Oleh:
2023
1
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN ……………………………………………………………….. 4
2
3. Uji Coba PRoduk …………………………………………………………… 27
3
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA SISWA
SD MUHAMMADIYAH SUMBER MULYO
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
ini dimana hal ini berpengaruh terhadap arus informasi dan komunikasi secara global,
sehingga berbagai informasi dari berbagai belahan dunia mudah diakses tanpa mengenal
batas waktu (Pratiwi & Asyarotin, 2019). Dengan pesatnya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), maka perlu dimanfaatkan demi terwujudnya kemajuan
sebagai factor penting dalam keberhasilan sebuah pendidikan diharuskan untuk memiliki
kompetensi yang mumpuni dalam hal teknologi pendidikan (Rahayu dkk., 2021). Hal ini
berpengaruh terhadap penciptaan proses pembelajaran yang effektif, dan aktif dengan
melibatkan bantuan teknologi informasi dan komunikasi atau yang disebut dengan TIK.
Campur tangan teknologi dalam dunia pendidikan merubah banyak aspek dalam
pendidikan salah satunya adalah aspek cara mengajar. Dahulu, guru masih menggunakan
metode mengajar manul atau konventional dimana penggunaan kertas masih sangat
pendidikan saat ini, media kertas yang digunakan telah berangsur angsur berkurang karena
digantikan oleh teknologi informasi dan komunikasi (Dedyerianto, 2020). Mengacu pada
hal ini, kompetensi guru dalam bidang information communication and technology (ICT)
sangat dituntut (Aka, 2017). Selain itu, guru juga harus memahami fungsi dari penggunaan
4
ICT tersebut yang pada dasarnya digunakan untuk menciptakan kelas yang mudah diakses,
Menurut Syahroni dkk., 2020, penggunaan ICT yang benar merupakan tugas guru
yang harus dipenuhi mengingat guru sebagai faktor penting dalam pembelajaran harus
mampu mewujudkan kelas yang mudah diakses dan effektif. Keterampilan guru dilihat dari
bagaimana mereka menggunakan peralatan yang sudah disediakan oleh sekolah. Penerapan
media belajar yang inovatif dan kreatif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
ketertarikan dan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar karena media yang menarik
mampu merangsang siswa dalam belajar dan memberiknn pengaruh psikolog yang baik
bagi mereka (Tafonao, 2018). Media belajar berbasis TIK menjembatani siswa dan guru
untuk menciptakan pembelajaran yang efisien dan menyenangkan (Ardiansyah & Asfiyak,
2020). Media didefinisikan sebagai salah satu faktor utama dalam penyampaian materi
yang berfungsi sebagai alat pendukung dalam proses belajar mengajar yang nantinya
mampu menciptakan kualitas belajar yang baik jika diimbangi dengan media belajar yang
dan mengakses internet (Zulkarnayn & Thoha, 2021). Guru belum memahami cara
menggunakan TIK untuk pembelajaran, kurang kreatif dalam mengelola pengajaran, dan
pembuatan media berbasis TIK (Elly, 2020; Riastini,2021). Hal ini berimbas terhadap
ketersediaan media berbasis TIK yang masih belum merata karena guru masih mengalami
banyak kendala dalam pembuatan media dengan menggunakan TIK. Guru-guru masih
menggunakan media ajar yang terdapat pada buku siswa dan bila diperlukannya media
lain, guru hanya mencari video yang sudah tersedia di internet. Selain itu, pada masa
5
pandemik ini, guru dituntut untuk melakukan pembelajaran secara daring yang mau
tidak mau guru harus memfalitasi siswa dengan media berbasis TIK yang menarik dan
inovatif sehingga merangsang motivasi siswa dalam pembelajaran daring (Rasman, 2021).
Hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2023
guru sudah bisa mengoperasikan teknologi seperti laptop, komputer, dan LCD, sedangkan
5 guru lainnya belum pasih menggunakan teknologi. Proses pembelajaran daring yang
terjadi di kelas V dilakukan dengan hanya menggunakan grup whatsapp dimana guru
hanya mengambil gambar pada buku lalu mengirimkannya ke grup Whatsapp. Materi yang
diajarkan oleh guru hanya sebatas materi yang terdapat pada youtube dan internet yang
berakibat pada kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang kuranag konkret. Guru
juga mengatakan bahwa dalam pembelajaran saat ini sangat diperlukannya sebuah media
pembelajaran untuk mendukung jalannya suatu pembelajaran yang efektif sehingga siswa
cendurung tidak menujukkan partisipasi yang aktif di dalam kelas. Hal ini terjadi
dikarenakan kurang pahamnya guru dalam memanfaatkan teknologi dalam membuat media
media pembelajaran berbasis teknologi menjadi masalah utama (Dewi & Hilman, 2018).
salah satu upaya yang dapat dilakuakn untuk meningkatkan kompetensi para guru dalam
penggunaan teknologi. . Dengan buku tutorial dapat mempermudah guru dalam membuat
media pembelajaran, karena buku tutorial menyediakan informasi pembuatan media belajar
6
berbasis TIK. Buku Tutorial digunakan dalam kegiatan membuat media pembelajaran,
yang berfungsi untuk meningkatkan keterampilan teknologi guru (Riyanto & Yunani,
2. Identifikasi Masalah
pembelajaran.
sekolah.
digunakan hanya berpatokan pada buku saja dan pembelajaran dilakukan hanya
7
3. Pembatasan Masalah Penelitian
Pembatasan masalh penelitian penting untuk ditentukan. Hal ini berdsarkan atas
permasalahan yang cukup luas dan pembatasan masalah perlu ditentukan. Pembatasan
masalah dibatasi pada (1) kurang pahamnya guru membuat media pembelajaran berbasis
teknologi karena tidak adanya panduan untuk membuat media pembelajaran berbasis
Rumusan latar belakang diidentifikasi dari paparan latar belakang di atas yang
Mulyo?
Mulyo?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang disampaikan pada bagian ini adalah sesuai dengan
8
rumusan masalh diatas yang disajikan sebagai berikut:
Mulyo.
Terdapat dua manfaat yang diajukan dalam penelitian ini yaitu teoritis dan
a. Manfaat Teoritis
Produk penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan yang nantinya
akan bisa memperkaya wawasan dan berperan dalam kemajuan pendidikan, dimana
dalam penelitian ini mengacu pada guru sekolah dasar. Dengan adanya hasil ini, guru
dapat mengaplikasikan wawasan yang didaperoleh dari buku ini sebagai acuan untuk
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
9
mendapatkan pengalaman belajar online yang lebih menyenangkan dan menarik.
b. Bagi Guru
model pembelajaran berbasis TIK. Pembelajaran berbasis TIK ini merupakan tutorial
kedisiplinan dalam belajar. BuTutik digunakan untuk membantu guru dalam memandu
b. Model pembelajaran digital berupa buku yang memuat teori dan praktik.
c. Muatan yang terdapat dalam model pembelajaran berbsasis TIK yaitu suara,
d. Model pembelajaran berbasis TIK memuat tiga jenis petunjuk cara pembuatan
10
media pembelajaran.
8. Pentingnya Pengembangan
(Pratiwi & Asyarotin, 2019). Pendidikan akan selalu mengikuti alur pekembangan
teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan sehingga pembaruan pendidikan akan selalu
terjadi (Hidayah dkk., 2020). Keterampilan teknologi guru sangat dibutuhkan dalam
penggunaan teknologi yang nantinya akan memfasilitasi siswa dalam belajar (Hamalik,
1994). Hal ini mendorong para guru untuk meningkatkan keterampilannya dalam
menggunakan TIK yang bisa digunakan untuk membuat media bbelajar yang inovatif
a. Belum adanya model pembelajaran berbasis TIK untuk memandu guru dalam
Sumber Mulyo.
menggunakan TIK .
9. Definisi Istilah
beberapa istilah pada penelitian kali ini. Definisi tersebut disajikan sebagai berikut:
sehingga nantinya produk tersebut dapat digunakan sesuai karakteristik siswa dan
kebutuhan guru.
media pembelajaran berbasis TIK yang telah disusun secara sistematis untuk
12
d. Keterampilan teknologi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh sebagaian
B. TINJAUAN PUSTAKA
Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang
sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran ini
merupakan model yang paling awal digunakan pada pendidikan pra sekolah,dengan sarana
pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat
indidvidu anak.
Pada modelpembelajaran ini, guru biasanya mengajar antara 30-40 orang peserta didik
dalam suatu ruangan. Para peserta didik mempunyai kemampuan minimum untuk tingkat
itu dan diasumsikan untuk mempunyai minat dan kecepatan belajar yang relatif sama.
Dengan kondisi seperti ini, konidisi belajar peserta didik secara individual baik
guru.
Pada umumnya cara guru dalam menentukan kecepatan menyajikan dan tingkat
kesukaran materi kepada peserta didik berdasarkan pada informasi kemampuan peserta
didik secara umum. Guru terlihat sangat menguasai dalam menentukan semua kegiatan
pembelajaran. Banyaknya materi yang akan diajarkan, urutan materi pelajaran, kecepatan
13
guru mengajar dan lainnya ada ditangan guru.
Metode pembelajarn klasikal biasanya menuntut disiplin yang tinggi dari para
peserta didik,dan guru memiliki wewenang penuh di ruang kelas. Setiap anomali sekecil
apapun bisa membuat murid harus berdiri bangau disamping papan tulis sepanjang jam
pelajaran atau terkena sengatan lemparan kapur oleh guru. Hasil belajarnya memang
biasanya luar biasa, hafal luar kepala dan anti kritik. Kebenaran itu tunggal dan tidak boleh
di pertanyakan.
lebih banyak bentuk penyajian materi dari guru. Penyajian lebih menekankan untuk
menejelaskan sesuatu materi yang belum diketahui atau dipahami peserta didik. Seiring
dengan perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah
banyak ditinggalkan. Suatu kenyataan yang sering kali kita lihat, sebagian besar pengajaran
Artinya, pengajar memberi penjelasan kepada sejumlah murid atau maha peserta
didik secara lisan. Banyak yang menganggap bentuk pengajaran klasikal tersebut
merupakan bentuk yang paling tepat.Selain karena dipandang efisien, mereka dahulupun
diajar dengan bentuk pengajaran seperti itu. Pada dasarnya dengan bentuk pengajaran
klasikal seorang pengajar dapat mengajar suatu kelompok dengan jumlah murid yang tak
terbatas.
karena dengan metode ini peserta didik di dalam satu kelas dapat berjumlah
10 hingga 45 orang.
2) Selain itu, jika materi atau ilmu yang disampaikan adalah sesuatu yang baru
bagi peserta didik, maka peserta didik lebih mudah mendapatkan informasi
tersebut.
meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar
ke penerima pesan belajar (peserta didik).Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media
belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada
15
peserta didik. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi
itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
sekedar benda fisik, namun segala sesuatu yang sudah berisi materi pembelajaran, yang
meliputi : juul, tujuan, materi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Sistem komputer
dapat menyampaikan pembelajaran secara individual dan langsung kepada para peserta
didik dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan ke dalam sistem
Beberapa contoh media pembelajaran termasuk media tradisional (papan tulis, buku
teks, handout, modul, lembar peraga, LKS, objek-objek nyata, slide OHP, pita video atau
film, guru, dll.), media massa (koran, majalah, radio, televisi, bisokop, dll.), dan media
multimedia, konferensi video, dll.). Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa media
komunikasi. Dengan kata lain, media ini adalah sarana penyebaran informasi yang berupa
perangkat keras, perangkat lunak, sistem jaringan dan prasarana komputer maupun
telekomunikasi agar data dapat disebar dan di akses secara global. Jadi dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran berbasis IT yaitu media pembelajaran yang mana semua
16
penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi/data dengan menggunakan komputer
dan telekomunikasi.
dalam proses komunikasi. Yang termasuk teknologi ini adalah: Teknologi komputer, baik
dalamnya termasuk prosesor (pengolah data), media penyimpan data / informasi (hard disk,
CD, DVD, flash disk, memori, kartu memori, dll.), alat perekam (CD Writer, DVD Writer),
alat input (keyboard, mouse, scanner, kamera, dll.), dan alat output (layar monitor, printer,
mail (email), dan komputer multi media yang kemudian di sebut multimedia pembelajaran
interaktif.
komputer ini memanfaatkan seluruh kemampuan komputer, terdiri dari gabungan hampir
seluruh media,yaitu: teks, grafis, gambar, photo, audio, video, dan animasi. Seluruh media
tersebut secara konvergen akan saling mendukung dan melebur menjadi satu media yang
luar biasa kemampuannya. Salah satu keunggulan media komputer ini yang tidak dimiliki
17
oleh berbagai media lain, ialah kemampuannya untuk menfasilitasi keaktifan peserta didik
dengan sumber belajar (conten) yang ada pada komputer (man and machine interactivity).
4. Teknologi Multimedia.
digital, kamera video, player suara, player video, dll. Multimedia sering diartikan sebagai
gabungan dari banyak media atau setidak-tidaknya terdiri lebih dari satu media.
soundcard, speaker dengan kemampuan memproses gambar gerak, audio, dan grafis dalam
5. Teknologi Telekomunikasi
Teknologi komunikasi ini sekarang berkembang semakin pesat. Kini tidak hanya dalam
bentuk telepon seluler dan faximile saja namun bermacam-macam, seperti Handphone, e-
mail, facebook, twitter dan lain sebagainya. Teknologi jaringan komputer. Teknologi ini
terdiridari perangkat keras seperti LAN, internet, wifi, dan lain-lain. Selain itu juga terdiri
dari perangkat lunak pendukungnya atau aplikasi jaringan seperti WEB, e-mail, html, java,
18
IT. Selain fungsinya sebagai alat bantu pemecahan masalah manusia, IT juga dapat
5) Mengembangkan keterampilan
IT (IT skills) yang diperlukan peserta didik ketika bekerja dan dalam kehidupannya
nanti Strategi pemanfaatan IT di dalam pembelajaran mencakup: (1) IT sebagai alat bantu
atau media pembelajaran, (2) ITsebagai sarana/tempat belajar, (3) IT sebagai sumber
7. Tahapan Pembelajaran IT
2. Buat rancangan struktur isi (outline) media dan urutan penyajian materi serta
bentuk interaksi yang dapat dipilih antara lain: drill and practice, tutorial,
19
permainan (game), simulasi, eksplorasi, penemuan (discovery), pemecahan
3. .Pilih materi-materi yang sesuai dari sumber-sumber yang sudah terkumpul dan
sajikan isi setiap topik secara singkat dengan bahasa yang sederhana dan
VISUALS, yakni :
dipertanggung jawabkan.
pembelajaran fisik.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Model Pengembangan
mutu pendidikan dan pembelajaran. Adapun produk yang dibuat dan dikembangkan
Dick and Carry yaitu model pengembangan ADDIE yang merupakan singkatan dari
Evaluations. Memilih model pengembangan ini karena model ADDIE bergantung pada
21
2. Prosedur Pengembangan
pengembangan yang dikembangkan oleh Dick & Carry yaitu ADDIE (Endang
22
Analysis Pengumpulan data (observasi)
Menyusun Skripsi
Penelitian
Gambar 1. Prosedur Penelitian
23
Secara terperinci, kegiatan yang dilakukan dalam setiap tahap model ini yaitu :
dan media yang digunakan oleh guru saat ini. Diperolehlah materi Dasar
pembuat media.
c. Pengguna dari media pembelajaran yang akan dibuat adalah guru dan
siswa.
2. Design (Desain/Perancangan)
24
c. Pembuatan storyboard yang berisi uraian ringkas tentang alur cerita
kemudian dilakukan validasi oleh ahli dan dilakukan pula uji skala kecil
dilakukan oleh validator ahli materi dan ahli media untuk mengetahui
26
Lembar penilaian angket ini juga terlebih dahulu divalidasi agar
masukan dan saran-saran dari hasil pengujian oleh ahli materi dan ahli
di kelompok lapangan.
2) Uji coba lapangan/uji kelompok besar, pada uji coba ini akan
sesuai fungsinya.
27
3. Desain Uji Coba Produk
Desain uji coba ini brupa uji coba yang dilakukan dengan beberapa
siswa (uji coba skala kecil) untuk mengetahui kesalahan yang kemudian
skala besar.
macam kampuh sebelum diuji coba pada skala besar. Uji coba skala
2. Subjek Coba
ini berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 4 siswa untuk uji coba skala kecil
28
dan 16 siswa untuk uji coba skala besar.
29
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1) Observasi
2) Angket
jenis skala jawaban yaitu skala likert. Jawaban dari responden ditulis
dengan cara memberikan tanda centang (√) pada angket yang telah
disediakan.
30
Tabel 1. Alternatif Jawaban dan Pembobotan Skor
b. Instrumen Penelitian
31
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli Materi
Item
No Variabel Aspek Indikator
Butir
1 Media Isi/Materi Kesesuaian materi dengan
pembelajaran kompetensi dasar 1
pembuatan Ketepatan urutan penyajian
macam-macam materi 1
kampuh Materi mudah dipahami 1
menggunakan Kemudahan teks dan bahasa
Adobe Flash untuk dipahami 2
Gambar 1
Kejelasan aspek video 2
Kejelasan narasi atau audio 2
Efektivitas contoh 1
Pembelajaran Kejelasan uraian materi 2
Kemenarikan penyajian materi 1
Membantu guru dalam
pembelajaran 1
Total 15
32
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli Media
Jumlah
No Variabel Aspek Indikator
Butir
1 Media Tampilan Struktur navigasi 2
pembelajaran Media
Konsistensi tombol 1
pembuatan
Sistem pengoperasian 1
macam-macam
Jenis dan ukuran teks 3
kampuh
Komposisi warna 2
menggunakan
Adobe Flash
Pemilihan background 1
Tata letak (layout) 2
Gambar 2
Audio 2
Video 1
Penyajian antar halaman 1
Fungsi Media Memperjelas pesan 1
Mengatasi keterbatasan ruang,
2
waktu, tenaga dan daya indera
Menimbulkan gairah belajar 2
Memungkinkan siswa belajar
2
secara mandiri
Total 25
33
Tabel 4. Kisi-Kisi Intrumen untuk Siswa
Jumlah
No Variabel Aspek Indikator
Butir
1 Media Media Tampilan produk 1
pembelajaran
Struktur navigasi 1
pembuatan
Kemudahan penggunaan 1
macam-macam
Kemudahan dipahami 1
kampuh
Jenis dan ukuran teks 2
menggunakan
Adobe Flash
Pemilihan background 1
Tata letak (layout) 2
Gambar 1
Audio 2
Video 1
Materi Materi mudah dipahami 1
Kemudahan teks dan bahasa
3
untuk dipahami
Kejelasan aspek video 1
Kejelasan narasi atau audio 1
Efektifitas contoh 1
Fungsi Media Memperjelas pesan 1
Menjadikan pelajaran lebih
1
menarik
Mengatasi keterbatasan ruang,
1
waktu, tenaga dan daya indera
Menimbulkan gairah belajar 1
Memungkinkan siswa belajar
1
secara mandiri
Total 25
Alat ukur atau instrumen dapat dikatakan valid apabila alat tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan alat ukur dapat
diperoleh hasil yang sama (Sugiyono, 2013: 173). Suatu alat yang mempunyai
34
validitas tinggi pasti memiliki reliabilitas yang tinggi pula, namun apabila suatu alat
memiliki reliabilitas tinggi belum tentu alat tersebut mempunyai validitas yang tinggi
pula.
a. Validitas Instrumen
diinginkan secara tepat. Dalam penelitian ini vaiditas yang digunakan adalah validitas
kontruk (construct validity) karena bukan berupa tes, sehingga validitas ini digunakan
digunakan pendapat ahli (judgment experts). Validitas dapat dicapai dengan membuat
kisi-kisi instrumen, melakukan uji coba, revisi instrument dan prosedur pengumpulan
informasi.
masukan atau saran dari ahli. Setelah pengujian konstruk dari ahli, kemudian uji skala
kecil pada kelas V SD Muhammadiyah sebanyak 4 siswa, dilanjutkan pada uji coba
skala besar sebanyak 16 siswa. Setelah dilakukan pengujian maka diperoleh data dalam
bentuk angka atau data kuantitatif. Untuk mengetahui validitas instrument digunakan
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara
X dan Y N = Jumlah Responden
= Jumlah Skor Butir Soal
35
= Jumlah Skor Total Soal
Butir soal dapat dikatakan valid apabila r hitung sama atau lebih besar dari rtabel
dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan ketika r hitung lebih kecil dari rtabel maka butir
soal dinyatakan tidak valid. Dari hasil uji validitas instrumen oleh ahli didapatkan hasil
rerata aspek materi 0,779, rerata aspek media 0,875, dan rerata aspek fungsi media
b. Reliabilitas Instrumen
mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Instumen dalam penelitian ini
Keterangan :
= Varians Total
36
Hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut kemudian diinterpretasikan
dengan tingkat keandalan koefisien korelasi yang menurut Sugiyono (2007) kriteria
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
data statistik deskriptif kuantitatif. Pendekatan teknik analisis deskriptif ini digunakan
untuk mendiskripsikan hasil validasi media dengan ahli media, ahli materi serta siswa,
reabilitas penelitian.
Validitas pengembangan produk oleh para ahli (ahli materi dan ahli
0-1.
37
Table 6. Alternatif Jawaban dan Pembobotan Skor Skala Guttman
Pertanyaan
Jawaban Nilai Interpretasi Penilaian
Ahli media dan ahli materi menyatakan media layak
Layak 1 digunakan
Ahli media dan ahli materi menyatakan media tidak layak
Tidak Layak 0 digunakan
S : Skor
respondenS min :
Skor Rendah
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item isntrumen yang berupa pernyataan. Pada penelitian ini ditentukan
4 alternatif jawaban skala likert berupa “Sangat Setuju” skor 4, “Setuju” skor 3,
38
Tabel 8. Pedoman Kelayakan Media Pembelajaran
39
DAFTAR PUSTAKA
Tim. (2021). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Bandung: Perpustakaan
Nasional.
Jurnal
Abidin, Z., Hudaya, A., & Anjani, D. (2020). Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh
Pada Masa Pandemi Covid-19. Research and Development Journal of
Education, 1(1), 131.
40
Alinurdin. (2019). Mengembangkan Kemandirian Belajar dalam Pembelajaran
PPKn melalui Reward dan Punishment. 6(1).
Amalia, A., & Sa’adah, N. (2020). Dampak Wabah Covid-19 Terhadap Kegiatan
Belajar Mengajar Di Indonesia. Jurnal Psikologi, 13(2), 214–225.
Ardiansyah, F. M., & Suryanto, T. (2019). Hubungan Minat Belajar Siswa Kelas
VII pada Mata Pelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Krian. Jurnal Kajian
Moral Dan Kewarganegaraan, 6(1), 79.
Dilmac, S., & Faculty, D. (2020). Students ’ Opinions about the Distance Education
to Art and Design Courses in the Pandemic Process. 10(3), 113–126.
https://doi.org/10.5430/wje.v10n3p113
Hasanah, A., Sri, A., Rahman, A. Y., & Danil, Y. I. (2020). Analisis Aktivitas
Belajar Daring Mahasiswa Pada Pandemi COVID-19.
Hidayat, D. R., Rohaya, A., Nadine, F., & Ramadhan, H. (2020). Kemandirian
Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa
Pandemi Covid -19. Perspektif Ilmu Pendidikan, 34(2), 147–154.
https://doi.org/10.21009/pip.342.9
Innayah. (2014). Radio Edukasi Sebagai Salah Satu Sumber Belajar Dalam
Kegiatan Pembelajaran. 2, 50–62.
Lubis, W. (2019). Analisis Efektivitas Belajar Pada Pembelajaran Jarak Jauh (Pjj)
Di Masa Pandemi Covid-19. 1(1), 44–59.
41
Nasution, T. (2018). Kemandirian, Siswa dan Pendidikan Karakter. 2(1), 1–18.
Rijal, S., & Bachtiar, S. (2015). Hubungan antara Sikap, Kemandirian Belajar,
dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal
Bioedukatika, 3(2), 15. https://doi.org/10.26555/bioedukatika.v3i2.4149
Rinanda, F., Ikhsan, M., & Sofyan, H. (2019). Kemandirian Belajar Siswa SMP
melalui Model Problem Based Learning ( PBL ). 5158, 121–128.
https://doi.org/10.24815/jp.v7i2.15369
Sugianto, I., Suryandari, S., & Age, L. D. (2020). Efektivitas Model Pembelajaran
Inkuiri Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Di Rumah. Jurnal Inovasi
Penelitian, 1(3), 159–170. https://doi.org/10.47492/jip.v1i3.63
42
Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19
Kelas IV SD. 9(1), 1–9.
Wahidin, U., & Syaefuddin, A. (2018). Jurnal Edukasi Jurnal Pendidikan Media
Pendidikan dalam Perspektif … Media Pendidikan dalam Perspektif 07(1).
https://doi.org/10.30868/EI.V7
43