Anda di halaman 1dari 10

KURANGNYA KESADARAN MASYARAKAT DALAM

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN COVID-19


DI DUSUN LAUQ EAT DESA GERENENG

IRWAN
BUDIANTARA

180110102

Email: budiantarairwan@gmail.com

ABSTRAK
Pada awal tahun 2020 ini umat manusia di seluruh dunia digoncang
dengan pandemi Virus Corona (Covid-19) yang membuat kepanikan dimana-
mana. Ratusan ribu manusia terinfeksi dan ribuan lainnya meninggal dunia. Untuk
di dusun kepah, desa suralaga sendiri pemerintah telah memberikan himbauan-
himbauan kepada masyarakat dalam mengatasi wabah ini agar berjalan efektif dan
efisien. Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang kurangnya
kesadaran terhadap himbauan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran
covid-19, menjadi salah satu faktor sulitnya penanganan covid-19. Masih banyak
warga yang menganggap remeh penggunaan masker dan juga masih banyak
terlihat warga yang berkerumun, dan tidak mengindahkan himbauan ini. Oleh
karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa mengapa sebagian
masyarakat memunculkan perilaku tersebut, dan bagaimana cara mengatasinya.
Sosialisasi dan Edukasi SarCov-19 merupakan kunci keberhasilan penanganan
pandemik Covid-19. Tujuan kegiatan ini memberikan pemahaman tentang Covid-
19 kepada para remaja dan masyarakat. Metode yang digunakan adalah deskriptif.
Hasil menunjukan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh orang yang tidak
mematuhi himbauan pemerintah didasari oleh bias kognitif.
Kata Kunci: Sosialisasi dan Edukasi SarCov-19; Bias Kognitif.
ABSTRACT
Early 2020, people around the world were shaken by the Corona Virus
(Covid-19) pandemic, which caused panic everywhere. Hundreds of thousands of
people were infected and thousands more died. For the Kepah hamlet, Suralaga
village itself, the government has given appeals to the community in overcoming
this outbreak so that it runs effectively and efficiently. However, in reality, there
are still many people who are aware that the government's appeal to break the
chain of the spread of Covid-19 is one of the factors in the difficulty of handling
Covid-19. There are still many residents who underestimate the use of masks and
there are also many residents who crowd around, and do not heed this appeal.
Therefore, this study aims to analyze why most people behave in this way, and
how to overcome it. SarCov-19 socialization and education is the key to handling
the Covid-19 pandemic. The purpose of this activity is to provide an
understanding of Covid-19 to teenagers and the public. The method used is
descriptive. The results show that the behavior that refers to people who do not
comply with government calls is based on a cognitivebias.
Keywords: SarCov-19 Socialization and Education; Cognitive Bias.
A. PENDAHULUAN
Di awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya virus baru
yaitu Corona virus jenis baru (SARS-CoV-2) yang penyakitnya disebut
Corona virus Disease (Covid-19). Semua tahu, bahwa asal mula virus ini
berawal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukanya virus ini pada akhir Desember
tahun 2019. Sampai saat sekarang ini sudah dipastikan terdapat ratusan negara
yang telah terjangkit virus baru ini. Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi dan Pemerintah Indonesia
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
telah menyatakan Covid-19 sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang
wajib dilakukan upaya penanggulangannya. Namun sampai saat ini banyak
masyarakat yang masih lalai dalam memperhatikan protokol kesehatan
terlebih di Era New Normal ini. Sehingga diperlukan Sosialisasi dan Edukasi
untuk menigkatkan pemahaman masyarakat pentingnya memperhatikan
protokol kesehatan dalam melaksanakan aktivitas. Agar kesadaran masyarakat
dan mereka mengerti bahaya covid-19, perlu dilakukan sosialiasasi dan
edukasi SarCov19 ini secara terus menerus karena merupakan kunci utama
keberhasilan penanganan pandemikCovid-19.
Kemudian juga edukasi publik agar membudayakan pola hidup bersih.
Mengenai sejumlah daerah yang mulai melakukan karantina wilayah, maka
pentingnya komunikasi publik secara baik. Oleh sebab itu, dibutuhkan
kepiawaian dari setiap kepala daerah yang bertanggungjawab atas masyarakat.
Intinya konteks kolaboratif harus dilakukan dalam rangka memutuskan mata
rantai penyebab covid-19. Secara umum, kebijakan kolaboratif itu selain
melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat juga mengikutsertakan peran
swasta agar saling bersinergi.
Adapun ciri-ciri orang yang terserah covid-19 ini yaitu demam, flu dan
batuk, tenggorokan terasa kering. Dan virus ini dapat tertular melalui berbagai
barang dan gampang sekali tertular dari manusia 1 ke manusia yang lain. Jadi
untuk menghentikan perkembang biakan virus ini kita sebaiknya tetap
dirumah jika tidak ada keperluan, memakai masker, menjaga jarak, serta
setelah bersosial jangan lupa untuk cuci tangan meggunakan sabun anti
bakteri.
B. METODEPELAKSANAAN
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan penelitian yang kami lakukan
pada tanggal 7 Agustus 2020 di Dusun Lauq Eat Desa Gereneng Kecematan
Sakra Timur tentang kurangnya kesadaran masyarakat dalam penanganan dan
pencegahan covid-19.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Yang dimaksud metode deskriptif adalah suatu metode dalam
penelitian status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan-hubungan antara fenomena yang diselidiki. Dalam metode
deskriptif penulis dapat membandingkan fenomena fenomena tertentu,
sehingga merupakan suatu studi komperatif. (Nazir,1988 :63-64).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ,
observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Peneliti mengambil salah satu jenis penelitian deskriptif yaitu Survey
yang mana studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif
terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya, tujuan penelitian ini
adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang
individu.
1. Kesadaran
Kesadaran masyarakat secara harfiah “kesadaran”berasal dari kata
“sadar”, yang berarti insyaf, merasa tahu dan mengerti. Kita sadar jika kita
tahu, mengerti, insyaf, dan yakin tentang kondisi tertentu, khususnya sadar
atas hak dan kewajibannya sebagai warga Negara. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Widjaja (1984:46) menyatakan bahwa “Kita sadar jika
kita tahu, mengerti, insyaf, dan yakin tentang kondisi tertentu”. Kesadaran
masyarakat lahir dari masyarakat itu sendiri yang lahir dari kebiasaan
dalam masyarakat, dipengaruhi oleh lingkungan, peraturan-peraturan dan
perananpemerintahnya.
Kesadaran menurut (Carl G Jung) Dalam buku Widjaja (1984:56)
terdiri dari tiga system yang saling berhubungan yaitu kesadaran atau biasa
disebut ego, ketidaksadaran pribadi (personal unconsciousness) dan
ketidaksadaran kolektif (collective unconscious). Kesadaran menurut
Sigmeud Freud menjelaskan bahwa alam sadar adalah satu-satunya bagian
yang memiliki kontak langsung dengan realitas. Terkait dengan alam sadar
ini adalah apa yang dinamakan oleh Freud sebagai alam pra-sadar
(Preconcius mind), yaitu jembatan antara Conciuos dan Unconscious,
berisikan segala sesuatu yang dengan mudah dipanggil kea lam sadar,
seperti kenang-kenangan yang walaupun tidak kita ingat ketika kita
berpikir, tetapi dapat dengan mudah dipanggil lagi atau seringkali disebut
“kenangan yang sudah tersedia” (available memory). Freud berpendapat
bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang
ada dalam diri kita, freud mengembang konsep stuktur mind diatas dengan
mengembangkan “ mind apparatus”, yaitu yang dikenal dengan struktur
kepribadian Freud dan menjadi kontruksi yang terpenting, yaitu id , ego
dan superego.
Kesadaran masyarakat berdasarkan tingkatannya, Menurut (N.Y Bull)
dalam (Kosasih Djahiri, 1985 :24 ), mengemukakan bahwa kesadaran dapat
dibagi menjadi beberapa tahapan yang masing-masing tahapan menunjukan
derajat kesadaran seseorang.
2. Faktor-Faktor yang membuat tumbuhnya kesadaranmasyarakat
Secara konseptual, faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
tumbuh dan berkembangnya kesadaran dapat didekati dengan beragam
pendekatan disiplin ilmu. Menurut konsep proses pendidikan, partisipasi
merupakan bentuk tanggapan atau responses atas rangsangan-rangsangan
yang diberikan, yang dalam hal ini tanggapan merupakan fungsi dari
manfaat (rewards) yang dapat diharapkan menurut (Berlo, 1961) dalam
Mardikanto dan soebiato ( 2013 : 90-91). Disamping itu dengan melihat
kesempatan, yang bersangkutan juga akan termotivasi untuk meningkatkan
kemampuan-kemampuan (yang diperlukan) untuk dapatberpartisipasi.
Slamet (1985) dalam Mardikanto dan soebiato ( 2013 : 91)
menyatakan bahwa tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan, sangat ditentukan oleh tiga unsure pokok, yaitu:
a) Adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat, untuk
berpartisipasi.
b) Adanya kemauan masyarakat untukberpartisipasi.
c) Adanya kemampuan masyarakat untukberpartisipasi.
Mengenai partisipasi masyarakat akan dijelaskan secara konseptual
dengan mendefinisikan masyarakat serta partisipasi itu sendiri secara
terpisah terlebih dahulu. Menurut Mattesich dan Monsey (2004),
masyarakat adalah orang yang tinggal di daerah yang tedefinisikan secara
geografis dan memiliki ikatan sosial serta psikologis dengan yang lain dan
dengan tempat dimana mereka tinggal (Phillips dan Pitman, 2009:5).
Kemudian Craig,harris dan Daniel (2002:5) mendifinisikan masyarakat
sebagai “physical proximity to other and the sharing of common
xperiences and perspectives” (kedekatan secara fisik antara satu dengan
yang lain dan berbagai pengalaman serta perspektifumum).
Beberapa definisi tersebut menggambarkan bahwa pada dasarnya
masyarakat ada suatu kumpulan orang, memiliki kedekatan baik secara
fisik, sosial, dan psikologis serta kepentingan dan salng membutuhkan di
suatu tempat dimana mereka tinggal. Untuk beberapa alasan, masyarakat
berusaha untuk melegalkan dirinya dan membuat suatu organisasi formal
untuk dapat bernegosiasi dengan pemegang kekuasaan. Dan untuk
beberapa partisipasi didalamnya, hal tersebut dapat dijadikan suatu
kesempatan untuk mewujudkan tujuan individu melalui suatu gerakan
kolektif. Hal ini juga dijelaskan oleh Craig, Harris dan Daniel (2002:5)
yang mengatakan bahwa “for several reasons,communities formalize
themselves and create official organizations with which the state can
negotiate. Participants in such organizations see opportunities to achieve
individual goals through collective action” (untuk beberapa alasan,
komunitas memformalkan diri dan membuat organisasi dimana dapat
bernegosiasi dengan negara atau pemerintah. Partisipan di organsasi
tersebut melihat kesempatan untuk mendapatkan tujuan individual melalui
aksi kolektif).
C. HASIL DANPEMBAHASAN
1. Proses Kegiatan yang Dilakukan untuk Mewujudkan Kesadaran
Masyarakat dalam Penanganan dan Pencegahan Covid-19 di Dusun
Lauq Eat DesaGereneng
Proses pelaksanaan kegiatan dari program ini di awali dengan proses
perencanaan, perencanaan merupakan langkah awal yang penting dalam
berjalannya sebuah program atau kegiatan, perencanaan merupakan suatu
langkah awal dan sangat penting dan juga yang akan menentukan proses ke
depannya suatu program atau kegiatan yang akan dilakukan untuk
rnencapai suatu tujuan yang di harapkan. Oleh karena itu berjalan dengan
baik atau tidaknya perencanaan akan berpengaruh juga kepada program
atau kegiatan yang akandilaksanakan.
2. Faktor Pendorong dan Penghambat yang Muncul dalam Kegiatan
Mewujudkan Kesadaran Masyarakat dalam Penanganan dan
PencegahanCovid-19
Seperti yang diungkapkan oleh Sayors (1975:2) bahwa “Masalah
adalah jarak keadaan sesuatu pada saat ini dengan keadaan sesuatu yang di
ingingkan pada masa yang akan datang”. Kedua faktor tersebut selalu
dijadikan bahan untuk memotivasi agar program kegiatan-kegiatan tersebut
dapat berjalan lebih baik. Banyak faktor pendorong yang menjadikan
sebagai pendukung dalam kegiatan program penanganan dan pencegahan
covid-19 yang berupa eksternal dan internal. Contoh faktor eksternal yaitu
dukungan yang datang dari pemerintahan kota meialui kecamatan, maupun
dari ketua RW dan para ketua RT setempat yang secara terus menerus
memberikan pembinaan atau sosialisasi kepada masyarakat untuk rasa
kesadaran masyarakat. Faktor internal yang menjadi dorongan
keikutsertaan masyarakat dalam penanganan dan pencegahan covid-19
yang datang dari kesadanan masyarakat itu sendiri sesuai protokol yang di
anjurkan oleh pemerintah, dengan selalu jaga jarak, selalu memakai masker
dan selalu cucitangan.
Dari wawancara yang dilakukan, rata-rata jawaban dari masyarakat
yang tidak paham terkait makna New Normal dan pentingnya
meningkatkan protokol kesehatan ada beberapafaktor:
1. Kurang patuhnya masyarakat terhadap himbauan dari pemerintah
tentang bahayanya Covid-19. Sehingga masyarakat beranggapan bahwa
Covid-19 hanya virus biasa.
2. Kurangnya minat baca dari masyarakat terkait pencegahan Covid-19.
Hal ini karena anggapan masyarakat tadi bahwa virus ini hanya virus
biasa.
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat sendiri terkait pentingnya edukasi
tentang pencegahan dan penagananCovid-19.
4. Letak kampung yang berada pada zona hijau. Sehigga memperkuat
anggapan masyarakat bahwa mereka tidak perlu menjaga protokol
kesehatan seperti himbauanpemerintah.
5. Kurangnya sosialisasi dan edukasi yang didapat masyarakat tentang
Covid-19 di Kampung Padang Labanini.
3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang muncul
Penanganan dan Pencegahan Covid-19 di Dusun Lauq Eat Desa
Gereneng
Pelaksanaan suatu program sudah barang tentu pasti akan
menghadapi berbagai hambatan, disini upaya yang dilakukan oleh ketua
RW dan RT kecamatan sakra timur selaku pengelola atau
penanggungjawab program penanganan dan pencegahan covid-19, dalam
pelaksanaan program ini banyak mengalami hambatan baik eksternal
maupun internal usaha yang dilakukan ketua RW dalam mengatasi
hambatan yaitu dengan melaksanakan sosialisasi kepadamasyarakat
tentang perlunya covid-19 melalui sosialiasi, dengan sosialisasi kepada
masyarakat untuk selalu memakai masker, tetap dirumah, selalu cuci
tangan, dan selalu jaga jarak selain mensosialisasikan kepada masyarakat
setempat.
4. Hasil yang Dicapai dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat dalam
Penanganan dan Pencegahan Covid-19 di Dusun Lauq Eat Desa
Gereneng
Dalam sosialisasi penanganan dan pencegahan covid-19 ini yang
dilaksanakan oleh mahasiswa KKN yang ada diwilayah dusun lauq eat,
desa gereneng, kecamatan sakra timur banyak membawa hasil baik dalam
penanganan covid-19 maupun pola pikir masyarakat yang semulanya
menganggap sebelah mata tentang covid-19 dan sekarang masyarakatnya
sebagian sudah banyak yang memakai masker dalam setiap kegiatan, selalu
cuci tangan, dan tetap jagajarak.
Melalui program ini dapat mengurangi rantai penularan covid-19
maupun perubahan perilaku sikap masyarakat dalam mengatasi penangan
dan pencegahan covid-19 di wilayah dusun lauq eat, desa gereneng
D. SIMPULAN
Sosialisasi dan edukasi Covid-19 merupakan salah satu kunci
keberhasilan penanganan pandemik covid-19. Tujuan kegiatan ini
memberikan pemahaman tentang covid-19 kepada para remaja dan
masyarakat untuk mengurangi rantai penularan covid-19, dengan selalu
memakai masker, tetap dirumah jika tidak ada keperluan, selalu cuci tangan
meggunakan sabun anti bakteri, dan selalu jaga jarak. Metode penelitian yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Yang dimaksud
metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok
manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masasekarang.
Dimana sebelumnya masyarakat menganggap covid ini hanya masalah
yang sepeleh. Setelah dilaksanakannya program kerja KKN ini, terdapat
peningkatan pemahaman remaja Dusun lauq eat, desa gereneg terhadap
Covid-19.

DAFTAR PUSTAKA
Nazir, M. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Mardikanto, T & Soebiato, P (2013), Pemberdayaan masyarakat (Dalam
perspektif kebijakan public). Bandung. Penerbit Alfabeta.
Widjaja. A. (1984). Keasadaran Masyarakat Terhadap Lingkungan. Jakarta :
Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai