu
diartikan memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak
seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien daripada memberikan
seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring yang
3. Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring dan ¼ nya
adalahcuring.
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan pelayanan bagi mereka yang
sakit.
Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-
nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan
sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999),
kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam
bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian.Sedangkan “ada dengan” berarti
perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993).Kehadiran seorang perawat
membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan.Ada dua jenis
sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak.Sentuhan kontak merupakan sentuhan
langsung kullit dengan kulit.Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan yang
ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien.
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat punggung klien,
menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-
verbal).Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga
diri, dan memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat
dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah
terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab
hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu
perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien
sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien
merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya
(Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien
dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang.
Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau
hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan
lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.
Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien dapat memahami satu
sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik dengan melakukan hal seperti,
mengerahkan harapan bagi klien dan perawat; mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit,
atau perasaan yang diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial,
emosional, atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting.Keberhasilan intervensi keperawatan sering
bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk
menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk
aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan
perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat
2.4 Pengertian Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang difokuskan pada prilaku
individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat
dan perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. (Leininger, 2002).
klien
Caring : tindakan mendukung, berbentuk aksi atau tindakan
budaya klien
Perbedaan kultur : berupa variasi-variasi pola nilai yang ada di masyarakat mengenai
keperawatan
Cultural care university : hal-hal umum dalam sistem nilai, norma dan budaya
Etnosentris : keyakinan ide, nilai, norma, kepercayaan lebih tinggi dari yang lain
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu , penting bagi
perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) . Misalnya kebiasaan
hidup sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri , pekerjaan , pergaulan social , praktik
masing orang menurut umur . Kultur juga terbagi dalam sub – kultur .
Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut pandangan
keompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda .Kebiasaan hidup juga
Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat pelayanan dari
dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima pelayanan kesehatan pre-natal dari
dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan bahwa budaya Timur masih kental dengan hal –
Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur terhadap
berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik budaya tentang kesehatan dan
merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai –
nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda ras , yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan
praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) . Caring
practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan kesehatan.
Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan transkultural adalah
berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan
baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan terkumpul persamaan – persamaan . Lininger
teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang
sesuatu penyakit hingga akhirnya menyebabkan penyakit itu sendiri. (Kalbe medical portal)
Penyakit kronik ditandai banyak penyebab.Contoh penyakit kronis adalah diabetes, penyakit
jantung, asma, hipertensi dan masih banyak lainnya.Ada hubungan antara penyakit kronis
dengan depresi.Depresi adalah kondisi kronis yang mempengaruhi pikiran seseorang, perasaan
dan perilaku sehingga sulit untuk mengatasi peristiwa kehidupan sehari-hari. (Andres Otero-
Seseorang yang menderita depresi memiliki kemungkinan lebih tinggi menderita penyakit kronis
seperti diabetes, penyakit jantung atau asma.Penyebab depresi itu sendiri kompleks, terkait
dianjurkan untuk
mengkonsumsi obat dan psikoterapi.Salah satu pendekatan yang muncul menjadi lebih umum
untuk segala bentuk depresi adalah manajemen diri.Manajemen diri mengacu pada strategi orang
Pengobatan terhadap penyakit kronik yang telah dilakukan di masyarakat saat ini amat
kebudayaan masyarakat sederhana yang telah dijadikan sebagai salah satu cara pengobatan.
Pengobatan inilah yang juga menjadi aplikasi dari transkultural dalam mengobati suatu penyakit
kronik.Pengobatan tradisional ini dilakukan berdasarkan budaya yang telah diwariskan turun-
menyembuhkan penyakit TBC, yaitu daun waru yang diremas dan airnya dimasak sebanyak
setengah gelas.
2. Masyarakat di Papua percaya bahwa penyakit malaria dapat disembuhkan dengan cara
minta ampun kepada penguasa hutan lalu memetik daun untuk dibuat ramuan untuk diminum
3.
Masyarakat Jawa memakan pisang emas bersamaan dengan kutu kepala (Jawa: tuma) tiga kali
Pengobatan tradisional yang sering dipakai berupa pemanfaatan bahan-bahan herbal. Herba
sambiloto menjadi sebuah contoh yang khasiatnya dipercaya oleh masyarakat dapat mengobati
penyakit-penyakit kronik, seperti hepatitis, radang paru (pneumonia), radang saluran nafas
(bronchitis), radang ginjal (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu,
kencing nanah (gonore), kencing manis (diabetes melitus). Daun lidah budaya dan tanaman pare
juga dijadikan sebagai pengobatan herbal. Tumbuhan tersebut berkhasiat menyebuhkan diabetes
melitus.
Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun masih ada negara yang meyakini bahwa
pengobatan medis bukan satu-satunya cara mengobati penyakit kronik. Misalnya, di Afrika,
penduduk Afrika masih memiliki keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit. Mereka
menganggap bahwa obat-obatan tradisional sudah cukup untuk mengganti produk yag akan
dibeli, bahkan mereka menggunakan dukun sebagai penyembuh tradisional. Hal seperti ini juga
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yang actual atau potensial.Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan
menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu
mengatakannya.Peraturan utama dalam merawat pasien nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah
nyata, meskipun penyebabnya belum diketahui.Keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada
yang dipercaya olehnya atau yang dilakukan oleh perawat setelah melakukan pengkajian tentang
a.
Dengan membatasi gerak dan istirahat.Seorang pasien yang mengalami nyeri diharuskan untuk
tidak banyak bergerak karena jika banyak bergerak dapat memperparah dan menyebabkan nyeri
berlangsung lama.Menurut pandangan umat Islam, seseorang yang menderita nyeri untuk
mengurangi tau meredakannya dengan posisi istirahat atau tidur yang benar yaitu badan lurus
dan dimiringkan ke sebelah kanan.Hal ini menurut sunah rasul.Dengan posisi tersebut
diharapkan dapat meredakan nyeri karena peredaran darah yang lancer akibat jantung yang tidak
obat tradisional yang dapat meredakan nyeri bahkan lebih manjur dari obat yang diberikan oleh
dokter.Misalnya, obat urut dan tulang ‘Dapol Siburuk’ dari burung siburuk yang digunakan oleh
masyarakat Batak.
c. Dengan dipijat atau semacamnya. Kebanyakan orang mempercayai dengan dipijat atau
semacamnya dapat meredakan nyeri dengan waktu yang singkat. Namun, harus diperhatikan
bahwa apabila salah memijat akan menyebabkan bertambah nyeri atau hal-hal lain yang
merugikan penderita. Dalam budaya Jawa ada yang disebut dukun pijat yang sering didatangi
Berbagai tingkahlaku luar biasa yang dianggap oleh psikiater barat sebagai penyakit jiwa
ditemukan secara luas pada berbagai masyarakat non-barat. Adanya variasi yang luas dari
kelompok sindroma dan nama-nama untuk menyebutkannya dalam berbagai masyarakat dunia,
Barat maupun non-Barat, telah mendorong para ilmuwan mengenai tingkahlaku untuk
menyatakan bahwa penyakit jiwa adalah suatu ‘mitos’, suatu fenomena sosiologis, suatu hasil
dari angota-anggota masyarakat yang ‘beres’ yang merasa bahwa mereka membutuhkan sarana
untuk menjelaskan, memberi sanksi dan mengendalikan tingkahlaku sesama mereka yang
menyimpang atau yang berbahaya, tingkahlaku yang kadang-kadang hanya berbeda dengan
tingkahlaku mereka sendiri. Penyakit jiwa tidak hanya merupakan ‘mitos’, juga bukan semata-
semata suatu masalah sosial belaka. Memang benar-benar ada gangguan dalam pikiran, erasaan
sejumlah besar penyakit jiwa non-barat lebih dijelaskan secara personalistik daripada
naturalistik.
Sebagaimana halnya dengan generalisasi, selalu ada hal-hal yang tidak dapat dimasukkan secara
tepat ke dalam skema besar tersebut.Kepercayaan yang tersebar luas bahwa pengalaman-
pengalaman emosional yang kuat seperti iri, takut, sedih, malu, dapat mengakibatkan penyakit,
tidaklah tepat untuk diletakkan di dalam salah satu dari dua kategori besar tersebut.Mungkin
dapat dikatakan bahwa tergantung situasi dan kondisi, kepercayaan-kepercayaan tersebut boleh
dikatakan cocok untuk dikelompokkan ke dalam salah satu kategori.Misalnya, susto, penyakit
yang disebabkan oleh ketakutan, tersebar luas di Amerika Latin dan merupakan angan-angan.
Seseorang mungkin menjadi takut karena bertemu dengan hantu, roh, setan, atau karena hal-hal
yang sepele, seperti jatuh di air sehingga takut akan mati tenggelam. Apabila agen-nya berniat
merupakan suatu kebetulan atau kecelakaan belaka bukan karena tindakan yang disengaja.
Dalam ketakutan akan kematian karena tenggelam, tidak terdapat agen-agen apa pun.
untuk melakukan berbagai pengobatan jika sudah terkena agen.Kebanyakan pengobatan yang
dilakukan yaitu mendatangi dukun-dukun atau tabib-tabib yang sudah dipercaya penuh.Terlebih
lagi untuk pengobatan gangguan mental, hampir seluruh masyarakat desa mendatangi dukun-
dukun karena mereka percaya bahwa masalah gangguan jiwa/mental disebabkan oleh gangguan
ruh jahat. Dukun-dukun biasanya melakukan pengobatan dengan cara mengambil dedaunan yang
dianggap sakral, lalu menyapukannya ke seluruh tubuh pasien. Ada juga yang melakukan
pengobatan dengan cara menyuruh pihak keluarga pasien untuk membawa sesajen seperti,
Para ahli antropologi menaruh perhatian pada ciri-ciri psikologis shaman. Shaman adalah
seorang yang tidak stabil dan sering mengalami delusi, dan mungkin ia adalah seorang wadam
atau homoseksual.namun apabila ketidakstabilan jiwanya secara budaya diarahkan pada bentuk-
bentuk konstruktif, maka individu tersebut dibedakan dari orang-orang lain yang mungkin
menunjukkan tingkahlaku serupa, namun digolongkan sebagai abnormal oleh para warga
shaman biasanya berada dalam keadaan kesurupan (tidak sadar), dimana mereka berhubungan
relativisme yang ekstrim menggunakan contoh shamanisme sebagai hambatan utama dalam
arguentasi mereka bahwa apa yang disebut penyakit jiwa adalah sesuatu yang bersifat
kebudayaan.
Dalam banyak masyarakat non-Barat, orang yang menunjukkan tingkahlaku abnormal tetapi
tidak bersifat galak maka sering diberi kebebasan gerak dalam masyarakat mereka, kebutuhan
mereka dipenuhi oleh anggota keluarga mereka. Namun, jika mereka mengganggu, mereka akan
dibawa ke sutu temapt di semak-semak untuk ikuci di kamrnya. Sebuah pintu khusus (2 x 2 kaki)
dibuat dalam rumah, cukup untuk meyodorkan makanan saja bagi mereka dan sebuah pintu
tidak berhasil, sebagian disebabkan oleh kesulitan-kesulitan pada tahapan penelitian untuk
membongkar apa yang diperkirakan sebagai gejala primer dari gejala sekunder. Misalnya, gejala-
gejala primer yaitu yang menjadi dasar bagi depresi.Muncul lebih dulu dan merupakan inti dari
gangguan. Gejala-gejala sekunder dilihat sebagai reaksi individu terhadap penyakitya ; gejala-
gejala tersebut berkembang karena ia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan tingkahlakunya
1. Tinjauan Kasus
Kebanyakan manusia bervariasi sekitar 82-110 mg/dl pada keadaan sebelum makan. Setelah
makan akan naik sekitar 140 mg/dl. The American Diabetes Association merekomendasikan
kadar glukosa pasca-makan <180 mg/dl dan pra-makan pada kadar 90-130 mg/ dl. Pada laki-laki
dewasa sehat denagn berat 75 kg dan volume 5 liter darah, glukosa levelnya 110 mg/dl.
Pada penderita diabetes, kadar glukosa saat puasa >126 mg/ dl dan saat normal >200 mg/ dl.
v Kegemukan, dan
v Kesulitan mengatur makanannya karena kebiasaan budaya Jawanya makan makanan yang
manis.
b.Analisis kasus
- Kegemukan
menjaga pola makan dan melakukan implementasi independent dari dokter berupa pemberian
o
Memberikan pelayanan kesehatan selama medikasi di rumah sakit dan menjaga kondisi
o Memberi pendidikan kesehatan komunitas menyangkut deskripsi DM, diet dan bahayanya
o Menghimbau pola makan yang sesuai untuk diet DM dan juga dapat diterima pada budaya
pasien→dapat berupa mengganti gula yang ditolerir oleh penderita DM atau mengurangi
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-
hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai
3.2 SARAN
dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan kepercayaan, komitmen
membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain harus sudah dibangun sejak perawat
dalam masa pendidikan. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna
memberikan pemahaman yang mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar
bersikap caring dalam setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-praktek.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan
dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.(Duvall dan Logan ( 1986 ))
keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi oleh
seorang wanita.Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi kehangatan, cahaya, diet,
profesional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yang disebut dengan paradigma
keperawatan, yakni :
II. Lingkungan
III. Kesehatan
IV. Keperawatan
meletakan dasar teori keperawatan melalui filosofi keperawatan yakni dengan mengidentifikasi
pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal dengan teori
lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang
efisien.
B. Tujuan Penulisan
I. Tujuan Umum
TINJAUAN TEORI
keperawatan dan perhatian di mana perawat perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan
dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara,
lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat ( Nightingale,
1860; Torres, 1986 ). Melalui observasi dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan
antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan, sebagai hasil, yang menimbulkan
keperawatan adl.Ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang yang
sakit.
b. Tujuan tindakan keperawatan adalah memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan
c. Alasan tindakan keperawatan yakni Menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara
alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan luka.
d. Konsep individu adalah kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang
secara penuh.
f. Konsep lingkungan adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya
seseorang.
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan
Dalam Kamus Filsafat memaparkan beberapa pengertian tentang paradigma secara lebih
2. Dalam ilmu pengetahuan artinya menjadi model, pola, ideal. Dari model-model ini fenomenon
3. Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan atau mendefinisikan suatu
studi ilmiah konkret. Dan ini melekat di dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu
bahwa lingkungan pasien harus diubah untuk memungkinkan alam untuk bertindak atas pasien
Manusia sebagai klien yang bersifat keluarga ( sekelompok individu ) dan saling
berhubungan atau berinteraksi satu dengan yang lain dalam lingkungan atau masyarakat.
Manusia sebagai klien yang bersifat masyarakat akan memiliki kemampuan individu yang
( sekolah, institusi, universitas ), komunikasi ( langsung, tidak langsung, media ), dan sosial
b. Lingkungan
menempatkan pasien dalam kondisi terbaik bagi alam untuk bertindak (Selanders, 1998).Teori
ini memiliki komponen baik fisik maupun psikologis. Komponen fisik dari lingkungan mengacu
pada ventilasi, hangat, ringan, nutrisi, obat-obatan, stimulasi, ruang, suhu, dan aktivitas (Lobo,
2002; Nightingale, 1969; Reed & Zurakowski, 1996; Selanders, 1998) dalam
terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang penyakitnya.Terdapat pula komponen Sosial
c. Keperawatan
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosial, spiritual yan komprehensif yang
ditunjukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
bertujuan membawa atau mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan
Nightingale percaya bahwa setiap wanita, pada satu waktu dalam hidupnya, akan menjadi
perawat dalam arti bahwa keperawatan adalah memiliki tanggung jawab untuk kesehatan orang
lain. Buku catatan Nightingale tentang Keperawatan awalnya diterbitkan pada tahun 1859
bertujuan menyediakan pedoman wanita untuk merawat orang yang mereka cintai di rumah dan
memberikan nasihat tentang bagaimana untuk "berpikir seperti seorang perawat" (Nightingale,
1969, hal. 4)
d. Kesehatan
Nightingale (1954) menulis, “kesehatan bukan hanya menjadi baik tetapi untuk dapat
menggunakan dengan baik setiap kekuatan yang kita miliki ". Dari pernyataan ini, kita dapat
menyimpulkan bahwa ia percaya dalam pencegahan dan promosi kesehatan di samping merawat
Ada semacam hubungan kuat antara keluarga dan status kesehatan keuarganya, bahwa
eran dari keluarga sangat pending bagi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga
Konsep adalah suatu keyakinan yang komplek terhadap suatu obyek benda, suatu
peristiwa atau fenomena berdasarkan pengakuan dan persepsi seseoprang berupa ide pandangan
atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep merupakan suatu kerangka yang dapat dipahami,
fokus asuhan keperawatan dan perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit merupakan upaya awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran.Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu,
membantu proses penyembuhan pasien, dimana perawat lebih dituntut harus bisa membuat
lingkungan fisik, psikologis, dan sosial pasien selalu nyaman dengan lingkungan yang bersih.
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.
Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi
pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari
bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi
orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah.Posisi pasien ditempat tidur harus diatur
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya.Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan
aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya.
dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien.Tidak
boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya.Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita
hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan
dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi
lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang
Sebagai contoh dalam pengkajian keperawatan keluarga mengenai data lingkungan yang
tipe tempat tinggal rumah, gambaran kondisi rumah, dapur, kamar mandi, mengkaji pengaturan
Selain itu yang berkaitan dengan lingkungan psikis adalah pengkajian mengenai pola
komunikasi dalam keluarga seperti bagaimana kualitas dan frekuensi yang terjadi dalam
keluarga, bagaimana pesan emosional dapat tersampaikan dalam keluarga serta bagaimana
dalam keluarga, bagamana berjalannya fungsi keluarga sosialisasi serta bagaimana hubngan atau
II. Diagnosa Keperawatan
Berbagai masalah klien berhubungan dengan lingkungan antara lain :
2. Resiko Cedera
Suatu kondisi dimana keuarga mempunyai resiko yang merugikan yang disebabkan
kurangnya kesadaran terhadap bahaya lingkungan atau usia maturasi. Resiko cedera sebagai
akibat dari interaksi kondidsi lingkungan dengan adaptasi individu dan sumber pertahanan.
Kondisi keluarga ynag beresiko menularkan agen-agen patogen ke anggota yang lain.
III. Perencanaan
Upaya dasar dalam mempengaruhi pertumbuhan klien dalam konteks lingkungan yang
sehat dan nyaman dengan cara menyusun alaternatif-alternatif dan mngeidentifikasi sumber-
sumber kekuatan dari keluarga ( kemampuan perawatan mandiri, sumber pendukung atau
Salah satu tijauan dari rencana keperaatan dalam keluarga adalah membantu keluarga untuk
memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga itu sendiri.
IV. Implementasi
dalam hal ini yaitu modifikasi lingkungan, penyuluhan, konsultasi dan konseling.
V. Evaluasi
merupakan salah satu hal yang mempengaruhi dalam kesembuhan klien. Lingkungan yang sehat
akan mempercepat pemulihan kesehatan klien, begitu pula sebaliknya lingkungan yang kurang
sehat baik lingkungan fisik, sosial maupun psikologis dapat mengganngu kesehatan individu.
Evaluasi yang dilakukan dalam keperawatan keluarga adalah membandingkan status
fokus asuhan keperawatan dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit, yang merupakan upaya awal untuk memisahakan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Konsep inti yang paling rekleftif dan tulisan-tulisan Nightingale adalah konsep
lingkungan. Meskipun ia cenderung untuk menekankan lingkungan fisik dari pada lingkungan
psikologis atau sosial, ini perlu dilihat dalam konteks waktu dan aktivitasnya sebagai pemimpin
perawat di lingkungan yang dilanda perang. Hal ini dimengerti bahwa dia, telah menyaksikan
pada 1850 awal kotoran, hama, dan kematian dalam suatu rumah sakit barak enermous, akan
fokus peningkatan berat sehingga lingkungan membantu tentara untuk sekedar bertahan hidup.
Melalui penekanan, angka kematian dari 42 mengejutkan per 100 yang rendah dari 22 per
1000.Keberhasilan ini memberikan dasar yang kuat saat melihat keperawatan dengan caranya
perkembangan suatu organisme dan mampu mencegah, menekankan, atau berkontribusi terhadap
penyakit atau kematian. Nightingale menyatakan tentang pemberian hal-hal seperti ventilasi,
udara bersih dan air, kebersihan, dan kehangatan, sehingga proses reparatif yang menunjukkan
bahwa alkam telah menyatu. Juga membantu pasien terhadap retensi kakuatan vital mereka
dengan memenuhi kebutuhan mereka dipandang sebagai tujuan keperawatan.Rasa keyakinannya
dinyatakan ketika berbicara tentang unsur lingkungan hidup yang menganggu kesehatan, seperti
Praktik medis tidak dipandang sebagai suatu proses kuratif, namun memiliki fungsi
membantu alam. Dengan demikian, menyusi juga merupakan praktik noncurative diamana
pasien dinyatakan dalam kondisi terbaik untuk alam.Kondisi ini ditingkatkan dengan
Pada detik ini, sangat membantu untuk berpikir tentang pasien yang telah menjalani
operasi, seperti operasi pembuatan lubang stoma dan menghubungkan apa yang dinyatakan
Nightingale. Ilmu kedokteran dapat dilihat sebagai fungsi untuk menghilangkan bagian yang
sakit, sedangakan menyusun tempat pasien dalam lingkungan dimana alam dapat membantu
keperawatan berlaku sampai hari ini seperti lebih dari seratus tahun lalu, terlepas dari kenyataan
bahwa baik di rumah maupun rumah sakit lingkungan saat ini lebih canggih daam strukturnya.
Ini harus disimpan dalam pikiran sebagai teori yang dipandang lebih terinci.
Care.Seperti perawatan luka diabetes di rumah oleh perawat, dimana perawat secara mandiri
1. Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia keperawatan.
2. Pada zaman keperawatan Florence Nightingale memandang pasien dalam kontek keseluruhan
3. Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah pemberian obat
dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
4. Pengkajian atau observasi yang dilakukan Florence Nightingale bukan demi berbagai
informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyalamatan hidup dan meningkatkan
5. Semua tindakan yang dilakukan penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan Y.M.E.
6. Asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan semangat semata-mata untuk kesembuhan
pasien.
7. Mampu memberi dasar bagi perawat dalam melakukan tindakan mandiri sepeerti dalam home
care.
8. Memberi kesempatan pada individu untuk mampu melakukan perawatan secara mandiri.
2) Teori Florence ini masih bersifat filosofi yakni hanya sebatas pengalaman Florence saat
5) Lingkungan dan anggota keluarga yang kurang mendukung pengaplikasian teori ini
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
aspek yang paling utama dalam proses penyembuhan pasien. Jika ada seseorang yang sakit maka
lingkungannya harus diperbaiki sedemikian rupa agar mendukung proses penyembuhan pasien.
Menurut Florence Pelajaran paling penting yang dapat diberikan kepada perawat adalah
mengajari mereka apa yang harus diamati, bagaimana mengamati, apa gejala menunjukkan
keadaan pasien yang membaik, apa yang penting dari tidak ada, apa bukti kelalaian dan tentang
lingkungan pada pasien baik secara fisik maupun psikologi.Disamping itu Florence percaya
bahwa tindakan pencegahan dan promosi kesehatan adalah hal yang tak kalah penting dibanding
B. Saran
Saran bagi mahasiswa agar lebih memahami ,mengerti serta dapat mengaplikasikan teori
Florence Nightingale kedalam praktik asuhan keperawatan. Saran bagi pembaca agar