Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan untuk
Memenuhi Kebutuhan Istirahat dan Tidur” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Meskipun kami
sudah mengumpulkan banyak referensi untuk membangun makalah ini, tetapi kami menyadari
bahwa di dalam makalah yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran membangun dari para
pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih baik. Akhir kata kami berharap makalah ini
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat.......................................................................................................................... 2
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 18
PENDAHULUAN
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional bukan hanya dalam
keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat
berati berhenti sebentar untuk melepaskan lelah berasantai untuk menyegarkan diri atau suatu
keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan menyulitkan bahkan menjengkelkan
sedangkan Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensori yang sesuai (Guyton 2009) atau dapat dikatakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relative bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi lebih
merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim memiliki
kesadaran yang bervariasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur adalah Penyakit,
Lingkungan, Motivasi, Kelelahan, Kecemasan, Alcohol, Obat-obatan, Stress Psikologi dan
Nutrisi.
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme
serebral yang secara bergantian untuk mengaktivkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur
dan bangun. Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak yaitu
Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchorinizing Region (BSR) . RAS di bagian
atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan
kesadaran: memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba: serta emosi dan
proses berfikir pada saat sadar. RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi
pelepasan serum serotonin dari BSR.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi IPTEK
b. Bagi Penulis
keterampilan penulis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca
Makalah ini bagi pembaca dapat berguna untuk menambah wawasan serta
b. Bagi Penulis
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan dokumen yang
PEMBAHASAN
a) Pengertian Istirahat
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional bukan hanya dalam
keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat
berati berhenti sebentar untuk melepaskan lelah berasantai untuk menyegarkan diri atau suatu
keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan menyulitkan bahkan
menjengkelkan.
b) Tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus
atau sensori yang sesuai (Guyton 2009) atau dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri
yang relative bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi lebih merupaka suatu
urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang
bervariasi.
Tidur dalah sebuah mekanisme fisiologi tubuh yang diatur oleh dua hal, yaitu sleep
homeostasis dan irama sirkardian. Sleep homeostasis adalah kondisi di mana tubuh
mempertahankan keseimbangannya seperti tekanan darah, suhu tubuh, dan keseimbangan asam-
basa. Jumlah tidur dalam semalam diatur oleh sistem ini. Saat kita bangun, pengaturan
keseimbangan tidur mulai terakumulasi sampai sore hari. Menurut penelitian, salah satu yang
mempengruhi sistem ini adalah adenosin. Ketika terjaga, kadar adenosin dalam darah terus
meningkat sehingga mengakibatkan rasa ingin tidur juga bertambah. Sebaliknya, saat tertidur
kadar adenosin menurun (National Sleep Foundation, 2006).
Irama sirkadian adalah siklus perubahan secara biologi yang diatur oleh otak selama 24
jam. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus di
suprachiasmatic nucleus (SCN) (National Sleep Foundation, 2006). Bagian susunan saraf pusat
yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularis medulo
oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan
sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo oblogata disebut sebagai pusat
penggugah atau aurosal state (Japardi, 2002).
Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan
bagian atas pons. Reticular Activating System (RAS) berlokasi pada batang otak teratas. RAS
dipercayai terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan tidur. Selain itu, RAS
dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima
stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Neuron dalam RAS
akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin dalam keadan sadar. Demikian juga pada saat
tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di
pons dan batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR), sedangkan bangun
tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan sistem limbik. Sistem pada
batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat,
2008).
Tahapan tidur dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu Rapid Eye Movement
(REM) dan Non Rapid Eye Movement (NREM).
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial yang ditandai
dengan mimpi yang bermacam-macam, otot- otot yang meregang, kecepatan jantung dan
pernafasan tidak teratur (sering lebih cepat), perubahan tekanan darah, gerakan otot tidak teratur,
gerakkan mata cepat, pembebasan steroid, sekresi lambung meningkat dan ereksi penis pada
pria. Saraf-saraf simpatetik bekerja selama tidur REM, diperkirakan terjadi proses penyimpanan
secara mental yang digunakan sebagai pelajaran, adaptasi psikologis dan memori (Lehmann et al.
2016).
Saat tidur NREM gelombang otak makin lambat dan teratur. Tidur makin dalam serta
pernafasan menjadi lambat dan teratur. Mendengkur terjadi pada waktu tidur NREM. Ada 4
tahapan dalam NREM yang dikenal dengan tahap I,II, III dan IV. Tidur yang paling dalam
adalah pada tingkat IV, dan aktivitas listrik paling dalam (W., 2010).
Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang akan mengalami tidur yang
dangkal dan dapat terbangun dengan mudah oleh karena suara atau gangguan lain.
Selama tahap pertama tidur, mata akan bergerak peralahan-lahan, dan aktivitas
otot melambat (Patlak, 2011).
Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuhmenurun.Pada tahap ini
didapatkan gerakan bola mata berhenti (Patlak, 2011).
Tahap III, individu sulit untuk dibangunkan, dan jika terbangun, individu tersebut
tidak dapat segera menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa
menit (Smith & Segal, 2010). Gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat
penambahan gelombang delta yang lambat.
Terakhir tahap IV merupakan tahap tidur yang paling dalam. Gelombang otak
sangat lambat. Aliran darah diarahkan jauh dari otak dan menuju otot, untuk
memulihkan energi fisik (Smith & Segal, 2010). Tahap tiga dan empat dianggap
sebagai tidur dalam atau deep sleep, dan sangat restorative bagian dari tidur yang
diperlukan untuk merasa cukup istirahat dan energik di siang hari (Patlak, 2011).
Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam, REM dan NREM terjadi berselingan
sebanyak 4-6 kali. Apabila seseorang kurang cukup mengalami REM, maka esok harinya ia akan
menunjukkan kecenderungan untuk menjadi hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya dan nafsu
makan bertambah. Sedangkan jika NREM kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang gesit (Mardjono,
2008). Siklus tidur normal dapat dilihat pada skema berikut:
Tidur REM
a. Penyakit
Sesorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal
namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.misalnya
pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti Asma, Bronchitis dan Penyakit Persarafan
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman kemudian terjadi
perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan
waspada menahan ngantuk
d. Kelelahan
Apabila mengalami kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM
e. Kecemasan
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal seseorang yang tahan minum alkohol dapat
mengakibatkan Insomnia
g. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
1. membangunkan sesorang pada malam hari dan menyebakan kesulitan untuk kembali
tidurDiuretic: menyebabkan nokturia
Kondisi psikologi dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa, hal tersebut
terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga
sulit untuk tidur
i. Nutrusi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein
yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur kerena adanya Tryptophan yang
merupakan Asam Amino dari protein yang di cerna demikian sebaliknya kebutuhan Gizi yang
kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur.
1. Insomnia
Insomnia adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit tidur atau tidak cukup tidur,
meski terdapat cukup waktu untuk melakukannya. Gangguan ini bisa berdampak pada aktivitas
penderita keesokan harinya.
Insomnia ditandai dengan sulit tidur atau tidur yang tidak nyenyak. Keluhan tersebut dapat
memicu gejala lain, seperti lelah dan mengantuk di siang hari, serta sulit fokus dalam
beraktivitas. Sulit tidur dapat membuat penderita insomnia kurang konsentrasi sehingga berisiko
mengalami kecelakaan bila sedang berkendara. Insomnia juga bisa menurunkan daya ingat dan
gairah seks, serta menimbulkan gangguan fisik dan mental.
Pengobatan insomnia tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan kondisi pasien.
Metode yang dapat diberikan oleh dokter adalah psikoterapi atau konseling, obat-obatan, atau
kombinasi keduanya.
Insomnia dapat dicegah dengan melakukan beberapa cara sederhana berikut ini:
Parasomnia merupakan gangguan kualitas tidur karena adanya episode abnormal saat tidur.
Beberapa episode abnormal yang dimaksud antara lain berjalan saat tidur, mimpi buruk, atau
paralisis (yang dalam istilah awam sering disebut ketindihan).
Terdapat berbagai macam gangguan tidur yang termasuk parasomnia. Beberapa gangguan yang
paling sering ditemui adalah:
• Nightmare
• Night terror
Gangguan tidur lainnya adalah paralisis saat tidur, enuresis (mengompol), halusinasi
tidur, atau sleep talking. Parasomnia lebih banyak dialami oleh anak-anak dibandingkan dengan
orang dewasa.
Beberapa hal lain yang bisa menyebabkan seseorang rentan mengalami parasomnia adalah:
• Pengguna narkoba
Pengobatan parasomnia tergantung pada jenis gangguan tidur yang dialami. Bila parasomnia
yang dialami adalah gangguan tidur berjalan, maka hal yang paling penting adalah memastikan
bahwa lingkungan di sekitar tempat tidur aman. Selain itu, keluarga dapat memasang kunci atau
alarm pada jendela dan pintu untuk mencegah penderita gangguan tidur berjalan membahayakan
dirinya. Selain itu, secara umum dapat memberikan obat-obatan untuk membantu penderita agar
tidur lebih nyenyak. Sebagian besar parasomnia akan hilang dengan sendirinya seiring
bertambah usia.
3. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kondisi yang membuat seseorang merasa lelah dan mengantuk berlebih
di siang hari. Penderita akan tetap kelelahan meski telah tidur dengan durasi yang cukup.Kondisi
yang juga disebut excessive daytime sleepiness (EDS) ini memiliki dua jenis, yakni primer dan
sekunder.
Gejala hipersomnia dapat berbeda-beda di tiap penderita. Perbedaan ini tergantung dari
penyebabnya. Namun secara umum, gejala yang muncul dapat berupa:
• Tetap mengantuk meski telah tidur cukup atau dalam jangka waktu yang lama
• Kurang antusias
• Mudah marah
a. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat mengatasi narkolepsi, juga bisa digunakan untuk
mengatasi hipersomnia. Contohnya, amphetamine, methylphenidate, dan modafinil. Obat-obatan
ini termasuk golongan stimulan yang dapat membantu pasien agar merasa lebih segar dan tidak
mengantuk.
Perubahan gaya hidup juga penting sebagai bagian dari pengobatan hipersomnia. Dokter
mungkin akan menyarankan pasien untuk:
• Mengikuti jadwal tidur yang teratur
• Menerapkan pola makan kaya nutrisi yang diberikan oleh dokter supaya energi tubuh
tetap tercukupi.
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan sistem saraf yang menyebabkan rasa kantuk berlebih pada siang
hari serta tertidur secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan tempat. Tidak hanya dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi ini juga bisa membahayakan penderitanya.
Sebagian besar penderita narkolepsi memiliki kadar hipokretin rendah. Hipokretin adalah zat
kimia dalam otak yang mengendalikan waktu tidur. Penyebab rendahnya hipokretin diduga
akibat penyakit autoimun.
Narkolepsi juga diduga dapat disebabkan oleh penyakit yang merusak bagian otak penghasil
hipokretin, seperti:
• Tumor otak
• Cedera kepala
• Ensefalitis
• Multiple sclerosis
Pengobatan Narkolepsi
Untuk narkolepsi ringan, pengobatan dapat dilakukan dengan mengubah pola kebiasaan
tidur. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa kantuk di
siang hari dan meningkatkan kualitas tidur di malam hari:
• Olahraga secara rutin minimal 30 menit setiap hari, dan jangan melakukannya terlalu
dekat dengan waktu tidur. Disarankan untuk berolahraga paling lambat 2 jam sebelum
tidur.
• Usahakan bangun pagi dan tidur malam pada jam yang sama setiap hari.
• Biasakan tidur siang selama 10–15 menit setelah makan siang.
• Jangan konsumsi kafein dan alkohol, serta hindari merokok sebelum tidur.
• Lakukan hal-hal yang dapat merelaksasi pikiran sebelum tidur, seperti membaca atau
Jika gejala yang muncul cukup parah, penderita perlu diberikan obat-obatan. Obat yang
diberikan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan, usia, riwayat penyakit, kondisi kesehatan
secara menyeluruh, dan efek samping yang mungkin ditimbulkan.
Beberapa jenis obat yang digunakan untuk meredakan gejala narkolepsi meliputi:
• Antidepresan jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) atau serotonin and
norepinephrine reuptake inhibitor (SNRIs), untuk menekan waktu tidur, meringankan gejala
katapleksi, halusinasi, dan sleep paralysis
• Sodium oxybate, untuk mencegah katapleksi dan meredakan rasa kantuk berlebih di siang
hari
• Pitolisant, untuk membantu melepaskan zat histamin di otak guna meredakan rasa kantuk
di siang hari.
5. Apnea
Apnea tidur atau sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan
seseorang berhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur. Kondisi ini dapat ditandai
dengan mengorok saat tidur dan tetap merasa mengantuk setelah tidur lama.
Pada banyak kasus, penderita tidak menyadari gejala sleep apnea. Beberapa gejala itu
justru disadari oleh orang yang tidur sekamar dengan penderita. Beberapa gejala umum yang
muncul saat penderita sleep apnea sedang tidur adalah:
• Terbangun dari tidur akibat merasa tercekik atau batuk-batuk di malam hari.
Selain gejala yang muncul saat tidur, penderita sleep apnea juga bisa merasakan keluhan
setelah bangun dari tidur, antara lain:
• Penurunan libido.
Sleep apnea disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa jenis sleep apnea
menurut penyebabnya:
Obstructive sleep apnea terjadi ketika otot di belakang tenggorokan terlalu rileks. Kondisi ini
membuat saluran pernapasan menyempit atau menutup saat menarik napas, misalnya karena
lidah tertelan.
Central sleep apnea terjadi saat otak tidak dapat mengirimkan sinyal dengan baik ke otot yang
mengontrol pernapasan. Hal ini menyebabkan penderita tidak bisa bernapas selama beberapa
waktu.
Sleep apnea jenis ini merupakan gabungan dari obstructive sleep apnea dan central sleep apnea.
Pengobatan apnea tidur tergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan sleep
apnea. Sleep apnea yang ringan dapat ditangani secara mandiri, misalnya dengan menurunkan
berat badan, berhenti merokok, mengurangi minum minuman beralkohol, serta mengubah posisi
tidur. Jika kondisinya sudah cukup parah, sleep apnea perlu mendapatkan penanganan secara
medis, antara lain dengan terapi khusus dan operasi.
2. ASUHAN KEPERAWATAN
Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami, perubahan
jumlah/kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan biologis atau kebutuhan
emosi.
A. PENGKAJIAN.
1. Riwayat tidur.
a. kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari.
b. Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya.
c. Kebiasaan/pun saat tidur.
d. Lingkungan tidur.
e. Dengan siapa paien tidur.
f. Obat yang di konsumsi sebelum tidur.
g. Asupan dan stimulan.
h. Perasaan pasien mengenai tidurnya.
i. Apakah ada kesulitan tidur.
j. Apakah ada perubahan tidur.
2. Gejala Klinis.
a. Perasaan Lelah.
b. Gelisah.
c. Emosi.
d. Apetis.
e. Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak.
f. Konjungtin merah dan mata perih.
g. Perhatian tidak fokus.
h. Sakit kepala.
3. Penyimpangan Tidur.
Seperti telah dijelaskan pada bab oembahasan di atas, gangguan tidur yang mungkin terjadi
adalah :
a. Insomnia.
b. Somnabulisme.
c. Enuresis.
d. Narkolepsi.
e. Nightmare dan Night Terrors (mimpi buruk).
f. Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur.
B. DIAGNOSA.
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gangguan pola istirhat tidur diantaranya yaitu :
1. Gangguan pola tidur b/d kerusakan transfer oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan
eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri pada kaki, takut operasi, lingkungan yang
mengganggu.
2. Cemas b/d ketidak mampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur, (sleep apnea) dan ketidak
mampuan mengawasi prilaku.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan ukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5. Potensial cedera berhubungan dengan Semnambolisme.
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.
C. INTERVENSI.
Ø Tujuan :
Mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Ø Rencana Tindakan :
a. Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
c. Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
d. Coba untuk memicu tidur.
e. Kurangi potensial cedera selama tidur
f. Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.
D. IMPLEMENTASI.
Ø Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a. Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan
rumah sakit, maka :
1) Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas.
2) Berikan obat analgesik sesuai prosedur.
3) Berikan linngkungan yang suportif.
4) Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.
E. EVALUASI.
1. Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan meminta
klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2. Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta klien
melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3. Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu dengan
mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.
4. Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10 jam/hari
terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusiadimana
istirahat merupakan keadaan tubuh yang rileks tanpa tekanan dankecemasan (ansietas)
sedangkan tidur merupakan keadaan tidak sadar sebagaifungsi protektif tubuh untuk melakukan
perbaikan dan pemulihan jaringansetelah beraktivitas yang dapat dibangunkan kembali.
Fisiologi tidur terdiri atas dua tahapan, yaitu tahap NREM merupakan tidur yangdalam
dan nyaman dan tahap REM yang merupakan tidur dalam kondisi aktifatau tidur paradoksial
yang bersifat nyenyak sekali. Kebutuhan istirahat tidur dan pola tidur setiap individu berbeda–
beda yangsangat dipengaruhi oleh umur individu atau orang tersebut. Fungsi tidur adalah untuk
memperbaiki, memulihkan dan menyeimbangkankondisi tubuh baik secara fisiologis, biologis
ataupun psikologis sehinggakembali optimal.
3.2 Saran
Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu atau pasien dengan gangguan istirahat
dantidur sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu, perawat
harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dantidur. Sehingga
proses pemulihan pasien dapat berjalan dengan optimal.
https://silvianitaur.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-istirahat-tidur.html
https://arwenurses.wordpress.com/2016/10/02/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-
kebutuhan-istirahat-dan-tidur/
https://kumpulanasuhankeperawatanlengkap.blogspot.com/2013/06/askep-istirahat-tidur.html
http://eprints.umm.ac.id/40927/3/jiptummpp-gdl-jauharotul-47514-3-bab2.pdf
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1043/1/MENSI%20WOLA.pdf