Disusun oleh:
Bukit Tua Siregar
4182121003
Pendidikan Fisika Dik A 2018
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan Rekayasa Ide mata kuliah Algoritma Dan Pemrograman,
dengan judul Rekayasa Ide “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Mobile Learning
berbasis Android”.Tidak Lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak Juniar
Hutahaean,M,Si.yang telah membimbing saya hingga bisa menyelesaikan tgas ini.
Tidak lupa, saya juga menyampaikan shalawat berangkaikan salam kehadirat Nabi
Muhammad SAW, kiranya kita mendapatkan syafaatnya di Yaumul Akhir kelak.
Adapun penyusunan Rekayasa Ide ini di maksudkan untuk memenuhi tugas mata Kuliah
media pendidikan pembelajaran fisika sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
Banyak kesulitan-kesulitan yang saya alami dalam penyusunan Rekayasa Ide ini, seperti
kesulitan saya dalam mencari jurnal,
Saya menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan, tentu hasil
Rekayasa Ide yang saya susun ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saya
meminta maaf apabila terdapat kesalahan dan hal-hal yang mengganjal dihati mengenai
Rekayasa Ide ini.
Hanya kepada Allah lah saya memohon agar Rekayasa Ide ini mendapatkan nilai yang terbaik
dan bermanfaat bagi para pembaca serta dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakag diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana perkembangan pembelajaran saat ini?
2. Bagaimana pemanfaatan dan tahapan penggunaan android sebagai media belajar ?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui perkembangan pembelajaran saat ini.
2. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan andrioid dan tahapan penggunaan android
sebagai media belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknyauntuk memperoleh
hasil maksimal. Pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal
tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk
mencapai tujuan pembelajaran, yang dilaksanakan dalam bentuk proses belajar mengajar yang
merupakan pelaksanaan dari kurikulum sekolah melalui kegiatan pengajaran.
Banyak sekolah-sekolah yang telah melaksanakan pembelajaran fisika dengan baik yaitu
meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik, pembelajaran fisika yang mudah dan
menyenangkan perlu terus dikembangkan. Berbagai konsep, metode, dan strategi perlu
dikembangkan agar terciptanya pembelajaran khususnya di bidang fisika yang selama ini
dianggap siswa tidak menyenangkan menjadi menyenangkan dan perlu ada kreatifitas guru. Guru
bisa saja memanfaatkan metode pembelajaran fisika yang berkembang di luar kelas jika memang
bisa membantu terciptanya belajar fisika yang menyenangkan.
Perkembangan pembelajaran fisika di Indonesia sangat memprihatinkan, karena
rendahnya penguasaan teknologi dan kemampuan sumber daya manusia Indonesia untuk
berkompetensi secara global. Indonesia adalah sebuah negara dengan sumber daya alam yang
melimpah. Namun masih rendahnya kemampuan anak Indonesia di bidang fisika, mereka
beranggapan bahwa pembelajaran matematika itu sulit, serta kurangnya jumlah pengajar yang
mengikuti perkembangan fisika. Dalam kemajuan pembelajaran fisika sekarang belum mampu
menciptakan pemetaan kemampuan siswa di bidang fisika antar sekolah maupun antar daerah,
serta menghasilkan siswa-siswi yang memiliki kemampuan istimewa di bidang fisika.
Dalam istilah “pembelajaran” yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil
teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa diposisikan sebagai subyek
belajar yang memegang peranan yang utama, sehingga dalam setting proses belajar mengajar
siswa dituntut beraktivitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran.
Dengan demikian kalau dalam istilah “mengajar (pengajaran)” atau teaching menempatkan guru
sebagai “pemeran utama”memberikan informasi, maka dalam “instruction” guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator, me-manage berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa.
Mengajar merupakan bagian dari pembelajaran, di mana peran guru lebih ditekankan pada
bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk
digunakan atau dimanfaaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu (Sanjaya, 2008).
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru.
Dewasa ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran dari yang berpusat pada guru menjadi
berpusat pada peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menjamin
terlaksananya pembelajaran bermakna para peserta didik, didorong membangun sendiri
pemahamannya, dan guru berperan sebagai fasilitator. Guru bukanlah satu-satunya sumber
pengetahuan bagi peserta didik. Sumber pengetahuan tersebut sesunguhnya demikian banyak dan
semuanya berada dalam lingkungan sekitar. Sehingga peserta didik dituntut lebih aktif dan
kreatif
Namun, keadaan yang sebenarnya adalah belum sesuai dengan yang diharapkan.
Pembelajaran yang diterapkan hampir semua sekolah cenderung text book oriented dan kurang
terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran fisika yang cenderung abstrak,
sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan
berpikir siswa, atau dengan kata lain pembelajaran yang kreatif. Seperti metode yang digunakan
kurang bervariasi, tidak melakukan pengajaran bermakna, dan sebagai akibatnya motivasi belajar
siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis.
Pembelajaran fisika hendaknya lebih bervariasi metode maupun strateginya guna
mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur berbagai pembelajaran
meruapakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan
karena itu pemilihan metode strategi dari pendekatan dalam mendesain model pembelajaran
guna tercapainya iklim pembelajaran aktif yang bermakna adalah tuntutan yang mesti dipenuhi
para guru. Namun di Indonesia ini para guru masih belum mampu dan mau menerapkannya.
Sehingga peserta didik hanya sering mendengarkan ceramah tanpa memperdulikan sebagian
peserta didik yang pemahamannya kurang dan sulit menangkap penjelasan guru. Sehingga guru-
guru tersebut perlu tindakan lain agar pembelajaran matematika tersebut berkembang sehingga
tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.
Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi semakin pesat. Pesatnya kemajuan
tenologi dan informatika telah mengakibatkan perubahan pandangan terhadap pembelajaran,
yaitu pembelajaran sebagai:
1. Prosesalami,
2. Prosessosial,
3. Prosesaktif dan pasif,
4. Proses linear dan atau tidak linear,
5. Proses yang berlangsung integrative dan kontekstual,
6. Aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur
siswa,
7. Aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan
pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok
Oleh karena itu Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
salah satunya dengan memilih dan menggunakan TIK dengan tepat untuk mendukung
pembelajaran di kelas, diantaranya dengan:
1) Memilih teknologi dengan tujuan untuk membantu murid melakukan eksplorasi aktif,
menyusun, dan merestrukturisasi informasi, metodenya guru mencari software yang
membuat murid langsung bisa mengolah informasi. Karena informasi yang diberikan
dalam bentuk multimedia akan memicu murid untuk aktif memilih, mengorganisir, dan
mengintegrasikan informasi visual dan verbal;
2) Mencari cara untuk menggunakanteknologisebagaibagiandaripembelajarankolaboratif
dan pembelajaran dunia nyata, metodenya dengan mencari teknologi seperti web dan
email sebagai alat untuk menyediakan kesempatan kepada murid untuk melakukan
pembelajaran kolaboratif, berjalan ke luar kelas untuk mengkaji dunia riil, dan
berkomunikasi dengan orang di lokasi berbeda;
3) Memilih teknologi yang menyajikan model positif bagi murid, metodenya dengan
mengundang seseorang dari komunitas untuk berbicara di depan kelas, atau bisa
mempertimbangkan model yang diasosiasikan murid dengan teknologi;
4) Meningkatkan keahlian pengajaran, artinya guru tidak perlu takut bahwa teknologi akan
mengganti posisinya. Teknologi menjadi efektif di kelas hanya jika guru tahu cara
menggunakannya, menunjukkannya, memandu dan memonitor penggunaannya, dan
menggunakannya untuk mengembangkan murid yang termotivasi untuk belajar aktif dan
berkomunikasi secara efektif;
5) Mempelajari teknologi dan meningkatkan pengetahuan dan kompetensi di bidang
teknologi, artinya guru harus terbuka terhadap teknologi, mengikuti perkembangan
teknologi dengan membaca jurnal pendidikan, dan mengikuti kursus-kursus pendidikan
komputer. Karena determinan utama dari penggunaan TIK yang efektif di kelas adalah
kompetensi guru dalam menggunakan teknologi dan sikap positif terhadap teknologi.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari hasil rekayasa ide yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa, media
pembelajaran fisika mobile learning berbasis android telah berhasil dibuat. Media ini termasuk
dalam kategori baik sebagai media pembelajaran. Berdasarkan pengumpulan data validasi yang
telah dilakukan berdasarkan jurnal panduan saya maka penilaian validator diperoleh persentase
rata-rata sebesar 85,25% dengan kategori valid, maka aplikasi media pembelajaran fisika mobile
learning berbasis android sudah valid untuk digunakan dalam pembelajaran fisika
Pembelajaran fisika merupakan salah satu subsistem yang tidak luput dari arus perubahan
yang disebabkan oleh kehadiran android yang sangat intrusif: Dengan segala atributnya, android
menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan lagi dalam sistem pembelajaran di kelas. Beragam
kemungkinan ditawarkan oleh android untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di kelas.
Di antaranya ialah (1) peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional guru, (2) sebagai
sumber belajar dalam pembelajaran, (3) sebagai alat bantu interaksi pembelajaran. dan (4 )
sebagai wadah pembelajaran, termasuk juga perubahan paradigma pembelajaran yang
diakibatkan oleh pemanfatan android dalam pembelajaran.
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Retno Dian & Rudy Kustijono. 2013. Pengembangan Media Animasi Fisika Pada
Materi Cahaya Dengan Aplikasi Flash Berbasis Android. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013. ISSN: 2087-9946.
Fatimah, Siti. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran IPA-Fisika Smartphone Berbasis
Android Sebagai Penguat Karakter Sains Siswa. Jurnal Kaunia Vol. X No. 1, April 2014/1435:
59-64. ISSN 1829-5266.