Anda di halaman 1dari 11

TRANSFORMASI SEMANGAT BELAJAR DI ERA PEMULIHAN:

STUDI KASUS ANAK-ANAK PADUKUHAN BLIMBING, KALURAHAN


PLANJAN, KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Silpia*, Ainaya Gustin Arrifah Chafsoh, Alvin Fahrizal Bayyuni, Augyta Predila Utari,
Azhar Ahadi Wicaksana, Diah Ayu Naziah, Hanny Puspha Jayanti, Iqbal Hayyis Surur,
Syifa Salsabila Damayanti

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

*19105030006@student.uin-suka.ac.id

Abstract – This article examines the Transformation of Children's Spirit in Learning in the
Recovery Era in Padukuhan Blimbing. Sources of data are taken from participatory
observations, oral sources, written sources, journals, and books of related texts that can
support related themes. In addition, this study examines by analyzing the data from the
accuracy of the data that has been obtained, and then analyzing the relevance of examining
the sides of the research. From this study, it was found that although they are still recovering
and recovering from the pandemic, the children's enthusiasm for learning is very big and
extraordinary. This can also be seen from the response of the children who are very excited to
participate until the activity is finished.

Keyword: transformation, spirit to learn, in recovery

Abstrak – Artikel ini mengkaji tentang Transformasi Semangat Anak-anak dalam Belajar Di
Era Pemulihan di Padukuhan Blimbing. Sumber data diambil adalah dari observasi
partisipatif, sumber lisan, sumber tertulis, jurnal, serta buku-buku karya teks terkait yang
dapat menunjang tema terkait. Selain itu, penelitian ini mengkaji dengan menganalisis data
dari akurasi data yang telah didapatkan, dan kemudian analisa relevansi telaah sisi-sisi
penelitian. Dari pengkajian tersebut, ditemukan meski masih dalam masa pemulihan dan
bangkit dari pandemi, namun semangat belajar anak-anak sudah sangat besar dan luar biasa.
Hal ini juga terlihat dari respon anak-anak yang sangat bersemangat untuk mengikuti sampai
kegiatan tersebut selesai.

Kata kunci: transformasi, semangat belajar, di era pemulihan

A. PENDAHULUAN

Akhir tahun 2019 menjadi momen yang akan selalu diingat oleh seluruh manusia di
belahan dunia manapun, terjadinya pandemi Covid-19 yang memporak-porandakan seluruh
kehidupan bangsa-bangsa di dunia menjadikan banyak sektor dalam kehidupan yang terkena
dampaknya, mulai dari aspek ekonomi, pendidikan, psikologis, relasi sosial, dan sebagainya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa jumlah angka pengangguran di
Indonesia per-Februari 2021 tercatat sebesar 8,75 juta orang. Angka ini jika dibandingkan
dengan Februari 2020 (6,93 juta orang) mengalami peningkatan signifikan sebesar 1,82 juta
orang. Namun, dengan sumber data yang sama, jumlah penganguran per Februari 2022 jumlah
penganguran di Indonesia turun sekitar 350.000 orang, meskipun belum kembali seperti pra-
Covid, namun 2022 menjadi tahun pemulihan bagi seluruh Indonesia.

Tahun 2022 juga bagaikan angin segar bagi belahan dunia mana pun. Masa transisi
dari pandemi yang panjang sehingga dapat dikatakan dari berbagai sektor yang terdampak
mulai memasuki babak baru, babak pemulihan termasuk di bidang pendidikan. Hal ini dapat
dibuktikan pula dengan semangat baru dari peserta didik terutama di Dusun Blimbing yang
mulai merasakan suasana belajar secara tatap muka setalah dua tahun lebih belajar secara
daring. Sudah menjadi rahasia umum bagi bersama bahwa pembelajaran secara daring
terutama bagi anak-anak sekolah dasar tidaklah merata di seluruh Indonesia. Ada banyak
masalah dan problematika dalam masa sekolah daring ini yang disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain: (1) tidak tersedianya ruang belajar yang memadai bagi anak di rumah sehingga
rasa nyaman dalam belajar tidak tercipta secara maksimal; (2) terjadinya kekerasan dalam
rumah tangga membuat anak menjadi tidak nyaman di rumahnya sendiri. Selain karena tidak
leluasa untuk bisa berekspresi, secara emosional anak berada dalam tekanan yang luar biasa
yang dia terima dari pihak orangtuanya. Data Tahunan Komnas Perempuan tahun 2021
memperlihatkan bahwa selama tahun 2020 ada sebanyak 1.404 (65%) kasus kekerasan dalam
rumah tangga dari total 2.389 kasus kekerasan terhadap perempuan Sementara itu,
berdasarkan survei yang dilakukan oleh KPAI di 34 provinsi di Indonesia dengan jumlah
responden anak sebanyak 25.164 orang memperlihatkan bahwa anak yang mengalami
kekerasan fisik dalam bentuk ditampar sebanyak 3%, dikurung sebanyak 4%, ditendang
sebanyak 4%, didorong sebanyak 6%, dijewer sebanyak 9%, dipukul sebanyak 10%, dan yang
dicubit sebanyak 23%; sedangkan anak yang mengalami kekerasan psikis dalam bentuk
dimarahi 56%, dibanding-bandingkan dengan anak yang lain 34%, dibentak 23%, dipelototi
13%, dihina 5%, diancam 4%, dipermalukan 4%, dirundung 3%, dan diusir 2%. Dalam situasi
ini kita menyaksikan bagaimana anak mengalami pandemi di dalam pandemi; (3) ruang
interaksi anak dengan teman-teman sebayanya yang terbatas hanya di ruang virtual membuat
anak tidak bisa merasakan relasi sosial yang maksimal, apalagi jika proses pembelajaran yang
terjadi secara tatap maya tidak memberikan ruang yang memadai untuk anak berinteraksi
dengan yang lain. Hal ini memberikan dampak psikologis yang lain bagi anak; dan yang tak
kalah penting adalah tidak semua anak didik di Indonesia memiliki akses yang sama untuk
keperluan sekolah daring, sehingga 2022 ini bisa dikatakan masa baru dan semangat baru bagi
seluruh peserta didik di sekolah mana pun pemberlakuan sekolah kembali normal luring (luar
jaringan) adalah masa yang sudah lama dinantikan oleh setiap anak-anak.

Masa pemulihan ini menjadikan semangat belajar anak-anak kembali bangkit dan
banyak problematika yang awalnya sulit diselesaikan, perlahan hilang setelah kurang lebih
dua tahun belajar daring dari rumah masing-masing. Semangat belajar ini juga dibuktikan oleh
seluruh anak-anak di Padukuhan Blimbing. Semangat belajar tidak hanya mereka tunjukan di
sekolah formal biasa (full day school), namun juga di kegiatan berbagi ilmu dan Bimbingan
Belajar (bimbel) yang diadakan oleh kelompok KKN 108 kelompok 39 UIN Sunan Kalijaga
membantu mendongkrang ketidakstabilan pendidikan di Dusun Blimbing.

B. METODE

Dalam proses penulisan karya ilmiah, pemilihan metode yang sesuai tentu akan
membantu mempermulus jalannya riset. Sehingga nantinya peneliti akan mendapatkan hasil
yang akurat, komprehensif dan memiliki kekuatan akademis yang kokoh. Selain itu bentuk
tulisannya pun bisa terstruktur rapi, masif dan sistematis. Hal tersebut merupakan upaya untuk
menjaga menjaga keabsahan penelitian sehingga setiap kata dalam tulisan ini dapat
dipertanggungjawabkan secara epistemik dan ilmiah .
Dalam penelitian, metode bisa berarti cara mengumpulkan dan menganalisis data atau
teknik dan prosedur yang dipakai dalam proses pengumpulan data. Metodologi diartikan dapat
diartikan dengan rancangan yang dipakai penulis untuk memilih prosedur pengumpulan dan
analisis data untuk menyelidiki masalah penelitian tertentu (pengujian-pemberian-penjelasan
pembenaran metode, dan bukan metodenya sendiri). Sedangkan penelitian adalah
pengetahuan yang memuat tindakan atau langkah-langkah sistematis, logis dan ilmiah dalam
eksplorasi data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti sehingga dilakukan
pengolahan analisis disertai kesimpulan hingga pemecahan suatu masalah penelitian. Dengan
demikian metode penelitian adalah strategi yang dilakukan dengan sistematis guna
menemukan suatu data yang diperlukan atas suatu masalah .

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif serta ditunjang oleh studi kepustakaan. Menurut Satori (2012:22)
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting
dari sifat suatu barang/jasa. Desain yang digunakan adalah design case study yang bersifat
deskriptif, karena bertujuan memaparkan transformasi semangat anak-anak dalam belajar di
era pemulihan di Padukuhan Blimbing, Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari. Teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu pengamatan langsung. Teknik analisis data
menggunakan teknik deskriptif interpretatif. Menurut Sugiyono (2011:309) dalam penelitian
kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber
data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta
(participant observation).

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan pendidikan tentu menjadi hal yang sangat penting bagi perkembangan suatu
daerah tertentu misalnya suatu dusun. Peranan pendidikan menjadi sangat penting karena
pendidikan adalah wadah utama bagi suatu bangsa untuk mengembangkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang handal dan mampu untuk bersaing dengan SDM-SDM lain secara sehat
serta juga dapat mensejahterakan masyarkat lainnya yang berada di sekitarnya (Alpian &
Anggraeni, 2019). Namun, pada saat ini mengingat masih berada di masa pandemi hal tersebut
tentu membuat adanya ketidakseimbangan dari sektor pendidikan dan ajar mengajar di sekolah
pada berbagai daerah, salah satunya Dusun Blimbing.
Dunia pendidikan saat ini sedang mengalami perubahan sistem pendidikan akibat
adanya pandemi Covid-19. Pandemi ini menyebabkan pembelajaran harus dilaksanakan
dengan mengantisipasi adanya penularan wabah ini melalui protokol kesehatan. Berubahnya
pelaksanaan pembelajaran, baik itu pembelajaran daring, luring, dan campuran telah banyak
dilakukan di sekolah-sekolah. Metode pembelajaran di luar sekolah atau luring ini salah satu
metode yang dapat diterapkan sementara waktu untuk melakukan pembelajaran, namun materi
yang diberikan oleh guru harus menarik, sehingga siswa tidak mudah bosan dan bad mood.
Hal ini karena ruang lingkup pembelajaran luring yang sempit, sehingga memerlukan
kreativitas guru menyajikan materi agar tetap menarik. Sehingga dalam melakukan
pembelajaran siswa merasa senang (Putri, 2020).

Aturan pemerintah terkait kebijakan mengenai Covid-19 membuat kegiatan


pendidikan yang dilakukan di sekolah Dusun Blimbing menjadi lebih sulit untuk diterapkan.
Penerapan ini menjadi sulit karna baik guru maupun siswa harus mengadaptasi kebiasaan
pembelajaran baru dengan sistem daring. Selain itu juga kurangnya pendampingan dari
orangtua kepada anak ketika melakukan pembelajaran secara daring karena orang tua sibuk
membuat anak menjadi sulit untuk dikontrol agar mau belajar dan memahami pelajaran di
sekolah.

Sistem pembelajaran di masa pandemi yaitu daring juga disebutkan membuat adanya
penurunan minat belajar dari siswa sehingga hal tersebut berdampak pada tidak terkumpulnya
tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah karena para murid kurang memahami
pelajaran yang diajarakan tersebut. Selain itu, dampak lainnya adalah banyaknya siswa SD di
Dusun Blimbing yang belum bisa membaca secara lancar yang seharusnya pada usia
pembelajarannya saaat ini sudah dapat membaca secara lancar. Sistem pembelajaran-
pembelajaran di masa pandemi juga membuat adanya perasaan khawatir terkait proses
pembelajaran anaknya yang kian hari tidak menunjukkan peningkatan dan justru menurun .

Keadaan yang serba sulit terkait dengan masalah pendidikan ini juga diperkuat dengan
pernyataan Kepala Padukuhan Blimbing, Bapak Poniran, yang menyatakan bahwa ia sering
kali mendapat keluhan dari warganya terkait sulitnya pembelajaran di masa pandemi, di mana
warga-warga tersebut biasanya memiliki keluhan yang senada, yaitu bahwa mereka kesulitan
untuk mendampingi anaknya karena mereka pun memiliki kesibukan terkait pekerjaan yang
perlu untuk di kerjakan secara bersamaan. Selain itu, di sisi lain, ketika siswa atau anak tidak
didampingi dan dikontrol, maka tugas-tugas yang diberikan cenderung terlewat karena orang
tua tidak memiliki waktu untuk mengajari anaknya terkat tugas-tugas tersebut.

Proses perubahan pembelajaran dari daring ke luring yang dirasakan dari pihak sekolah
saat ini terletak pada perubahan sikap dan perilaku siswa yang semakin berkurang terhadap
rasa hormat serta taat aturannya (Ramadhan dkk., 2021). Kurang lebih satu tahun proses
pembelajaran daring dilakukan yang mungkin membuat peserta didik menjadi lebih sedikit
kurang sopan karena pada saat pembelajaran daring, guru juga kurang dalam mengawasi sikap
dan perilaku siswa sehingga dengan adanya perubahan pembelajaran ini sangat terlihat
perbedaan sikapnya. Mulai dari kesopanan terhadap guru, pengumpulan tugas yang
disepelekan siswa serta cara siswa dalam bergaul dengan temannya. Oleh karena itu guru juga
harus lebih ekstra dalam mendidik siswa untuk membantu siswa dalam berperilaku, karena
seorang guru tidak cukup untuk mengajar mata pelajaran saja tetapi juga harus mendidik sikap
dan perilaku siswa (Massie, 2021).

Namun, pada 2022, mulai kembali diberlakukan pembelajaran luar jaringan (luring)
secara perlahan pada SD di Dusun Blimbing. Tetapi, proses pendidikan tersebut belum
berjalan stabil. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kami mencoba untuk menyusun
program untuk membantu mendongkrang ketidakstabilan pendidikan di Dusun Blimbing. Ada
dua program yang akhirnya kami angkat sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan
pendidikan yang terjadi di Dusun Blimbing, yaitu Berbagi Ilmu dan Bimbingan Belajar .

Berbagi Ilmu

Berbagi Ilmu adalah wujud dari upaya untuk mengaktifkan kelas secara luring namun
dengan sistem yang efektif serta aman. Walaupun kegiatan dilakukan di sekolah, akan tetapi
dengan adanya program ini pembelajaran yang awalnya dilakukan mandiri oleh siswa karena
orang tua mereka sulit untuk mendampingi maka akan dilakukan sesuai dengan protokol
kesehatan.

Sebelum pembelajaran tatap muka diberlakukan pihak sekolah sudah melakukan


sosialisasi terlebih dahulu kepada orang tua maupun siswa dengan adanya perubahan proses
pembelajaran ini. Mulai dari surat pernyataan yang bertanda tangan di atas materai dengan
persetujuan pembelajaran tatap muka yang hamper seluruh orang tua siswa menyetujui
perubahan pembelajaran yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Akan
tetapi, pembelajaran yang dilakukan ini tidak berlangsung sebagaimana mestinya dengan
perubahan waktu belajar yang dibatasi setengah dari jam pelajaran biasanya .
Untuk menunjang berhasilnya metode pembelajaran luring, diperlukan kerjasama
antara pengajar, murid, dan wali murid itu sendiri. Komunikasi antara pengajar serta
kolaborasi dengan wali murid menjadi hal yang tak dapat dihindari, hal ini dikarenakan proses
pengawasan belajar siswa seutuhnya ada dalam jangkauan orang tua selama pandemi Covid-
19 (Atiqoh, 2020.h. 45-52). Protokol kesehatan tetap diterapkan di sekolah yang ada di Dusun
Blimbing, bahkan banyak juga dari siswa sudah melakukan vaksinasi untuk menghindari
tersebarnya virus, namun ada juga beberapa siswa yang belum melakukan vaksinasi
dikarenakan satu dan lain hal. Di sekolah juga tersedia air keran yang mengalir untuk
memastikan siswa tetap mencuci tangan .

Dampak yang dirasakan siswa dengan adanya perubahan proses pembelajaran dari
daring ke luring ini pada prestasi belajar, siswa merasa prestasinya meningkat pada saat
pembelajaran luring diterapkan karena siswa lebih mudah memahami apa yang dijelaskan
pengajar dibanding pada saat pembelajaran daring kemarin. Siswa lebih rajin dalam
mengerjakan tugas yang diberikan, berbeda halnya dengan pada saat daring siswa lebih
menyepelekan tugas dikarenakan deadline yang telah ditentukan dan siswa lebih sibuk sendiri
dengan gawai masing-masing. Pengajar juga merasakan dampak terhadap siswa harus lebih
ekstra lagi dalam mengajar dan mendidik sehingga dapat menghasilkan siswa yang berprestasi
serta berperilaku yang baik .

Berdasarkan teori yang digunakan, yaitu Teori Perubahan Sosial menunjukkan bahwa
memang benar terjadi perubahan sosial saat ini yang faktor penyebabnya ialah adanya bencana
yaitu pandemi Covid-19. Perubahan ini merupakan perubahan yang tidak direncanakan dan
langsung berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan yang salah satunya adalah
pendidikan. Tidak hanya perubahan sikap, perilaku, dan karakter anak, tapi juga ada
perubahan dalam lembaga pendidikan itu sendiri, seperti halnya penggunaan media
pembelajaran yang memanfaatkan kemajuan teknologi di mana kemajuan teknologi ini cukup
mempermudah pembelajaran daring saat pandemi. Namun, di sisi lain memberikan celah
untuk merebaknya ketidakjujuran, artinya bahwa saat ini peserta didik belum siap untuk
memanfaatkan kemajuan teknologi untuk pembelajaran tanpa disertai karakter yang baik dan
kesadaran diri.

Pentingnya penggunaan berbagai media pembelajaran ditonjolkan dalam tema teori


pembelajaran, namun pada kenyataannya guru tidak mendalami media pembelajaran daring.
Guru sering mengandalkan buku pedoman guru sebagai satu-satunya sumber informasi
mereka. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan pembelajaran tidak berlangsung dengan efektif
dan penyampaian materi yang masih kurang dipahami oleh siswa sehingga mengakibatkan
kurangnya minat belajar siswa. Guru hendaknya meningkatkan kreativitas belajar untuk
meningkatkan minat belajar siswa sehingga pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana
yang damai dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru harus dapat menempatkan dirinya
dalam proses pembelajaran sebagai pemegang penting manajemen pembelajaran. Maka dari
itu guru juga harus bisa menyesuaikan perkembangan zaman dan teknologi agar pembelajaran
dapat berjalan dengan efektif (Irsan dkk., 2021).

Pembelajaran luring dapat dilakukan dengan belajar melalui buku maupun pertemuan
langsung. Melalui pembelajaran luring ini siswa dapat mengumpulkan tugas-tugas berupa PR
ataupun LKPD serta tugas lainnya (Ramadhan, 2021). Siswa sangat besemangat pada saat
mendengar kabar bahwa proses pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan, antusias baik
dari pengajar, siswa maupun orang tua sangat tinggi untuk menunjang keberlangsungan proses
pembelajaran ini. Walaupun dengan jam pelajaran yang dibatasi tapi semangat untuk belajar
tidak berkurang. Dengan jam pelajaran yang terbatas ini juga merupakan tantangan bagi
pengajar untuk mengatur bahan ajar agar tersampaikan kepada siswa. Pada saat di sekolah
sebisa mungkin pengajar menjelaskan materi yang harus diajarkan lalu mengenai tugas dapat
dikerjakan di rumah. Karena di sekolah tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
mengerjekan tugas yang diberikan, pengajar juga memaksimalkan waktu dengan sebaiknya
agar siswa dapat mengerti dengan apa yang telah diajarkan (Ramadhan, 2022) .

Berdasarkan penjelasan dari siswa yang telah kami wawancarai menurut mereka lebih
efektif belajar luring daripada daring dengan beberapa alasan yang telah dituturkan, yaitu pada
saat luring ini lebih memudahkan siswa untuk memahami pelajaran yang telah diberikan, jika
tidak paham bisa langsung tanya kepada pengajar yang bersangkutan. Berbeda dengan pada
saat daring kemarin, untuk memahami materi sangat sulit, belum lagi ditambah siswa yang
masih tidak terlalu paham teknologi. Lagi pula, pembelajaran daring boros kuota yang
pastinya memerlukan banyak biaya untuk menunjang pembelajaran. Salah satu faktor
pendorong siswa untuk semangat melakukan pembelajaran luring ini juga bisa bertemu
dengan teman sebaya yang bisa meningkatkan rasa kekeluargaan. Menurut pemaparan siswa,
tidak ada hambatan yang dirasakan dalam proses pembelajaran luring ini, siswa hanya merasa
kekurangan jam belajar di sekolah dan merasa singkat bertemu dengan teman .
Penelitian lain yang sejalan dan mampu mendukung hasil penelitian peneliti adalah
(Hardiyansyah, 2021). Dalam penelitian tentang perubahan sistem pelaksanaan pembelajaran
daring ke luring pada masa pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa praktik pembelajaran
daring ke luring dilaksanakan telah sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat, di antaranya
dalam waktu belajar dan implementasinya dan dampak pembelajaran daring terhadap luring
masih perlunya upaya preventif dan represif oleh sekolah. Proses, praktik, dan dampak daring
terhadap luring masih membutuhkan peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan secara holistik kepada peserta didik .

Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan aktivitas belajar tambahan yang diberikan kepada anak
SD hingga SMP untuk menambah pengetahuan. Ilmu yang sekiranya belum didapat atau
belum diajarkan di sekolah bahkan dengan mengikuti bimbingan belajar itu sendiri anak
mampu berprestasi di sekolah. Hal tersebut menyiratkan bahwa bimbingan belajar memiliki
nilai positif dan manfaat tersendiri bagi anak-anak.

Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga 108 Kelompok 39 mengadakan program kerja
bimbingan belajar gratis di Dusun Blimbing. Harapannya agar anak-anak tetap semangat
belajar walaupun di tengah pandemi Covid-19.

Kegiatan ini berawal dari kami yang ingin membantu dalam bidang pendidikan, karena
pada situasi pandemi proses belajar mengajar dilakukan secara peralihan yaitu dari daring ke
luring sehingga kurang efektif .

Kegiatan bimbingan belajar ini dilaksanakan setiap hari Senin hingga Rabu pukul
16.00 WIB dengan durasi satu jam 15 menit yang dimulai pada tanggal 18 Juli hingga 24
Agustus 2022. Semua mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan bimbel ini. Mereka
membagi tugas untuk mengajar dan sebagian lainnya menyiapkan perlengkapan serta
dokumentasi.

Materi yang diajarkan disesuaikan dengan materi yang diberikan oleh guru di sekolah,
seperti operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian serta membantu
mengerjakan PR. Agar anak-anak tidak bosan, di akhir bimbel selalu diadakan pembelajaran
Bahasa Inggris, dikarenakan di sekolah tidak diajarkan Bahasa Inggris.
D. PENUTUP

Meski masih dalam masa pemulihan dan bangkit dari pandemi, namun semangat
belajar anak-anak sudah sangat besar dan luar biasa. Dua program yang dilakukan ini pun
dapat dikatakan berjalan sangat baik dan memberikan dampak yang sangat besar kepada anak-
anak di Padukuhan Blimbing, hal ini juga terlihat dari respon anak-anak yang sangat
bersemangat untuk mengikuti kedua kegiatan tersebut sampai selesai kegiatan. Selain itu,
memang kegiatan ini sangat diminati karena sesuai dengan kebutuhan siswa pada saat ini yang
membutuhkan pendampingan belajar. Selain itu, materi yang diajarkan disesuaikan dengan
materi yang diberikan oleh guru di sekolah, seperti operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian serta membantu mengerjakan PR. Agar anak-anak tidak bosan, di
akhir bimbel selalu diadakan pembelajaran Bahasa Inggris, dikarenakan di sekolah tidak
diajarkan Bahasa Inggris.

DAFTAR PUSTAKA

Alpian, Y., & Anggraeni, S. W. (2019). Pentingnya Pendidikan bagi Manusia. Jurnal Buana
Pengabdian, 1(1), 66–72.

Badan Pusat Statistik. (2021). “Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi (Persen),
2020-2021”, https://www.bps.go.id/indicator/6/543/1/tingkat-pengangguran-terbuka-
menurut-provinsi.html, diakses pada 30 Agustus 2022.

Hardiyansyah, M. A., dkk. (2021). Analisis Perubahan Sistem Pelaksanaan Pembelajaran


Daring ke Luring pada Masa Pandemi Covid-19 di SMP. Basicedu, 5(6).

Irsan, Nurmaya, A. L. G., Yulan, T. (2021). Analisis Kesulitan Implementasi Pembelajaran


Tematik pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar. Ilmu Pendidikan, 3(6).

Komnas Perempuan. (2021). “Siaran Pers Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan Menyambut Perayaan Hari Kartini”,
https://komnasperempuan.go.id/siaran-pers-detail/siaran-pers-komisi-nasional-
antikekerasan-terhadap-perempuan-menyambut-perayaan-hari-kartini-21-april-2021,
diakses pada 30 Agustus 2022.

Kompas.com. (2020). “Hasil Survei KPAI Soal Kekerasan Fisik dan Psikis terhadap Anak
Selama Pandemi”, https://nasional.kompas.com/read/2020/11/19/23214821/hasil-
survei-kpai-soal-kekerasan-fisik-dan-psikis-terhadapanak-selama?page=all, diakses
pada 30 Agustus 2022.

Massie, A. Y. K. R. N. (2021). Dampak Pembelajaran Daring Terhadap Pendidikan Karakter


Siswa.

Putri, R. N. (2020). Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah


Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 705.

Ramadhan, I., Nugraha, T. J., Firmansyah, E., & Alkahfy, R. R. (2021). Perubahan Proses
Pembelajaran Tatap Muka Pasca Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19
Di MAN 2 Pontianak. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 7(8), 86–93.

Ramadhan, I. (2021). Penggunaan Metode Problem Based Learning dalam Meningkatkan


Keaktifan Belajar Siswa pada Kelas XI IPS 1. Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 358–369.

Ramadhan, I. (2022). Kontruksi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program “Aku Belajar”


Dalam Meningkatkan Literasi Anak Pemulung. Jurnal PIPSI, 7(1), 45–56.

Anda mungkin juga menyukai