Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KEBIJAKAN PEMERINTAH DI ERA COVID-19


DALAM BIDANG BUDAYA

DI SUSUN OLEH :
1. Magdalena Mutiara Oktavia
2. Maria Destania Aurilye
3. Maria Devina Dyah Sekar Utami
4. Marten Parapa

PENDAHULUAN

Wabah covid-19 membawa petaka bagi masyarakat, terlebih sejak di berlakukannya


social distancing yangkemudian diubah penamaannya menjadi phsyical distancing. Pada
pemberlakuannya,masyarakat diimbau agar menjauhi kontak fisik antara satu orang dengan lainnya,
selalu berdiam di rumah, menghindari kerumunan, selalu mencuci tangan, hingga selalu memakai
masker. Bahkan saat COVID-19 sedang gencarnya, muncul tagar “dirumahaja” di media
digital sebagai aksi seruan agar tidak keluar rumah dan menghindari penyebaran virus.Semua kegiatan
beralih fungsi dari yang asalnya serba tatap muka, menjadi daring atau dalam jaringan. Ibadah di
tempat beribadah ditiadakan sementara, sekolah diliburkan sementara dan belajar online lewat media
digital, pegawai kantor yang bekerja dari rumah, bahkan pengaruh terburuknya adalah banyak
masyarakat yang kehilangannya sumber penghasilan karena banyak para pegawai yang di-PHK, atau
pedagang yang kehilangan pembeli sebab masyarakat harus berdiam diri di rumah. kekerasan pada
perempuan dananak, tingkat kriminalistas yang semakin tinggi, pendidikan anak yang tidak biasa,
prosesadaptasi masyarakat ke era new normal yang dianggap sulit, kehamilan yang tidak
diinginkan, dan banyak lagi. pandemi Covid-19 juga memberikan dampak yang besar terhadap
struktur sosial dan budaya masyarakat.
Dengan makin massivenya outbreak pandemi Covid-19 menimbulkan kecemasan sosial dan masalah
sosial yang serius yang tumbuh dalam masyarakat, terlebih jika tingkat sosialisasi Covid-19 yang
tidak maksimal dan hanya pada zonasi tertentu. Reaksi masyarakat sangat beragam terhadap pandemi
ini, ada yang tenang, ketakukan, hingga kepanikan yang berujung pada kondisi psikosomatik bagi
seseorang, termasuk juga peristiwa panic buying terhadap sejumlah kebutuhan pokok yangada di
pasaran. Hingga persediaan sejumlah masker atau Alat Pelindung Diri (APD)mengalami krisis.
Bahkan harga yang dipatok oleh pasar sangat tinggi dan mahal. Keadaanini tentu saja membuat
masyarakat resah terhadap pandemi ini. Aktifitas sosial masyarakat dibatasi sebagai syarat untuk
memutus mata rantai penyebaran virus. Masyarakat dihimbau menarik diri dan menghindari interaksi
sosial dalam jumlah besar (social distancing) dankontak fisik (physical distance) di ruang-ruang
publik. Dengan perubahan itu, masyarakatdituntut untuk bisa dan terbiasa atau beradaptasi dengan
perubahan yang ada. Perubahan terjadi pada cara berkomunikasi, cara berpikir dan cara berperilaku.

1. Inventarisasi masalah dan Analisasi sesuai atau tidak sesuai dengan pancasila
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Visi, misi, dan strategi
serta enabler tersebut telah dimiliki oleh Indonesia, hanya saja pada tataran implementasinya
memerlukan sinkronisasi dan simultanitas.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan kesesuaian atau tidak kesesuaian


Pandemi covid-19 telah membawa perubahan besar bagi seluruh lapisan masyarakat di
berbagai aspek, termasuk di dalamnya, aspek sosial budaya. Pandemi covid-19 memaksa pembatasan
aktivitas sosial antar individu satu dengan yang lainnya, sehingga memunculkan kebiasaan yang
berbeda dari kehidupan sebelumnya. Dengan kata lain, pandemi ini telah memunculkan budaya
masyarakat baru untuk merespon kebijakan pembatasan aktivitas sosial yang ada.

Wabah pandemi covid-19 seperti ini tentunya mengubah nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat
yang berdampak pada perubahan pola pikir, pandangan, serta sikap masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Selalu menggunakan masker, rajin mencucitangan menggunakan sabun, siap sedia
handsanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan massa, menghindari kontak fisik dengan orang
lain, dan penerapan berbagai protokol kesehatan telah menjadi kebiasaan.

3. Bagaimana sebaiknya merumuskan kebijakan yang sesuai dengan pancasila


Untuk mengantisipasi hal ini terjadi pemerintah dapat membuat sejumlah kebijakandengan
menjadikan kebudayaan sebagai ujung tombak. Kebijakan itu antara lain:
 Membuat materi kampanye berbasis budaya lokal, tetapi bukan sebatas konten seni tradisi
seperti yang sudah ada saat ini. Materi budaya yang digunakan mestinya adalahmemori lokal
mengenai wabah, yang boleh jadi tersimpan dalam cerita rakyat, nyanyian dan sebagainya,
sehingga masyarakat langsung memahami dampak yang akan ditimbulkan.Penggunaan
memori kolektif ini menjadi penting karena pada dasarnya manusia mudah digerakkan apabila
memiliki memori kolektif yang relatif sama.
 Melibatkan pemimpin adat, atau agensi lokal lainnya dalam melakukan kampanye
penanganan covid-19. Pelibatan aktor-aktor lokal ini akan membawa dampak yang cukup
signifikan karena himbauan berasal dari kalangan sendiri sehingga lebih di dengar.Pemerintah
Kabupaten juga dapat membuat atau mengaktifkan posko-posko kesehatandilingkungan
terkecil. Instansi kesehatan dapat menunjuk duta kesehatan warga dan memberikan edukasi
singkat mengenai pencegahan penyebaran virus corona.
 Apabila diperlukan, pemerintah dapatmenstimulus lahirnya aturan adat atau aturan desa yang
bertujuan mensukseskan penanganan dan pencegahan covid-19. Dalam banyak masyarakat,
aturan adat atau peraturan desa kadangkala lebih dipatuhi dari pada himbauan pemerintah.
Hal ini dikarenakan aturan adat dan desa dirasakan lebih “dekat” dari pada peraturan
pemerintah.
 Membentuk lumbung pangan warga. Mengingat bahwa pandemi melumpuhkan sektor
ekonomi, maka perlu difikirkan suatu sistem pengaman pangan. Paling tidak, ada skema yang
menjamin bahwa kecukupan pangan bagi masyarakat kelas bawahsemasa pandemiakan
terpenuhi. Pemerintah dapat memerintahkan setiap Rukun Warga membentuk Tim Lumbung
Pangan Warga yang bertugas mengumpulkan sumbangan atau iuran bahan pangan yang
akandidistribusikan kembali kepada masyarakat saat kelangkaan bahanpangan terjadi pada
masa wabah. Jika skema ini dikelola dengan baik, ketahanan pangan pada masa pandemi akan
terjaga, dan ini akan berbanding lurus dengan pencegahan tindak penjarahan serta kerusuhan
sosial.

Anda mungkin juga menyukai