Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAJEMEN STRATEGIS

STRATEGI PEMULIHAN PASCA PANDEMI


BIDANG KESEHATAN

“Strategi dan Arah Kebijakan Pemerintah dalam


Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pasca
Pandemi Covid-19”

Disusun Oleh :
Hafids Haryonno (19040674009)
Arya Bagus Pramudyansyah (19040674029)
Dian Novita Sari (19040674057)
Dwi Kurnia Ningrum (19040674061)
Heris Hendrayana Pratama (19040674073)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


2020
PENDAHULUAN
Pada awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan mewabahnya virus baru yaitu
coronavirus jenis baru (SARS-Cov-2) dan penyakitya disebut Coronavirus Disease 2019
(COVID-19). Diketahui, asal virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada
akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dn telah menyebar ke
hamper semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernafasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu.
Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernafasan berat, seperti infeksi paru-
paru (pneumonia). Menurut ahli virus atau virologis Richard Sutejo, Virus Corona atau
COVID-19 merupakan tipe virus yang umum menyerang saluran pernafasan. Tetapi
starin COVID-19 memiliki mordibilitas dan mortalitas yang lebih tinggi akibat adanya
mutasi genetic dan kemungkinan transmisi inter-spesies. Gejala awal infeksi virus Corona
atau Covid-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu gejala dapat hilang dan sembuh atau malah
memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk
berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala- gejala tersebut muncul
ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya
muncul dalam waktu 2hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar Virus Corona.
Sebagian pasien terinfeksi virus Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa gejala
apapun. Virus Corona bisa menyerang siapa saja.
Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga November 2020 adalah
534.266 orang. Dengan jumlah kematian 16.815 orang. Tingkat kematian (case fatality
rate) akibat Covid-19 adalah sekitar 3,1. Jika dilihat dari presentase angka kematian yang
dibagi menurut golongan usia, maka kelompok usia 46-59 tahun memiliki presentase
angka kematian lebih tinggi dibandingkan golongan usia lainya.n sedangkan berdasarkan
jenis kelamin, 56,7% penderita yang meninggal akibat Covid-19 adalah laki-laki 43%
sisanya adalah perempuan.Pandemi ini sangat berdampak pada bidang kesehatan,
pelayanan di rumah sakit tidak bisa berjalan dengan baik karena adanya virus ini. Karena
pemerintah mengeluarkan kebijakan agar rumah sakit mengurangi layanan praktik rutin
kecuali dalam kondisi gawat darurat. Pada saat masa yang sama masyarakat juga takut ke
rumah sakit karena takut tertular Covid-19, selain itu rumah sakit harus melengkapi
sarana prasarana dan peralatan untuk menghadapi serangan pandemi yang terus
meningkat. Tentunya dalam hal ini pemerintah harus mengeluarkan anggaran yang
dialokasikan untuk rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.
Di tengah masa pandemi, pemerintah mengeluarkan protokol kesehatan pada situasi
new normal tertanggal 20 Mei 2020 melalui keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK/.01.07/Menkes/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam
Mendukung Keberlangsungan Usaha Situasi Pandemi dan Surat Edaran Nomor
HK/.02.01/Menkes/335/2020 tentang Protokol Pencegahan Penularan CoronaVirus
Disease (Covid-19) di tempat kerja Sektor Jasa dan Perdagangan (Area Publik) dalam
Mendukung Keberlangsungan Usaha. Pemerintah memberikan kewenangan kepada 102
kabupaten/kota dengan zona hijau untuk beraktifitas dan aman dari Covid-19.Rencana
pengurangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam scenario new normal
membuat public menghadapi dilema antara kepentingan ekonomi dan kekhawatiran
penularan Covid-19 pada saat kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan
masih rendah. Dari situ maka dapat kita telaah tentang bagaimana strategi dan arah
kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada pasca
pandemic covid-19 ini.

ISI
Sebelum adanya pandemi Covid-19, gaya hidup bersih dan sehat masyarakat masih
rendah. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan Tahun 2019 terdapat
55% rumah tangga di Indonesia yang mempunyai gaya hidup bersih dan sehat. Menurut
Permenkes Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan
Pencegahan Penyakit, dalam penguatan pemberdayaan masyarakat, upaya promosi
kesehatan menjadi pilar utama pembangunan kesehatan, dan menjadi faktor penentu
pembangunan keberlanjutan.
Manajemen strategis pasca pandemi Covid-19 dalam bidang kesehatan yaitu dengan
tetap mempertahankan kebiasaan hidup bersih dan sehat yang dilakukan masyarakat saat
ini. Dan dengan adanya Permenkes Nomor 74 Tahun 2015 tersebut dapat membantu
dalam mengedukasi masyarakat betapa pentingnya gaya hidup bersih dan sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan Permenkes tersebut, promosi kesehatan merupakan
proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, memengaruhi,
dan membantu masyarakat agar ikut berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan.
Pelaksanaan promosi kesehatan dalam pengembangan kebijakan publik
mempertimbangkan dampak-dampak sebagai berikut :
1) Kesehatan masyarakat
2) Terciptanya lingkungan fisik dan sosial yang mendukung derajat kesehatan yang
optimal
3) Meningkatnya gerakan masyarakat untuk mengendalikan faktor yang
memengaruhi kesehatan
4) Menjadikan masyarakat agar tahu, mau dan mampu membuat keputusan yang
efektif dalam memelihara, meningkatkan dan mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal
5) Meningkatnya dan terwujudnya derajat kesehatan yang optimal serta menata
kembali sistem pelayanan kesehatan masyarakat agar lebih mengutamakan
aspek promotif dan preventif tanpa mengesampingkan aspek kuratif dan
rehabilitatif.
Dalam kehidupan sehari-hari pasca pandemi Covid-19 ini pemerintah harus gencar-
gencar menyelenggarakan promosi kesehatan, agar dapat menciptakan masyarakat yang
sehat dan tidak mudah terserang virus maupun kuman. Dalam menjalankan promosi
kesehatan kepada masyarakat, tentunya diperlukan tenaga promosi yang tersebar di
seluruh Indonesia contohnya seperti puskesmas-puskesmas. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
penyelenggara promosi kesehatan sebagai bagian dari Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) esensial merupakan salah satu tugas puskesmas di wilayah kerjanya. Namun
dengan adanya BPJS Kesehatan, tugas puskesmas beralih lebih kepada Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP), yaitu menyaring masalah kesehatan dasar individu sebelum dirujuk
ke rumah sakit. Selain itu, terbatasnya jumlah tenaga promosi kesehatan ataupun adanya
tumpeng tindih pekerjaan tenaga kesehatan menjadi kendala puskesmas dalam
melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat.
Strategi kesehatan lain yang dilakukan pasca pandemi adalah menjaga pemenuhan
pelayanan kesehatan esensial. Pesan ini disampaikan oleh Tim Task Force penanganan
COVID-19 Kementerian Kesehatan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Puskesmas. Pelayanan Kesehatan esensial yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan
rutin dasar yang kebutuhannya akan terus ada di masyarakat. Hal ini dilakukan untuk
mendukung tercapainya standar pelayanan minimal (SPM) bidang Kesehatan melalui
Upaya Kesehatan Masyarakat esensial maupun Upaya Kesehatan Primer.Pelayanan
Kesehatan yang dimaksud meliputi Imunisasi, pemeriksaan Ibu hamil, pengobatan pasien
TB, HIV, Penyakit kronis seperti Diabetes, Hipertensi, dan sebagainya.
Maka dari itu, dibutuhkan peran pemerintah dalam menciptakan tenaga kesehatan
yang berkompeten dan amanah agar pelaksanaan promosi kesehatan dapat berjalan
dengan baik. Promosi kesehatan ini bukan hanya merupakan tugas tenaga kesehatan,
namun membutuhkan peran aktif para kader kesehatan, tokoh masyarakat, jaringan
masyarakat sipil, organisasi masyarakat dan petugas keaman setempat. Masyarakat akan
lebih patuh dan tetap menjaga gaya hidup bersih dan sehat apabila semua elemen
masyarakat selalu aktif dalam mengimbau dan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat
pula. Pasca pandemi Covid 19, pemerintah melakukan strategi dalam bidang kesehatan
untuk memperkuat beberapa aspek yaitu:
Kesiapan menghadapi pandemi dan PHEIC (Public Health Emergency of
International Concern) - Recovery pasca COVID-19 dan pengendalian masalah
kesehatan (TB, Malaria, kematian ibu dan bayi, HIV, kusta, dll). Penguatan promotif dan
preventif. Peningkatan anggaran kesehatan pemerintah. Selain itu, pemerintah juga
mengeluarkan Kebijakan Pasca Pandemi Covid-19 (RKP 2021), diantaranya :
1. Penguatan Germas (promotif dan preventif)
Air bersih, sanitasi, cuci tangan pakai sabun, olahraga, kesehatan lingkungan,
kawasan sehat, dan pengelolaan limbah medis.
2. Penguatan health security
Kemampuan untuk prevent, detect, response:
- Pos pintu masuk (KKP)
- Sistem peringatan dini (alert system), surveilans penyakit real time, kapasitas dan
jejaring laboratorium, kapasitas SDM, protokol dan tata laksana respon cepat,
litbang
-Perluasan case detection, skrining, karantina kesehatan
3. Penguatan sumber daya: fasilitas, farmasi, alkes, dan SDM kesehatan
- Pemenuhan fasilitas dan alkes sesuai kelas RS dan sistem rujukan
- Pemenuhan dokter dan 9 jenis nakes di puskesmas
- Pemenuhan vaksin dan obat (Pneumonia, TB, HIV/AIDS)
- Dukungan insentif bagi industri farmasi dan alkes dalam negeri
Kesiapan masyarakat dalam menghadapi kehidupan pasca pandemi tidak hanya
terlihat dari aspek sosial, melainkan juga terlihat secara fisik dan mental.
Mempertahankan kesehatan fisik yaitu dengan menerapkan selalu gaya hidup bersih dan
sehat serta mempertahankan kesehatan mental dengan berfikir tenang dan positif agar
terhindar dari gangguan kecemasan selama menghadapi pandemi Covid-19 lalu. Selain
kesiapan masyarakat, kesiaapan pemerintah daerah dalam segala aspek juga sangat
diperlukan, termasuk ketersediaan fasilitas dan sumber daya kesehatan.

Simpulan
Pada awal 2020, dunia digeparkan dengan mewabahnya virus corona yang
diperkirakan pertama kali muncul di kota Wuhan, Tiongkok. Coronavirus adalah
kumpulan virus yang bisa menginfeksi siste pernafasan gejala ringan hampir sama dengan
flu namun virus juga bisa menginfeksi pernafasan berat seperti infeksi paru-paru
(pneumonia). Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Covid -19 Republik
Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga November 2020 adalah 534.266
orang, dengan jumlah kematian 16.815 orang. Jika dilihat dari persentase angka kematian
yang dibagi menurut golongan usia, maka kelompok usia 46-59 tahun memiliki
presentase angka kematian lebih tinggi dibandingkan golongan usia lainnya sedangkan
berdasarkan jenis kelamin, 56,7% penderita yang meninggal akibat Covid-19 adalah lak-
laki 43% sisanya adalah perempuan. Dalam kehidupan sehari-hari paska pandemi Covid-
19 ini pemerintah harus gencar-gencarnya menyelenggarakan sosialisasi kesehatan, agar
dapat menciptakan masyarakat yang sehat dan tidak mudah terserang virus atau
kuman.Strategi kesehatan lain yang dilakukan paska pandemi adalah menjaga pemenuhan
pelayanan kesehatan esensial dan primer. Hal ini dilakukan untuk mendukung
tercapainya standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan melalui upaya kesehatan
masyarakat esensial dan maupun upaya kesehatan primer yang ada setiap saat dan bersifat
dasar. Pelayanan kesehatan yang dimaksud meliputi imunisasi,pemeriksaan ibu hamil,
pengobatan pasien TB, HIV, penyakit kronis seperti Diabetes, Hipertensi dan lain lain.
Maka dari itu, dibutuhkannya peranpemerintah,tenaga kesehatan dan seluruh masyarakat
supaya tetap hidup bersih dan sehat.

Saran
Untuk seluruh masyarakat Indonesia haru tetap menjaga kesehatan dan menerapkan
pola hidup bersih dan sehat supaya imune tubuh tetap terjaga dan apabila sakit atau gejala
ringan segera periksa ke pelayanan kesehatan jangan takut untuk berobat apabila tidak
segera diobati maka kondisi badan semakin memburuk, dan untuk pemerintah dan tenaga
kesehatan harus saling bekerjasama dem memberikan pelayanan yang baik kepada
pasien.
DAFTAR PUSTAKA

“Bio Farma to Start Pre-clinical Trial for Covid-19 Vaccine in 2021”, 22 April 2020,
https://www.thejakartapost.com/news/2020/04/22/bio-farma-tostart-pre-clinical-trial-
for-covid-19-vaccine-in-2021.html , diakses 1 Desember 2020.

“Draft Landscape of Covid-19 Candidate Vaccines”, 30 Mei 2020, https://www.who.int/who-


documents-detail/draftlandscape-of-covid-19-candidatevaccines , diakses 2 Desember
2020.

“Habis PSBB, Ada PSBL”, Media Indonesia, 3 Juni 2020, hal. 5.

“Kasus Positif Covid-19 Naik 684, Pasien Sembuh 471, Meninggal 35”, 3 Juni 2020,
https://covid19.go.id/p/berita/kasus-positifcovid-19-naik-684-pasiensembuh-
471meninggal-35, diakses 4 Desember 2020.

“Kedisiplinan Penentu Keberhasilan”, Kompas, 31 Mei 2020, hal. 1.

“Terapkan Protokol Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19, Bappenas Dorong


Contactless dan Cashmess Society”, 29 Mei 2020,
https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/terapkan-protokol-
masyarakatproduktif-dan-aman-covid-19-bappenas-dorong-contactlessdan-cashless-
society/ , diakses 3 Desember 2020.

Yuningsih, Rahmi. “Promosi Kesehatan Pada Kehidupan New Normal Pandemi Covid-19”, Juni
2020, http://puslit.dpr.go.id , diakses 2 Desember 2020.

Anda mungkin juga menyukai