Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TELAAH JURNAL
EFEKTIVITAS FACILITATED
TUCKING DENGAN MUSIK MOZART
TERHADAP SKALA NYERI NEONATUS MENERIMA VAKSIN
Dosen : Ns. Bestfy Anitasari, S.Kep., M.Kep. Sp.Mat

DISUSUN OLEH:

TASYA ALIVIA HASRI


01.2018.024

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

TAHUN AJARAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmatnya,
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah Telaah Jurnal Efektivitas Facilitated
Tucking Dengan Musik Mozart Terhadap Skala Nyeri Neonatus Menerima Vaksin.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit mengalami hambatan dan kesulitan, namun
berkat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak serta kerja keras, Alhamdulillah
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Atas bantuan, bimbingan serta dukungan, Penulis ucapkan terimakasih kepada Dosen
yang telah membimbing, serta teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam
segi isi maupun penulisan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif
demi perbaikan makalah kedepannya. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Palopo, 28 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan Umum dan Khusus...............................................................................1
C. Manfaat.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Vaksinasi...........................................................................................................3
B. Neonatus...........................................................................................................4
C. Facilitated Tucking...........................................................................................5
D. Terapi Musik Mozart........................................................................................6
E. Efektivitas Facilitated Tucking Dengan Musik Mozart Terhadap Skala Nyeri
Neonatus Menerima Vaksin..............................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................8
B. Saran.................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................x

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,Imunisasi
merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakitmenular yang
merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatansebagai salah satu bentuk
nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs)
khususnya untuk menurunkan angkakematian pada anak. Kegiatan Imunisasi diperluas
menjadi Program PengembanganImunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan
terhadap beberapaPenyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu
Tuberkulosis,Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B.
Nyeri neonatus menurut Internasional Assosiation For The Study of Pain (IASP)
suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berhubungan
dengan kerusakan aktual atau potensia. Penilain dan pengelolaan nyeri pediatric terbagi
menjadi empat kategori, diantaranya nyeri yang berhubungan dengan penyakit (misalnya
artitits, penyakit sel sabit), nyeri yang berhubungan dengan trauma fisik yang dapat
dilihat (missalnya fraktur, luka bakar), nyeri yang berhubungan dengan penyakit, atau
cedera fisik yang jelas atau spesifik (missalnya Tension haeadache, nyeri abdomen, nyeri
yang berhubungan dengan tindakan medis dan dental (missal, sirkumsisi, injeksi)
(Rudolph, 2015). Penatalaksanaan Nyeri dibagi menjadi 2 yakni farmakologi berupa
anestesi topical dan penggunaan rutin infus morfin, sedangkan nonfarmakologi berupa
pemberian oral sukrosa/glukosa, non nutritive sucking, terapi musik, ASI atau menyusui,
perawatan kanguru (skin to skin contac), swaddling, developmental care.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari topik pembahasan yang saya angkat adalah yaitu mengetahui
efektivitas facilitated tucking dengan musik mozart terhadap skala nyeri neonatus
menerima vaksin.
2. Tujuan Khusus

1
a) Untuk mengetahui definisi vaksinansi, jenis vaksinansi, waktu pemberian, dan
manfaat jenis-jenis vaksinasi.
b) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan neonatus.
c) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan facilitated tucking.
d) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan terapi music Mozart
e) Untuk mengetahui apa keuntungan dan kerugian atau manfaat facilitated tucking
dan music Mozart.

C. Manfaat
Manfaat dari isi makalah yang didapat yakni mengetahui lebih mendalam
bagaimana tindakan yang efektif untuk mengurangi nyeri dalam memberikan vaksin pada
neonatus dengan mengetahui definisi, jenis manfaat pada vaksin, dan neonatus serta
mengetahui apa saja cara yang dilakukan untuk mengurangi nyeri dengan metode
nonfarmakologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Vaksinasi
Vaksinasi atau imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
(Kemenkes RI, 2013). Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan
aktif maupun pasif (Ranuh et.al, 2011).

1. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi
antibodi sendiri. Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang
diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami
reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral
serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka
tubuh secara cepat dapat merespon (Maryunani, 2010). Vaksin diberikan dengan
cara disuntikkan atau per oral/ melalui mulut.

2. Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk


memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif
tersebut untuk kekebalan tubuhnya. Antibodi yang ditujukan untuk upaya
pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun
virus. Imunisasi pasif dimana zat antinya didapat dari luar tubuh, misalnya dengan
suntik bahan atau serum yang mengandung zat anti. Zat anti ini didapat oleh anak
dari luar dan hanya berlangsung pendek , yaitu 2-3 minggu karena zat anti seperti
ini akan dikeluarkan kembali dari tubuh anak (Maryunani, 2010).
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar
dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit
yang sering berjangkit (Proverawati dan Andhini, 2010). Program imunisasi mempunyai
tujuan umum yaitu menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Berdasakan survei awal yang dilakukan

3
dalam jurnal yang saya angkat yakni di Rumah sakit Mitra Medika Medi memberikan
vaksin atau imunisasi jenis Hepatitis B pada neonatus dengan berat badan >2500 gram
sebanyak 124 bayi dan tercatat 75 bayi diantaranya beragama islam data ini terhitung
mulai tanggal 1 sampai 26 November 2018. Tujuan vaksin hepatitis B diberikan dalam
kombinasi dengan DTwP untuk mempermudah pemberian dan meningkatkan cakupan
hepatitis B3 yang masih rendah.
Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B, yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak
hati (Maryunani, 2010). Kini paling tidak 3,9% ibu hamil mengidap hepatitis B aktif
dengan risiko penularan kepada bayinya sebesar 45%. Vaksin hepatitis B harus segera
diberikan setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan upaya pencegahan
yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari
ibu kepada bayinya. Vaksin hepatitis B diberikan sebaiknya 12 jam setelah lahir dengan
syarat kondisi bayi dalam keadaan stabil, tidak ada gangguan pada paru-paru dan jantung
(Maryunani, 2010). Vaksin diberikan secara intramuskular dalam. Pada neonatus dan
bayi diberikan di anterolateral paha,.

B. Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph, 2015).
Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama (Koizer, 2011).
Neonatus adalah bulan pertama kelahiran. Neonatus normal memiliki berat 2.700 sampai
4.000 gram, panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry, 2009). Dari
ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan neonatus adalah bayi yang lahir 28 hari
pertama.
Neonatus memiliki ciri berat badan 2700-4000gram, panjang, panjang 48-53 cm,
lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry, 2009). Neonatus memiliki frekuensi denyut
jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut
kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks
sudah terbentuk dengan baik (Dewi, 2010). Klasifikasi neonatus menurut Marni (2015) :
1. Neonatus menurut masa gestasinya
a) Kurang bulan (preterm infan) :<259 hari ( 37 minggu)

4
b) Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
c) Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
2. Neonatus menurut berat lahir :
a) Berat lahir rendah : <2500 gram.
b) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram.
c) Berat lahir lebih : >4000 gram.
3. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran berat
lahir yang sesuai untuk masa kehamilan :
a) Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan.
b) Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan.
Karakteristik usia kelahiran, tinggi badan serta berat badan diperlukan dalam
penelitian jurnal. Diketahui karakteristik kelahiran sebanyak 38 orang dimulai dari 38 –
40 minggu, tinggi badan sebanyak 10 dengan panjang rata-rata 50 cm serta berat badan
sebanyak 7 dengan berat 3200 dan 3500 gram. Berat badan janin sangat ditentukan pada
umur kehamilan sehingga tidak jarang untuk menentukan berat badan janin dilihat dari
usia kehamilan. Pada umur kehamilan 28 minggu berat janin kurang lebih 1000 gram,
sedangkan pada kehamilan 37 – 42 minggu berat janin diperkirakan mencapai 2500–3500
gram (Prawirohardjo, 2012).

C. Facilitated Tucking
Facilitated tucking merupakan salah satu metode non farmakologi dalam
mengurangi rasa sakit pada penyuntikan vaksinasi terhadap neonatus. Facilitated tucking
merupakan tindakan memfasilitasi posisi fleksi miring ke salah satu sisi dimana salah
satu tangan melakukan fiksasi dengan lembut daerah kepala dan tangan bayi, dan tangan
lainnya memfiksasi daerah kaki dan bokong bayi (Liaw et al 2011). Facilitated tucking
sendiri dapat mempertahankan stabilitas sistem saraf otonom dan motori sehingga
menurunkan tingkat stres dikarenkan adanya batas-batas fisik dan posisi janin yang
ditekukan dapat merangsa dengan lembut untuk proprioseptif, termal, dan taktil sistem
sensorik, yang dapat memodifikasi mekanisme kontrol gerbang yang mengakibatkan
perubahan transmisi nyeri (Nayer, 2017). Posisi facilitated tucking dapat mengatur tubuh

5
terhadap respon nyeri selama prosedur (Axelin, Salantera, Kirjavainen, & Lehtonen,
2009).
Frekuensi responden menurut usia kelahiran pada kelompok yang diberikan
facilitated tucking dengan usia kelahiran terbanyak 39 sebanyak 18 (95,7%) dan 40
minggu sebanyak 1 orang (5,3%) P=,000. Frekuensi responden menurut kategori berat
badan pada kelompok yang diberikan facilitated tucking dengan berat badan 2600 dan
3500 gram sebanyak 3 (15,8%) P=0,964. Frekuensi responden menurut kategori tinggi
badan pada kelompok yang diberikan facilitated tucking dengan tinggi badan 50 cm
sebanyak 4 (21,1%) P=0,838.
Durasi menangis setelah diberi vaksinasi dengan diberikan nonfarmakologi
berupa facilitated tucking pada saat bayi diberikan vaksinasi dengan durasi menangis
lebih rendah dengan rata-rata menangis 9,53 (Sd=9,288)P=0,960. Disimpulkan semakin
rendah durasi menagis bayi maka semakin berkurang skala nyeri yang dialami bayi
tersebut.

D. Terapi Music Mozart


Musik telah diyakini memiliki efek yang positif neonatus. Terapi musik
merupakan salah satu penatalaksanaan nyeri nonfarmakologi. Terapi musik dapat
meningkatkan stabilitas fisiologis dan mengurangi respon nyeri saat nyeri prosedural,
bagaimanpun, jalan yang lebih ketat diperlukan untuk konfirmasi. Paparan suara akrab
telah positif terkait dengan stabilitas ditingkatkan fisiologis (jantung menurun dan
tingkatpernapasan dan pengingkatan saturasi oksigen) (Johnston et al., 2011). Efek positif
musik terhadap neonatus antara lain dapat mengurangi rawat, saturasi oksigen stabil,
meningkatkan kepekaan terhadap stimulus, mengurangi respon Stres dan meningkatkan
interaksi dan ikatan batin orang tua dengan bayi (Gooding, 2010) sedangkan menurut
Thiel (2010) Musik juga memiliki efek positif terhadap tanda-tanda vital, respon nyeri,
dan perkembangan bayi dan biasanya musik dipendegarkan selama 2 menit sebelum
tindakan pengambilan darah hingga selesai (Zubaidah, 2015). Musik Mozart biasanya
diperdengarkan dengan pola getaran yang dapat menurunkan tekanan darah,
memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi dan aktivitas gelombang otak dan
dapat meningkatkan perasaan rileks atau nyaman, mampu mengalihkan perhatian dari

6
rasa takut yang disebabkan karena hormon stres mengaktifkan hormon endorfin alami
atau serotonin yang mampu memperbaiki sistem tubuh (Haruyama, 2013).
Frekuensi responden menurut usia kelahiran pada kelompok yang diberikan
music mozart dengan perlakuan usia kelahiran 38 minggu sebanyak 3 orang (15,8%),39
minggu sebanyak 15 orang (78,9%) dan 40minggu sebanyak 1 orang (5,3%) P=,000.
Frekuensi responden menurut kategori berat badan pada kelompok yang diberikan
musikmozart mayoritas berat badan 3200 gram sebanyak 4 (21,1%) P=0,808. Frekuensi
responden menurut kategori tinggi badan pada kelompok yang diberikan musik mozart
mayoritas tinggi badan 50 cm sebanyak 6 (31,6%) P=0,173. Terapi musik mozart yang
diberikan pada kelompok responden mengalami menangis dengan rata-rata menangis
35,00(Sd=16,100) P=0,913.

E. Efektivitas Facilitated tucking dengan Musik Mozart terhadap Skala Nyeri


Neonatus Menerima Vaksinasi

Pemberian terapi musikmozartdan facilitated tucking keduanya dapat menurunkan


skala nyeri tetapi lebih efektif facilitated tucking dalam menurunkan skala nyeri
dibandingkan terapi music Mozart dengan perbandingan rata-rata skala nyeri setelah
diberikan perlakuan pada pada pada kelompok yang diberikan terapi musik mozart
dengan rata-rata 2,05 dan mode 2, sedangkan pada kelompok facilitated tucking nilai
rata skala nyeri sebesar 1,11 dan mode 1 dengan nilai signifikan P= 0.048.
Facilitated tucking lebih efektif ketimbang terapi music karena terapi music
mozart tidak terlalu berfungsi pada respoden bayi baru lahir saat dilakukan vaksinasi
HB0 disebabkan karena bayi baru lahir pendegaranya tidak bergitu jelas yang
disebabkan karena masih banyaknya cairan Vernix caseosa pada telinga tengah bayi yang
menghambat gelombang suara melewati gedang telingga sehingga penyampaian suara ke
dalam otak tidak begitu jelas. Dwi (2016) dalam Kamalluddin (2010) mengatakan tangan
diletakan atau mengusapkan di bagian tubuh pasiansakit agar tubuh dapat memperbaiki
energy merupakan pengertian dari Healing touch atau terapi sentuh.

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Vaksinasi atau imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
(Kemenkes RI, 2013). Program imunisasi mempunyai tujuan umum yaitu menurunkan
angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I). Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B, yaitu penyakit infeksi yang
dapat merusak hati (Maryunani, 2010). Kini paling tidak 3,9% ibu hamil mengidap
hepatitis B aktif dengan risiko penularan kepada bayinya sebesar 45%.
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (rudolph, 2015).
Neonatus normal memiliki berat 2.700 sampai 4.000 gram, panjang 48-53 cm, lingkar
kepala 33-35cm (potter & perry, 2009). Klasifikasi neonatus menurut marni (2015) yakni
neonatus menurut masa gestasinya, neonatus menurut berat lahir dan neonatus menurut
berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk
masa kehamilan.
Dalam mengurangi nyeri akibat pemberian imunisasi pada bayi baru lahir
dilakukan dua metode nonfarmakologi yakni facilitated tucking dan terapi musik Mozart.
Facilitated tucking merupakan tindakan memfasilitasi posisi fleksi miring ke salah satu
sisi dimana salah satu tangan melakukan fiksasi dengan lembut daerah kepala dan tangan
bayi, dan tangan lainnya memfiksasi daerah kaki dan bokong bayi. Sedangkan terapi
musik Musik Mozart biasanya diperdengarkan dengan pola getaran yang dapat
menurunkan tekanan darah, memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi dan
aktivitas gelombang otak dan dapat meningkatkan perasaan rileks atau nyaman, mampu
mengalihkan perhatian dari rasa takut yang disebabkan karena hormon stres
mengaktifkan hormon endorfin alami atau serotonin yang mampu memperbaiki sistem
tubuh.

8
B. Saran
Penulis berharap dalam makalah memberikan manfaat pada pembaca dan
mempelajari lebih dalam lagi menyangkut manfaat penatalaksanaan nonfarmakologi
dalam mengurangi nyeri pada neonatus, sehingga dalam melakukan asuhan keperawatan
pada neonatus dapat mengurangi dampak negative serta kekhawatiran orang tua bayi.
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sibarani, Mey Sari.2017. Pemberian Imunisasi Dan Status Gizi Anak Batita Umur 12-36
Bulan.Tahun 2016. Diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68766/Chapter%20II.pdf?sequenc
e=4&isAllowed=y. Diakses 7 November 2019

Unknown. 2019. Neonatus. Diunduh dari http://repository.unimus.ac.id/1723/4/BAB%20II.pdf.


Diakses 18 Januari 2020

Haruyama, S. 2011. The Miracle of Endorphin.Bandung : Qanita.

Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014.Jakarta : Kemenkes RI

Nayer Salmani dkk.2017.Effect of Facilitated Tucking Created with Simulated Hands on


Physiological Pain Indicators during Venipuncture in Premature Infants.Iranian Journal
of Neonatology.Vol.8:4.Diunduh Https://www.ijn.mums.ac.ir.Diakses 20 Oktober 2018.

Rudolph. (2010). Buku Ajar Pediatric Rudolph (Buku kedokteran), edisi 20. Jakarta : Rineka
Cipta

Saputra Lyndon.2014.Catatan ringkas Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Tangerang Selatan :


Binarupa Aksara.

Setyoadi, Kushariyadi.2011.Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta :


Salemba Medika.

Sibel Kucukoglu dkk.2015.The effect of the Facilitated Tucking position in reducing


vaccination-induced pain in newborns. Italian Journal of Pediatric .Vol 41:61. Diunduh
dari Https://www.jks.fikes.unsoed.ac .id. Diakses 20 September 2018.

x
Tayebe Reyhani dkk.2014.The Effect of Facilitated Tucking (FT) During Venipuncture
onDuration of Crying in Preterm Infants. Int J Pediatr, Vol.2:4-3. Diunduh dari
https://www.ijp.mums.ac.ir. Diakses 04 November 2018.

Utami Wahyu Ekasari. 2015. Pengaruh Umur Ibu, Paritas, Usia Kehamilan, dan Berat Lahir Bayi
terhadap Asfiksia Bayi pada Ibu Pre Eklamsia Berat. Tesis. Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diundah dari https://eprints.uns.ac.id, .Diakses 25
januari 2019.

Zubaidah dan Elsa Naviati.2015. Pengaruh Facilitated Tucking dan Musik Terhadap Respon
Nyeri Bayi Prematur Ketika Pengambilan Darah. Jurnal Keperawatan Soedirman. Vol
10:2. Diunduh dari https://wwwjks.fikes.unsoed.ac.id.Diakses 25 September 2018.

xi

Anda mungkin juga menyukai