MAKALAH
KELOMPOK 5
GANIAWATI 2306180144
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Apa yang dapat dipelajari dari pandemi Covid-19 bagi kesehatan global? Apa yang
harus menjadi fokus dalam diplomasi kesehatan untuk mempersiapkan pandemi
selanjutnya yang lebih baik
2. Peran Sustainable Development Goal (SDG) dalam kesehatan global, apa tantangan
yang akan dihadapi dimasa yang akan datang, dan bagaimana kita dapat
memfasilitasi pencapaian tujuan SDG
3. Masalah apa yang dihadapi oleh lembaga kesehatan international seperti WHO
UNICEF, dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan populasi melintasi
batasan negara
1.3. Tujuan
Memahami dan mampu menjelaskan diplomasi kesehatan global, peran SDG dalam
kesehatan global, dan peran lembaga kesehatan internasional dalam melindungi kesehatan
dan kesejahteraan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Diplomasi Kesehatan dalam Pandemi Covid-19 dan Persiapan Pandemi Selanjutnya
Isu kesehatan dalam beberapa dekade terakhir telah menjadi ancaman dan tantangan
serius bagi seluruh negara di dunia. Isu kesehatan telah menjadi isu yang krusial dalam
kontestasi agenda politik global sejak berakhirnya perang dingin. Beberapa bentuk isu
kesehatan yang mendorong respon global ialah isu pandemi atau wabah penyakit. Terjadinya
wabah di berbagai negara di dunia seperti wabah hitam pada pertengahan hingga akhir abad
ke-14, Kolera pada tahun 1817, Flu Spanyol pada tahun 1918, HIV/AIDS, SARS pada tahun
2003, hingga pandemi Covid-19 saat ini, kemudian mendorong terciptanya suatu disiplin
ilmu yang terkhusus membahas persoalan kesehatan lintas dunia atau kesehatan global.
Pandemi global Covid-19 adalah isu kontemporer yang telah bertransformasi menjadi
tantangan global. Potensi penyebaran virus yang besar di seluruh dunia telah menjadi
ancaman bagi seluruh negara dan kemudian mendorong tindakan terkoordinasi oleh
pemerintah dan lembaga terkait dalam hal Langkah langkah penanganan coronavirus. Berikut
adalah beberapa aspek yang terlibat dalam diplomasi kesehatan global selama pandemi
Covid-19:
1) Kerjasama antara negara
Dalam skenario ini, Sato (2010) menegaskan bahwa kerjasama internasional
merupakan aspek jangka panjang dari kebijakan luar negeri yang melibatkan peran para aktor
non-negara dan lembaga-lembaga sub-nasional yang kemudian dapat terlibat dalam aktifitas
hubungan luar negeri termasuk dalam cakupan isu internasional yang lebih luas seperti isu
pandemi. Tujuan dari kerja sama internasional dalam menghadapi pandemi menurut
Djelantik (2020) ialah:
a) Mengidentifikasi dan menilai resiko global yangmenjadi penyebab utama
pandemi
b) Menentukan dan mengevaluasi praktek-praktek mitigasi dan antisipasi global di
masa pandemi
c) Memperkiran perbedaan sumber daya dalam upaya pencegahan, membangun
ketahanan, dan manajemen resiko pandemi Covid-19
d) Strategi negara dalam melibatkan berbagai aktor yang relevan di tingkat negara
maupun non-negara dalam menangani masalah kesehatan dan ekonomi di masa
pandemi Covid-19
Gambar 1. 17 Tujuan SDGs ( Peta Jalan SDGs Indonesia Menuju 2030, Kementerian
Perencanan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Hasil berbagai studi menyatakan bahwa tujuan dan target pada SDGs saling
berhubungan satu sama lain (Le Blanc, 2015; Zhou and Moinuddin, 2017; Bappenas, 2018;
Singh et al., 2018). Analisis dari studi IGES yang menggunakan metodologi ISM
menyatakan bahwa semua tujuan dan target SDGs memiliki kekuatan penggerak dan saling
ketergantungan satu sama lain.
Gambar. 2 Keterkaitan Ke 17 Tujuan pada SDGs (Peta Jalan SDGs Indonesia Menuju 2030,
Kementerian Perencanan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional)
Hasil analisis dari 43 target SDGs menyatakan bahwa terdapat 17 target dari 9 tujuan
yang memiliki pengaruh sangat kuat terhadap target-target lainnya, dengan tingkat
ketergantungan yang rendah. Target-target tersebut dapat disebut sebagai target dengan
kekuatan penggerak yang tinggi.
Tantangan yang akan dihadapi dimasa yang akan datang dalam mencapai tujuan SDG
meliputi peningkatan penyakit menular dan tidak menular, dan kontaminasi lingkungan.
Selain itu terjaid kemunduran bagi dunia untuk pencapaian SDG, khususnya untuk negara
dan kelompok populasi miskin. Krisis ekonomi global dengan hilangnya pekerjaan secara
masif dan berdampak besar terutama pada kelompok rentan. Selain itu kebijakan pemerintah
yang harus menjaga kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan dan
menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat.
Agar tercapainya tujuan SDG, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, termasuk
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Selain itu,
diperlukan juga koordinasi antarlembaga dan alokasi sumber daya yang memadai. Beberapa
langkah yang dapat diambil antara lain meingkatkan kapasitas untuk peringatan dini,
pengurangan risiko, dan manajemen risiko kesehatan nasional dan global. Selain itu
diperlukan perluasan akses internasional oleh pembuat kebijakan, bisnis, masyarakat sipil,
dan komunitas ilmiah untuk mempercepat identifikasi solusi untuk krisis yang akan terjadi di
masa yang akan datang, serta untuk memperkuat globalisasi jangka panjang.
2.3 Masalah yang Dihadapi oleh Lembaga Kesehatan International dalam
Melindungi Kesehatan dan Kesejahteraan Populasi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki peran kunci dalam melindungi
kesehatan global. Meskipun WHO menyatakan bahwa Covid-19 bukan lagi "darurat
kesehatan global", peran WHO dalam menjaga kesehatan global tetap sangat signifikan.
WHO bertanggung jawab dalam koordinasi respons kesehatan global, memberikan bantuan
teknis, mengembangkan kebijakan kesehatan global, dan memantau penyebaran penyakit
menular.
WHO juga berperan dalam memfasilitasi kerjasama internasional dalam penelitian
dan pengembangan vaksin, obat, maupun terapi. Beberapa masalah yang dihadapi oleh
lembaga kesehatan internasional dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan populasi
termasuk ketidakseimbangan distribusi pengetahuan dan sumber daya kesehatan, serta
masalah akses layanan kesehatan bagi kelompok rentan. Untuk mengatasi masalah ini,
diperlukan peran aktif dari berbagai stakeholder, termasuk pemerintah, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), sektor swasta, maupun masyarakat sipil. Selain itu, diperlukan juga
koordinasi antarlembaga dan alokasi sumber daya yang memadai.
Lembaga kesehatan internasional seperti WHO (World Health Organization) dan
United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) menghadapi sejumlah
tantangan dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan populasi di seluruh dunia.
Beberapa masalah yang dihadapi oleh lembaga-lembaga ini antara lain:
1) Keterbatasan Sumber Daya
Lembaga internasional seperti WHO dan UNICEF sering kali beroperasi
dengan keterbatasan sumber daya, baik dalam hal keuangan, personel, maupun
infrastruktur. Keterbatasan ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk
merespons secara cepat dan efektif terhadap krisis kesehatan global atau
memberikan dukungan berkelanjutan pada program-program kesehatan.
2) Ketidaksetaraan Akses Kesehatan
Tantangan aksesibilitas dan ketidaksetaraan dalam pelayanan kesehatan
masih menjadi masalah serius. Lembaga internasional seperti WHO dan UNICEF
harus menghadapi kesulitan dalam memastikan bahwa layanan kesehatan dan
intervensi dapat diakses secara merata di seluruh negara, terutama di wilayah-
wilayah yang terpencil atau terkena konflik.
3) Krisis Kesehatan Global
Munculnya wabah penyakit seperti pandemi Covid-19 menyoroti tantangan
lembaga kesehatan internasional dalam menanggapi krisis kesehatan global.
Koordinasi antar-negara dan implementasi kebijakan yang konsisten menjadi kunci,
tetapi hal ini seringkali sulit diwujudkan karena perbedaan pendekatan dan
kebijakan di tingkat nasional.
4) Politik dan Diplomasi
Keputusan dan langkah-langkah kesehatan sering kali dapat terpengaruh
oleh dinamika politik dan diplomasi antar-negara. WHO, sebagai contoh, dapat
menghadapi tantangan dalam memberikan rekomendasi atau mengoordinasikan
tanggapan global ketika kepentingan politik dan ekonomi negara-negara anggota
berkonflik.
5) Isu Kemanusiaan dan Konflik
Lembaga-lembaga unternasional juga beroperasi dalam situasi
kemanusiaan yang kompleks, terutama di daerah yang terkena konflik. Mereka
harus mengatasi tantangan logistik, keamanan, dan keberlanjutan untuk
memberikan bantuan kesehatan kepada populasi yang terdampak.
Upaya terus-menerus untuk melindungi kesehatan global dan masalah populasi
melibatkan kerja sama internasional, peningkatan sumber daya, dan perbaikan koordinasi
global dalam rangka meningkatkan kapasitas lembaga kesehatan internasional dalam
melindungi kesehatan dan kesejahteraan populasi dunia.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Para ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah secara resmi menyatakan
bahwa Covid-19 tidak lagi merupakan darurat kesehatan masyarakat global. Ini
menggambarkan akhir periode tanggap darurat yang dimulai pada 30 Januari 2020. Dari
pandemi Covid-19, kita dapat belajar pentingnya mempersiapkan pandemi selanjutnya yang
lebih baik dengan memahami keberhasilan dan kesulitan dalam penanganan Covid-19, serta
meningkatkan kesehatan global melalui pencegahan, pengendalian, dan kerjasama
internasional.
Dari pandemi Covid-19, banyak pelajaran yang dapat dipetik bagi kesehatan global.
Fokus diplomasi kesehatan untuk mempersiapkan pandemi selanjutnya yang lebih baik harus
mencakup beberapa hal, seperti promosi kesehatan, surveilans, manajemen klinis, vaksinasi
Covid-19, pengelolaan limbah, dan kebijakan vaksinasi. Selain itu, penanganan Covid-19
yang sudah menjadi endemi harus dilakukan seperti penanganan penyakit biasa, termasuk
dalam hal pembiayaan perawatan pasien Covid-19.
Peran Sustainable Development Goals (SDG) dalam meningkatkan kesehatan global
menjadi pusat perhatian yang semakin mendalam dalam kerangka kerja pembangunan global.
SDG menetapkan sasaran konkret untuk memajukan kesejahteraan manusia, termasuk aspek
kesehatan, dengan tujuan mencapai cakupan layanan kesehatan yang universal. Sementara
itu, lembaga kesehatan internasional memainkan peran krusial dalam melindungi kesehatan
dan kesejahteraan populasi di seluruh dunia. Lembaga kesehatan internasional tidak hanya
berperan sebagai fasilitator implementasi program kesehatan global, tetapi juga sebagai
penghubung yang mengatasi hambatan dan bekerja di luar batasan negara. Dengan upaya
bersama dan kerjasama lintas batas, lembaga kesehatan internasional membentuk kerangka
kerja kesehatan global yang memungkinkan pertukaran informasi, sumber daya, dan keahlian
untuk merespons dan mengatasi tantangan kesehatan yang bersifat lintas negara
Selain itu lembaga kesehatan internasional juga memiliki peran dalam upaya
elindungi kesehatan global dan masalah populasi yang melibatkan kerja sama internasional,
peningkatan sumber daya, dan perbaikan koordinasi global dalam rangka meningkatkan
kapasitas lembaga kesehatan internasional dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan
populasi dunia
DAFTAR PUSTAKA