JUDUL ESAI
PENGARUH PODCAST SATUA HINDU ( POSADHU) SEBAGAI MEDIA
EDUKASI EFEKTIF DALAM MENGENALKAN SISWA USIA REMAJA
TERHADAP RASA SYUKUR KALA PANDEMI
Disusun Oleh :
Ni Putu Asri Swandewi
Tidak dapat dipungkiri bahwa tatanan dunia berubah akibat pandemi Covid-19
ini. Mulai dari aspek lingkungan, sosial, hingga aspek individu itu sendiri. Sejak
setahun belakangan, penetapan peraturan pembatasan sosial demi memutus rantai
penularan pun telah dilakukan dan tentu masyarakat tidak dapat memprediksi kapan
kondisi ini akan berakhir. Tentu kondisi ini mempengaruhi tatanan sosial masyarakat
yang awalnya terbiasa berinteraksi secara tatap muka kini hanya mampu bertegur
sapa secara daring. Selain itu, hal ini juga mempengaruhi sistem belajar mengajar
yang sudah ada dimana awalnya diselenggarakan secara tatap muka kini mau tidak
mau mewajibkan untuk diselenggarakan secara daring.
Namun seiring berjalannya sistem pembelajaran secara daring ini tidak serta
merta membuat kemampuan kognitif siswa dalam memahami pembelajaran menjadi
meningkat. Pada kenyataannya, sistem pembelajaran daring ini justru membuat siswa
menjadi sulit fokus, rentan mengalami distraksi dalam belajar seperti teralihkan oleh
media sosial, kondisi psikologis anak yang tidak stabil akibat terus menerus diberikan
tugas tanpa jeda serta faktor internal lainnya yang mungkin dialami siswa (Saifuddin
& Hanik, 2020). Ditambah lagi dengan siswa di masa sekarang yang memiliki minat
yang rendah dalam menyerap serta mengimplementasikan pembelajaran agama dan
budi pekerti padahal mata pelajaran tersebut cukup krusial dalam menumbuhkan jiwa
syukur dan damai dalam diri anak.
Dampak Pandemi Yang Mempengaruhi Kognitif Siswa
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dampak pandemi ini tidak hanya
berdampak pada tatanan sosial masyarakat, namun juga berpengaruh pada individu
itu sendiri tidak terkecuali . Mirisnya hal ini berbanding lurus dengan fenomena
degradasi moral serta kurangnya rasa syukur yang juga sejalan dengan peningkatan
intensitas penggunaan media sosial sebagai coping mechanism atau sarana hiburan
yang adiktif. Dilihat dari etiloginya degradasi moral merupakan suatu kondisi
penurunan atau kemerosotan tingkah laku manusia yang tidak sesuai dengan norma
berlaku serta kurangnya kesadaran diri terhadap kewajiban yang harusnya dikerjakan
(Saifuddin & Hanik, 2020). Hal ini tentu berdampak pada perilaku anak yang
semakin kesini semakin tidak menujukkan etika yang baik untuk ditiru, ditambah
dengan kondisi anak tidak diawasi secara langsung oleh tenaga pendidik membuat
anak menjadi bebas untuk melakukan tindakan semaunya. Terhambatnya aliran
komunikasi antara tenaga pengajar dengan siswalah yang menjadi alasan kuat
mengapa degradasi ini makin hari makin meningkat. Fenomena degradasi ini secara
tidak langsung dapat disebut sebagai degradasi pendidikan yang tentu akan
berdampak jangka panjang pada siswa terutama anak usia remaja yang umumnya
berada pada fase mencari jati diri.
Selain adanya degradasi moral akibat kurangnya pengawasan secara langsung
dari tenaga pengajar, dampak yang cukup signifikan terjadi yaitu timbulnya rasa
kurang bersyukur dalam diri anak akibat arus media sosial yang seakan berlomba
memamerkan kekayaan atau biasa disebut gaya hidup hedonisme. Jika ditinjau dari
etiloginya, hedonisme merupakan gaya hidup yang sifatnya mementingkan
kebahagiaan dan kesenangan dengan rela melakukan apapun termasuk mementingkan
harta dan uang diatas segalanya (Jannah & Sylvia, 2020). Dalam studi lain
menyebutkan bahwa tingginya intensitas individu dalam bermedia sosial berbanding
lurus dengan keinginan diri dalam menerapkan gaya hidup hedonisme ini yang tentu
saja dalam hal ini akan menurunkan perasaan bersyukur dalam diri individu terhadap
apa yang ia dapatkan, alami dan materi yang ia miliki yang berakibat pada keinginan
mendapat perhatian yang lebih dengan meniru gaya hidup yang tidak sesuai dengan
kemampuannya (C & Erdiansyah, 2021; Putri dkk., 2016). Tidak diragukan lagi
bahwa dampak sosial media yang awalnya digunakan sebagai media hiburan malah
memiliki efek influence yang tinggi dan berdampak buruk dalam kualitas kesehatan
mental seseorang karena efek adiktif yang ditimbulkan dari bermedia soaial serta
cenderung menyebabkan depresi dalan jangka waktu yang lama terutama pada masa
pembatasan sosial ini (Aziz, 2020).
Peran pembelajaran agama dan budi pekerti menjadi kunci penting dalam
penanggulangan fenomena diatas dengan esensi yang dibawa berupa nilai-nilai serta
implementasi rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari melalu berbagai macam media
penyampaian yang menarik. Namun sekali lagi karena sistem pembelajaran daring
yang membatasi tenaga pengajar dalam memberikan variasi penyampaian nilai-nilai
tersebut dan ditambah dengan kurangnya pengawasan menjadi hambatan besar dalam
penyampaian esensi ini (Saifuddin & Hanik, 2020).
Urgensi Diperlukan Media Informasi Yang Tepat
Dalam kondisi sekarang ini, tenaga pengajar tentu harus memutar otak agar
fenomena degradasi ini tidak semakin meningkat dan tetap menjaga atau
meningkatkan kualitas kognitif siswa dengan pembelajaran daring. Tentunya
beberapa upaya sudah dilakukan oleh tenaga pendidik ini dalam menyampaikan
materi kepada siswa yakni dengan google classroom, zoom meeting converence,
whatsapp group, cisco webex meeting, google meets, dan beberapa aplikasi teknologi
lainnya. Namun upaya tersebut tetap tidak membawa dampak signifikan terhadap
degradasi moral ini karena pengaruh sosial media yang begitu kuatnya dan sudah
menjadi kebutuhan tersendiri bagi para penggunanya. Tentu diperlukan satu inovasi
pengaplikasian teknologi yang umum digunakan oleh anak sebagai sarana hiburan.
Diharapkan teknologi ini dapat diselipkan antara hal yang sifatnya santai dengan
materi yang ingin diharapan tersampaikan dengan baik sehingga tidak membawa
tekanan belajar berarti bagi anak usia remaja untuk mencermati. Selain itu perlu juga
dipertimbangkan gaya belajar masing-masing anak dalam mengimplementasikan ini
karena hal tersebut juga berpengaruh pada daya penyerapan ilmu tersebut. Salah satu
media hiburan yang sedang naik daun dan mulai diperhatikan kehadirannya yakni
Podcast.
Podcast dan Golongan Penikmatnya
Podcast atau siniar merupakan suatu proses distribusi file suara atau audio
menggunakan RSS subcription yang didistribusikan menggunakan jaringan internet
yang mumpuni. Istilah ini sendiri merupakan sebuah akronim dari Playable On
Demand and Broadcast(Rusdi, 2012). Etiologi dari Podcast ini juga dapat diartikan
menurut metode penyampaian maupun konten yang disediakan yang nanntinya media
ini dapat diunduh melalui internet oleh penggunanya, dapat berlangganan untuk
mengetahui perkembangan terbaru dari pembuat audio serta lain sebagainya
(Umniyyah & Hidayat, 2021). Media dalam penyebaran podcast ini tidak terbatas
menggunakan RSS subcription karena di era sekarang dapat dijangkau dengan
aplikasi spotify yang merupakan aplikasi penyedia musik sekaligus podcast yang
sedang naik daun terutama di masa pembatasan sosial ini. Untuk rentangan umur
penikmat media ini cukup beragam mulai dari umur 18-20 tahun dan rentang umur
keatas lainnya dengan presentase yang beragam pula dimulai dengan 15,96% -
42,12%. Tentu hal ini menjadi keunggulan tersendiri karena cukup diminati oleh
generasi milenial dan turunannya. Selain itu keunggulan media Podcast ini yakni
media penyebaran terkait informasi Podcast yang cukup tinggi dengan persentase
penyebaran informasi melalui instagram sebesar 52%, disusul dengan twitter dengan
30,5%, dilanjutkan dengan facebook dan youtube sebanyak 10,5% dan 7%
(Zellatifanny, 2020).
Pengaruh Media Audio Terhadap Daya Ingat Manusia
Menurut teori piramida pembelajaran Edgar Dale, terkait dengan cara manusia
menyerap informasi dan mempelajari suatu hal dibagi menjadi beberapa metode
belajar dengan persentasenya masing-masing diantaranya seperti pada gambar
berikut.
Untuk tolok ukur keberhasilah dari inovasi Podcast ini diharapkan dapat
diikuti oleh 100 akun serta disukai oleh 55 akun spotify. Dikarenakan tolok ukur
keberhasilan yang seperti itu maka strategi dari penulis dalam mengenalkan Podcast
ini diantaranya menyebarkan jarkoman berisi pengenalan Podcast ini ke masyarakat
sasaran. Selain itu, media sosial instagram juga turut adil dalam menyebarluaskan
Podcast ini dengan cara menyebarkannya dalam bentuk feed instagram dan instastory
instagram yang akan rutin disebarkan setiap episode terbaru muncul.
Kesimpulan Dan Saran
Pandemi seperti saat ini membuat semua tatanan sosial maupun sistem
pembelajaran menjadi berubah total. Hal ini tentu menyebabkan segala sesuatu yang
biasanya dilakukan secara luring kini tergantikan menjadi daring tidak terkecuali
sistem pembelajaran di sekolah. Namun hal ini justru menjadi boomerang tersendiri
bagi dunia pendidikan yang dimana terjadi fenomena degradasi moral dan pendidikan
serta berdampak pada penurunan rasa syukur yang dihadapi khalayak umum terutama
remaja yang setiap harinya tidak lepas dari sosial media. Sosial media yang dulunya
digunakan sebagai media hiburan lama kelamaan menimbulkan dampak lain seperti
praktik hedonisme yang cenderung ingin diikuti oleh remaja saat ini. Ditambah
dengan pembelajaran agama dan budi pekerti yang kurang semakin menambah
kondisi tersebut.
Oleh karena itu lahirlah inovasi Podcast Satua Hindu ini. Dengan
memperkenalkan cerita hindu yang dikemas lebih modern, pesan moral yang menarik
serta media Podcast yang sedang naik daunnya di masa pandemi sekarang membuat
Podcast ini layak untuk dilanjutkan sebagai program sungguhan. Namun hal tersebut
tidak akan berjalan dengan baik jika tidak bekerja sama dengan beberap pihak terkait
seperti himpunan mahasiswa bidang informasi dan komunikasi, koordinator
kemahasiswaan program studi, mahasiswa hindu yang paham akan seluh beluk
Ithihasa dan Purana serta masyarakat sasaran yang mengacu pada remaja usia 16-18
tahun. Oleh karena itu, diharapkan adanya inovasi ini dapat menjadi jawaban
alternatif dalam mengatasi degradasi moral dan rasa syukur.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A. A. Al. (2020). Hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dan
tingkat depresi pada mahasiswa. Acta Psychologia, 2(2), 92–107.
https://journal.uny.ac.id/index.php/acta-psychologia/article/view/35100
C, I. S., & Erdiansyah, R. (2021). Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Gaya
Hidup Hedonis Mahasiswa Universitas Tarumanagara. Prologia, 5(1), 8.
https://doi.org/10.24912/pr.v5i1.8074
Jannah, I. N., & Sylvia, I. (2020). Hubungan Kelompok Teman Sebaya terhadap
Gaya Hidup Hedonisme pada Mahasiswa. Jurnal Perspektif, 3(1), 187.
https://doi.org/10.24036/perspektif.v3i1.199
Putri, W. S. R., Nurwati, N., & S., M. B. (2016). Pengaruh Media Sosial Terhadap
Perilaku Remaja. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
3(1). https://doi.org/10.24198/jppm.v3i1.13625
Rusdi, F. (2012). Podcast Sebagai Industri Kreatif. 91–94.
http://dewanpers.or.id/publikasi/buku/878-data-
Saifuddin, M. A., & Hanik, E. U. (2020). Pembelajaran Daring Pemicu Degradasi
Moral Pendidikan Di Era Pandemi Covid 19. 1(2), 193–200.
Umniyyah, N., & Hidayat, R. (2021). Pengembangan media berbasis audio melalui
podcast sporify untuk menunjang pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran
pengelolaan bisnis ritel. 1(1), 34–39.
https://doi.org/10.17977/um066v1i12021p34-39
Zellatifanny, C. M. (2020). Trends in Disseminating Audio on Demand Content
through Podcast: An Opportunity and Challenge in Indonesia. Journal
Pekommas, 5(2), 117. https://doi.org/10.30818/jpkm.2020.2050202