Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR TIDUR DAN


ISTIRAHAT PADA NY. E DENGAN DIAGNOSA MEDIS
ABDOMINAL PAIN (SUSPECT APPENDIX)
DI RUANGAN ANGGREK RSUD
SAWERIGADING
PALOPO

DISUSUN OLEH:
TASYA ALIVIA HASRI 03.2022.057

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Sumiati, S.Kep.,M.Kes Ns. Anita, S.Kep

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
TAHUN AJARAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas profesi KDP. Saya menyadari,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu saya untuk
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Devi Darwin, S.ST., M.Kes selaku selaku Dekan Fakultas Kesehatan Institut Kesehatan
Dan Bisnis Kurnia Jaya Persada
2. Ns. Sumiati, s.Kep.,M.Kes, selaku dosen pembimbing dan Ketua Program Studi Fakultas
Kesehatan Institut Kesehatan Dan Bisnis Kurnia Jaya Persada yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
3. Ns. Anita, S.Kep selaku pembimbing klinik Ruangan Anggrek RSUD Sawerigading Kota
Palopo yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan bimbingan selama praktik di Rumah
Sakit.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan, masih
banyak hal-hal yang mungkin belum tercakup didalamnya. Maka dari itu, penulis meminta
agar para pembaca yang kelak akan membaca laporan ini memberikan saran dan kritikan
yang membangun untuk laporan ini. Semoga laporan ini dapat menambah wawasan yang luas
bagi para pembaca.

Desember 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................6
A. Definisi/deskripsi kebutuhan tidur dan istirahat.............................................................6
B. Fisiologi Tidur.................................................................................................................7
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur dan istirahat..................................................11
D. Macam-macam gangguan tidur dan istirahat................................................................11
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................14
A. Pengkajian.....................................................................................................................14
B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.............................................................17
C. Intervensi.......................................................................................................................18
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS...................................................................21
A. Pengkajian.....................................................................................................................21
B. Diagnose Keperawatan..................................................................................................32
C. Intervensi.......................................................................................................................33
D. Implementasi Dan Evaluasi...........................................................................................36
BAB IV PENUTUP................................................................................................................42
A. Kesimpulan...................................................................................................................42
B. Saran..............................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Kata istirahat berati berhenti sebentar untuk melepaskan lelah berasantai
untuk menyegarkan diri atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang
membosankan menyulitkan bahkan menjengkelkan sedangkan Tidur merupakan
kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori
yang sesuai (Guyton 2009) atau dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri
yang relative bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi lebih
merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim
memiliki kesadaran yang bervariasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur
adalah Penyakit, Lingkungan, Motivasi, Kelelahan, Kecemasan, Alcohol, Obat-
obatan, Stress Psikologi dan Nutrisi.
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktivkan dan menekan pusat
otak agar dapat tidur dan bangun. Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system
pada batang otak yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchorinizing
Region (BSR) . RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang
dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran: memberi stimulus visual,
pendengaran, nyeri, dan sensori raba: serta emosi dan proses berfikir pada saat sadar.
RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum
serotonin dari BSR.
Saat bangun RAS mengeluarkan katekolamin seperti norepineprin ketika
seseorang mencoba tidur mereka akan menutupkan mata dan berada dalam posisi
rileks. Stimulus ke RAS menurun jika ruangan gelap dan tenang maka 2 aktivitas
SAR menurun pada beberapa bagian. SBR mengambil alih dan menyebabkan tidur.
Fungsi dan tujuan tidur tidak dapat diketahui secara pasti akan tetapi diyakini
bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, selain
itu juga istirahat dan tidur berfungsi sebagai Regenerasi selsel tubuh yang rusak
menjadi baru, Menambah konsentrasi dan kempauan fisik, Memperlancar produksi
hormone pertumbuhan tubuh, Memelihara fungsi jantung, Mengistirahatkan tubuh
yang letih akibat aktivitas seharian, Menyimpan energy, Meningkatkan kekebalan
tubuh kita dari serangan penyakit, dan menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tidur dan istirahat ?
2. Bagaimana fisiologi dari tidur ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tidur dan istirahat ?
4. Apa saja macam-macam gangguan pada tidur dan istirahat?
5. Bagaimana konsep keperawatan dari pasien yang mengalami kebutuhan tidur dan
istirahat ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan kasus pada pasien yang mengalami kebutuhan
tidur dan istirahat ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari tidur dan istirahat
2. Untuk mengetahui fisiologi dari tidur
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tidur dan istirahat
4. Untuk mengetahui macam-macam gangguan pada tidur dan istirahat
5. Untuk mengetahui bagaimana konsep keperawatan dari pasien yang mengalami
kebutuhan tidur dan istirahat
6. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan kasus pada pasien yang
mengalami kebutuhan tidur dan istirahat
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi/deskripsi kebutuhan tidur dan istirahat


1. Istirahat
Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta
melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau
menjengkelkan Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan
keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan
(ansietas) Tidur merupakan fungsi protektuf yang dimiliki semua organisme
memungkinkan terjadinya perbaikan dan pemulihan jaringan setelah aktivitas.
Seseorang dapat benar-benar istirahat bila :
a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya.
b. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau di manapun
juga termasuk ide-idenya diterima oleh orang lain,
c. Mengetahui apa yang terjadi
d. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan memiliki kepuasan terhadap
aktivitas yang dilakukannya
e. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-tvaktu bila memerlukannya
2. Tidur
Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu. Jika seseorang memperoleh periode tidur
yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih, hal ini diyakini bahwa tidur
memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan system tubuh untuk
periode keterjagaan yang berikutnya. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar
di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang,
dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. tidur
diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan
kesehatan Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda tanda
sebagai berikut:
a. Aktivitas fisik minimal
b. Tingkat kesadaran yang bervariasi
c. Terjadi perubaban-perubaban proses fisiologis tubuh
d. Penurunan respons terhadap rangsangan dari luar
Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubaban proses fisiologis.
Perubahan tersebut, antara lain
a. Penurunan tekanan darah, denyut nadi,
b. Dilatasi pembuluh darah perifer
c. Kadang-kadang tejadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal,
d. Relaksasi otot-otot rangka
e. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%.

menurun atau hilang, dan


dapat dibangunkan kembali
dengan indra atau
rangsangan yang cukup. tidur
diperlukan untuk menjaga
keseimbangan
mental emosional,
fisiologis, dan kesehatan.
Seseorang dapat
dikategorikan sedang tidur
apabila terdapat tanda tanda
sebagai berikut:
a. Aktivitas fisik minimal
b. Tingkat kesadaran yang
bervariasi
c. Terjadi perubaban-
perubaban proses fisiologis
tubuh
d. Penurunan respons terhadap
rangsangan dari luar.
Selama tidur, dalam tubuh
seseorang terjadi perubaban
proses fisiologis.
Perubahan tersebut, antara
lain:
a. Penurunan tekanan darah,
denyut nadi;
b. Dilatasi pembuluh darab
perifer;
c. kadang-kadang teriadi
peningkatan aktivitas traktus
gastrointestinal;
d. Relaksasi otot-otot rangka;
e. Basal metabolisme rate
(BMR) menurun 10-30%.
B. Fisiologi Tidur
Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh
integrasi tinggi aktivitas system saraf pusat yang berhubungan dengan perubahan
dalam system saraf peripheral, endokrin, kardiovaskuler, pernapasan dan muscular
Tiap rangkaian diidentifikasi dengan respon fisik tertentu dan pola aktivitas otak.
Peralatan seperti elektroensefalogram (EEG) yang mengukur aktivitas listrik dalam
korteks serebral, elektromiogram (EMG) yang mengukur tonus otot dan
elektrookulogram (EOG) yang mengukur gerakan mata, memberikan informasi
struktur aspek fisiologis tidur. Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada
hubungan antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermitten dan
menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme
menyebabkan terjaga dan yang lain menyebabkan tertidur.
Neuroanatomi Pusat Pengaturan Tidur

System aktivasi reticular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas. SAR
dipercaya terdiri atas sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga SAR
menerima stimulus sensor visual, auditori, nyeri dan taktil Aktivasi korteks serebral
(mis. Proses emosi atau pikiran) juga menstimulasi SAR Saat terbangun merupakan
hasil neuron dalam SAR yang mengeluarkan katekolamin seperti norepinefrin Tidur
dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel tertentu dalam system tidur raphe
pada pons dan otak depan bagian tengah Daerah otak juga disebut daerah sinkronisasi
bulbar (bulbar synchronizing region, BSR) Ketika seseorang mencoba tertidur,
mereka akan menutup mata dan berada dalam posisi relaks Stimulus ke SAR menurun
Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivasi SAR selanjutnya menurun. Pada
beberapa bagian, BSR mengambil alih, yang menyebabkan tidur.
Secara normal pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode
sebelum tidur, selama orang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap
berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10-30 menit, tetapi
untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tidur, akan berlangsung satu jam atau
lebih, tahapan tidur dibagi dalam beberapa tahap antara lain:
1. Non Rapid Eye Movement (NREM)
Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat
tahapan yaitu:
a. Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadar menjadi tidur.
Berlangsung beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap
I ini ditandai dengan :
1) Mata menjadi kabur dan rileks.
2) Seluruh otot menjadi lemas.
3) Kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan.
4) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
5) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
6) Dapat terbangun dengan mudah.
7) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
b. Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
Berlangsung 10- 20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang
otak menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai dengan :
1) Kedua Bola mata berhenti bergerak.
2) Suhu tubuh menurun.
3) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
4) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
5) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang disebut
gelombang tidur.
c. Tahap III
Merupakan awal tahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30
menit. Tahap III ini ditandai dengan:
1) Relaksasi otot menyeluruh.
2) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
3) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
4) Sulit dibangunkan dan digerakkan.
d. Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini
ditandai dengan :
1) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
2) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangun
pagi.
3) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
4) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
5) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-2
siklus/detik.
6) Gerak bola mata mulai meningkat.
7) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta enuresis
(mengompol).
2. Rapid Eye Movement (REM)
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 % dari
tidurnya.
a. Tahap REM ditandai dengan:
1) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap
sebelumnya.
2) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
3) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai.
4) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
5) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan yang
berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi.
6) Metabolisme meningkat.
7) Lebih sulit dibangunkan.
8) Sekresi ambung meningkat.
9) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.
b. Karakteristik tidur REM
1) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.
2) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
3) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
4) Nadi : Cepat dan ireguler.
5) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi.
6) Sekresi gaster : Meningkat.
7) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik.
8) Gelombang otak : EEG aktif.
9) Siklus tidur : Sulit dibangunkan.

C. Patoflowdiagram
Nutrisi dan kalori Obat dan substansi Gaya hidup Stress/emosional

Ganguan pencernaan Mengubah pola tidur Rutinitas dan bekerja Kecemasan

Gangguan tidur Kesulitan menyesuaikan Gangguan tidur


Lingkungan tidak nyaman perubahan jadwal tidur

Penyakit Tegang/frustasi
Mengurangi kenyamanan
tidur
Lemah dan letih Sering terbagun

Butuh lebih banyak tidur Gangguan tidur dan istirahat


Tidak dapat tidur dengan Perbaikan pola tidur Tidak dapat tidur dalam
kualitas baik periode panjang
Kesiapan peningkatan
tidur Deprivasi tidur
Akibat faktor Akibat faktor
eksternal internal

Gangguan pola tidur Insomnia

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur dan istirahat


1. Penyakit Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak
dari normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau
tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti
asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
2. Lingkungan Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat
tidurnya.
3. Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan
untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
4. Kelelahan Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
5. Kecemasan Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
6. Alkohol Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum
alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
7. Obat-obatan Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain
Diuretik (menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein
(Meningkatkan saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan
Narkotika (Mensupresi REM).

E. Macam-macam gangguan tidur dan istirahat


Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya
menyebabkan tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah
insomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di
malam hari, atau kantuk yang berlebihan di siang hari (Tarwoto dan Wartonah, 2010)
1. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau tidur
non retoratif. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa
karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah dan
gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia adalah kesulitan untuk
memulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan untuk tetap tertidur karena
seringnya terjaga, terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan sulit untuk
tidur kembali.
2. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur
berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis (mengompol),
badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).
3. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
4. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba
pada siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti
nyata yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari
kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara
sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminault dan Bassiri,
2005).
5. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui
hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis
tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang paling
umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA
mempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah. OSA terjadi ketika otot atau
struktur dari rongga mulut atau tenggorakan mengalami relaksasi saat tidur.
Saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya, mengurangi aliran udara
hidung (hiponea) atau menghentikannya (apnea) selama 30 detik (Guilleminault
dan Bassiri, 2005). Seseorang masih mencoba untuk bernapas karena dada dan
perut terus bergerak, sehingga sering menghasilkan dengkuran keras dan suara
mendengus atau mendengkur. Ketika pernapasan menjadi sebagian atau
seluruhnya berkurang, setiap gerakan diafragma berturut-turut menjadi kuat
sampai penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan
tidur, namun bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah.
6. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, alamat, No. RM, dan tanggal MRS.
b. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat ini , kemungkinan ditemukan gangguan
tidur/istirahat , pusing-pusing/sakit kepala.
b. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan pengalaman klien saat ini yang
membentuk suatu kronologi dari terjadinya etiologi hingga klien mengalami
keluhan yang dirasakan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit – penyakit lain.
Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan
medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
1) Alergi
2) Imunisasi
3) Kebiasaan/Pola hidup
4) Obat yang pernah digunakan
d. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga merupakan penyekit yang pernah dialami atau sedang dialami
keluarga, baik penyakit yang sama dengan keluhan klien atau pun penyakit lain.
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama.
c. Genogram
d. Pengkajian Keperawatan
a. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan menjelaskan tentang bagaimana
pendapat klien maupun keluarga mengenai apakah kesehatan itu dan bagaimana
klien dan keluarga mempertahankan kesehatannya.
b. Pola nutrisi/metabolik terdiri dari antropometri yang dapat dilihat melalui lingkar
lengan atau nilai IMT, biomedical sign merupakan data yang diperoleh dari hasil
laboratorium yang menunjang, clinical sign merupakan tanda-tanda yang
diperoleh dari keadaan fisik klien yang menunjang, diet pattern merupakan pola
diet atau intake makanan dan minuman yang dikonsumsi.
c. Pola eliminasi: BAB dan BAK (frekuensi, jumlah, warna, konsistensi, bau,
karakter)
d. Pola aktivitas & latihan: Activity Daily Living, status oksigenasi, fungsi
kardiovaskuler, terapi oksigen. Gejala: lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram
otot, tonus otot menurun. Tanda : penurunan kekuatan otot, serta mengenai
kurangnya aktivitas dan kurangnya olahraga pada klien.
e. Pola kognitif & perceptual : fungsi kognitif dan memori, fungsi dan keadaan
indera
f. Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal diri, dan peran
diri
g. Pola seksualitas & reproduksi : pola seksual dan fungsi reproduksi
h. Pola peran & hubungan
i. Pola manajemen & koping stres
j. Sistem nilai dan keyakinan : oleh pasien maupun masyarakat
e. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum (Kesadaran secara kualitatif maupun kuantitatif), tandatanda
vital seperti tekanan darah, pernafasan, nadi dan suhu
b. Pengkajian Fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
1) Kepala
a) Rambut : rambut berserabut, kusam,kusut,kering, tipis ,dan kasar,
penampilan, depigmentasi.
b) Muka/ wajah : simetris atau tidak, apakah ada nyeri tekan, penampilan
berminyak, diskolorasi bersisik, bengkak; kulit gelap di pipi dan di bawah
mata; tidak halus atau kasar pada kulit sekitar hidung dan mulut
c) Mata : apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
d) Telinga : periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda
adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang
telinga, keluar cairan dari telinga, melihat serumen telinga berkurangnya
pendengaran, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan
pendengaran
e) Hidung : apakah ada pernapasan cuping hidung, adakah nyeri tekan,
apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya.
f) Mulut : lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah
goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah
g) Tenggorokan : adakah tanda-tanda peradangan tonsil, adakah tandatanda
infeksi faring, cairan eksudat.
2) Leher : adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembesaran
vena jugularis.
3) Thorax : pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan,
frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi intercostale, pada auskultasi,
adakah suara napas tambahan, adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
4) Jantung : bagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya, adakah
bunyi tambahan, adakah bradicardi atau tachycardia.
5) Abdomen : adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen,
bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus, adakah tanda meteorismus,
adakah pembesaran lien dan hepar.
6) Kulit : bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya, Turgor
kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban
dan suhu kulit di daerah sekitar stoma, kemerahan pada kulit sekitar luka,
tekstur rambut dan kuku.
7) Ekstremitas : apakah terdapat oedema, penyebaran lemak, penyebaran masa
otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstrimitas.
8) Genetalia : adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi, apakah ada
kesulitan untuk berkemih.
B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Gangguan pola tidur
a. Definisi
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
b. Penyebab
- Hambatan lingkungan (mis. - Restraint fisik
kelembapan lingkungan sekitar, - Ketiadaan teman tidur
suhu lingkungan, pencahayaan, - Tidak familiar dengan peralatan
kebisingan, bau tidak sedap, jadwal tidur
pemantauan/pemeriksaan/tindakan) - Kurang kontrol tidur
- Kurang privasi
c. Tanda dan Gejala
- Mengeluh sulit tidur - Mengeluh istirahat tidak cukup
Mengeluh sering terjaga - Mengeluh kemampuan beraktivitas
- Mengeluh tidak puas tidur menurun (tidak tersedia)
- Mengeluh pola tidur berubah
d. Kondisi klinis terkait
- Nyeri/kolik - Kehamilan
- Hypertirodisme - Periode pasca partum
- Kecemasan - kondisi pasca operasi
- Penyakit paru obstruktif kronis
2. Kesiapan peningkatan tidur
a. Definisi
Pola penurunan kesadaran alamiah dan periodik yang memungkinkan istirahat
adekuat, memperthankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan.
b. Tanda dan Gejala
- Mengekspresikan keinginan untuk - Jumlah waktu tidur sesuai
meningkatkan tidur dengan pertumbuhan
- Mengekspresikan perasaan cukup perkembangan
istirahat setelah tidur - Menerapkan rutinitas tidur
- Tidak menggunakan obat tidur yang meningkatkan
kebiasaan tidur
c. Kondisi klinis terkait
- Pemulihan pasca operasi
- Nyeri kronis
- Kehamilan (periode prenatal/postnatal)
- Sleep apnea

C. Intervensi
1. Gangguan pola tidur

Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


Indonesia (SLKI) (SIKI)

Setelah dilakukan intervensi Dukungan tidur


keperawatan selama ….. x ….. Observasi:
maka diharapkan pola tidur pasien a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
membaik dengan kriteria hasil : b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
a. Keluhan tidur (5) dan/atau psikologis)
b. Keluhan sering terjaga (5) c. Identifikasi makanan dan minuman yang
c. Keluhan tidak puas tidur (5) mengganggu tidur (mis: kopi, teh, alcohol, makan
d. Keluhan pola tidur berubah mendekati waktu tidur, minum banyak air
(5) sebelum tidur)
e. Keluhan istirahat tidak cukup d. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
(5) Terapeutik:
a. Modifikasi lingkungan (mis: pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
b. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
c. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
d. Tetapkan jadwal tidur rutin
e. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis: pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)
f. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi:
a. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
b. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
c. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
d. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
e. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis: psikologis,
gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
f. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya

Manajemen Nyeri
Observasi:
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
b. Identifikasi skala nyeri.
c. Identifikasi respon nyeri non verbal.
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri.
f. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan.
g. Monitor efek samping penggunaan analgetik.
Terapeutik:
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (misal TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, komres
hangat/dingin).
b. Kontrol lingkungan yang mempererat rasa nyeri
(misal suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).
c. Fasilitas isitirahat dan tidur.
Edukasi:
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik, bila perlu.

2. Kesiapan peningkatan tidur

Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)


Indonesia (SLKI)

Setelah dilakukan intervensi Edukasi Aktivitas dan Istirahat


keperawatan selama ….. x ….. Observasi
maka diharapkan pola napas a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
membaik dengan kriteria hasil: informasi
Terapeutik
a. Penggunaan otot bantu nafas
a. Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas
menurun (5)
dan istirahat
b. Pemanjangan fase ekspiras I
b. Jadwalkan pemberian Pendidikan Kesehatan
menurun(5)
sesuai kesepakatan
c. Frekuensi nafas membaik (5)
c. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
d. Tekanan ekspirasi meningkat
untuk bertanya
(5)
Edukasi
e. Wheezing menurun (5)
a. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas
f. Gelisah menurun (5)
fisik/olahraga secara rutin
b. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok,
aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
c. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
d. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
(mis: kelelahan, sesak napas saat aktivitas)
e. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis
aktivitas sesuai kemampuan

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

A. Pengkajian
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. E Jenis kelamin : L / P
No.RM : 397492
Usia : 22 Tahun
Tgl.MRS : 10 Desember 2022
Tgl.Pengkajian : 10 Desember 2022
Alamat/ telp. : Lempe pasang
Status Pernikahan : Kawin
Agama : Kristen
Suku : Bugis
Pendidikan terakhir : SLTA
Pekerjaan : IRT
Lama Bekerja : 8 bulan
Sumber Informasi : Pasien
Kontak Keluarga Dekat : Suami/082383200728

II. KELUHAN UTAMA


Saat MRS : Nyeri perut kanan bawah ± 1 minggu terakhir, mual dan muntah, serta
nyeri saat BAK

Saat Pengkajian : Pasien mengatakan nyeri di perut bagian bawah kanan serta merasa mual
dan susah tidur di malam hari karena nyeri yang dirasakan

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Upaya pasien/anggota keluarga dalam mengatasinya, sebutkan : pasien hanya mengharapkan obat
nyeri dalam meredakan nyeri

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


 Penyakit yang pernah dialami, sebutkan : Tidak Ada
 Riwayat :
1) Kecelakaan : Tidak
2) Operasi : Tidak
3) Alergi Obat : Tidak
4) Alergi Makanan : Tidak
5) Alergi lain-lain : Tidak
6) Merokok : Tidak
7) Alkohol : Ya
8) Kopi : Ya
9) Obat yang pernah digunakan : Tidak ada

V. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :

72 tahun 80 tahun 70 tahun

48 tahun

22 tahun 22 tahun

Keterangan

= laki-laki = pasien

= perempuan
= tinggal serumah

= meninggal

VI. POLA AKTIVITAS – LATIHAN


NO AKTIVITAS SMRS (SKOR) MRS (SKOR)
1 Makan/Minum 0 0
2 Mandi 0 2
3 Berpakaian/berdandan 0 2
4 Toileting 0 2
5 Berpindah 0 2
6 Berjalan 0 2
7 Naik tangga 0 2
Ket : :
0 = mandiri 2 = dibantu orang lain
1 = alat bantu 3 = tidak mampu
Alat bantu : tongkat/splint/brace/kursi roda/pispot/walker/kacamata/dan lain-lain :……

VII. POLA NUTRISI-METABOLIK

NO SMRS MRS
1 Jenis makanan/diet Nasi, Lauk Pauk Bubur
2 Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
Teratur Tidak teratur
3 Porsi yang dihabiskan 1 piring ¼ piring
4 Komposisi Menu Nasi : 200gr Bubur : 240gr
Hewani : 50gr Sayur : 100gr
Nabati : 25gr Buah : 100gr
Sayur : 100gr Protein : 50gr
Buah : 100gr
Susu : 200cc,
Protein : 50gr.
5 Pantangan Tidak ada Tidak ada

6 Nafsu makan Normal Turun


7 Fluktuasi BB 6 bln terakhir - -
8 Sukar menelan Tidak Tidak
9 Riw.penyembuhan Normal Normal
luka Ket : Tidak ada penyakit Ket : Tidak ada penyakit
luka luka

VIII. POLA ELIMINASI

NO SMRS MRS
Buang Air Besar (BAB) :
1 Frekuensi 4 x/seminggu Belum BAB dari masuk Ruang Inap
2 Konsistensi feces Lunak -
3 Warna Kuning -
4 Bau Khas feses -
5 Kesulitan BAB Tidak Tidak
6 Upaya mengatasi - -
Buang Air Kecil (BAK):
1 Frekuensi 3-5 x/hari 1 kali dari masuk Ruang Inap

2 Jumlah ± 2000 cc -
3 Warna Kuning Kuning
4 Bau Khas urin Khas urin
5 Kesulitan BAK Tidak Agak nyeri saat BAK

6 Upaya mengatasi - -

IX. POLA TIDUR-ISTIRAHAT

NO SMRS MRS

1 Tidur siang 2-3 jam Belum tidur dari masuk


Nyaman ruang inap

2 Tidur malam 8 jam -


Nyaman / tidak nyaman
setelah tidur
3 Kebiasaan Ada Ada
sebelum tidur Ket : mengobrol dengan Ket : mengobrol dengan
suami suami
4 Kesulitan tidur Tidak ada Ada
Ket : merasakan nyeri
di perut bagian kanan
5 Upaya mengatasi - Tidak ada

X. POLA KEBERSIHAN DIRI

NO SMRS MRS
1 Mandi 2 x/hari Belum dari masuk ruang
Sabun : ya inap
2 Handuk Ya, Pribadi Ya, Pribadi
3 Keramas 2 x/hari Belum dari masuk ruang
Shampoo : ya inap
4 Gosok gigi 2 x/hari Belum dari masuk ruang
Pasta gigi : ya inap
Sikat gigi : pribadi
5 Kesulitan Tidak Ya, Karen nyeri yang
dirasakan
6 Upaya - -
mengatasi

XI. POLA TOLERANSI-KOPING STRESS


a. Pengambil keputusan : sendiri ( ) / dibantu orang lain ( √) oleh orang tua
b. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS / penyakit : biaya, BPJS bermasalah
sehingga belum dilakukan pemeriksaan USG
c. Hal yang biasa dilakukan jika mengalami stress/ masalah : bermain Handphone
d. Harapan setelah menjalani perawatan : Pasien berharap sakit diderita membaik
e. Perubahan yang dirasakan setelah sakit : Pasien merasa tidak nyaman karena nyeri
yang dirasakan sehingga tidur kurang dan meras lemas

XII. POLA PERAN HUBUNGAN


a. Peran dalam keluarga : Ibu rumah tanga
b. Sistem pendukung : suami dan orang tua
c. Masalah peran/ hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS : Tidak ada
d. Upaya untuk mengatasi : Tidak ada masalah

XIII. POLA KOMUNIKASI


a. Bahasa utama : Indonesia
b. Bicara : normal dan mengerti pembicaraan orang lain
c. Afek : Biasa saja, tidak ada respon emosi atau sejenisnya
d. Tempat tinggal : di rumah orang tua bersama orang tua
e. Penghasilan keluarga :
( ) < Rp.500.000 ( ) Rp. 3 juta – 5 juta
(√ ) Rp. 1 juta – 1,5 juta ( ) Rp. 5 juta – 8 juta
( ) Rp. 1.5 juta – 3 juta ( ) > Rp. 8 juta

XIV. POLA SEKSUALITAS


a. Masalah hubungan seksual selama sakit : tidak ada
b. Upaya mengatasi : -

XV. POLA NILAI & KEPERCAYAAN


a. Apakah Tuhan, agama penting untuk anda : ya
b. Kegiatan agama yang dilakukan selama di RS : Berdoa

XVI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum :
 Kesadaran : compos mentis
 GCS : 15
 TTV :
- TD : 110/70 mmHg;
- Nadi : 84 x/m
- Suhu : 36,3 oC
- Pernafasan : 22 x/m

B. Kepala & Leher A.Kepala


Keluhan : Tidak ada
Inspeksi
Bentuk : Bulat
Distribusi rambut : Rata
Warna kulit kepala : Normal
Kebersihan kulit kepala : Bersih
Palpasi
massa abNormal : Tidak
Krepitasi :- / + ,
C. Mata
Visus : …….....ka / …………….ki;
Lapang pandang : normal
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Konjunctiva = anemis : ….ka/….ki sclera = icterik : ….ka/….ki
Palpebra = edema : ….ka/….ki ; lesi : ….ka/….ki
Perdarahan = ….ka/….ki
Pupil = (….ka/….ki)
reaksi thd cahaya ( ) isokoor ( / ) mios ( )
Pin point ( ….ka/….ki) midriasis
Tanda peradangan : - / + ,
Fungsi penglihatan : Baik
Penggunaan alat bantu : Tidak
ket :
( ) minus ….ka/….ki ; ( ) plus ….ka/….ki ; ( ) silinder ….ka/….ki
D. Hidung
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Warna : Normal
Perdarahan : - / +
Nyeri tekan : - / +
E. Mulut & Tenggorokan
Inspeksi
Warna bibir : Pucat
Mukosa bibir : lembab
Mukosa dalam : Baik
Gigi : utuh
Gusi : normal
Lidah : normal
Warna lidah : normal
Pembengkakan tonsil : - / +
Sakit tenggorok : - / +
Gangguan bicara : - / +
F. Telinga
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Warna : Normal
Posisi : Sejajar
Perdarahan : - / + , massa : - / +
Serumen : - / + , warna : jernih / keruh
Aroma : tidak berbau
Palpasi : Nyeri : - / +
Gg pendengaran : - / + ; Alat bantu dengar : - / +
Tes rinne : …ka / ..ki ; weber :…...... ; scwabach : ..........
G. Leher
Inspeksi/Palpasi
Kekakuan : - / +
JVD : - / +
Deviasi trakea : - / +
Pembesaran kelj. Tyroid : - / +
Pembesaran kelj.limfe : - / +
Nyeri : - /+
H. Dada/ Thorax
Inspeksi
Bentuk dada : normal
Warna kulit dada : normal
Kondisi kulit dada : baik
Ekspansi dinding dada : simetris / asimetris
Tanda peradangan : - / +,
Otot bantu nafas : retraksi interostae : - / + retraksi suprasternal : - / +
Palpasi
Massa abnormal : - / + , ket : mobilisasi / terfiksasi ; ukuran :
Krepitasi : - / + ;
Nyeri tekan : - / + ; edema : - / + ; emfisema sub cutis : - / +
Letak ictus cordis : Normal
Taktil fremitus : Normal
Auskultasi:
JANTUNG
Aortic : dup Tricuspidal : lup
Pulmonal : dup Mitral : lup
BJ abnormal : - / + , murmur / gallop / lainnya ...........................................
PARU
Suara nafas : normal
Jenis suara nafas normal yang ditemukan: Wheezing : - / + Rhonki : - / + Rales: - / +
Crakles : - / +
Perkusi :
JANTUNG
Pekak / lainnya , …………………………………
Batas jantung : normal
PARU
sonor
Payudara & Ketiak PASIEN MENOLAK DILAKUKAN PENGKAJIAN
Inspeksi
Ukuran & bentuk : simetris
Putting susu : menonjol / tenggelam / lainnya
Kondisi kulit : bersih / kotor / lainnya .....................................
Palpasi
Edema : - / + , ket ...........................................................
Massa abnormal : - / + , ket ..................................................
Nyeri : - / + , ket ............................................................
I. Abdomen
Inspeksi
Bentuk : normal
Bayangan vena abnormal (caput medussae): - / +
Kondisi kulit : normal
Palpasi
Penegangan dinding abdomen : - / +
Edema : - / +
Nyeri tekan : - / + , di perut kanan bagian bawah
Massa abnormal : - / +
Auskultasi
Bising usus : - / +
Perkusi
tympani
J. Genetalia
Inspeksi & Palpasi (wanita) (PASIEN MENOLAK DILAKUKAN PENGKAJIAN)
Perineum : bersih / kotor / lesi / luka / nyeri / lainnya ............................................
Labia mayora : simetris / asimetris / bersih / kotor / nyeri / lainnya ...........................
Labia minora : simetris / asimetris / bersih / kotor / nyeri / lainnya ...........................
Orificium urethra : rabas / lesi / edema / lainnya ...............................................................
Canal inguinal : normal /hernia / lainnya
Inspeksi & Palpasi (pria):
Kondisi kulit : bersih / kotor / lesi / luka / lainnya .......................................................
Penis : normal / benjolan / lesi / lepuh / nyeri / lainnya .................................
Orificium uretra : rabas / lesi / hipospadia / epispadia / lainnya .......................................
Skrotum : normal / lesi / penebalan / pengerasan / lainnya ..................................
Canal inguinal : normal / hernia / lainnya
K. Rectum & Anus
Inspeksi :
Kondisi kulit sekitar anal : normal
Hemoroid : - / + , ket (eksternal / internal )
Palpasi (rectal tusse)
Massa abnormal : - / + ; Nodul : - / + ; Nyeri : - / + ; Pembesaran prostat : - / +
L. Ekstremitas
Kontraktur :- / +
Deformitas :- / +
Edema :- / +
Nyeri / nyeri tekan : - / + ,
Kekuatan otot : Tidak ada masalah
Reflek : Bisep : + / ++/ +++/ ++++ Trisep : + / ++/ +++/ ++++
Patella : + / ++/ +++/ ++++ Achiles : + / ++/ +++/ ++++
Plantar (babinski ) : + / -
M. Kulit & Kuku
Kulit
Warna : normal
Tekstur : kasar
Jaringan parut : - / +
Turgor : Elastis
Suhu (akral) : Hangat
Kuku
Warna : Normal
Cappilary Refill Time (CRT) : < 2 detik
Bentuk : normal

XVII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


PEMERIKSAAN HASIL RUJUKAN SATUAN
Hematologi
Leukosit (WBC) 11.34 4.00-10.00 10ʌ3/ul
Neutrofil 8.2 2.0-7.0 10ʌ3/ul
Monosit 1.29 0.20-1.00 10ʌ3/Ml
LYM 15.30 20.00-45.00 %
Monosil 11.40 2.00-10.00 %
Hemoglobin 14.8 11.5-15.2 g/dL
Hemotokrit (HCT) 50.0 35.0-46.0 %
RDW-CV 14.1 11.4-14.0 %
PCT 0.15 0.20-0.36 %
Urinalisa/Feces
HCG Negative Negative

XVIII. Dx. MEDIS


Abdominal Pain (Suspect Appendix)

XIX. TERAPI/ PENGOBATAN (sebutkan nama obat dan dosis)


1. IVFD (Terapi intravena fluid drop) RL 18 tetes/menit
2. Injeksi Dexketo 25 mg/IV/8 jam
3. Injeksi Omeprazole 40 mg/IV/12 jam

XX. PERSEPSI KLIEN TENTANG PENYAKITNYA


Klien berharap tidak terjadi masalah/penyakit yang berat

XXI. PERENCANAAN PULANG


1. Tujuan Pulang : -
2. Transportasi pulang : -
3. Dukungan keluarga : -
4. Antisipasi biaya setelah pulang : -
5. Antisipasi perawatan setelah pulang : -
6. Rawat jalan ke :-
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah : -
KLASIFIKASI DATA

A. DATA SUBJEKTIF
 Pasien mengatakan nyeri di perut bagian bawah kanan seperti teriris
 Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul ± 3 menit
 Pasien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak dan ditekan
 Pasien mengatakan susah tidur di malam hari karena nyeri yang dirasakan
 Pasien mengatakan merasa mual
 Pasien mengatakan BPJS mengalami kendala sehingga belum dilakukan
pemeriksaan USG
 Pasien mengatakan khawatir dengan kondisina saat ini

B. DATA OBJEKTIF
 Penilaian nyeri :
P (paliative/penyebab) : nyeri di perut bagian bawah sebelah kanan dan
bertambah saat beraktivitas
Q (quality/kualitas) : teriris
R (radiates/penyebaran) : perut bawah sebelah kanan
S (severety/keparahan) : Skala nyeri 5
T (time/waktu) : nyeri hilang timbul ± 3 menit
 Pasien nampak gelisah
 KU lemah
 Muka tampak pucat
 Pasien menghabiskan ½ porsi makan
 Hasil observasi :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,3 oC
Pernafasan : 22 x/menit
ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah Keperawatan


Ds :
- Pasien mengatakan nyeri di perut Nyeri abdomen pada Nyeri Akut
bagian bawah kanan seperti teriris kuadran kanan bawah
- Pasien mengatakan nyeri yang ↓
dirasakan hilang timbul ± 3 menit Persepsi nyeri di
- Pasien mengatakan nyeri bertambah hipotalamus
saat bergerak dan ditekan ↓
- Pasien mengatakan susah tidur di Nyeri
malam hari karena nyeri yang dirasakan ↓
Mekanisme hormonal
Do : tidur terganggu :
- Penilaian nyeri : melatonin

P (paliative/penyebab) : nyeri di
Kadar katekolamin
perut bagian bawah sebelah kanan dan
meningkat (horman yang
bertambah saat beraktivitas
dikeluarkan oleh kelenjar
Q (quality/kualitas) : teriris
dalaam menanggapi
R (radiates/penyebaran) : perut bawah stress)
sebelah kanan ↓
S (severety/keparahan) : Skala nyeri Merangsang saraf
5 simpatik
T (time/waktu) : nyeri hilang timbul ± 3 ↓
menit Badan tetap terjaga
- Pasien nampak gelisah ↓
- KU lemah Frekuensi dan durasi
- Hasil observasi : tidur menurun
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/m
S : 36,3 oC
P : 22 x/m

Ds: Nyeri abdomen pada Ansietas


- Pasien mengatakan nyeri di perut kuadran kanan bawah
bagian bawah kanan seperti teriris ↓
- Pasien mengatakan susah tidur di Cemas
malam hari karena nyeri yang dirasakan ↓
- Pasien mengatakan merasa mual Pasien Mual
mengatakan BPJS mengalami kendala ↓
sehingga belum dilakukan pemeriksaan Perasaan tidak nyaman
USG ↓
- Pasien mengatakan khawatir dengan Frekuensi dan durasi
kondisinya saat ini tidur menurun

Do:
- Pasien nampak gelisah
- Muka tampak pucat
- Pasien menghabiskan ½ porsi makan
- Hasil observasi :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,3oC
Pernafasan : 22 x/menit

B. Prioritas Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (abdominal pain)


2. Ansietas berhubungan dengan kondisi diagnosa penyakit belum jelas
C. Intervensi

Diagnosa Kriteria Intervensi


Rasional
Keperawatan objektif Keperawtaan

Nyeri akut berhubungan


Setelah a. Observasi
dengan agen pencedera
dilakukan 1. Identifikasi lokasi, a. Observasi
fisiologis (abdominal pain)
tindakan karakteristik, durasi, 1. Untuk mengetahui
Ds : keperawatan frekuensi, kualitas, lokasi nyeri dan
- Pasien mengatakan
selama 2 x 24 intensitas nyeri skala yang muncul
nyeri di perut bagian
bawah kanan seperti jam diharapkan 2. Identifikasi skala saat nyeri
teriris pola tidur nyeri 2. Untuk mengetahui
- Pasien mengatakan
pasien membaik 3. Identifikasi respon kualitas nyeri yang
nyeri yang dirasakan
hilang timbul ± 3 menit dengan nyeri non verbal dirasakan oleh
- Pasien mengatakan Kriteria Hasil : 4. Monitor efek pasien
nyeri bertambah saat
- Keluhan samping penggunaan 3. Untuk mengetahui
bergerak dan ditekan
- Pasien mengatakan nyeri analgetik. tingkat nyeri yang
susah tidur di malam berkurang b. Terapeutik dirasakan pasien
hari karena nyeri yang - Tidak 1. Kontrol lingkungan 4. Untuk mengetahui
dirasakan
mengalami yang mempererat dampak pemberian
Do : kesulitan rasa nyeri (misal analgetik
- Penilaian nyeri : tidur suhu ruangan, b. Terapeutik
P (paliative/penyebab):
- Pasien pencahayaan, 1. Lingkungan bisa
nyeri di perut bagian
bawah sebelah kanan nampak kebisingan). menjadi pemicu
dan bertambah saat rileks 2. Fasilitas isitirahat meningkatnya
beraktivitas
dan tidur. derajat nyeri
Q (quality/kualitas) :
teriris c. Edukasi 2. Membantu pasien
R 1. Ajarkan teknik untuk istirahat
(radiates/penyebaran): nonfarmakologis lebih efektif
perut bawah sebelah
kanan untuk mengurangi c. Edukasi
S (severety/keparahan): rasa nyeri 1. Untuk
Skala nyeri 5 d. Kolaborasi menghindari
T (time/waktu) : nyeri
1. Kolaborasi peningkatan nyeri
hilang timbul ± 3 menit
- Pasien nampak gelisah pemberian analgetik d. Kolaborasi
- KU lemah
- Hasil observasi : 1. Untuk membantu
TD : 110/70 mmHg mengurangi nyeri
N : 84 x/m pada pasien
S : 36,3 oC
P : 22 x/m

Ansietas berhubungan Setelah a. Observasi a. Observasi


dengan kondisi diagnose dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk
penyakit belum jelas tindakan penurunan tingkat mengetahui
keperawatan energy, keadaan umum
Ds:
- Pasien mengatakan selama 2 x 24 ketidakmampuan pasien
nyeri di perut bagian jam diharapkan berkonsentrasi 2. Untuk
bawah kanan seperti
pasien merasa 2. Periksa frekuensi mengetahui
teriris
- Pasien mengatakan nyaman dengan nadi, tekanan darah tanda-tanda vital
susah tidur di malam kriteria hasil : dan suhu sebelum pasien sebelum
hari karena nyeri yang dilakukan latihan dilakukan
dirasakan - Tidak
- Pasien mengatakan tindakan
mengalami b. Terapeutik
merasa mual relaksasi
kesulitan 1. Gunakan pakaian
- Pasien mengatakan b. Terapeutik
BPJS mengalami tidur longgar
1. Agar pasien
kendala sehingga belum - Pasien 2. Gunakan nada suara
dilakukan pemeriksaan merasa nyaman
nampak lembut dengan irama
USG 2. Agar pasien
- Pasien mengatakan rileks lambat dan berirama
merasa tenang
khawatir dengan - Nafsu 3. Gunakan relaksasi
kondisinya saat ini dan rileks
makan sebagai strategi
3. Untuk
meningkat penunjang dengan
Do: mengurangi rasa
- Pasien nampak gelisah analgesic atau
- Muka tampak pucat nyeri yang
tindakan medis yang
- Pasien menghabiskan ½ dialami pasien
lain
porsi makan c. Edukasi
- Hasil observasi : c. Edukasi
1. Untuk
TD : 110/70 1. Jelaskan tujuan,
mmHg menambah
manfaat batasan dan
Nadi : 84 x/menit pengetahuan
Suhu : 36,3oC jenis relaksasi yang
pasien dalam
Pernafasan : 22 x/menit tersedia (mis, music,
menangani
meditasi, napas nyeri/gelisah
dalam) pasien
2. Anjurkan mengambil 2. Agar pasien
posisi yang nyaman merasa nyaman
3. Anjurkan sering 3. Untuk
mengulangi atau mengurangi
melatih teknik yang nyeri/gelisah
dipilih pasien
4. Demonstrasi dan 4. Untuk
latih teknik relaksasi mengetahui
(mis, napas dalam, kemampuan
peragangan atau pasien
imajinasi terbimbing
D. Implementasi Dan Evaluasi

HARI PERTAMA
Hari /Tanggal : Minggu , 11 Desember 2022

Diagnose Kep. Jam Implementasi Evaluasi


Senin, 12 Desember 2022
08.30

Nyeri akut 11.10 a. Observasi S:


berhubungan 1. Identifikasi lokasi, - Pasien mengatakan masih
dengan agen karakteristik, durasi, merasa nyeri di perut bagian
pencedera frekuensi, kualitas, bawah apalagi saat bergerak
fisiologis intensitas nyeri - Pasien mengatakan nyerinya
(abdominal pain) Hasi : nyeri di perut berkurang setelah diberikan
bagian bawah, serta analgesik tadi pagi
nyeri saat BAK terasa - Pasien mengatakan susah tidur
teriris hialng timbul tadi malam dan hanya dapat
selama ± 3 menit tidur selama 1-2 jam
2. Identifikasi skala nyeri - Pasien mengatakan akan
Hasil: Skala nyeri 4 melakukan kompres hangat
3. Identifikasi respon nyeri saat nyeri timbul
non verbal O:
Hasil : pasien nampak
- Pasien memegang perut yang
meringis
sakit
4. Monitor efek samping
- Pasien nampak terlihat gelisah
penggunaan analgetik
- KU lemah
Hasil : pasien
- Pasien menunjuk area yang
mengatakan nyeri
sakit
berkurang setelah
- Skala nyeri 4
11.12 diberikan injek analgetik
- Hasil observasi
b. Terapeutik
TTV :
1. Kontrol lingkungan
TD : 110/70 mmHg
yang memperberat rasa
N : 87 x/menit
nyeri (misal suhu
S : 360C
ruangan, pencahayaan,
P : 20 x/menit
kebisingan).
Hasil : pasien merasa A : Masalah belum teratasi

nyaman dengan keadaan P : Intervensi dilanjutkan


lingkungan sekarang - Observasi
2. Fasilitas isitirahat dan - Mengidentifikasi lokasi,
tidur. karakteristik, durasi, frekuensi,
Hasil : pasien sedang kualitas, intensitas nyeri.
11.15
berbaring di tempat tidur - Mengidentifikasi skala nyeri
c. Edukasi - Mengidentifikasi respon nyeri
1. Ajarkan teknik non verbal
nonfarmakologis untuk - Kolaborasi
mengurangi rasa nyeri - Melakukan kolaborasi
Hasil : pasien diajarkan pemberian analgetik
07.00 melakukan kompres
hangat
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik
Hasil : Injeksi Dexketo
25 mg/IV/ 8 jam

Ansietas 11.16 a. Observasi S:


berhubungan 1. Identifikasi penurunan - Pasien mengatakan kurang
dengan kondisi tingkat energy, tidur
diagnosa ketidakmampuan - Pasien mengatakan merasa
penyakit belum berkonsentrasi nyeri di perut bagian bawah
jelas Hasil : pasien terlihat - Pasien mengatakan akan
lemah melakukan teknik relaksasi
11.17 2. Periksa frekuensi nadi, yang diajarkan
tekanan darah dan suhu O:
sebelum dilakukan - Pasien terlihat gelisah
latihan - Pasien dalam posisi
Hasil : berbaring/suspine
TD : 110/70 mmHg - Pasien melakukan teknik
N : 87 x/menit relaksasi napas dalam
S : 360C - Hasil observasi :
P : 20 x/menit TD : 110/70 mmHg
11.18 b. Terapeutik N : 87 x/menit
1. Gunakan pakaian S : 360C
longgar P : 20 x/menit
Hasil : pasien terlihat
menggunakan kaos yang A : Masalah sebagian teratasi
lebar P : Intervensi dilanjutkan
2. Gunakan nada suara a. Observasi
lembut dengan irama 1. Identifikasi penurunan
lambat dan berirama tingkat energy,
Hasil : pasien mengerti ketidakmampuan
yang perawat katakan berkonsentrasi
3. Gunakan relaksasi 2. Periksa frekuensi nadi,
sebagai strategi tekanan darah dan suhu
penunjang dengan sebelum dilakukan
analgesic atau tindakan latihan
medis yang lain b. Terapeutik
Hasil : pasien setuju 1. Gunakan pakaian
menggunakan teknik longgar
relaksasi yang diajarkan c. Edukasi
c. Edukasi 1. Anjurkan mengambil
1. Jelaskan tujuan, manfaat posisi yang nyaman
11.20
batasan dan jenis 2. Demonstrasi dan latih
relaksasi yang tersedia teknik relaksasi (mis,
(mis, music, meditasi, napas dalam, peragangan
napas dalam) atau imajinasi terbimbing
Hasil : pasien mengerti
pemberian teknik
relaksasi napas dalam
2. Anjurkan mengambil
posisi yang nyaman
Hasil : pasien terlihat
berbaring di bed
3. Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
Hasil : pasien merespon
dengan baik
4. Demonstrasi dan latih
teknik relaksasi (napas
dalam)
Hasil : pasien
melakukan teknik napas
dalam yang diajarkan

HARI KEDUA
Hari /Tanggal : Senin, 12 Desember 2022

Diagnose Kep. Jam Implementasi Evaluasi


Selasa, 13 Desember 2022
07.15

Nyeri akut 09.20 a. Observasi S:


berhubungan 1. Identifikasi lokasi, - Pasien mengatakan nyeri yang
dengan agen karakteristik, durasi, dirasakan sudah berkurang
pencedera frekuensi, kualitas, - Pasien mengatakan dapat tidur
fisiologis intensitas nyeri tadi malam
(abdominal pain) Hasi : nyeri di perut - Pasien mengatakan saat nyeri
bagian bawah, serta timbul pasien melakukan
nyeri saat BAK terasa kompres hangat dan merasakan
teriris hilang timbul nyeri berkurang
selama ± 2 menit
2. Identifikasi skala nyeri O:
Hasil: Skala nyeri 4
- Pasien nampak terlihat rileks
3. Identifikasi respon
- KU lemah
- Skala nyeri 2
nyeri non verbal
- Hasil observasi
Hasil : pasien nampak
TTV :
09.21 meringis
TD : 90/70 mmHg
b. Terapeutik
N : 73 x/menit
1. Fasilitas isitirahat dan
S : 360C
tidur.
P : 18 x/menit
Hasil : pasien sedang
berbaring dengan A : Masalah teratasi

posisi suspine di P : Intervensi dihentikan


tempat tidur dan
mengatakan belum
tidur siang
07.00 c. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik
Hasil : Injeksi Dexketo
25 mg/IV/ 8 jam

Ansietas 09.24 a. Observasi S:


berhubungan 1. Identifikasi penurunan
- Pasien mengatakan nyeri yang
dengan kondisi tingkat energy,
dirasakan sudah berkurang
diagnose ketidakmampuan
- Pasien mengatakan telah
penyakit belum berkonsentrasi
mengetahui penyakit yang
jelas Hasil : pasien terlihat
dialami
lemah
- Pasien mengatakan tidur tadi
2. Periksa frekuensi nadi,
malam
tekanan darah dan suhu
- Pasien mengatakan melakukan
sebelum dilakukan
teknik relaksasi yang
latihan
diajarkan
Hasil :
O:
TD : 90/70 mmHg
- Pasien dalam posisi
N : 73 x/menit
berbaring/suspine
S : 360C
- Pasien nampak rileks
P : 18 x/menit - Pasien telah dilakukan
09.26
b. Terapeutik pemeriksaan USG dengan
1. Gunakan relaksasi hasil App Akut
sebagai strategi - Hasil observasi :
penunjang dengan TD : 90/70 mmHg
analgesic atau tindakan N : 73 x/menit
medis yang lain S : 360C
Hasil : pasien P : 18 x/menit
menggunakan teknik
napas dalam saat A : Masalah teratasi
09.30
diberikan injeksi obat
P : Intervensi dihentikan
c. Edukasi
1. Anjurkan mengambil
posisi yang nyaman
Hasil : pasien terlihat
berbaring dengan posisi
suspine di bed
2. Demonstrasi dan latih
teknik relaksasi (napas
dalam)
Hasil : pasien
melakukan teknik
napas dalam yang
diajarkan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil dari studi kasus yang dilakukan secara langsung oleh penulis mulai
tanggal 10 – 13 Desember 2022 pada Tn.R di Ruang Anggrek RSUD Sawerigading
dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose medis Abdominal Pain
(Suspect Appendix). Penulis mengawali dengan pengkajian, kemudian menganalisa
data untuk dapat menegakkan suatu masalah keperawatan dan menilai hasil dan
tindakan keperawatan yang sudah dilakukan. Penulis dapat merumuskan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengkajian dilaksanakan dengan baik sesuai dengan dengan yang dianjurkan
menggunakan peralatan yang ada.
2. Masalah keperawatan yang muncul pada abdominal pain (suspect appendix) yaitu
diagnosa pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis
(abdominal pain). Diagnosa keperawatan yang kedua ansietas berhubungan
dengan kondisi diagnose penyakit belum jelas.
3. Rencana keperawatan untuk masalah keperawatan yang muncul sudah ditetapkan
dengan buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) sesuai dengan per
diagnosa yang muncul.

B. Saran
1. Rumah Sakit atau Lahan Praktek
Diharapkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai
dengan SOP yang diterapkan oleh rumah sakit dan jugaa dapat mempertahankan
kerja sama yang baik dalam memberikan atau melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien.
2. Institusi
Diharapkan institusi dapat menjadikan karya ilmiah sebagai sumber mmbaca dan
sumber referensi untuk mahasiswa keperawatan agar dapat menambah wawasan
ketika akan melakukan asuhan keperawatan.
3. Mahasiswa
Diharapkan Karya Ilmiah ini dapat berguna sebagai sumber membaca dan
bahan belajar untuk membuat tugas dan melakukan asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Aziz, H. A. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Perry, P., & Potter, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Salemba. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai