Disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Politik Hukum
Disusun Oleh :
Selain itu, peraturan PPKM juga mencakup penutupan atau pengaturan jam
operasional tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, restoran, tempat
ibadah, tempat hiburan, dan tempat-tempat keramaian lainnya. Pembatasan ini
bertujuan untuk mengurangi kerumunan dan potensi penyebaran virus di tempat-
tempat yang padat.Dalam rangka menjaga kegiatan perekonomian, peraturan
PPKM juga dapat mengatur pembatasan jam operasional bisnis dan industri
tertentu. Beberapa sektor seperti sektor esensial (misalnya makanan, obat-obatan,
dan layanan kesehatan) tetap diizinkan beroperasi dengan penyesuaian protokol
kesehatan yang ketat, sementara sektor non-esensial mungkin mengalami
penurunan jam operasional atau penutupan sementara.
Rumusan masalah
1. Bagaimana isi dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2021
tentang "Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3,
dan Level 2 Corona Virus Disease di Wilayah Jawa dan Bali"?
2. Apa tujuan utama dari pemberlakuan instruksi tersebut?
3. Bagaimana perbedaan antara Level 4, Level 3, dan Level 2 dalam konteks
PPKM?
4. Bagaimana implementasi dan respons masyarakat terhadap instruksi
tersebut?
Pembahasan
Ius constitutum adalah istilah dalam hukum yang berasal dari bahasa Latin
yang secara harfiah berarti "hukum yang dibentuk". Istilah ini merujuk pada hukum
yang telah dibuat atau dibentuk oleh otoritas atau lembaga yang berwenang, baik
itu melalui undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan pengadilan, maupun
peraturan-peraturan lainnya. Maka dalam hal ini hukum yang dibuat oleh pihak
pemerintah yaitu Instruksi Menteri dalam negeri nomor 27 tahun 2021 tentang “
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dan Level 2
corona virus desease di wilayah jawa dan bali”
ius constitutum dapat berubah dan berkembang seiring waktu, tergantung pada
perubahan sosial, politik, dan kebutuhan masyarakat. Proses pembentukan dan
perubahan ius constitutum biasanya melibatkan proses legislatif, yudisial, dan
eksekutif, serta partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam bentuk konsultasi,
diskusi, atau mekanisme demokratis lainnya. Dalam suatu negara, ius constitutum
dapat berasal dari berbagai sumber hukum, termasuk konstitusi negara, peraturan
perundang-undangan, peraturan pemerintah, perjanjian internasional, keputusan
pengadilan, dan praktik hukum yang diakui secara umum. Ius constitutum berfungsi
sebagai landasan hukum yang mengatur perilaku dan hubungan antara individu,
serta memberikan kerangka hukum yang diperlukan untuk menjaga ketertiban dan
keadilan dalam masyarakat.
Berikut ini beberapa peran yang dapat dimainkan oleh kelompok pluralis dalam
menghadapi PPKM:
Melalui kerjasama dan partisipasi yang inklusif, kelompok pluralis dapat membantu
menciptakan respons yang holistik, berkeadilan, dan berkelanjutan dalam
menghadapi PPKM atau tantangan sejenisnya.
1. Hukum sebagai fenomena sosial: Hukum tidak hanya terdiri dari aturan
tertulis, tetapi juga merupakan produk dari faktor-faktor sosial, budaya, dan
sejarah. Hukum harus dipahami dalam konteks masyarakat di mana ia
beroperasi. Contoh : dikeluarkannya Instruksi Menteri dalam negeri nomor
27 tahun 2021 adalah akibat dari munculnya fenomena sosial covid 19 itu
sendiri
2. Realitas hukum: Hukum harus dipahami sebagai fenomena yang hidup dan
dinamis. Praktik nyata dari para aktor hukum, seperti hakim, pengacara, dan
juri, serta tindakan masyarakat umum dalam menghormati atau melanggar
hukum, memiliki peran penting dalam membentuk hukum. Contoh : intruksi
Menteri dalam negri nomor 27 tahun 2021 merupakan praktik nyata dari
kementrian itu sendiri dalam menangani fenomena yang ada, serta terdapat
sanksi bagi yang melanggar intruksi tersebut
3. Perubahan hukum: Hukum berubah seiring waktu sebagai respons terhadap
perubahan sosial, politik, dan ekonomi. Perkembangan hukum tidak hanya
terjadi melalui perubahan aturan hukum, tetapi juga melalui perubahan
sosial yang lebih luas. Contoh : perubahan dalam intruksi Menteri dalam
negri nomor 27 tahun 2021 ini telah dirubah sesuai dengan penurunan kasus
covid 19 yaitu dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2023
Tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (covid-19) yang
dimana PPKM sudah tidak perlu lagi diterapkan namun masyarakat
diwajibkan vaksin
4. Peran aktor hukum: Aktor hukum, seperti hakim, pengacara, dan juri,
memiliki pengaruh yang signifikan dalam praktik hukum. Tindakan dan
keputusan mereka dalam menginterpretasikan, membuat keputusan, dan
menegakkan hukum berkontribusi pada perkembangan hukum. Contoh :
dalam penerapan undang undang ini pihak pihak yang menjadi actor utama
adalah kementrian dalam negri, presiden, dan DPR
5. Interaksi antara hukum dan masyarakat: Hukum dipengaruhi oleh dan
berinteraksi dengan nilai-nilai, norma, dan kebiasaan masyarakat di mana
hukum itu berlaku. Hukum bukan hanya suatu entitas terpisah, tetapi terikat
erat dengan masyarakat di mana ia berfungsi. Contoh : PPKM memiliki
imbas pada masyarakat, dengan melindungi kesehatan dan keselamatan
namun juga dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan mental
dan ekonomi.
6. Hubungan antara hukum dan perubahan sosial: Hukum tidak hanya
merefleksikan perubahan sosial, tetapi juga dapat menjadi agen perubahan
sosial. Melalui perubahan hukum, masyarakat dapat mengubah norma-
norma dan nilai-nilai yang mendasari hukum itu sendiri. Contoh : Adanya
PPKM dapat menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, seperti
perubahan dalam pola interaksi sosial, kegiatan ekonomi, dan kebiasaan
sehari-hari.
Kesimpulan