Anda di halaman 1dari 4

ESSAY TANGGAPAN

MENGENAI KEHIDUPAN BARU PASCA PANDEMI

Oleh
I Putu Duta Ryasa Ardana
CRANIUM / KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
PENDAHULUAN

Tahun 2020 mungkin menjadi salah satu tahun yang akan sangat melekat
dalam kenangan masyarakat di seluruh Indonesia. Bisa jadi tahun ini akan
menjadi torehan sejarah yang sangat menarik dan tak ada habisnya untuk terus
menerus diceritakan di masa yang akan datang. Betapa tidak. Kehadiran pandemi
Covid-19 di Indonesia yang sebelumnya tidak pernah diduga akan merambah
hampir seluruh wiayah Tanah Air dengan proses penyebaran yang berlangsung
sangat cepat, ternyata telah membuat kalang kabut seluruh lapisan masyarakat.
Tidak lama setelah ditemukan kasus pertama di Indonesia pada awal Maret 2020,
Pemerintah Indonesia membuat kebijakan untuk membatasi aktivitas masyarakar
di luar rumah.
Pandemi Covid-19 yang telah mewabah di seluruh dunia termasuk
Indonesia saat ini menjadi masalah serius dan harus segera diberikan solusi.
Istilah lockdown, work from home, learn from home, karantina, PDP, rapid test
menjadi istilah yang mendadak sangat familiar di dengar dan diucapkan.
Masyarakat.
Kini masyarakat sudah bosan dirumah, tidak hanya itu masyarakat juga
menghiraukan protokol kesehatan tidak berjaga jarak tetap melakukan acara yg
mengundang banyak kerumunan, pedagang-pedagang tetap berjualan. Padahal
pemerintah sudah memberi peraturan ditiap daerah tapi tetap ada yang
melanggarnya.
Tidak hanya itu, krisis ekonomi di indonesia juga sangat parah terutama
keluarga yang kurang mampu, pedagang-pedagang kakilima, banyak org di PHK
terkena imbas dari pandemi covid 19 hingga saat ini.

METODE

Kondisi pandemi di Indonesia saat ini, nampaknya banyak elite politik dan
pejabat berwenang yang harus belajar bagaimana berkomunikasi dengan
mengedepankan empati. Sejak awal pandemi, kita melihat carut marut komunikasi
dipertontonkan. Mulai dari kurangnya keterbukaan, kontroversi informasi antar
pejabat, tidak adanya narasi yang disepakati bersama dalam menghadapai
pandemi, ditambah dengan istilah-istilah yang berubah-ubah bahkan
diperdebatkan
Di masa-masa krisis seperti saat ini, kekuatan empati sangat diperlukan
oleh berbagai pihak baik itu pemerintah, oposisi, maupun masyarakat. Banyak
masyarakat menjadi pengangguran dan sangat membutuhkan lowongan pekerjaan
untuk membiayai kehidupannnya Sesungguhnya di masa-masa awal perjalanan
menghadapi pandemi, kita patut untuk berempati antar sesama bangsa, saling
toleransi, berbagi untuk keluarga yang kesusahan mencari makan dimasa pandemi
ini, dan juga harus mempertahan kan situasi ekonomi yang kritis untuk menjadi
lebih baik.
Namun tidak hanya itu yang kita hadapi sekarang sebagai warga negara
indonesia adalah bertahan sekuat mungkin di kesehatan tubuh kita masing-
masing maupun di bidang ekonomi juga harus mengerti dan percaya pada
peraturan pemerintah dan menjaga kondisi kesehatan masing-masing untuk
mengurangi penyebaran covid 19 dengan cara menggunakan protokol kesehatan,
menghindari kerumunan, dan tetap jaga jarak.
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan menitikberatkan
kepada kepentingan serta kebutuhan masyarakat. Mulai dari berbagai kegiatan,
sosialisasi, pengabdian, relawan, edukasi, dan lain sebagainya.Melakukan edukasi
agar tetap taat terhadap menjalankan protokol kesehatan,menggunakan
masker,menghindari kerumunan,dan tetap menjaga jarak. Dan tak hanya itu
masyarakat juga diharapkan agar selalu menjaga kesehatan diri dan lingkungan,
istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi.
DAFTAR PUSTAKA

WIDIANTARI, Maria M. The New Normal: Internalisasi Kebiasaan Baru Pasca


Pandemi Covid-19. Diskursus Covid-19 dalam.

Saleh, M. (2020, May). Merdeka belajar di tengah pandemi Covid-19.


In Prosiding Seminar Nasional Hardiknas (Vol. 1, pp. 51-56).

Farah, B., & Nasution, R. D. (2020). Analisis perubahan orientasi pola hidup
mahasiswa pasca berakhirnya masa pandemi covid-19. Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu
Sosial, 5(2), 23-36.

Anda mungkin juga menyukai