id
Abstrak — Artikel ini merupakan hasil dari pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Departemen Hubungan
Internasional bekerjasama dengan Tim 2 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro. Pengabdian masyarakat ini
bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait Hubungan Internasional, khususnya organisasi internasional (World
Health Organization/WHO) dalam menangani pandemi global. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah
sosialisasi tatap muka yang pelaksanaannya sesuai dengan protokol kesehatan New Normal. Sejumlah topik yang dibahas
dalam sosialisasi ini adalah garis besar penyebaran dan bahaya penyakit Covid-19, edukasi pencarian data dan protokol
kesehatan melalui website WHO, serta pengenalan WHO sebagai organisasi internasional. Evaluasi terhadap pengabdian
masyarakat ini dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan sebelum dan setelah sosialisasi. Hasil evaluasi menunjukkan
terjadi peningkatan tingkat pemahaman peserta sebanyak 30% dibandingkan dengan sebelum sosialisasi dilakukan.
Sejak awal tahun 2020, dunia internasional internasional ini. Sosialisasi ini dilakukan secara
sedang disibukkan oleh upaya penanganan dan tatap muka kepada empat sasaran pengabdian,
pencegahan penyebaran penyakit Covid-19 yang yakni Perangkat Desa (RT dan RW), anggota PKK,
disebabkan oleh coronavirus. Virus ini tidak Karang Taruna, serta guru atau kepala sekolah SD,
dikenal sebelum terjadinya wabah di Wuhan, SMP dan SMA di Kabupaten Kudus. Tahap-tahap
Tiongkok, pada akhir 2019. Kini, penyebaran sosialisasi adalah sebagai berikut :
virus yang demikian cepat menyebabkan pandemi
ini tidak lagi berlaku nasional atau regional, A. Penyusunan Dan Penyebaran Undangan
namun sudah menjadi permasalahan global. Meski Sosialisasi
sudah menjadi permasalahan kesehatan Dengan bantuan dari mahasiswa KKN Tim 2
internasional, banyak masyarakat Indonesia yang Undip 2020, penyusunan dan penyebaran
belum memahami bahaya dan cara mencegah undangan sosialisasi ini dilakukan dengan
penyakit Covid-19. Belum lagi maraknya persetujuan dari warga masyarakat. Sosialisasi
informasi yang tidak benar atau bohong, juga yang dilakukan di balai desa dibatasi hanya
sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, kepada 25 peserta, sebagai pemenuhan protokol
Departemen Hubungan Internasional FISIP kesehatan di era New Normal.
Universitas Diponegoro bersama dengan
mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Undip Tim B. Penataan Ruangan Balai Desa Sesuai Protokol
2 tahun 2020 melakukan pengabdian masyarakat Kesehatan
bertemakan “PENGENALAN HUBUNGAN Ruangan balai desa sebagai tempat pelaksanaan
INTERNASIONAL DI MASA PANDEMI sosialisasi ditata sedemikian rupa agar memenuhi
COVID-19: WORLD HEALTH protokol kesehatan yakni: (1) jarak antar kursi
ORGANIZATION (WHO). Tujuan dari perserta adalah 1 meter; (2) jarak antara meja
pengabdian masyarakat ini adalah: (1) agar pembicara dan kursi peserta adalah 2 meter; (3)
masyarakat di Kabupaten Kudus menyadari disediakan kran cuci tangan beserta sabun cair di
bahaya Covid-19 dan; (2) mau dan mampu depan balai desa; (4) peminjaman alat tes suhu
melakukan protokol kesehatan untuk mencegah tubuh untuk mengecek suhu tubuh peserta
penyebaran penyakit ini; (3) menyadari bahwa sebelum memasuki ruang balai desa; (5)
protokol kesehatan ini bukan hanya dilakukan di penyemprotan ruangan balai desa dengan
Indonesia, namun juga seluruh dunia; (4) disinfektan. Hal ini dilakukan agar penyebaran
memahami protokol kesahatan internasional yang penyakit Covid-19 tidak terjadi selama sosialisasi
diperkenalkan oleh WHO; (5) memperkenalkan ini berlangsung.
peran dan fungsi WHO kepada masyarakat.
C. Pelaksanaan Sosialisasi
II. METODE Pelaksanaan sosialisasi pun dilakukan sesuai
dengan protokol kesehatan, yang meliputi
Salah satu teori dalam Hubungan Internasional kewajiban penggunaan masker bagi peserta dan
adalah mengenai organisasi internasional. pembicara, cuci tangan sebelum memasukai
Organisasi internasional memiliki peran yang ruangan, dan dilarang untuk bersentuhan atau
sangat penting tidak hanya di lingkup global, membuka masker selama sosialisasi berlangsung.
namun juga domestik masing-masing negara. Setelah semua peserta masuk ke ruangan
Oleh karena itu, pengenalan organisasi dengan melakukan protokol kesehatan, materi pun
internasional bagi masyarakat sesungguhnya diberikan melalui power point yang ditampilkan di
wajib dilakukan oleh negara. Metode pengenalan monitor LCD Balai Desa. Materi yang diberikan
organisasi internasional dapat dilakukan mengenai adalah :
edukasi formal dan informal serta magang yang 1) Pemahaman mendasar mengenai virus Corona
melibatkan masyarakat umum [2]. dan penyakit Covid-19
Oleh karena itu pengabdian ini menggunakan Pada pemaparan ini, peserta diberikan
edukasi informal melalui sejumlah cara, yakni: (1) pemahaman mengenai: (1) Perkembangan
memberikan sosialisasi tatap muka kepada penyebaran virus Corona di seluruh dunia; (2)
Perangkat desa, PKK, Karang Taruna, guru-guru Bahaya virus Corona; (3) Cara pencegahan virus
SD, SMP dan SMA di Kabupaten Kudus; (2) ini; dan (4) Informasi yang keliru mengenai
memberikan selebaran pamflet protokol kesehatan pandemi ini.
dengan logo WHO; (3) memberikan modul Sejak virus korona baru pertama kali dilaporkan
tentang WHO yang berisi sejumlah pertanyaan di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember,
dan jawaban umum tentang organisasi penyakit pernapasan menular COVID-19 telah
menyebar dengan cepat di Tiongkok dan ke jumlah kasus dan kematian yang dikonfirmasi di
negara-negara tetangga dan sekitarnya. Kasus seluruh dunia, evolusi tingkat kematian dunia,
virus korona pertama yang dikonfirmasi di luar evolusi kasus yang dikonfirmasi untuk setiap
China terjadi pada 20 Januari, di Jepang, Thailand, negara dan grafik evolusi jumlah kematian
dan Korea Selatan. Pada 2 Maret 2020, Indonesia menurut negara. Setelah visualisasi ini dilakukan,
mengumumkan kasus penyakit Covid-19 pertama, peserta diberikan pertanyaan mengenai darimana
dan hingga kini jumlah kasus penduduk yang data-data yang melibatkan seluruh negara di dunia
terjangkit virus Corona semakin bertambah. Data ini diperoleh, dan menjelaskan bahwa WHO
terakhir pada 21 September 2020, total kasus di merupakan organisasi internasional yang
seluruh dunia adalah 30,9 juta, dengan jumlah bertanggung jawab untuk menghimpun data ini
pasien yang sembuh 21,2 juta, dan meninggal dari seluruh negara anggota PBB.
dunia 960 ribu orang. Di Indonesia sendiri, jumlah 3) Pelatihan mencari data WHO secara online
kasus pada tanggal yang sama sebanyak 245 ribu Pelatihan ini dilakukan untuk membantu
kasus, 177 ribu sembuh, dan 9.553 orang masyarakat mencari data dan informasi yang
meninggal dunia [5] akurat mengenai Covid-19. Selama pandemi ini
Seiring kasus COVID-19 yang terus meningkat, berlangsung, masyarakat dibuat bingung akan data
keprihatinan publik di Indonesia tentang tingkat dan fakta yang tidak benar, misalnya bahwa
keparahan penyakit dan kerentanan populasi juga Covid-19 dapat sembuh dengan minyak kayu
meningkat. Gejala COVID-19 yang paling umum putih atau viralnya kalung penangkal virus yang
adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. laris diburu oleh masyarakat. Dengan
Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan mengunjungi situs WHO, masyarakat akan
nyeri, hidung tersumbat, pilek, atau sakit mendapatkan data dan informasi yang akurat
tenggorokan. Gejala ini biasanya ringan dan mengenai perkembangan pandemi ini, serta cara-
dimulai secara bertahap. Kebanyakan orang cara yang dibutuhkan untuk menangkal penyakit
(sekitar 80%) sembuh dari penyakit tanpa ini. Pemaparan dilakukan dengan langkah-
memerlukan perawatan khusus, dan sebagian langkah sebagai berikut:
besar - terutama untuk anak-anak dan dewasa Langkah 1 mengunjungi mesin pencari google,
muda - penyakit akibat COVID-19 umumnya dan memasukkan kata kunci “WHO”, “Data”,
ringan (Satuan Tugas Penanganan COVID-19, “Covid”, “Indonesia” (Gbr 1).
2020).
Istilah new normal saat ini sangat mudah
ditemui masyarakat dalam berbagai platform
media. New normal dikatakan sebagai cara hidup
baru di tengah pandemi virus corona yang angka
kesembuhannya makin meningkat. New normal
adalah langkah percepatan penanganan COVID-
19 dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi,
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Gbr 1. Pencarian di Mesin Pencari Google
Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang
Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Langkah 2 setelah sejumlah hasil pencarian
di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam bermunculan di layar, pilihlah yang memiliki
Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi www.who.int (Gbr 2).
Pandemi. Pola hidup baru dapat dijalankan dengan
tetap mengedepankan protokol kesehatan dalam
kegiatan sehari-hari
2) Visualisasi penyebaran virus Corona sejak awal
tahun 2020
Dilakukan dengan memutarkan video yang Gbr 2 Hasil Pencarian WHO
berisi visualisasi bagaimana Coronavirus
(COVID-19) telah menyebar ke seluruh dunia Langkah 3 agar situs tersebut dapat terbuka
dengan Map Timelalpse. Video ini berjudul dengan bahasa Indonesia, maka klik terjemahkan
“From zero to 20 million cases - Coronavirus halaman ini, tunggu beberapa saat hingga halaman
(COVID-19) World Timelapse” yang diperoleh yang terbuka berbahasa Indonesia (Gbr 3).
dari Youtube. Video ini merupakan visualisasi
dari laporan-laporan WHO mengenai
perkembangan Covid-19 di seluruh dunia yakni
tangan dan tutup mulut saat batuk dan bersin; (5) dan implementasi rencana untuk menilai program
kenakan masker sesuai anjuran dan jika tidak pengabdian masyarakat yang sudah berjalan,
memungkinkan untuk menjaga jarak fisik. melalui pengukuran kuantitatif dan kualitatif.
Evaluasi merupakan salah satu bentuk penelitian
yang berupaya memberikan informasi yang
bermanfaat untuk pengembangan dan peningkatan
program, replikasi program, alokasi sumber daya,
dan keputusan kebijakan[4].
Evaluasi ini dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada 25 peserta sosialiasi sebelum
dan sesudah proses pengabdian masyarakat untuk
membandingkan pengetahuan peserta sebelum
dan setelah alih informasi dilakukan. Kuesioner
tersebut berisi 15 pertanyaan pilihan ganda untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta terhadap
isu yang diangkat dalam pengabdian masyarakat
ini. Jawaban dari pertanyaan hanya dibatasi pada
tiga indikator saja, yakni “Paham”, “Cukup Paham”
dan “Kurang Paham”. Agar tidak ada peserta yang
tidak menjawab pertanyaan, maka Proses
pengisian kuesioner tersebut dipandu oleh
pemateri, dalam artian pemateri memberikan
Gbr 6. Pamflet Sosialisasi Protokol Kesehatan WHO contoh-contoh cara menjawab, namun tidak
mengarahkan jawaban peserta. Sebagian peserta
juga kurang memahami bahasa Indonesia dengan
III. EVALUASI baik, maka pemateri perlu menerjemahkan
pertanyaan tersebut dalam bahasa Jawa. Berikut
Tahap evaluasi adalah tahap yang sangat adalah perbandingan hasil evaluasi sebelum dan
penting untuk menganalisis keberhasilan atau setelah dilakukan sosialisasi WHO kepada
kegagalan proses alih informasi kepada masyarakat:.
masyarakat. Evaluasi melibatkan pengembangan