Anda di halaman 1dari 6

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS MASYARAKAT DENGAN

TETAP MENTAATI PROTOKOL KESEHATAN DI MASA


PANDEMI COVID-19

Nama : Rizki Akbaryani

Nim : 200250013

Kelas/jurusan : 4A / Sosiologi

PENDAHULUAN

Terhitung sudah lebih dari 2 tahun, pandemi Covid-19 menyelimuti negara


tercinta, Indonesia. Selama itu pula, Indonesia mengalami banyak perubahan di
berbagai bidang, dimulai dari bidang sosial, kesehatan hingga ekonomi. Di Indonesia
sendiri, kasus Covid-19 pertama kali ditemukan pada bulan Maret 2020, tepatnya di
Kota Depok, Jawa Barat.

Sejak saat itu, virus Covid-19 mulai menyebar dengan cepat ke seluruh
wilayah di Indonesia hanya dalam kurun waktu 1 bulan. Akibat dari penyebaran virus
tersebut, setidaknya ada 1.500 lebih kasus dengan jumlah kematian mencapai 139
orang. Angka tersebut pun terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran


Covid-19 dengan memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) hingga lockdown, di mana pemerintah menghimbau kepada seluruh
masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar rumah. Pelaksanaan kebijakan ini
diharapkan dapat memutus rantai penularan virus Covid-19.

Pandemi Covid-19 merupakan salah satu pandemi terbesar dalam sejarah


manusia yang terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pandemi sendiri
merupakan penyebaran kasus penyakit di berbagai wilayah yang luas, seperti negara
maupun benua. Biasanya kasus ini menyerang banyak makhluk hidup dan dapat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di dalamnya, khususnya di bidang
kesehatan dan ekonomi. Pandemi ini biasanya memberikan dampak yang merugikan
bagi siapa pun yang mengalaminya.

Dampak yang dihasilkan dari Covid-19 di bidang kesehatan diantaranya


adalah tingkat kesehatan yang menurun. Selain itu, banyak masyarakat yang khawatir
dan takut tertular oleh virus Covid-19, hal tersebut pun dapat membuat masyarakat
stress hingga menyebabkan penurunan imun tubuh. Menurut data statistik JHU CSSE
COVID-19 Data, hingga saat ini Indonesia tercatat ada 5,88 juta kasus dengan jumlah
kematian mencapai 152 ribu jiwa.

Kemudian, dampak dari pandemi Covid-19 di bidang ekonomi diantaranya


pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan drastis. Hal ini dikarenakan dampak
dari diberlakukannya kebijakan-kebijakan pemerintah yang menghimbau masyarakat
untuk mengurangi aktivitasnya di luar rumah.

Pandemi Covid-19 ini juga mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran.


Banyak dari mereka yang pengangguran karena diberhentikan secara sepihak,
dipulangkan, atau memang tidak memiliki pekerjaan di awal. Selain itu, pandemi
Covid-19 juga mengancam kelangsungan industri rumah tangga.

Oleh sebab itu, untuk mengatasi dan meminimalisir dampak negatif yang
disebabkan oleh tingginya kasus penyebaran Covid-19 yang terjadi, dibutuhkan suatu
kebijakan atau strategi untuk membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
Salah satunya adalah melakukan pengembangan masyarakat.

PEMBAHASAN

Dalam UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, pengertian


pemberdayaan masyarakat merupakan upaya yang diarahkan untuk mewujudkan
warga negara yang mengalami masalah sosial agar mempunyai daya serta
kemampuan yang dapat digunakan sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
Kebutuhan dasar tersebut dapat berupa makanan, sandang, pangan. Selain itu, adapun
tujuan dari pemenuhan kebutuhan dasar ini adalah secara bertahap kehidupannya
akan lebih berkualitas dan kemandirian dapat tercapai.

Fungsi dari pengembangan masyarakat itu sendiri diantaranya adalah:

❖ Memberikan pelayanan sosial berbasis kepada masyarakat, baik berupa pelayanan


preventif sampai pelayanan yang kuratif.
❖ Memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak beruntung atau tertindas.
❖ Menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bisa bekerja
sama dan melakukan kegiatan bersama guna memenuhi kebutuhan hidup mereka
sendiri.
❖ Meminimalisir kesenjangan dalam pemberian pelayanan penghapusan
diskriminasi dan keterlantaran melalui strategi pemberdayaan masyarakat.

Selain itu, tujuan dari pemberdayaan masyarakat itu sendiri adalah untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih berkeadilan, meningkatkan
status kesehatan masyarakat secara merata, melepas masyarakat dari belenggu
ketunaan, keterbelakangan, ketertinggalan, ketidakberdayaan, keterisoliran,
ketergantungan, dan kemerosotan moral, meningkatkan kemauan dan kemampuan
partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan usaha produktif kreatif yang berbasis
sumber daya local, meningkatkan kemampuan partisipasi aktif masyarakat agar tidak
bergantung pada pihak penjual atau pemberi dana bantuan, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di berbagai bidang kehidupan.

Upaya penguatan dan pengembangan kemampuan masyarakat untuk dapat


berperan aktif sangat berpengaruh dalam proses pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat itu sendiri. Maksud dari berperan aktif di sini ialah masyarakat harus ikut
berpartisipasi dalam konteks pembangunan-pembangunan yang dijalankan oleh
pemerintah secara optimal.

Dengan begitu, hal ini dapat mendukung potensi yang dimiliki oleh
masyarakat, juga untuk mendayagunakan potensi lingkungan baik fisik maupun
nonfisik dengan sebaik-baiknya.

Penguatan peran serta masyarakat ini dapat terwujud dalam kegiatan membuat
rencana, mengolah, melaksanakan dan menikmati hasil-hasil pembangunan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial ekonomi. Baik sebagai individu
anggota keluarga masyarakat, maupun sebagai warga negara yang produktif dan
bertanggung jawab.

Strategi pemberdayaan di bidang kesehatan tercantum di dalam Ketentuan


dalam Permenkes Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan Bab II pasal 3, meliputi:

❖ Peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan


mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi. Dalam kasus ini adalah Covid-
19.
❖ Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat.
❖ Penguatan dan peningkatan advokasi kepada pemangku kepentingan.
❖ Peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga kemasyarakatan,
organisasi kemasyarakatan, dan swasta.
❖ Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal.
❖ Pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau kelembagaan Pemberdayaan
Masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan
masyarakat.
Masyarakat dalam menyelenggarakan pemberdayaan tersebut tentunya
didampingi oleh tenaga pendamping, seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, dan anggota masyarakat itu
sendiri.

Pemberdayaan itu sendiri dapat berupa penyampaian informasi mengenai


Covid-19 kepada masyarakat, memberikan edukasi mengenai pencegahan Covid-19,
tidak berkerumun, membantu keluarga yang kurang mampu/sakit/lansia, memberikan
motivasi dan mendorong partisipasi masyarakat untuk menjaga kebersihan diri,
kebersihan rumah, lingkungan, dan yang terpenting adalah harus selalu mentaati
protokol kesehatan.

Kemudian di dalam bidang ekonomi, pemberdayaan masyarakat dapat


dilakukan dengan memfasilitasi dalam bentuk pelatihan bagi para pelaku usaha,
memberikan sosialisasi tentang bagaimana cara pembuatan legalitas usaha atau
kelompok. Lalu, Pemerintah bisa memberikan fasilitas dalam bentuk sarana dan
prasarana kepada para usaha. Bagi seseorang yang baru akan merintis usaha di era
pandemi ini, dapat dimulai dengan berjualan masker atau produk-produk kesehatan
lainnya melalui aplikasi belanja online.

Bisnis kuliner, dalam situasi apa pun, bisnis kuliner dapat dimanfaatkan dalam
mencari penghasilan untuk bertahan hidup. Bagi mereka yang suka dan memiliki skill
memasak, mereka bisa berjualan makanan siap saji, makanan beku (frozen
food), masakan rumahan, kue kering, dan cemilan lainnya. Selain dapat mengasah
skill memasak, untuk memulai bisnis ini, modal yang diperlukan pun tidak begitu
besar sehingga bisnis kuliner tetap menjanjikan.

Selain kuliner dan jualan online, masyarakat dapat membuka jasa guru privat.
Sehubung dengan peraturan pemerintah yang telah menetapkan kebijakan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), jasa guru privat ini memberikan peluang untuk
mencari penghasilan tambahan di masa pandemi ini. Kegiatan privat ini bisa
dilakukan melalui online atau pun belajar di tempat dengan tetap mentaati protokol
kesehatan.

Pada dasarnya, tujuan pemberdayaan yang dilakukan, baik di bidang


kesehatan maupun ekonomi ini berfokus pada sektor kemajuan dan penyadaran para
masyarakat terhadap hal yang ada di sekitar. Di dalam bidan kesehatan,
pemberdayaan ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai betapa pentingnya
untuk menjaga kesehatan, terlebih di saat pandemi Covid-19 saat ini. Di bidang
ekonomi, pemberdayaan ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat
dengan membuka usaha yang nantinya bisa dimanfaatkan dalam mencari penghasilan
untuk bertahan hidup

Anda mungkin juga menyukai