Disusun oleh:
Nur Tasya Ruri 112018016
Nurul Widya Effrani 112018001
Prilia Pratiwi Munda 112018063
Priska Amelia Belopandung 112018012
• Swamedikasi adalah proses pengobatan yang dilakukan sendiri oleh seseorang mulai dari pengenalan
keluhan atau gejalanya sampai pada pemilihan dan penggunaan obat.
• Persentase masyarakat yang melakukan swamedikasi adalah 65,01%, tahun 2008, 65,59%, tahun 2009
68,41% dan tahun 2010 68,71%.
• Pada tanggal 31 Maret 2020, Presiden Jokowi mengeluarkan penetapan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
mengakibatkan upaya kesehatan masyarakat tetap dilaksanakan dengan memperhatikan skala prioritas.
HIPOTESIS
• Terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status pernikahan,
jumlah anak dalam keluarga, kepemilikan asuransi kesehatan, jarak tempat tinggal ke pelayanan
kesehatan, jenis penyakit, kebiasaan mencari pengobatan sebelum dan selama pandemi, serta kebijakan
pemerintah selama pandemi COVID-19 dengan perilaku pengobatan sendiri.
PENDAHULUAN
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
Jenis Kelamin
• Berdasarkan karakteristik jenis kelamin menunjukkan bahwa perempuan lebih cenderung melakukan
swamedikasi
Usia
• Usia adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai meninggal. Usia yang rentan terhadap penyakit
adalah usia lanjut.
Faktor Pendidikan
• Tingkat pendidikan yang rendah banyak berpengaruh terhadap perilaku pengobatan sendiri di ligkungan
masyarakat, hal ini di karenakan oleh kurangnya informasi
• Jumlah anggota keluarga terkait dengan tingkat pengeluaran dalam suatu keluarga. Semakin besar jumlah
anggota keluarga maka semakin besar pula pengeluarannya
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Swamedikasi
Faktor Pekerjaan
• Pekerjaan adalah suatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk
mendapatkan penghasilan
• Dengan tempat tinggal yang jauh dari pelayanan kesehatan membuar masih banyaknya
masyarakat tidak pergi ke pelayanan kesehatan apabila sakit.
Faktor Pendapatan
• Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
• Seseorang yang sudah berkeluarga akan cenderung memilih mencari pengobatan di fasilitas
kesehatan
Usaha Mencari Pengobatan
Tujuan pengobatan
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi
hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta
Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan
coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-2004
silam, yaitu Sarbecovirus.
Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2
Era Pandemi COVID-19
Kebijakan mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia untuk yang pertama kali diterapkan pada
tanggal 10 April 2020 di Jakarta
Ada beberapa regulasi yang berkaitan dengan penerapan PSBB tersebut. Antara lain adalah Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19), Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus disease 2019 dan/atau dalam Rangka Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perkekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuanga
Pengobatan Berbasis Online
Di era pandemik ini beberapa orang lebih memilih pengobatan yang dilakukan secara
online atau disebut sebagai telemedicine
Manfaat lain dari telemedik ini yaitu memberikan informasi tentang tingkat resiko warga
terhadap COVID-19, serta berkontribusi mengurangi kemungkinan masyarakat terpapar
virus corona karena ini juga meminimalkan kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan
PEMBATASAN PASIEN
Mengurangi kunjungan Menjaga Hindari
ke fasilitas kesehatan jarak kerumunan
massal
Pemvbatasan
pasien
Berikan edukasi ke Menggunakan
masker saa
pasienangkah-langkah preventif
berpergian
yang dapat dilakukan oleh
pasien secara mandiri
Pelayanan • suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan
Fasilitas kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang digunakan oleh
Kesehatan
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat
data
• jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status
Variabel pernikahan, jumlah anak dalam keluarga, kepemilikan asuransi
kesehatan, jarak tempat tinggal ke pelayanan kesehatan, fasilitas
Independen
kesehatan, jenis penyakit, kebiasaan mencari pengobatan sebelum
pandemi, kebiasaan mencari pengobatan selama pandemi, dan
kebijakan pemerintah selama pandemi
Jenis Kelamin
Pendidikan terakhir
Pendapatan
• Definisi: pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban
membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan
sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak
pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat).
• Alat ukur: kuesioner.
• Cara ukur: melihat jawaban dari responden
• Kode 1: ada
• Kode 2: tidak ada
• Skala ukur: nominal
• Definisi: jarak yang diukur dari bangunan untuk tempat tinggal ke lokasi pusat
pelayanan kesehatan.
• Alat ukur: kuesioner.
• Cara ukur: melihat jawaban dari responden
• Kode 1: Dekat (bisa dicapai dengan jalan kaki)
• Kode 2: Jauh (bisa dicapai dengan kendaraan)
• Skala ukur: nominal.
DEFINISI OPERASIONAL
Penyakit
• Definisi: keterangan penyakit yang menunjukan ada atau tidaknya penyakit akut,
kronik, ataupun emergensi
• Alat ukur: kuesioner.
• Cara ukur: melihat jawaban dari responden
• Kode 1: Ringan (demam, batuk pilek, maag, diare)
• Kode 2: Kronik (nyeri sendi, kencing manis, tekanan darah tinggi)
• Kode 3: Emergensi (kecelakaan lalu lintas, asma, penyakit yang memerlukan
tindakan operasi segera)
• Skala ukur: nominal.
• Definisi: rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
rencana dalam pelaksanaan pelayanan fasilitas kesehatan yang diterapkan
oleh pemerintah selama terjadinya pandemi COVID-19.
• Alat ukur: kuesioner.
• Cara ukur: melihat jawaban dari responden
• Kode 1: ditutup
• Kode 2: tidak ditutup
• Skala ukur: nominal
ANALISA DATA
Analisis univariat digunakan
untuk menjabarkan secara
deskriptif mengenai distribusi, Analisa bivariat bertujuan untuk
frekuensi, dan proporsi masing- menganalisa hubungan antara dua
masing variabel yang diteliti, variabel
baik variabel bebas maupun
variabel terikat
Variabel n %
Usia
20-30 tahun 15 14.2
31-40 tahun 46 43.4
51-40 tahun 45 42.5
Total 106 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 49 46.2
Perempuan 57 53.8
Total 106 100
Pendidikan
rendah 45 42.5
sedang 41 38.7
tinggi 20 18.9
Total 106 100
Distribusi Frekuensi Responden
Pekerjaan
tidak bekerja 49 46.2
Bekerja 57 53.8
Total 106 100
Pendapatan
<umr 47 44.3
>umr 59 55.7
Total 106 100
Pernikahan
belum menikah 26 24.5
sudah menikah 80 75.5
Total 106 100
Jumlah anak
tidak punya anak 38 35.8
>2 anak 68 64.2
Total 106 100
Distribusi Frekuensi Responden
Variabel n %
Asuransi
ada 75 70.8
tidak ada 31 29.2
Total 106 100
Jarak Tempuh
Dekat 41 38.7
Jauh 65 61.3
Total 106 100
Penyakit
Ringan 47 44.3
Kronik 50 47.2
Emergensi 9 8.5
Total 106 100
Sebelum Pandemi
swamedikasi 47 44.3
Fasilitas Kesehatan 59 55.7
Total 106 100
Tabel Distribusi Variabel Independen dan Variabel
Dependen
Shankar, dkk. Serta Worku dan Abebe yang berpendapat bahwa kelompok
umur kurang dari 30 tahun lebih banyak yang melakukan pengobatan sendiri.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan perilaku pengobatan
sendiri pada masa pandemi dengan nilai p 0,199.
Adanya hubungan yang signifikan antara pekerjaan dan perilaku pengobatan sendiri
pada masa pandemi dengan nilai p 0,000.
Adanya hubungan yang signifikan antara pendapatan dan perilaku pengobatan sendiri
pada masa pandemi dengan nilai p 0,000.
KESIMPULAN
Tidak adanya hubungan yang signifikan antara pernikahan dan perilaku pengobatan sendiri pada masa
pandemi dengan nilai p 0,504.
Tidak adanya hubungan yang signifikan antara jumlah anak dan perilaku pengobatan sendiri pada
masa pandemi dengan nilai p 0,951.
Tidak adanya hubungan yang signifikan antara asuransi dan perilaku pengobatan sendiri pada masa
pandemi dengan nilai p 0,067.
Adanya hubungan yang signifikan antara jarak tempuh dan perilaku pengobatan sendiri pada masa
pandemi dengan nilai p 0,000.
Adanya hubungan yang signifikan antara jenis penyakit dan perilaku pengobatan sendiri pada masa
pandemi dengan nilai p 0,000.
Adanya hubungan yang signifikan antara pengobatan sendiri sebelum pandemi dan perilaku dengan nilai p
0,000.
KESIMPULAN
Adanya hubungan yang signifikan antara
pengobatan sendiri selama pandemi dan
perilaku dengan nilai p 0,000