Anda di halaman 1dari 12

(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.

48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS GOOGLE SITES PADA


MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X
1
Muhamad Khabib Cahyo Nugroho, 2Grendi Hendrastomo
Program Studi Pendidikan Sosiologi, FIS, Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail korespondensi: khabibcahyo@gmail.com

Abstrak : Artikel ini memaparkan tentang pengembangan media pembelajaran berbasis


Google Sites serta kelayakan media pembelajaran Google Sites dari aspek media dan
materi. Metode yang digunakan merupakan metode penelitian dan pengembangan
(RnD) dengan memakai model pengembangan ADDIE yang dikembangkan oleh Dick
dan Carry. Namun pada pelaksanaanya hanya dilakukan tiga tahap saja meliputi
Analysis (analisis), Design (desain), dan Development (pengembangan). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran Google Sites
dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap analisis, tahap desain, serta pengembangan.
Media pembelajaran yang dibuat terdiri dari Halaman Utama, Halaman Kompetensi,
Halaman Materi, Halaman Evaluasi, Halaman Games, Halaman Pengumuman, dan
Halaman Credit. Media ini divalidasi oleh dua ahli media, dua ahli materi, dan dua
guru sosiologi. Kelayakan media Google Sites berdasarkan dari perolehan skor setiap
aspek oleh ahli media, ahli materi, dan guru sosiologi mendapatkan hasil penilaian
dengan rata-rata skor 4,62 yang termasuk dalam kategori layak.
Kata kunci: Pembelajaran daring, pengembangan media, kelayakan media, media Google
Sites.

Abstract : This article describes the development of Google Sites-based learning media and
the feasibility of Google Sites learning media from the media and material aspects. The
method used is a research and development (RnD) method using the ADDIE development
model developed by Dick and Carry. However, in its implementation, only three stages are
carried out including Analysis (analysis), Design (design), and Development (development).
The results of this study indicate that the development of Google Sites learning media is
carried out through three stages, namely the analysis stage, the design stage, and the
development stage. The learning media made consist of the Main Page, Competency Page,
Material Page, Evaluation Page, Games Page, Announcement Page, and Credit Page. This
media was validated by two media experts, two materials experts, and two sociology teachers.
The feasibility of Google Sites media is based on the score obtained for each aspect by media
experts, material experts, and sociology teachers to get an assessment result with an average
score of 4.62 which is included in the appropriate category.
Keywords: Online learning, media development, media feasibility, Google Sites media

SUBMIT: 28 Mei 2021 REVIEW: 19 September 2021 ACCEPTED:27 September 2021

PENDAHULUAN yang lebih inovatif atau bersifat student


Pendidikan di Indonesia terus centered. Pembelajaran student centered
mengalami perubahan untuk mengikuti merupakan pembelajaran yang lebih
perkembangan zaman. Saat ini kurikulum memberikan peluang kepada peserta didik
2013 telah menjadi acuan dalam dunia untuk mengkonstruksi pengetahuan secara
pendidikan di Indonesia. Pembelajaran pada mandiri (self directed) dan dimediasi oleh
kurikulum 2013 tidak memusatkan pada guru teman sebaya (peer mediated instruction)
lagi tetapi lebih menekankan pembelajaran (Nurdyansah, 2016). Dalam desain

59
(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

pembelajaran ini peran guru adalah dilaksanakan di sekolah kini menjadi belajar di
mengkreasikan dan memahami model-model rumah melalui daring. Kondisi ini menuntut
pembelajaran inovatif. Hal ini dikarenakan guru perlu terampil dalam menerapkan
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat berbagai cara untuk melakukan pembelajaran
ditentukan oleh faktor guru sebagai pengelola daring dengan efektif (Kaufmann & Vallade,
dalam kegiatan pembelajaran (Ermi, 2015). 2020). Guru yang tidak pernah menggunakan
Proses belajar yang dilakukan guru dapat media daring harus berusaha lebih keras untuk
membantu meningkatkan hasil belajar yang menyesuaikan kemampuannya dengan
baik. tuntutan saat ini. Begitu pula siswa perlu lebih
Akan tetapi pada saat ini dunia mandiri dalam mempelajari materi sehingga
Pendidikan mengalami berbagai permasalahan lebih mudah dalam mengikuti proses
akibat dari adanya virus Covid-19. Akibatnya pembelajaran daring yang sedang berlangsung
pemerintah harus bekerja sama untuk menekan (Oktawirawan, (2020). Peran kedua belah
laju penyebaran virus Covid-19 dengan pihak sangatlah penting untuk menunjang
mengeluarkan kebijakan agar seluruh warga proses pembelajaran daring.
masyarakat untuk melakukan phisical Sosiologi merupakan salah satu mata
distancing atau menjaga jarak (Zukmadini, pelajaran pada tingkat SMA/MA yang
Karyadi, & Kasrina, 2020). Salah satu dampak memiliki karakteristik disiplin keilmuan yang
dari kebijakan physical distancing juga terjadi membedakannya dengan mata pelajaran lain
pada sistem pembelajaran di sekolah. dalam rumpun ilmu sosial (Pratiwi, 2017).
Berdasarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun Kajian dalam mata pelajaran sosiologi erat
2020 (kemdikbud.go.id) Mendikbud kaitannya dengan realitas kehidupan
menghimbau agar semua lembaga pendidikan masyarakat yang memberikan asumsi bahwa
tidak menyelenggarakan proses kegiatan mata pelajaran sosiologi bersifat abstrak serta
belajar mengajar secara langsung atau tatap sulit dipahami oleh peserta didik. Umumnya,
muka, melainkan harus diselenggarakan secara peserta didik akan mengalami kesulitan dalam
tidak langsung atau jarak jauh. Sehingga memahami materi. Selain itu peserta didik
dengan adanya himbauan tersebut membuat banyak yang tidak berminat dengan mata
semua lembaga pendidikan mengganti metode pelajaran sosiologi karena mereka sering
pembelajaran yang digunakan yaitu menjadi dibawa mengamati kehidupan masyarakat
pembelajaran online (daring) atau (Ermi, 2015). Pasalnya sosiologi mempelajari
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). kehidupan, hubungan, dan struktur masyarakat
Meskipun demikian, tidak semua yang pada dasarnya kerap dilakukan oleh
lembaga sekolah dapat menyelenggarakan peserta didik sebagai bagian dari masyarakat.
pembelajaran jarak jauh dengan baik. Banyak Sehingga dengan sulitnya pemahaman materi
faktor-faktor yang melatarbelakangi tersebut akan mempengaruhi proses pembelajaran
mulai dari lokasi sekolah, fasilitas sekolah, daring berlangsung.
hingga kondisi latar belakang peserta didik. Peran seorang guru sangat penting
Aji (2020) juga menjelaskan bahwa banyak dalam mengemas kegiatan pembelajaran
bentuk kendala yang menghambat efektivitas sosiologi dengan menggunakan diskusi supaya
pembelajaran daring mulai dari keterbatasan lebih menarik. Selain itu pengemasan materi
TI, Sarpras yang kurang memadai, akses sosiologi yang mudah dimengerti oleh peserta
internet yang terbatas serta anggaran yang didik juga cukup penting. Seperti yang
kurang. Pernyataan ini juga diperkuat oleh dijelaskan oleh Cantona (2016) bahwa
Rifa (2020) bahwa kesulitan yang dihadapi penyampaian materi sosiologi perlu dikemas
dalam proses belajar dari rumah adalah untuk memudahkan peserta didik dalam
keterbatasan internet baik dari ketersediaan memahami konsep sosiologi secara aktual.
jaringan maupun kuota untuk mengakses Oleh karena itu supaya pengemasan proses
pembelajaran daring. Oleh karena itu lembaga pembelajaran sosiologi lebih menarik maka
sekolah harus memutar otak dalam diperlukan suatu media. Penggunaan media
menyelenggarakan proses pembelajaran yang pembelajaran diperlukan untuk meningkatkan
efektif dalam kondisi seperti ini. minat belajar peserta didik. Terutama pada
Dengan munculnya pandemik Covid-19 kondisi pandemi sekarang ini diperlukan suatu
kegiatan belajar mengajar yang semula

60
(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

media yang mampu dalam menunjang Selain itu faktor sarana dan prasaran yang
kegiatan pembelajaran daring. dimiliki peserta didik sangat berbeda-beda,
Media pembelajaran menurut Hamalik sehingga tidak semua cukup kuat untuk
(dalam Islamiah, 2019) merupakan alat, menginstal banyaknya aplikasi pembelajaran
metode, dan teknik yang digunakan dalam (Aji, 2020). Oleh karena itu salah satu solusi
rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan yang ditawarkan peneliti adalah dengan
interaksi antara guru dan peserta didik dalam mengembangkan sebuah media pembelajaran
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. yang menggunakan Google Sites.
Media yang dapat digunakan dalam Berbeda dengan penggunaan situs atau
pemberlajaran daring yaitu dengan website lain, Google Sites memiliki banyak
memanfaatkan e-learning (Astini, 2020). E- keunggulan yang menarik untuk dipelajari
learning adalah teknologi informasi dan (Suryanto, 2018). Pertama, Google Sites
komunikasi untuk mengaktifkan siswa untuk mudah dibuat dan gratis. Kedua,
belajar kapanpun dan dimanapun. memungkinkan pengguna berkolaborasi dalam
Implementasi e-learning dalam pembelajaran pemanfaatannya. Keempat, menyediakan 100
secara daring ini paling banyak dilaksanakan MB penyimpanan online gratis. Kelima, tentu
dengan menggunakan aplikasi WhatsApp dan saja searchable (dapat ditelusuri)
Google Classroom (Dewi, 2020). Hal ini juga menggunakan mesin pencarian google
diperkuat dengan hasil penelitian (Harsanto, 2012). Peserta didik tidak perlu lagi
Oktawirawan (2020) bahwa media untuk mengunduh materi yang diberikan oleh
pembelajaran yang paling banyak digunakan guru, sehingga tidak akan memakan kuota
oleh informan adalah Google Classroom internet dan memori yang banyak. Selain itu,
(77%) dan Whatsapp (66%). guru juga tidak perlu bingung dalam
Pembelajaran daring mengharuskan menyampaikan materi. Hal ini dikarenakan
untuk menemukan suatu media yang tepat dan peserta didik dapat mengaksesnya melalui
sesuai. Banyak guru yang menggunakan media Google Sites tersebut. Tampilan dalam Google
Google Classroom dan Whatsaap hanya Sites pun dapat dibuat semenarik mungkin
mengirimkan tugas dan materi saja. Guru supaya peserta didik tidak merasa bosan dalam
memanfaatkan fitur ini untuk membagi kegiatan pembelajaran daring.
dokumen materi pembelajaran dan tugas bagi Berdasarkan pemaparan tersebut, maka
siswa, kemudian siswa akan mengirimkan peneliti mengembangkan media pembelajaran
tugas yang telah mereka selesaikan melalui dengan menggunakan Google Sites untuk
grup ini pula (Setyorini, 2020). Sehingga menunjang proses pembelajaran daring
banyak peserta didik yang merasa keberatan khususnya pada mata pelajaran sosiologi.
dalam pembelajaran daring karena banyaknya Sehingga peneliti mengambil judul
tugas yang diberikan oleh setiap guru. “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Mengutip dari Suaramerdeka.com (Dwi, 2020) Google Sites Pada Mata Pelajaran Sosiologi
banyak peserta didik yang mengeluhkan pola Kelas X”.
pmbelajaran yang dianggap tidak menarik
serta beban tugas yang cukup banyak. Kondisi METODE
ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Pengembangan media pembelajaran
Cahyani, Listiana, & Larasati (2020) bahwa berbasis Google Sites ini menggunakan
dari hasil analisis mann whitney U data metode penelitian dan pengembangan
kuesioner dari 344 siswa SMA/SMK/MA (research and development). Penelitian ini
dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa menggunakan model pengembangan ADDIE
menurun selama pembelajaran daring. yang dikembangkan oleh Dick dan Carry
Oleh karena itu berdasarkan pemaparan (Sugiyono, 2016) yaitu terdiri dari lima tahap
diatas, perlu adanya pengembangan media yaitu Analysis (analisis), Design (desain),
yang sesuai untuk menunjang kegiatan Development (pengembangan),
pembelajaran daring yang menyenangkan Implementation (implementasi), dan
khususnya pada mata pelajaran sosiologi. Hal Evaluation (evaluasi). Namun pada penelitian
ini disebabkan peserta didik mulai bosan ini, tahapan pengembangan model ADDIE
dengan pembelajaran yang monoton dengan yang dilaksanakan oleh peneliti meliputi tahap
media Google Classroom dan Whatsapp saja. analysis, design, dan development. Penelitian

61
(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

ini dilakukan modifikasi yaitu dilaksanakan n = Jumlah butir


hanya sampai pada tahap development Dengan kriteria pengambilan keputusan
(pengembangan). kelayakan media dari perolehan nilai rata-rata
Pemilihan model ADDIE didasari atas para validator pada tabel berikut.
pertimbangan bahwa model ini dikembangkan Tabel 1. Pedoman Kategori Kelayakan
secara sistematis dan berpijak pada landasan No Rumus Kategori
teoretis desain pembelajaran (Tegeh, Jampel, 1 Sangat Layak
& Pudjawan, 2015). Model ini disusun secara 2 Layak
terprogram dengan urutan-urutan kegiatan 3 Cukup Layak
yang sistematis dalam upaya pemecahan
4 Kurang Layak
masalah belajar yang berkaitan dengan sumber
5 Sangat Kurang Layak
belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik pebelajar (Tegeh & Kirna, 2013). Sumber: (Sukardjo dalam Nofia, 2016)
Pitoyo (2019) juga menambahkan bahwa
model ini dapat digunakan untuk berbagai HASIL DAN PEMBAHASAN
macam bentuk pengembangan produk seperti Deskripsi Penelitian
model, strategi pembelajaran, metode Pengembangan media pembelajaran
pembelajaran, media dan bahan ajar. Selain berbasis Google Sites pada mata pelajaran
itu, Premana, Suharsono, & Tegeh (Wulandari, sosiologi merupakan jenis penelitian dengan
2020) menambahkan bahwa melalui model ini menggunakan metode penelitian dan
memberikan kesempatan kepada pengembang pengembangan (Research and Development).
untuk bekerja sama dengan para ahli isi, Penelitian ini bertujuan untuk
media, dan desain sehingga dapat mengembangkan suatu produk media
menghasilkan produk yang berkualitas baik. pembelajaran sosiologi berupa Google Sites.
Teknik analisis data yang dilakukan Selain itu dalam pengembangan media juga
dalam penelitian ini meliputi dua jenis yaitu dilakukan uji kelayakan oleh dua dosen ahli
analisis data kualitatif dan data kuantitatif. media, dua dosen ahli materi dan dua guru
Pada data kualitatif berupa kritik dan saran sosiologi. Uji kelayakan dilakukan untuk
yang diberikan oleh ahli media, ahli materi, mengetahui kelemahan atau kekurangan
guru sosiologi, dan peserta didik. Selain kritik produk dari masukan-masukan oleh validator.
dan saran, peneliti juga memberikan angket Hal ini sesuai dengan pernyataan Ghani, dkk.
tentang proses pembelajaran daring kepada (2019) bahwa validasi produk sangat penting
guru atau pihak yang mengajar di kelas X. dilakukan agar dapat diketahui kelemahan atau
Data tersebut peneliti gunakan sebagai data kekurangan dari bahan ajar yang
tahap analisis dalam model pengembangan dikembangkan dari sisi relevansi, akurasi,
ADDIE. kebahasaan dan pembelajarannya.
Data kuantitatif di peroleh dari angket
penilaian kelayakan media pembelajaran yang Prosedur Pengembangan
diberikan kepada ahli media, ahli materi, dan Proses pengembangan media
guru sosiologi. Angket validasi menggunakan pembelajaran Google Sites yaitu
lembar checklist dengan skala likert (skala 5). menggunakan model pengembangan ADDIE
Adapun alternatif jawaban dan skoring yang yang dikembangkan oleh Dick dan Carry
digunakan dalam angket yaitu: SS (Sangat (Sugiyono, 2016) yang terdiri dari lima tahap.
Setuju) = 5, S (Setuju) = 4, KS (Kurang Akan tetapi dalam penelitian ini dilakukan
Setuju) = 3, TS (Tidak Setuju) = 2, dan STS beberapa modifikasi dengan menggunakan
(Sangat Tidak Setuju) =1. Setelah data tiga tahap saja meliputi Analysis (analisis),
terkumpul, lalu menghitung skor rata-rata Design (desain), dan Development
dengan rumus: (pengembangan). Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa penelitian ini lebih
memfokuskan pada proses pengembangan
Keterangan: produk dengan melihat kondisi peserta didik di
salah satu SMA di Boyolali sebagai dasar
= Skor rata-rata pengembangannya. Berikut ini proses
Σx = Jumlah skor

62
(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

pengembangan media pembelajaran Google Analisis kurikulum dilakukan dengan


Sites; tujuan untuk memetakan dalam menentukan
1. Tahap Analysis (Analisis) materi pada media pembelajaran yang sesuai
a. Analisis Kebutuhsn dengan standar kompetensi pada kurikulum di
Berdasarkan hasil observasi yang sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan
dilakukan peneliti, sebagian besar Sekolah guru, bahwa saat ini SMA N 1 Andong
Menengah Atas (SMA) di Boyolali baik negeri menerapkan Kurikulum 2013. Selanjutanya
maupun swasta telah memiliki sarana dan pemilihan kompetensi dalam pengembangan
prasarana yang memadai dalam proses media Google Sites ini yaitu mengambil kelas
pembelajaran. Sarana dan prasarana tersebut X. sementara Kompetensi Dasar yang dipilih
meliputi perpustakaan sekolah, LCD & untuk dicantumkan pada media yang
projector, kipas angin, Wi-Fi, speaker, dan dikembangkan adalah KD 3.2 dan 4.2, yaitu
laboratorium seperti komputer, kimia, fisika, materi tentang Interaksi Sosial. Interaksi
dan biologi. Hal ini ditunjukkan pada Data Sosial dipilih karena pada materi tersebut
Pokok Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang memuat tentang berbagai fenomena serta pola
diakses melalui situs siadik.pdkjateng.go.id perilakau atau tindakan individu di
(2019) bahwa sebanyak 18 dari 28 SMA di masyarakat. Selain itu dengan kondisi
Boyolali telah terakreditasi A. Meskipun pandemi Covid-19 yang sedang melanda saat
demikian setelah keluarnya Surat Edaran ini, peserta didik dapat mengamati perubahan
Nomor 4 Tahun 2020 (kemdikbud.go.id) yang pola perilaku di masyarakat tempat tinggal
menghimbau untuk segala satuan Pendidikan masing-masing. Hal ini sesuai dengan salah
dilaksanakan secara daring di rumah membuat satu tujuan dari Kurikulum 2013 pada mata
lembaga sekolah mengalami kesulitan pelajaran sosiologi bahwa peserta didik
termasuk di SMA Negeri 1 Andong. Hal ini mampu mengembangkan pengetahuan
juga ditambah dengan menurunnya motivasi sosiologi dalam praktek pengetahuan sosiologi
belajar peserta didik akibat diberlakunya untuk meningkatkan keterampilan sosial dan
pembelajaran daring (Listiana, & Larasati, memecahkan masalah-masalah sosial (Pratiwi,
2020). 2017).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Dalam analisis kurikulum berikutnya
beberapa guru SMA N 1 Andong menjelaskan yaitu membuat suatu perencanaan
bahwa sebelumnya sekolah menggunakan pembelajaran atau yang dikenal perangkat
media Jagaratu dalam melaksanakan pembelajaran yang memuat penggunaan
pembelajaran daring. Dilansir dari kagama.co Google Sites sebagai media pembelajaran.
(2020) Jagaratu merupakan sebuah platform Perangkat pembelajaran yang dibuat meliputi
berbasis web yang dikembangkan oleh Kepala penyusunan indikator pencapaian kompetensi
Cabang Dinas Pendidikan Provisi Jawa yang digunakan sebagai dasar penyusunan alat
Tengah untuk pembelajaran daring. Namun penilaiaan. Penyusunan indikator yang
aplikasi tersebut sering mengalami kendala dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan
seperti server down yang mengganggu proses Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah
pembelajaran. Alhasil pihak sekolah direvisi Anderson dan Krathwol berupa
memberikan kebebasan menggunakan media mengingat (remember), memahami/mengerti
apapun dalam pembelajaran. Namun kondisi (understand), menerapkan (apply),
ini justru memperberat peserta didik karena menganalisis (analyze), mengevaluasi
beberapa guru menggunakan media yang (evaluate), dan menciptakan (create) (Pratiwi,
berbeda-beda, sehingga membuat peserta didik 2014).
harus menginstal berbagai aplikasi. Selain itu Setelah merancang penyusunan
beberapa guru SMA N 1 Andong juga Indikator Pencapaian Kompetensi, selanjutnya
menjelaskan kurangnya antusias peserta didik merancang Rencana Pelaksanaan
dalam proses pembelajaran menunjukkan Pembelajaran (RPP). Pembuatan RPP untuk
bahwa peserta didik merasa bosan atau jenuh mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta
dengan model pembelajaran yang terlalu didik dengan menggunakan media
monoton. pembelajaran Google Sites yang telah dibuat.
b. Analisis Kurikulum Bentuk RPP yang dikembangkan yaitu
menggunakan model RPP satu lembar sesuai

63
(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

arahan dari kemendikbud (Kadis, 2020). pilihan ganda dan 3 soal essay. Selain itu juga
Selanjutnya dilakukan pembuatan perangkat menyusun soal untuk Games yang terdiri dari
penilaian serta materi pembelajaran yang soal teka teki silang, soal whack a mole, dan
berlandaskan pada hasil penyusunan indikator soal mencari pasangan.
pencapaian kompetensi. Dalam penyusunan soal-soal pada
2. Tahap Design (Desain) media Google Sites menggunakan stimulus
Berdasarkan hasil dari tahap analisis berupa penggalan artikel serta gambar-gambar
sebelumnya, maka langkah berikutnya adalah mengenai kondisi sekitar. Penggunaan
dilakukan tahap desain atau merancang media stimulus sebagai salah bentuk dari
pembelajaran Google Sites. Tahap desain karakteristik soal HOTS (Wulandari, 2020).
merupakan tahap perancangan media yang Kemudian untuk penyusunan soal penugasan
meliputi pembuatan desain media secara terbagi menjadi dua bentuk yaitu berupa
keseluruhan (Nofia, 2016). Desain yang observasi dan diskusi. Penugasan observasi
dilakukan yaitu berupa pembuatan flowchart berupa pengamatan terhadap lingkungan
serta storyboard yang berisi uraian alur peserta didik mengenai kondisi interaksi sosial
ringkas secara deskriptif dalam media Google yang terjadi. Dengan menggunakan model
Sites. Pembuatan ini memiliki tujuan untuk penugasan tersebut bertujuan supaya peserta
menggambarkan suatu tahapan penyelesaian didik dapat memperoleh pembelajaran secara
masalah secara sederhana, rapi, terurai, dan konkret dan mampu menganalisis keadaan
jelas (Wulandari, 2020). sosial (Setiawan & Komalasari, 2020). Tidak
3. Tahap Development (Pengembangan) jauh berbeda juga, pada penugasan diskusi
a. Penyusunan Materi dan Soal berupa pemberian sebuah topik permasalahan
Penyusunan materi atau bahan ajar serta stimulus gambar mengenai fenomena
diawali dengan penentuan materi yang dipilih. Webinar atau seminar online kemudian
Berdasarkan analisis kurikulum yang telah mengajak peserta didik untuk menganalisis
dilakukan pada tahap sebelumnya, materi yang kondisi tersebut. Selain itu juga membantu
dipilih adalah KD 3.2 dan 4.2, yaitu materi peserta dadik dalam melatih berargumentasi
tentang Interaksi Sosial. Seperti pada analisis dan menghargai pendapat orang lain.
kurikulum yang dilakukan sebelumnya, materi b. Pengembangan Produk Media Google
Interaksi Sosial yang disusun dalam Sites
pengembangan media dibagi menjadi lima Pada tahap pengembangan ini, seluruh
submateri diantaranya yaitu Pengertian komponen yang telah dipersiapkan pada tahap
Interaksi Sosial, Ciri-ciri Interaksi Sosial, desain sebelumnya kemudian dikembangkan
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial, Faktor dengan menerapkan desain kerangka produk
Pendorong Interaksi Sosial, dan Bentuk- yang telah dibuat.
bentuk Interaksi Sosial. 1) Halaman Utama
Penyusunan soal yang dilakukan pada Pada halaman utama sebelumnya
media ini memuat soal soal LOTS (Lower dilakukan pencarian gambar-gambar yang
Order Thinking Skill) dan HOTS (Higher akan diterapkan sebagai latar atau background
Order Thinking Skill). Meskipun demikian, media. Selain itu juga dilakukan pemilihan
penyusunan soal lebih diarahkan ke HOTS warna yang akan menjadi konsep atau tema
(Higher Order Thinking Skill). Penyusunan utama dalam media Google Sites yaitu
soal dilakukan sebagai bentuk dari penilaian menggunakan warna gelap yaitu hitam, abu-
pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur abu, dan coklat. Kemudian untuk judul atau
kemampuan peserta didik dalam memahami nama media Google Sites ini yaitu “Lentera
materi pembelajaran. Seperti pernyataan Sosiologi”. Pada Halaman Utama tersebut
Budimansyah (Pratiwi, 2017) bahwa tujuan terdapat beberapa bagian diantaranya logo
penilaian untuk mengetahui apakah suatu serta nama sekolah yaitu SMA Negeri 1
program pendidikan, pengajaran, atau pun Andong yang terdapat di bagian pojok kiri
pelatihan tersebut telah dikuasai oleh peserta atas. Selain itu juga terdapat gambar
didik atau belum. Soal yang disusun dalam lingkungan sekolah yang disertai map lokasi
media ini merupakan dua soal penugasan sekolah. Kedua bagian tersebut merupakan
berupa diskusi dan observasi, kemudian soal identitas dari media Google Sites ini yang
penilaian harian yang terbagi ke dalam 10 soal

64
(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

menunjukkan sebagai media resmi dari SMA 4) Halaman Evaluasi


N 1 Andong. Pada media Google Sites ini dibuat
Kemudian pada Halaman Utama juga Halaman Evaluasi untuk memenuhi tujuan
terdapat beberapa menu yang terdapat tersebut. Bentuk evaluasi yang dibuat yaitu
dibagian atas meliputi menu Home, berupa penugasan dan penilaian harian yang
Kompetensi, Materi, Evaluasi, Games, telah dibuat sebelumnya. Penugasan tersebut
Pengumuman dan Credit. Ketika peserta didik yaitu berupa diskusi dan observasi.
menekan menu toolbar tersebut maka mereka 5) Halaman Games
akan diarahkan menuju halaman yang ditekan. Selain berisikan materi pembelajaran,
Sementara untuk menu toolbar Home pada media Google Sites ini juga disediakan
digunakan untuk kembali ke Halaman Utama. Games atau permainan. Permaianan yang
Selanjutnya pada Halaman Utama juga dibuat juga berhubungan dengan materi
terdapat petunjuk penggunaan media Google pembelajaran, sehingga peserta didik dapat
Sites dalam kegiatan pembelajaran daring bermain sekaligus belajar. Permaianan yang
sosiologi. Pada bagian petunjuk tersbut tertera dibuat pada media ini terdapat tiga jenis yaitu
mulai dari penggunaan media hingga alur atau Whack a Mole, Teka-Teki Silang, dan Mencari
skema pembelajaran sosiologi secara daring Pasangan.
menggunakan media tersebut. 6) Halaman Pengumuman
2) Halaman Kompetensi Pada Halaman Pengumuman digunakan
Pada Halaman Kompetensi ini sebagai tempat untuk memberikan informasi
menunjukkan mengenai tujuan pembelajaran atau pengumuman kepada peserta didik.
sosiologi. Pada halaman ini berisikan Informasi yang disampaikan baik berupa
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang mengenai proses pembelajaran daring
telah dibuat pada analisis kurikulum sosiologi maupun informasi atau pengumuman
sebelumnya. Selain itu juga terdapat capaian dari pihak sekolah. Jadi apabila terdapat
pembelajaran serta sub capaian yang perubahan sistem belajar atau pengumuman
merupakan hasil penyusunan Indikator penting lainnya akan disampaikan di halaman
Pencapaian Kompetensi (IPK) sebelumnya. ini. Sehingga peserta didik tidak akan
Pada bagian Halaman Kompetensi juga tertinggal mengenai informasi dari sekolah.
terdapat penjelasan mengenai skema 7) Halaman Credit
pembelajaran sosiologi. Sehingga dengan Halaman terakhir yang ada pada media
begitu peserta didik tidak akan bingung Google Sites ini adalah Halaman Credit. Pada
mengenai materi apa yang harus mereka halaman ini berisikan mengenai informasi
pelajari serta bentuk kegiatan pembelajaran berupa foto serta nama dari pembuat media
untuk setiap pertemuannya. Untuk lebih Google Sites ini. Selain itu pada halaman ini
jelasnya, dibawah ini merupakan tampilan dari juga berisikan mengenai profil media berupa
Halaman Kompetensi. latar belakang serta tujuan dari penggunaan
3) Halaman Materi media Google Sites. Terakhir pada Halaman
Pada halaman materi berisi mengenai Credit berisikan rujukan atau referensi yang
materi pembelajaran sosiologi yang akan digunakan dalam penyusunan materi
dipelajari oleh peserta didik. Materi yang pembelajaran sosiologi yang tertuang pada
diambil pada pengembangan media Google media Google Sites ini.
Sites ini mengambil KD 3.2 dan 4.2, yaitu
materi tentang Interaksi Sosial yang telah Validasi Media Pembelajaran Google Sites
disusun sebelumnya. Materi yang telah 1. Validasi Ahli Media
disusun dibagi ke dalam tujuh pertemuan Validasi media pembelajaran Google
dengan rincian empat kali pembahasan materi, Sites dilakukan oleh dua ahli media. Penilaian
kemudian dua kali evaluasi berupa penugasan ini digunakan untuk mengetahui kekurangan
dan terakhir satu kali penilaian harian. Ketika dari media yang dikembangkan, kemudian
peserta didik masuk ke Halaman Materi maka dapat ditingkatkan berdasarkan hasil validasi
mereka akan memilih bentuk kegiatan atau serta masukan dari ahli media. Validasi media
pertemuan yang akan dilalui dengan menekan dilaksanakan sebanyak tiga kali oleh ahli
tombol pada salah satu kegiatan atau media 1 dan dua kali oleh ahli media 2 yang
pertemuan yang telah tersedia. terbagi menjadi tiga tahap. Penilaian

65
(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

kelayakan media Google Sites dilakukan Pada proses validasi, terdapat masukan
dengan menggunakan angket validasi yang kritik dan saran dari para ahli materi terhadap
memakai lembar checklist dengan skala likert. media. Ahli materi memberikan masukan
Adapun alternatif jawaban dari skala tersebut terkait banyaknya pengetikan serta ejaan yang
yaitu Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, salah dalam kepenulisan. Kemudian materi
Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. yang tercantum dalam media masih kurang
Terdapat dua aspek pada angket validasi lengkap sehingga perlu ditambahkan. Selain
tersebut berupa rekayasa perangkat lunak dan itu perlu diperbaiki kembali terkait soal-soal
komunikasi visual yang terdiri atas 20 penugasan yang dibuat seperti Indikator
indikator. Pencapaian Kompetensi (IPK), kesesuaian
Pada proses validasi, terdapat masukan antara pernyataan dengan soal, serta
kritik dan saran dari para ahli media terhadap kebahasaanya. Oleh karena itu, peneliti
media. Ahli media 1 memberikan masukan kemudian memperbaiki kembali materi pada
terkait penggunaan ilustrasi pada media media Google Sites sesuai dengan masukan
supaya lebih disesuaikan dengan kondisi dari ahli materi.
lingkungan peserta didik. Selain itu ahli media Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan
1 juga menyinggung alur penggunaan media sesuai dengan para ahli, perolehan hasil
yang sedikit rumit serta kurang efektif. validasi mengalami peningkatan disetiap
Sementara itu tidak jauh berbeda ahli media 2 tahapnya. Pada validasi pertama memperoleh
memberikan kritik dan saran bahwa tampilan skor dari Ahli Materi 1 sebesar 67 dan 74 dari
media masih terkesan banyak dengan teks. Ahli Materi 2. Kemudian pada validasi kedua
Ahli media 2 menyarankan supaya disesuaikan memperoleh skor dari Ahli Materi sebesar 87
dengan karakteristik media dan tujuan dan 78 dari Ahli Materi 2. Hingga pada tahap
pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu validasi ketiga memperoleh skor sebesar 88.
Tampilan konten belum sesuai dengan jenis
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Validasi Guru Sosiologi
Kemudian peneliti melakukan perbaikan Proses validasi dilakukan dengan Guru
sesuai dengan masukan dari para ahli media. Sosiologi 1 dan Guru Sosiologi 2. Pada
Setiap peneliti melakukan perbaikan, validasi ini dilakukan sebanyak satu tahap
perolehan hasil validasi mengalami dengan rincian satu kali oleh Guru Sosiologi 1
peningkatan disetiap tahapnya. Pada validasi serta satu kali oleh Guru Sosiologi 2.
pertama memperoleh skor sebesar 75. Berdasarkan hasil dari validasi yang dilakukan
Kemudian pada validasi kedua memperoleh oleh Guru Sosiologi 1 dan Guru Sosiologi 2
skor dari Ahli Media sebesar 86 dan 73 dari diperoleh jumlah skor sebesar 183 dengan
Ahli Media 2. Hingga pada tahap validasi nilai rata-rata skor sebesar 4,60. Kemudian
ketiga memperoleh skor sebesar 93. data tersebut dikonversi kedalam data
kualitatif sesuai dengan pedoman yang telah
2. Validasi Ahli Materi dibuat. Jika ditinjau dari rentang kuantitatif
Validasi materi pada media pada pedoman, rata-rata dari skor tersebut
pembelajaran Google Sites dilakukan oleh dua berada pada rentang x > 4,2. Sehingga
ahli materi. Validasi materi dilaksanakan berdasarkan hasil tersebut, media Google Sites
sebanyak tiga kali oleh ahli materi 1 dan dua mendapatkan kategori “Sangat Layak”.
kali oleh ahli materi 2 yang terbagi menjadi Berikut nilai rata-rata per aspek dari hasil
tiga tahap. Penilaian kelayakan materi pada validasi oleh guru sosiologi.
media Google Sites dilakukan dengan Tabel 4. Hasil Proses Validasi Guru
menggunakan angket validasi dengan skala Sosiologi
likert. Adapun alternatif jawaban dari skala Rata-rata per
tersebut yaitu Sangat Setuju, Setuju, Kurang Indikator Aspek
Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Guru 1 Guru 2
Terdapat empat aspek pada angket validasi Rekayasa Perangkat
tersebut diantaranya aspek materi, soal, 4,54 4,59
Lunak
kebahasaan, dan keterlaksanaan yang terdiri Komunikasi Visual 4,71 4,71
atas 18 indikator.
Materi 4,50 4,63

66
(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

Soal 4,60 4,80 berdasarkan perolehan hasil tersebut dapat


Penyajian 4,33 4,33
disimpulkan bahwa media telah layak untuk
diujicobakan.
Kebahasaan 4,50 5,00 Validasi yang dilakukan selanjutnya
Keterlaksanaan 4,33 4,33 yaitu dengan ahli materi. Pada validasi ini juga
Sumber: data primer sama dengan ahli media. Hingga dinyatakan
layak untuk diujicobakan, validasi materi
Kelayakan Media Pembelajaran Google menempuh sebanyak tiga tahap dengan rincian
Sites tiga kali oleh ahli materi 1 dan dua kali dengan
Proses validasi media Google Sites
ahli materi 2. Berikut ini merupakan hasil
dilakukan menggunakan angket validasi yang perolehan nilai dari validasi materi.
memakai lembar checklist dengan skala likert.
Adapun alternatif jawaban dari skala tersebut
yaitu Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju,
Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Pada
angket validasi media terdiri atas dua aspek
berupa rekayasa perangkat lunak dan
komunikasi visual. Kemudian pada angket
validasi materi terdiri atas empat aspek yaitu
materi, soal, kebahasaan, dan keterlaksanaan.
Sedangkan angket pada validasi guru sosiologi
terdiri atas tujuh aspek diantaranya rekayasa
perangkat lunak, komunikasi visual, materi,
Gambar 2. Perolehan Hasil Validasi Materi
soal, penyajian, kebahasaan, dan
keterlaksanaan.
Berdasarkan diagram di atas, terlihat
Proses validasi media yang dilakukan
bahwa perolehan validasi materi yang
pada penelitian ini hingga dinyatakan layak
dilakukan sebanyak tiga kali selalu mengalami
untuk diujicobakan menempuh sebanyak tiga
peningkatan. Dapat dilihat mulai dari tahap
tahap dengan rincian tiga kali oleh ahli media
pertama yang memperoleh skor rata-rata
1 dan dua kali dengan ahli media 2.
sebesar 3,92 kemudian meningkat pada tahap
kedua menjadi 4,58. Hingga terakhir pada
Hasil Validasi Media
tahap ketiga meningkat dengan perolehan skor
rata-rata sebesar 4,89 serta dinyatakan
5 diterima tanpa perbaikan oleh ahli materi.
4 4,48 4,65 Sehingga berdasarkan perolehan hasil dari
3 3,65 validasi materi tersebut dapat disimpulkan
2
bahwa materi pada media Google Sites telah
layak untuk diujicobakan.
1
Setelah dilakukan validasi media dan
0 materi serta telah dinyatakan diterima oleh
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 para ahli media dan ahli materi, selanjutnya
dilakukan validasi dengan guru sosiologi. Pada
Gambar 1. Perolehan Hasil Validasi Media
validasi ini hanya menempuh satu tahap
hingga dinyatakan layak untuk diujicobakan
Gambar di atas menunjukkan perolehan oleh guru sosiologi. . Berikut ini merupakan
validasi media yang dilakukan sebanyak tiga hasil perolehan nilai dari validasi dengan guru
kali. Selama proses validasi terus mengalami sosiologi.
peningkatan dalam perolehan skor. Mulai dari
tahap pertama yang memperoleh skor rata-rata
sebesar 3,65 kemudian meningkat pada tahap
kedua menjadi 4,48. Hingga terakhir pada
tahap ketiga meningkat dengan perolehan skor
rata-rata sebesar 4,65 serta dinyatakan
diterima oleh ahli media. Sehingga

67
(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

Tabel 5. Hasil Validasi Media Google Sites


Jumlah Rata-
Validator Kategori
Skor rata
Sangat
Ahli Media 1 93 4,65
Layak
Sangat
Ahli Media 2 93 4,65
Layak
Ahli Materi Sangat
88 4,89
1 Layak
Ahli Materi Sangat
78 4,33
2 Layak
Guru Sangat
90 4,54
Sosiologi 1 Layak
Guru Sangat
93 4,66
Sosiologi 2 Layak
Gambar 3. Perolehan Hasil Validasi Guru Sosiologi Sangat
Jumlah 535 4,62
Layak
Pada validasi dengan guru sosiologi Sumber: data primer
diatas untuk perolehan skor rata-rata aspek
rekayasa perangkat lunak memperoleh sebesar Berdasarkan pada tabel diatas dapat
4,62. Pada aspek komunikasi visual diketahui perolehan skor serta nilai rata-rata
mendapatkan perolehan nilai rata-rata sebesar dari ahli media, ahli materi, dan guru
4,71. Aspek materi mendapatkan nilai rata-rata sosiologi. Jika ditinjau dari rentang kuantitatif
sebesar 4,56. Kemudian aspek soal pada pedoman konversi yang disederhanakan,
mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4,70. rata-rata skor baik dari ahli media, ahli materi,
Aspek penyajian mendapatkan perolehan nilai dan guru sosiologi berada pada rentang x >
rata-rata sebesar 4,33. Pada aspek kebahasaan 4,2. Hal yang sama juga pada perolehan
memperoleh nilai rata-rata sebesar 4,75. jumlah skor sebesar 535 dengan nilai rata-rata
Sementara aspek keterlaksanaan memperoleh sebesar 4,62 yang berada pada rentang x > 4,2.
nilai rata-rata 4,33. Selain itu, hasil validasi Dengan demikian, mengacu pada pedoman
telah dinyatakan diterima tanpa perbaikan oleh konversi maka diperoleh kategori “Sangat
oleh guru sosiologi 1 dan guru sosiologi 2. Layak”. Artinya berdasarkan penilaian dari
Sehingga berdasarkan perolehan hasil dari ahli media, ahli materi, dan guru sosiologi
validasi tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa media pembelajaran Google Sites telah
media pembelajaran Google Sites telah layak layak untuk selanjutnya diimplementasikan
untuk diujicobakan pada proses pembelajaran dengan peserta didik pada proses
sosiologi. pembelajaran.
Dari hasil perolehan uji kelayakan
diatas, media yang dikembangkan telah SIMPULAN
melalui berbagai perbaikan dari segi materi Penelitian pengembangan media
maupun media sesuai masukan dari para ahli. pembelajaran Google Sites menggunakan
Sehingga setelah melalui berbagai perbaikan, metode penelitian dan pengembangan
media pembelajaran Google Sites akhirnya (research and development). Penelitian ini
dapat diterima oleh ahli materi, ahli media, menggunakan model pengembangan ADDIE
hingga guru sosiologi. Media pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dan Carry
Google Sites tersebut dapat diakses oleh dengan beberapa modifikasi dengan
peserta didik melalui alamat berikut yaitu menggunakan tiga tahap saja meliputi Analysis
https://sites.google.com/view/andongsosiologi (analisis), Design (desain), dan Development
Selain itu juga dapat dilihat dari (pengembangan).
perolehan hasil uji kelayakan media. Berikut Tahap pertama yang dilakukan pada
ini tabel dari hasil akhir proses validasi media penelitian ini yaitu tahap analisis yang terdiri
Google Sites dengan ahli media, ahli materi, dari analisis kebutuhan dan analisis kurikulum.
dan guru sosiologi. Kemudian tahap kedua yang dilakukan yaitu
berupa desain atau merancang media
pembelajaran Google Sites. Selanjutnya tahap

68
(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

ketiga berupa pengembangan atau pembuatan Cantona, G. (2016). Pengembangan Film


produk media. Pada tahap pengembangan, Pendek Sebagai Media Penyampaian
proses pembuatan media Google Sites Bahan Ajar Mata Pelajaran Sosiologi
dilakukan dengan melalui dua proses yaitu Kelas X SMA/MA Tahun Ajaran
penyusunan materi dan soal, serta 2015/2016. Undergraduate S1 Thesis.
pengembangan produk media Google Sites. Fakultas Ilmi Sosial Universitas
Media pembelajaran Google Sites telah
Negeri Yogyakarta.
diterima serta dinyatakan layak oleh ahli
media, ahli materi, dan guru sosiologi. Uji Dewi, W.A.F. (2020). Dampak Covid-19
kelayakan dengan ahli media 1 dilakukan Terhadap Implementasi Pembelajaran
sebanyak tiga kali hingga media diterima. Daring Di Sekolah Dasar. Edukatif:
Perolehan jumlah skor mendapatkan nilai Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), pp.55-
sebesar 93 dengan nilai rata-rata sebesar 4,65 61.
yang tergolong kategori “Sangat Layak”. Dwi, S. (2020). Monoton dan Banyak Tugas,
Sementara uji kelayakan dengan ahli media 2 Kemampuan Siswa Belajar Daring
dilakukan sebanyak dua kali hingga media Hanya 4 Jam. Available at:
diterima dengan perolehan jumlah skor sebesar https://www.suaramerdeka.com/news/
93 dengan nilai rata-rata sebesar 4,65 yang nasional/234842-monotan-dan-
tergolong kategori “Sangat Layak”. Kemudian banyak-tugas-kemampuan-siswa-
uji kelayakan dengan ahli materi 1 juga belajar-daring-hanya-4-jam. Access
dilakukan sebanyak tiga kali hingga diterima.
date: 8 November 2020.
Perolehan jumlah skor mendapatkan nilai
sebesar 88 dengan nilai rata-rata sebesar 4,89 Ghani, G., et al. (2019). Validitas Buku
yang tergolong kategori “Sangat Layak”. Etnobotani Tumbuhan Maranthes
Sementara uji kelayakan dengan ahli materi 2 corymbosa di Kawasan Hutan Bukit
dilakukan sebanyak dua kali hingga diterima Tamiang Kabupaten Tanah Laut.
dengan perolehan jumlah skor sebesar 78 Jurnal Biologi-Inovasi Pendidikan,
dengan nilai rata-rata 4,33 yang tergolong pp.90-98.
kategori “Sangat Layak”. Pada uji kelayakan Harsanto, B. (2012). Panduan E-Learning
dengan guru sosiologi hanya menempuh satu Menggunakan Google Sites. Available
kali hingga diterima. Perolehan dari seluruh at: http://elearning.fe.unpad.ac.id/wp-
jumlah skor sebesar 183 dengan nilai rata-rata content/uploads/2012/09/Panduan-E-
4,60 yang termasuk kategori “Sangat Layak”. Learning-Menggunakan-Google-
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Sites.pdf
media pembelajaran Google Sites telah layak
Islamiah, A. S. (2019). Efetivitas Penggunaan
untuk digunakan pada proses pembelajaran.
Media Audio Visual Dalam Mata
DAFTAR RUJUKAN Pelajaran Sosiologi. Prosiding
Aji, R.H.S. (2020). Dampak Covid-19 Pada Seminar Nasional Pendidikan FKIP,
Pendidikan Di Indonesia: Sekolah, 2(1), pp.276-285.
Keterampilan, dan Proses Kadis. (2020). Handout Materi Seminar
Pembelajaran. SALAM: Jurnal Sosial Kolegial “RPP Satu Lembar”.
& Budaya Syar’i, 7(5), pp.395-402. Seminar Kolegial. Available at:
Astini, N.K.S. (2020). Pemanfaatan Teknologi http://repositori.kemdikbud.go.id/1800
Informasi Dalam Pembelajaran 3/1/RPP%201%20lembar.pdf Access
Tingkat Sekolah Dasar Pada Masa date: 11 June 2021
Pandemi Covid-19. Jurnal Kagama.co. (2020). KBM Daring Terhambat,
Lampuhyang, 11(2). Begini Solusi Kepala Cabang Disdik
Cahyani, A., Listiana, I.D. & Larasati, S.P.D. Jateng Alumnus UGM. Available at:
(2020). Motivasi Belajar Siswa SMA http://kagama.co/kbm-daring-
Pada Pembelajaran Daring Di Masa terhambat-begini-solusi-kepala-
Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan cabang-disdik-jateng-alumnus-ugm/2
Islam, 3(1), pp.123-140. Access date: 17 May 2021

69
(J-PSH) Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 10.26418/j-psh.v12i2.48934
Volume 12 Number 2 Oktober 2021
Volume 12 | Number 2| Oktober |2021, Page 59-70/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

Kaufmann, R., & Vallade, J. I. (2020).


Exploring Connections In The Online Setiawan, R. & Komalasari, E. (2020).
Learning Environment: Student Membangun Efektifitas Pembelajaran
Perceptions Of Rapport, Climate, And Sosiologi Di Tengah Pandemi Covid-
Loneliness. Interactive Learning 19. Edusocius, 4(1).
Environments, pp.1–15. Setyorini, I. (2020). Pandemi Covid-19 Dan
Nofia, Y. (2016). Pengembangan Mobile Online Learning: Apakah Berpengaruh
Application "Brain Accounting" Terhadap Proses Pembelajaran Pada
Berbasis Android sebagai Media Kurikulum 13. JIEMAR, (1).
Pembelajaran untuk Siswa Kelas XI Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Dan
Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Pengembangan (Research and
Tahun Ajaran 2015/2016. Development/R&D). Bandung:
Undergraduate S1 Thesis. Universitas Alfabeta
Negeri Yogyakarta. Suryanto, D.A. (2018). Analisis Perbandingan
Nurdyansah & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Antara Blogger Dan Google Site.
Model Pembelajaran: Sesuai Undergraduate S1 Thesis. Universitas
Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia Muhammadiyah Surakarta.
Learning Center. Tegeh, I.M., Jampel, I.N. & Pudjawan, K.
Oktawirawan, D. H. (2020). Faktor Pemicu (2015). Pengembangan Buku Ajar
Kecemasan Siswa Dalam Melakukan Model Penelitian Pengembangan
Pembelajaran Daring Di Masa Dengan Model Addie. Seminar
Pandemi Covid-19. JIUBJ, 20(2), Nasional Riset Inovativ IV.
pp.542-544. Wulandari, E. (2020). Pengembangan Media
Pitoyo, J. (2019). Pengembangan Pengayaan Pembelajaran Stick Glory Pada Mata
Materi Berbasis E-Learning Di Sd Pelajaran Sosiologi. Undergraduate
Muhammadiyah Blawong I. Available S1 Thesis. Fakultas Ilmu Sosial
at: Universitas Negeri Yogyakarta.
http://eprints.uad.ac.id/15661/1/naskah Zukmadini, A.Y., Karyadi, B. & Kasrina.
%20publikasi.pdf (2020). Edukasi Perilaku Hidup Bersih
Pratiwi, P. H. (2014). Perencanaan Dan Sehat (PHBS) Dalam Pencegahan
Pembelajaran Sosiologi. Yogyakarta: Covid-19 Kepada Anak-Anak Di Panti
UNY Press. Asuhan. Jurnal Pengabdian Magister
Pratiwi, P. H. (2017). Penilaian Pembelajaran Pendidikan IPA, 3(1).
Sosiologi. Yogyakarta: UNY Press.

70

Anda mungkin juga menyukai