Anda di halaman 1dari 15

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Ny. E (L/ P ) Umur : 22 tahun


Diagnosa medis : Abdominal pain Ruangan : Anggrek Lantai 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Pemeriksaan tekanan darah

2. Diagnosa keperawatan:
- Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:


1) Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.
4) Mencuci tangan
R: mengurangi penyebaran bakteri dan penularan penyakit
5) Memasang sarung tangan bersih.
R: mencegah terjadinya infeksi
6) Mengatur posisi pasien
R : untuk mempermudah tindakan dan kenyamanan pasien
7) Meminta pasien untuk meluruskan tangan pasien
R : menjaga keakuratan hasil
8) Palpasi arteri branchialis dan pasang manset ke lengan pasien
R : mennetukan tempat untuk meletakkan stetoskop dan memudahkan tindakan
9) Tutup kunci pompa manset
R : memudahkan pada saat memompa
10) Letakkan stetoskop pada arteri brachialis
R : untuk mengaustulkasi nilai systole dan diastole
11) Pompa manset sampai arteri radialis tak teraba, kemudian naikkan 20-30 mmHg
R : menjaga keakuratan hasil pemeriksaan
12) Mengondorkan pipa 2-3 mmHg per denyut
R : menjaga keakurata hasil pemeriksaan
13) Mencatat bunyi korotkof I (systole) V (diastole) pada manometer sebagaimana
penurunan tekanan
R : mengetahui nilai systole dan diastole
14) Melonggarkan pompa segera sesudah bunyi terakhir hilang
R : memberikan rasa nyaman pada pasien
15) Melepas manset dari lengan pasien
R : mengakhiri tindakan
1) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
2) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
3) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit
4) Dokumentasikan
R: mencatatyang sudah dilakukansebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Bahaya : Memompa manset saat mengukur tekanan darah yang terlalu kencang akan
menyakiti pasien
- Cara mencegah : memastikan melakukan tindakan seuai prinsip tindakan

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Untuk monitoring status kesehatan klien
- Data pendukung pasien yang mengalami nyeri

6. Hasil yang didapat dan maknanya:


- TD : 100/70 mmHg (tekanan darah rendah)
- Pasien mengetahui tekanan darahnya

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/ diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi)
- Mandiri : menganjurkan klien untuk istirahat dan rileks
- Kolaborasi : pemberian pemberian analgetik
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. J (L/ P ) Umur : 69 tahun


Diagnosa medis : Efusi Pleura Ruangan : Anggrek Lantai 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Memberi posisi semi fowler

2. Diagnosa keperawatan:
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (Post Operasi pemasangan WSD)

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:


1) Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.
4) Mencuci tangan
R: mengurangi penyebaran bakteri dan penularan penyakit
5) Memasang sarung tangan bersih.
R: mencegah terjadinya infeksi
6) Pasien yang sedang berada di tempat tidur, bed pasien dapat langsung diatur dengan
setengah duduk atau 450
R : untuk memberikan kenyamanan pada pasien
7) Jika meggunakan sandaran punggung, pasien didudukkan kemudian diletakkan
sandaran punggung diatas kasur dibagian kepala dan di atur sampai setengah duduk
dan dirapikan
R : untuk memberikan kenyamanan pada pasien
8) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
9) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
10) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit
11) Dokumentasikan
R: mencatat yang sudah dilakukan sebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Pasien pada posisi fowler berisiko terhadap kontraktur fleksi servikal bila bantal
terlalu tebal. Komplikasi tambahan dapat meliputi rotasi eksternal pinggung,
footdrop dan kerusakan pada sacrum dan tumit
- Pencegahan : tidak menggunakan bantal terlalu lama, jangan posisikan terlalu lama
dan melakukan perubahan posisi selama 24 jam

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien
- Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien

6. Hasil yang didapat dan maknanya:


- Setelah diberikan posisi semi fowler pada pasien, pasien merasa aman dengan
kondisinya dan tidak terlalu merasa nyeri

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/ diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi)
- Mandiri : pantau kondisi pasien
- Kolaborasi : pemberian obat atau terapi
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. M (L/ P ) Umur : 30 tahun


Diagnosa medis : Nefrolitiasis Ruangan : Anggrek Lt. 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Perawatan luka post op

2. Diagnosa keperawatan:
- Resiko infeksi

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:


1) Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.
4) Mencuci tangan
R: mengurangi penyebaran bakteri dan penularan penyakit
5) Memasang sarung tangan bersih.
R: mencegah terjadinya infeksi
6) Mengatur posisipasien
R: mempermudah melakukan perawatan luka
7) Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan
menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas kedalam bengkok. Jika
menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya dan
menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan
kulit dan kearah balutan.
R: Mempermudah pelepasan
8) Letakkan balutan kotor ke bengkok lalu buang ke kantong plastic
R: Menghindari kontaminasi
9) Kaji luka terhadap adanya infeksi seperti rubor, kalor, tumor, dolor, dan
fungsilaesa
R: Mengatahui apakah ada pus atau tidakmaupun tanda infeksi
10) Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dengan
memperhatikan teknik aseptic
R: Teknik steril
11) Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
R: Menghindari transisi mikroorganisme.
12) Membersihkan luka denganNacl 9% sambil ditekan apakah ada pus yang keluar
R: Cairan Nacl salah satu cairan yang sama dengan tubuh
13) Membersihkan dengan usapan satu arah
R: Memaksimalkan pembersihan dari mikroorganisme
14) Penutupan jahitan dengan kassa steril
R: Menghindari infeksi dan perawatan luka jahitan
15) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
16) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
17) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit
18) Dokumentasikan
R: mencatatyang sudah dilakukansebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Bahaya : Nyeri bisa timbul ketika diberikan penekanan pada saat mengetahui pus
- Cara mengatasi: berikan distraksi pada pasien dengan menjalankan komunikasi

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Menghilangkan sekresi yang menumpuk dan jaringan mati pada lukan insisi
- Mencegah terjadinya infeksi pada luka jahit
- Memberi rasa aman dan nyaman
- Membantu mempercepat penyembuhan luka

6. Hasil yang didapat dan maknanya:


- Luka jahitan belum kering dan terdapat cairan yang keluar saat menekan luka
- Ada sedikit bercak darah yg menempel di kasa balutan
- Perawatan luka jahitan luka post operasi dengan benar dan sesuai dengan prosedur
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah/ diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi):
- Mandiri : Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan dan
menghindari infeksidengan cara mengganti balutan dengan yang baru
- Kolaborasi : memberikan pemberian antibiotic
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : An. F (L/ P ) Umur : 4tahun


Diagnosa medis : Vulnus Laceratum Regio Mucosa Buccal Ruangan : Anggrek Lantai 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Melakukan Aff Infus

2. Diagnosa keperawatan:
- Kesiapan peningkatan nutrisi

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:


1) Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.
4) Mencuci tangan
R: mengurangi penyebaran bakteri dan penularan penyakit
5) Memasang sarung tangan bersih.
R: mencegah terjadinya infeksi
6) Mengatur posisi pasien
R : untuk mempermudah tindakan dan kenyamanan pasien
7) Mengklem atau mematikan tetesan infus pasien
R: agar memudahkan dalam melepas infus
8) Membasahi plester yang melekat pada kulit dengan kapas alcohol
R: memudahkan melepas dan mencegah nyeri saat melepas plester
9) Melepas plester dari kulit secara perlahan
R: agar pasien tidak merasakan nyeri
10) Mengkaji tanda-tanda infeksi
R: mengetahui apakah terjasi infeksi akibat pemasangan infus
11) Menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol
R: mencegah darah keluar dari vena
12) Mencabut kanul infus secara perlahan
R: agar darah di vena tidak keluar
13) Fiksasi tempat tusukan dengan plester
R: mencegah infeksi dan memfiksasi kapas agar tertekan
14) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
15) Bereskan alat dan pasien
R : memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
16) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
17) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit
18) Dokumentasikan
R: mencatat yang sudah dilakukansebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Darah mengalir terus dari vena area penusukan.
Cara mengatasi: menekan area penusukan dengan kapas alkohol
- Nyeri yang dirasakn pasien saat melepas plester dan kanul
Cara mengatasi: berhati-hati dalam melepaskan kanul dan plester

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Agar tidak timbulnya reaksi alergi, emboli udara dan infeksi

6. Hasil yang didapat dan maknanya:


- Pasien merasa nyaman
- Pasien tidak merasa nyeri
- Berkurangnya resiko infeksi

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/ diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi)
- Mandiri : anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi : pemberian obat atau terapi
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Ny. S (L/ P ) Umur : 81 tahun


Diagnosa medis : Suspect Fraktur pelvis Ruangan : Anggrek Lt. 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Pemasangan infus

2. Diagnosa keperawatan:
- Kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional:


1) Persiapkan alat yang diperlukan dalam pemasangan infus (infuse set, surflu, sarung
tangan, tornequit, perlak, botol infuse, kapas alcohol, hepaviks.
R: dengan menyiapkan alat dengan benar maka dapat mempermudah dan
mempercepat pemasangan infus
2) Melakukan verifikasi program pengobatan pasien
R: memastikan tindakan yang diberikan sesuai dengan program pengobatan pasien
3) Mencuci tangan
R: mengurangi penularan mikroorganisme
4) Mengidentifikasi pasien dan menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
R: mencegah terjadinya salah pasien dan mengurangi rasa cemas
5) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
R: membuat keadaan pasien rileks
6) Dekatkan alat didekat pasien
R: mempermudah dalam melakukan tindakan
7) Sambungkan cairan infus ke infus set, gantung di tiang
R: mempermudah dalam pemasangan infus
8) Pasang perlak dibawah daerah yang akan ditusuk
R: menjaga kebersihan daerah sekitar penusukan
9) Pasang tourniquet 5-10 cm di atas tempat penusukan dan kencangkan
R: untuk mempermudah menemukan vena yang akan ditusuk
10) Pasang sarung tangan
R: mencegah penyebaran mikroorganisme
11) Tentukan vena yang akan ditusuk
R: vena yang sesuaiakan mengurangi nyeri pada vena
12) Desinfeksi daerah yang akan ditusuk
R: mencegah terjadinya infeksi
13) Lakukan penusukan pada daerah yang sudah di desinfeksi dengan sudut 30o
R: cara ini dapat mengurangi trauma saat memasukkan jarum
14) Lepas tourniquet apabila berhasil
R: mengurangi tekanan pada vena
15) Hubungkan jarum intravena dengan infus set, buka klem dan alirkan cairan
R: untuk memberikan pasien cairan sesuai kebutuhan
16) Fiksasi jarum intravena
R: agar jarum tidak lepas dan tetap berada pada posisinya
17) Desinfeksi daerah tusukan dan tutup dengan kasa steril dan plester.
R: mencegah perkembangan mikroorganisme pada daerah penusukan
18) Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan pasien
R: menjalankan terapi cairan sesuai anjuran
19) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
20) Bereskan alat dan pasien
R : memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
21) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
22) Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
R: mengurangi penyebarab bakteri dan penularan penyakit
23) Dokumentasikan
R: mencatat yang sudah dilakukansebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Adanya emboli udaradi selang infus
Pencegahannya : Saat pemasangan infus pastikan tidak ada emboli udara pada selang
- Hematom
Pencegahan : Teliti dalam melakukan penusukan pada vena

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh atau mengganti cairan tubuh yang hilang
akibat mual muntah pasien
6. Hasil yang didapat dan maknanya:
- Tidak terjadi perdarahan dilokasi penusukan ifus
- Dengan pemasangan infus kebutuhan cairan yang hilang dapat terpenuhi, tidak
terjadinya kerusakan pada vena
- Klien merasa nyaman dan aman

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/ diagnose tersebut. (mandiri dan kolaborasi)
- Mandiri : memantau kondisi pasien serta menyarankan untuk lebih banyak minum air
hangat
- Kolaborasi : pemberian obat atau terapi
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. J (L/ P ) Umur : 69 tahun


Diagnosa medis : Efusi Pleura Ruangan : Anggrek Lantai 1

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:


- Teknik Relaksasi Nafas Dalam

2. Diagnosa keperawatan:
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (Post Operasi pemasangan WSD)
- Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional


1) Memberi salam, perkenalan diri, menanyakan nama pasien.
R: penerapan komunikasi terapeutik.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
R: memberikan informasi pada pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Menanyakan persetujuan pasien.
R: menghargai hak pasien.
4) Mencuci tangan
R: mengurangi penyebaran bakteri dan penularan penyakit
5) Mengatur posisi pasien
R : untuk mempermudah tindakan dan kenyamanan pasien
6) Ciptakan lingkungan yang tenang
R : untuk menjaga kenyamanan pasien
7) Usahakan tetap rileks dan tenang
R : agar pasien dapat berfokus dengan baik
8) Menutup mata dan memfokuskan untuk sugesti diri sendiri bahwa nyeri itu akan
hilang lalu narik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3
R : Untuk menghilangkan nyeri yang dirasakan
9) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks.
R : Untuk membuat pasien lebih tenang
10) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
R : Untuk membuka ekspansi pernafasan
11) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
R : Mengurangi nyeri
12) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
R : Agar teknik relaksasi dan distraksi berjalan dengan baik
13) Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
R : Agar tindakan yang dilakukan berhasil.
14) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
R : Untuk mengurangi nyeri
15) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
R : Agar nyeri dapat berkurang dan teratasi
16) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
R : Agar memaksimalkan terapi
17) Evaluasi pasien.
R: mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
18) Berpamitan pada pasien.
R: menerapkan komunikasi terapeutik
19) Dokumentasikan
R: mencatat yang sudah dilakukansebagai bukti perawatan telah diberikan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
- Dalam pemberian teknik distraksi dan relaksasi nafas dalam autogenik tidak ada
bahaya jika melakukan tindakan ini.

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


- Untuk mengatur frekuensi pola napas
- Memperbaiki fungsi diafragma
- Menurunkan kecemasan
- Meningktakan relaksasi otot
- Memperbaiki kekuatan otot-oto pernapasan
6. Hasil yang didapat dan maknanya:
- Pasien mengatakan cukup nyaman setelah melakukan tehnik nafas dalam, nyeri
masih terasa dengan skala 3 dan pasien tampak meringis kesakitan, wajah masih
lemas, TD : 110/70 menit, N : 77 x/menit

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


- Memberikan posisi nyama (semi fowler)
- Kolaborasi pemberian obat lain

Anda mungkin juga menyukai