Anda di halaman 1dari 9

LOMBA ESAI VIDHAFEST 2021

IMPLEMENTASI RASA SYUKUR MELALUI OPTIMALISASI


PENGGUNAAN MEDIA INFORMASI DIGITAL DI ERA PANDEMI

Disusun Oleh :
Ni Kadek Surya Herli Yanti

POLITEKNIK NEGERI BALI


TAHUN 2021
IMPLEMENTASI RASA SYUKUR MELALUI OPTIMALISASI
PENGGUNAAN MEDIA INFORMASI DIGITAL DI ERA PANDEMI
Oleh : Ni Kadek Surya Herli Yanti

Situasi pandemi yang melanda hampir seluruh kawasan di dunia, termasuk


Indonesia, tentu memberikan dampak masif terhadap tatanan kehidupan
masyarakat. Wabah corona nyatanya mampu mengubah pola hidup masyarakat
secara signifikan dalam kurun waktu yang tentatif. Selain menyerang sektor-sektor
esensial dalam pemerintahan, kehadiran virus ini juga menciptakan keterbatasan
mobilisasi bagi seluruh umat manusia. Jarak yang dahulu dihindarkan sekarang
justru sengaja diciptakan demi mengurangi kelanjuan transmisi virus corona.
Kehadiran virus corona memberikan multiple stressors yang memunculkan
berbagai kekhawatiran. Kekhawatiran akan tertular virus, kehilangan anggota
keluarga, kehilangan kemampuan mememenuhi kebutuhan diri sendiri maupun
anggota keluarga lain yang tentu memberikan tekanan tersendiri bagi setiap kepala
yang terdampak wabah corona. Kelesuan ekonomi yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat pun semakin menambah buruk situasi yang terjadi saat ini, terlebih
pertanyaan kapan persebaran virus ini akan usai masih menjadi tanda tanya besar.
Pandemi yang menciptakan beragam kesulitan menyebabkan manusia
menjadi lebih sensitif, terlebih interaksi sosial antar sesama tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Dewasa ini, media sosial menjadi alternatif terefektif untuk
dapat saling terhubung tanpa harus berkontak langsung. Meskipun demikian,
penggunaan media informasi digital ini rentan menimbulkan kecemburuan sosial di
kalangan masyarakat, sebab individu hanya dapat melihat kemewahan kehidupan
seseorang dari layar telepon genggam. Hal ini juga berpeluang memunculkan
perilaku yang gemar membandingkan kehidupan satu sama lain dan berujung
mengeluhkan kehidupan sendiri.
Bila ditilik lebih jauh, pemanfaatan media informasi pada dasarnya
memiliki impak masif untuk dapat mengubah persepsi terhadap segala situasi yang
terjadi, termasuk pandemi. Keberadaan media informasi digital dalam wujud media
sosial membuat kita dapat mempengaruhi massa (influence) dalam skala besar,
meskipun ruang kita untuk berpindah sangat terbatas. Kita tidak hanya dapat
berperan sebagai penikmat, tetapi juga penyaji informasi bagi khalayak. Media
digital juga dapat kita gunakan sebagai sarana megasah produktivitas sebagai wujud
rasa syukur kita terhadap Tuhan yang Maha Esa sebab masih mampu beraktivitas
dalam situasi yang penuh limitasi.

Bebas dalam Keterbatasan


Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah mendorong
maraknya jenis media informasi yang beredar di tengah masyarakat. Memasuki era
industri 4.0, segala jenis berita kini dapat diakses dengan mudah, tidak hanya
malalui cara konvensional, tetapi juga dengan memanfaatkan benda yang selalu ada
dalam genggaman yaitu smartphone. Kemajuan persebaran informasi ini, tidak
hanya memungkinkan kita sebagai pengguna informasi. Kita dapat pula berperan
sebagai penyedia informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Kita semua menyadari bahwa pandemi telah memberikan kebiasaan baru,
seperti halnya membatasi mobilitas dan intensitas bertemu secara langsung dengan
orang lain. Ketersediaan media informasi dapat kita manfaatkan dengan ikut
berpartisipasi menyebarkan berita aktual di sekitar kita. Selain itu, beragamnya
bentuk informasi yang dapat diberikan juga memungkinkan kita untuk membentuk
support system antara pembaca dan penulis.
Pandemi yang sudah berada di Indonesia dengan kurun waktu kurang lebih
satu tahun ini pada kenyataannya tidak menjamin seluruh masyarakat memiliki
edukasi yang memadai terkait virus corona. Di sejumlah daerah (khusunya daerah
rural atau terpencil), masih terdapat masyarakat yang memiliki pengetahuan minim
mengenai bagaimana cara penanggulangan Covid-19, bahkan ada pula yang belum
mengetahui apa itu virus corona. Tidak hanya itu, masyarakat di kota besar pun
masih ada yang tidak mempercayai keberadaan virus ini dan hanya menganggapnya
sebagai bagian dari konspirasi.
Fenomena ini memberikan kesempatan pada pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab untuk dengan mudahnya membodohi masyarakat awam dengan
menyebarkan berita-berita yang belum pasti kebenarannya. Berita yang tersebar
kemudian menjadi kontroversional dan dipercayai begitu saja tanpa dilakukan
double check terlebih dahulu. Konsumsi berita yang simpang siur ini pun memecah
masyarakat menjadi dua kubu yang saling berseberangan.
Dalam mengatasi hal ini, peran kita untuk dapat mengedukasi masyarakat
melalui penyebaran informasi yang tepat sangat dibutuhkan. Partisipasi yang kita
lakukan dapat dimulai melalui skala kecil yaitu melalui keluarga dan teman
terdekat. Bentuk pendekatan yang dapat dilakukan pun beragam, mulai dari
pendekatan secara personal, contohnya melalui grup Whatsapp keluarga atau pun
dalam skala yang lebih besar, melalui blog, artikel, atau pesan status kita di media
sosial masing-masing.
Dikutip dari laman berita katadata.co.id, berdasarkan hasil riset dari
Wearesosial Hootsuite yang dirilis pada bulan Januari tahun 2019, pengguna media
sosial di Indonesia mencapai 150 juta jiwa atau sebesar 56% dari total populasi.
Jumlah tersebut telah mengalami kenaikan sebesar 20% dari survei sebelumnya.
Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media digital untuk mengedukasi tentu
memiliki peluang yang besar dalam membentuk pola pikir terbuka bagi masyarakat
luas terkait virus corona.
Bentuk edukasi yang diberikan ini dapat kita ilustrasikan sebagai wujud
syukur selaku insan yang memiliki pengetahuan lebih mengenai isu yang terdapat
di sekitar kita, terlebih bagi seorang mahasiswa. Kontribusi yang kita lakukan
menunjukan bahwa kita masih terus dapat produktif meskipun dalam keterbatasan.
Pergerakan yang tidak leluasa dapat kita kembangkan melalui teknologi sehingga
limitasi yang terjadi tidak lagi berarti.

Tat Twam Asi dan Keseimbangan Alam Semesta


Dalam ajaran Agama Hindu, terdapat istilah berbahasa Sansekerta yaitu
“Tat Twam Asi”. Semboyan yang terdapat dalam Chandhogya Upanishad VI.8.7
ini merupakan nilai luhur yang dapat kita gunakan sebagai pedoman dalam
kehidupan sehari-hari. Tat Twam Asi terdiri dari tiga suku kata, yaitu tat yang
berarti itu dia, twam artinya kamu dan asi berarti adalah. Jika dirangkaikan, maka
ketiga arti kata itu akan memperoleh arti dia adalah kamu atau dia adalah engkau.
Ajaran Tat Twan Asi selain merupakan jiwa filsfat sosial, juga merupakan
dasar dari tata susila Hindu di dalam usaha untuk mencapai perbaikan moral. Susila
adalah tingkah laku yang baik dan mulia untuk membina hubungan yang selaras
dan rukun diantara sesama makhluk ciptaan Tuhan. Tata Susila ini juga dikatakan
sebagai sopan santun atau etika yang membantu kita memilih antara baik dan buruk
sehingga tercipta suatu keseimbangan.
Salah satu implementasi sederhana terkait konsep Tat Twam Asi yang dapat
kita lakukan adalah dengan menumbuhkan cinta kasih terhadap sesama. Manusia
sebagai makhluk hidup memiliki banyak peran di muka bumi ini. Selain sebagai
makhluk sosial, manusia juga terkadang harus menjadi makhluk individu, religius,
budaya, dan yang lainnya. Manusia juga memiliki banyak kebutuhan yang pastinya
akan berbeda antara satu-sama lainnya. Lantas apa kaitannya dengan situasi saat
ini?
Virus yang mewabah di dalam negeri ini telah banyak memakan korban,
mulai dari lansia, orang dewasa, hingga anak-anak turut menjadi korban pandemi
yang tak berkesudahan. Berdasarkan data terbaru dari Satgas Covid-19 per hari
Minggu, tanggal 4 Juli 2021, akumulasi kasus kematian akibat virus corona di
Indonesia telah mencapai 60.582 kasus. Hal ini sudah tentu meninggalkan duka
mendalam bagi setiap anggota keluarga yang ditinggalkan.
Perbedaan-perbedaan yang ada ditambah pula dengan cobaan wabah
mematikan yang menyerang sendi-sendi kehidupan merupakan momentum bagi
kita untuk dapat mengimplementasikan konsep Tat Twam Asi lebih signifikan. Kita
semua menyadari dampak dari pandemi ini ibarat efek domino yang merembet ke
banyak faktor. Di sinilah manusia perlu mengenal dan merasakan rasa kebersamaan
(saling merangkul) sebab kesulitan maupun kemudahan layaknya Rwabhineda
yang selalu ada di tengah-tengah kita.
Dalam mengimplementasikan semboyan Tat Twam Asi, pemanfaaatan
media informasi digital menjadi sangat relevan. Penggunaan yang efektif membuat
kita dapat terhubung dan menerima umpan balik dari setiap manusia di barbagai
belahan dunia. Kita pun memiliki sudut pandang baru terhadap latar belakang
seseorang, sehingga bisa menimbulkan sisi empati yang mungkin selama ini lebih
kita fokuskan pada diri sendiri.
Dilansir dari penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Survey
Meter pada tahun 2020 mengenai tingkat kecemasan dan depresi penduduk
Indonesia di masa pandemi Covid-19, dikatakan bahwa tingkat kecemasan
penduduk Indonesia telah menyentuh angka 55% dan tingkat depresi mencapai
58%. Melalui penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pandemi memberikan
dampak besar bagi keseimbangan mental masyarakat.
Kondisi tersebut tentu sangat memperhatinkan. Oleh karena itu, sudah
sewajarnya kita menjadikan media informasi digital sebagai ruang untuk
menyebarkan positive vibes berupa dukungan dan saling menguatkan agar bisa
tetap bertahan. Pertemuan yang melibatkan kontak fisik satu sama lain akan riskan
bila kita lakukan, akan tetapi hidup sendirian pun tidak bisa kita lakoni sebagai
makluk sosial. Privilese sebagai orang yang melek teknologi harus kita gunakan
semaksimal mungkin.
Informasi yang tersebar di media sosial, terkait orang terdekat maupun
orang asing bisa kita gunakan sebagai cerminan, bukan sebagai bahan gunjingan.
Kondisi kesulitan yang dialami seseorang pun tidak semata-mata menjadikan kita
baru bisa bersyukur setelah melihat kemalangan orang lain, justru sebaliknya. Kita
dapat memberikan bantuan dan dukungan untuk menopang satu sama lain. Begitu
pula dengan berita-berita baik yang kita lihat di balik layar telepon genggam.
Informasi tersebut seharusnya tidak mudah membuat kita iri hati, melainkan bisa
menyikapinya dengan lebih bijaksana.
Bentuk implementasi tersebut dapat menjadi kunci untuk menjalin
kehidupan yang penuh asah, asih, dan asuh. Dengan demikian, pandemi tidak hanya
memberikan kita dampak buruk, melainkan juga kesempatan untuk bercermin dan
memperbaiki diri. Selain itu, kita juga dapat belajar tentang bagaimana cara
menggunakan media informasi lebih optimal lagi tanpa adanya rasa iri dengki
terhadap sesama, sehingga hal ini akan berdampak pada keseimbangan alam
semesta.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa optimalisasi
penggunaan media informasi digital oleh masyarakat memiliki andil besar
diantaranya,
1. Kita dapat menyebarkan nilai-nilai positif secara masif (tidak terbatas oleh
pergerakan di dunia nyata.
2. Sebagai wujud rasa syukur karena kita masih dapat produktif walaupun
dalam situasi pandemi.
3. Memperluas cara pandang dan mengajarkan kita untuk meresapi arti dari
Tat Twam Asi yang sesungguhnya sehingga keseimbangan alam semesta
tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Resmi PHDI Pusat. (2020). Tat Twam Asi dalam Kehidupan Sehari-Hari.
Diakses pada tanggal 4 Juni 2021 dari https://dharmadana.id/tat-twam-asi-
dalam-kehidupan-sehari-hari/

CNN Indonesia. (2021). Rangkuman Covid: Rekor Kematian hingga Kedatangan


TKA China. Diakses pada tanggal 4 Juni 2021 dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210704165343-20-
663052/rangkuman-covid-rekor-kematian-hingga-kedatangan-tka-china

Fajar, Muhammad, dkk. (2020). Bunga Rampai Pandemi: Menyingkap Dampak-


Dampak Sosial Kemasyarakatan Covid-19. Sulawesi Selatan: IAIN
Parepare Nusantara Press

Johan Satria Putra. (2020). Keterkaitan Rasa Syukur dengan Health-Related


Quality of Life pada Masyarakat Ekonomi Rendah di Masa Pandemi Covid-
19. Nathiqiyyah, 3(2), 53-60. Diakses pada tanggal 4 Juni 2021 dari
https://ojs.diniyah.ac.id/index.php/Nathiqiyyah/article/view/179

Ni’matul Rohmah, Nurliya. (2020). Media Sosial Sebagai Media Alternatif


Manfaat dan Pemuas Kebutuhan Informasi Masa Pandemi Global Covid
19. Jurnal Komunikasi, 4(1), 1-16. Diakses pada tanggal 4 Juni 2021 dari
https://journal.ummat.ac.id/index.php/jail/article/view/2957

Setyawan, Dwi. (2020). Tat Twam Asi untuk Kehidupan yang Rukun dan Damai.
Diakses pada tanggal 4 Juli 2021 dari https://diy.kemenag.go.id/10211-tat-
twam-asi-untuk-kehidupan-yang-rukun-dan-damai.html

Suriastini, Wayan, Bondan Sikoki, & Listiono. (2020). Gangguan Kesehatan


Mental Meningkat Tajam di Masa Pandemi COVID-19. Diakses pada
tanggal 3 Juni 2021 dari https://surveymeter.org/id/node/576
Lampiran :

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ESAI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama : Ni Kadek Surya Herli Yanti
Alamat Email : ksurya727@gmail.com
Nomor HP : 082146576291
Judul Esai : Implementasi Rasa Syukur Melalui Optimalisasi
Penggunaan Media Informasi Digital di Era Pandemi

Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah essay yang saya sertakan dalam
Lomba Esai Vidhafest 2021 yang diselenggarakan oleh KMH ITB, adalah benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan hasil plagiarisme karya milik
orang lain. Belum pernah diikutkan dalam segala bentuk perlombaan dan belum
pernah dimuat di manapun, serta saya bersedia karya saya digunakan untuk
kegiatan/publikasi KMH ITB.
Apabila di kemudian hari ternyata karya saya tidak sesuai dengan
pernyataan ini, maka secara otomatis karya saya dianggap gugur dalam perlombaan
ini.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Gianyar, 7 Juli 2021


Yang Menyatakan,

Ni Kadek Surya Herli Yanti

Anda mungkin juga menyukai