Anda di halaman 1dari 72

PENGEMBANGAN WEBSITE MATA KULIAH MICRO TEACHING

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

FISIKA TAHUN 2019

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat- syarat

Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

MAHARANI KUSUMA WARDANI

NPM : 1411090202

Jurusan : Pendidikan Fisika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

1441H/2019M
PENGEMBANGAN WEBSITE MATA KULIAH MICRO TEACHING

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

FISIKA TAHUN 2019

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat- syarat

Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

MAHARANI KUSUMA WARDANI

NPM : 1411090202

Jurusan: Pendidikan Fisika

Pembimbing I : Dr. Yuberti, M.Pd.

Pembimbing II : Rahma Diani, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

1441H/2019M
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pendidikan di era globalisasi ini sudah semakin maju.

Pembelajaran tidak lagi hanya di ruang kelas tapi dapat dilakukan dimana-mana,

sumber belajar bukan lagi hanya buku tetapi banyak sumber yang dapat

membantu untuk mendapatkan pembelajaran.

Teknologi sangat memengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia.

Dengan teknologi yang semakin maju, akses pendidikan semakin mudah. Dampak

kemajuan teknologi informasi dan komunikasi kini telah mengubah cara pandang

masyarakat dalam bertindak menghabiskan waktu untuk bekerja dan mengatasi

segala permaslahannya. Bentuk-bentuk perkembangan dan perubahan teknologi

informasi pada dasarnya merubah aktivitas masyarakat di dunia nyata ke dalam

aktivitas dunia maya. 1

Dalam bidang pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi akan

membentuk inovasi baru dalam pembelajaran sehingga terciptalah media

pembelajaran, bahan ajar, diskusi kelompok yang berbasis jaringan komunikasi

elektronik. Hal tersebut berimplikasi terhadap kegiatan belajar mengajar

11
Dewa Gede Hendra Divayana, P. Wayan Arta Suyasa, Nyoman Sugihartini “pengembangan berupa media
pembelajaran berbasis web untuk matakuliah kurukulum dan pengajaran di jurusan pendidikan teknik
informatika Universitas Pendidikan Ganesha” (2016) h. 149
dengan bahan ajar yang lebih bervariasi dan tidak hanya terpaku pada bahan

ajar cetak saja.2

Pendidikan yang bermutu diharapkan akan menghasilkan generasi muda

yang tangguh dan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Guru dalam

melaksanakan pembelajaran di kelas, dapat menggunakan media teknologi

terkini yang telah tersedia . teknologi harus di pandang sebagai alat untuk

mempermudah pencapaian tujuan, salah satu kemajuan teknologi yang

berkembang pesat adalah kemajuan dalam bidang informasi dan komunikasi.3

Mata kuliah Microtaching merupakan salah sau mata kuliah yang menuntut

mahasiswanya untuk terampil menerapkan keterampilan dasar mengajar.

Kebutuhan di lapangan, terutama guru fisika jarus mamp menjadi calon guru

yang dapat melakukan pemecahan segala kesulitan yang dimiliki siswa di sekolah

dari berbagai karakteristik da jenis kesulitan fisika. 4

Indikator yang harus dicapai setiap lulusan dan istitusi pendidikan telah

dimuat dalam draft KKNI Level 6. Berdasarkan draft KKNI Level 6 (uraian

deskriptor spesifik) disebutkan bahwa learning outcomes yang harus dicapai

lulusab program studi pendidikan fisika, yakni mampu melakukan tindakan

refektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran , mampu menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar , mampu mengembangkan

2
Angga Bagja Nugraha, Taufik Ramlan Ramalis, and Purwanto, ‘Pengembangan Bahan Ajar Web
Fisika SMP Berbasis Literasi Sains Pada Materi Kalor’, Jurnal Wahana Pendidikan
3
A.Doyan , IK.Y .Sukmantara ‘pengembangan web intranet fisika untuk meningkatkan
penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMK’
4
Junarti ‘implementasi model pembelajaran cooperative script berbantuan mind mapping dengan
model pembelajaran direct instruction terhadap kemampuan kreativitas mahasiswa pada mata
kuliah microteaching’
materi pelajaran fisika secara kreatif serta mampu membuat perencanaan

pembelajaran ( seperti silabus, RPP, LKPD dan perangakat evaluasi. 5

Pada mata kuliah Micro Teaching mahasiswa UIN semsester 6 jurusan

Pendidikan Fisika belum mendapatkan modul, dosen hanya memberikan

gambaran materi yang akan dibahas sehingga selama ini pada saat

pembelajaran Micro Teaching mahasiswa harus mencari sendiri materi dari

internet atau buku lainnya. Benar bahwa saat ini pembelajaran berpusat pada

siswa tetapi meskipun demikian siswa atau mahasiswa jg membutuhkan bahan

ajar baik modul ataupun yang lainya.

Berdasarkan wawancara prapenelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa

mahasiswa sebenarnya membutuhkan acuan berupa modul, buku, atau sejenisnya

yang dapat membantu dalam pembelajaran. Modul atau buku dianggap mampu

membantu mahasiswa dala praktik Micro Teaching ini.

Berdasarkan hasil wawancara praenelitian di atas, penulis mengusung

sebuah ide untuk dapat membuat sebuah web yang nantinya dapat digunakan

untuk membantu mahasiswa UIN semester lima jurusan Pendidikan Fisika

dalam memeroleh materi mata kuliah Micro Teaching yang dibutuhkan oleh

mahasiswa.

Terdapat beberapa manfaat yang melandasi sebuah pengembangan web

based learning, antara lain adanya fleksibilitas dalam pembelajaran serta

dengan web based learning statistika pengembangan siswa dapat terekam


5
Arina izataki fuady, zuhdan kun prasetyo ‘evaluasi perkuliahan microteaching pendidikan fisika
terhadap KKNI di UIN Kalijaga Yogyakarta’
dengan otomatis. Hal-hal ini dapat sangat membantu dan memudahkan

pendidik dalam proses pembelajaran yang memiliki peserta didik dalam jumlah

besar.6

Dalam pembelajaran, seorang pendidik diharapkan mampu menguasai

kurikulum, model, strategi, dan metode pembelajaran yang akan di sampaikan

dengan baik. Mata kuliah fisika sekolah adalah mata kuliah yang

memperkenalkan konsep dasar perencanaan dalam penyusunan, pelaksanaan,

dan pengembangan kurikulum, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Penekannanya terdapat pada pemikiran yang kritis dan kreatif dalam

pengelolaan pembelajaran.

Adapun karakteristik penyiapan pendidik terutama dalam bidang ilmu

sains khususnya fisika, harus memenuhi beberapa standar berikut ini: 1)

seorang pendidik memahami ilmu fisika dengan cara yang sama pada saat

mengajar, 2) mencari informasi terkait siswanya dalam proses memahami dan

belajar pelajaran fisika, 3) pendidik harus bisa memastikan pembelajaran yang

didapatkan dengan pengajaran yang diberikan, 4) pendidik di tuntut menguasai

segala jenis teknologi untuk memudahkan dalam proses pembelajaran di kelas,

(5) pendidik harus mampu memotivasi siswanya agar turut aktif dalam praktik

kerja ilmiah, (6) pendidik dituntut memahami pelajaran yang akan disampaikan

secara dinamis, (7) mampu berpikir kritis dalam mengajar fisika, baik dalam

perhitungan, hukum,maupun konsep.

6
Skipsi rihal hadi maulana
Berdasarkan hasil pra-penelitian terhadap mahasiswa Program Studi

Pendidikan Fisika semester VI dengan menggunakan instrumen kuesioner

angket khususnya pada mata kuliah Micro Teaching, terlihat pada data yang

telah dianalisis oleh peneliti dari 49 responden mahasiswa yang dijadikan objek

pra penelitian dihasilkan data 6,1% mahasiswa tidak pernah mendapatkan

pembelajaran dengan menggunakan website, dan 34,7% mahasiswa jarang

mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan website, dan 3,47%

mahasiswa kadang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan website.

Ini menunjukan bahwa mahasiswa sangat kurang sekali dalam mendapatkan

pembelajaran Micro teaching yang berbasis website. Maka dari itu diperlukan

suntikan dan imunisasi baru dalam pembelajaran. Baik itu dari segi media

pembelajarannya ataupun dari segi yang lainnya. Media pembelajaran mikro

teaching yang berbasis web adalah salah suatu inovasi yang disajikan untuk

mempermudah mahasiswa dalam belajar dan mengakses berbagai bentuk

meteri mata kuliah yang peneliti gunakan.7

Adapun hasil pra-penelitian melalui wawancara dengan salah satu Dosen

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden

Intan Lampung sangat mendukung sekali dengan adanya penelitian dan

pengembangan media pembelajaran microteaching berbasis website, karena

melihat zaman yang serba menggunakan teknologi di berbagai bidang

manapun, terlebih lagi di bidang pendidikan. Di Program Studi Pendidikan

Fisika sendiri sudah ada beberapa mata kuliah yang menggunakan media

7
Skripsi rihal
pembelajaran berbasis web, ini bisa menjadikan Program Studi itu sendiri

semakin maju karena mamanfaatkan teknologi dalam belajar yang dalam hal ini

adalah pembelajaran berbasis web.

Sebelum penelitian ini dilakukan, sudah ada beberapa peneliti yang

melakukan penelitian-penelitian terkait web pembelajaran yang diterapkan di

Universitas. Dewa Gede Hendra Divayana, P. Wayan Arta Suyasa, Nyoman

Sugihartini dengan hasil penelitian dan pengembangan berupa media

pembelajaran berbasis web untuk matakuliah kurukulum dan pengajaran di

jurusan pendidikan teknik informatika Universitas Pendidikan Ganesha.8

A.Doyan , IK.Y .Sukmantara dengan hasil penelitian berupa pengembangan

web intranet fisika untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan

pemecahan masalah siswa SMK.9 Agung Nugroho, Sumaryo Soenarto dengan

hasil penelitian berupa pengembangan website interaktif sebagai computer-

mediated communication untuk pembelajaran jaringan computer.10 Fauzi Bakri,

Bety Zelda Siahaan, A. Handjoko Permana dengan hasil penelitian berupa

rancangan Website pembelajarn terintegrasi dengan modul digital fisika

menggunakan 3D pageflip professional.11 Denny Rachmadi dengan hasil

penelitian berupa rekayasa media pembeljaran fisika berbasis website untuk

8
. Dewa Gede Hendra Divayana, P. Wayan Arta Suyasa, Nyoman Sugihartini ‘pengembangan
berupa media pembelajaran berbasis web untuk matakuliah kurukulum dan pengajaran di
jurusan pendidikan teknik informatika Universitas Pendidikan Ganesha’
9
A.Doyan , IK.Y .Sukmantara ‘pengembangan web intranet fisika untuk meningkatkan
penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMK’
10
Agung Nugroho, Sumaryo Soenarto ‘pengembangan webite interaktif sebagai computer-
mediated communication untuk pembelajaran jaringan computer’
11
Fauzi Bakri, Bety Zelda Siahaan, A. Handjoko Permana ‘rancangan Website pembelajarn
terintegrasi dengan modul digital fisika menggunakan 3D pageflip professional.’
12
siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug pokok bahasan gerak lurus. Yulhendri

dengan hasil penelitian berupa Flipped Learning berbasis web pada

pembelajaran di Universitas Negeri Padang.13 Ardiyan Asyhari, Rahma Diani

dengan hasil penelitian berupa pembelajaan fisika berbasis web enhanced

course : mengembangkan web-logs pembelajaran fisika dasar 1.14 Ricky

Firmansyah, Iis Saidah dengan hasil penelitian berupa perancangan web based

learning sebagai media pembelajaran berbasis ICT.15 Wihda Nadia Silcha, Nur

Mukminatien, Francisca Maria Ivone dengan hasil penelitian berupa

developing a web- based argmentative writing media for students of English

department.16

Melihat latar belakang masalah yang telah diuraikan peneliti, peneliti

menganggap perlu dilakukan penelitian dan pengembangan media

pembelajaran berbasis website dan peneliti akan melakukan penelitian dengan

judul “ Pengembangan Website Mata Kuliah Microteaching sebagai Media

Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika Tahun 2019”.

12
Denny Rachmadi ‘rekayasa media pembeljaran fisika berbasis website untuk siswa kelas X
SMA Negeri 1 Gubug pokok bahasan gerak lurus’
13
Yulhendri ‘Flipped Learning berbasis web pada pembelajaran di Universitas Negeri Padang’
14
Ardiyan Asyhari, Rahma Diani ‘pembelajaan fisika berbasis web enhanced course :
mengembangkan web-logs pembelajaran fisika dasar 1’
15
Ricky Firmansyah, Iis Saidah dengan hasil penelitian berupa perancangan web based learning
sebagai media pembelajaran berbasis ICT
16
Wihda Nadia Silcha, Nur Mukminatien, Francisca Maria Ivone dengan hasil penelitian berupa
developing a web- based argmentative writing media for students of English department
B. Identifikasi Masalah

Melihat uraian pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat

diidentifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Penekanan dalam mata kuliah Micro Teaching tedapat pada

kreatifitas dan inovasi dalam penggunaan model, strategi, dan

metode pembelajaran.

2. Pembelajaran jarak jauh dan mandiri akan memudahkan dosen

dan mahasiswa dalam pembelajaran.

3. Hasil pra-penelitian menunjukan 6,1% mahasiswa di Program

Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Raden Intan Lampung tidak pernah mendapatkan pembelajaran

dengan menggunakan website.

4. Hasil pra-penelitian menunjukan 34,7% mahasiswa di Program

Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Raden Intan Lampung kadang-kadang dalam mendapatkan

pembelajaran berbasis website.

5. Hasil pra-penelitian menunjukan 34,7% mahasiswa di Program

Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Raden Intan Lampung jarang mendapatkan pembelajaran

berbasis website.
C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang sudah dipaparkan di atas, peneliti membatasi

beberapa permasalahan yang ada yakni sebagai berikut:

1. Peneliti membatasi pengembangan website hanya pada

mata kuliah Micro Teaching.

2. Pengembangan website ini berisi materi Micro Teaching

hanya pada jenjang mahasiswa pendidikan Fisika semester

lima UIN.

3. Validasi produk dibuat untuk mengetahui pendapat para

validator terhadap produk yang dikembangkan peneliti.

4. Pengujian produk dibuat hanya meliputi respon mahasiswa

terhadap pengembangan website dan tidak untuk diuji

cobakan pengaruhnya terhadap mahasiswa.

D. Perumusan Masalah

Dari batasan permasalahan yang dipaparkan, maka yang menjadi rumusan

permasalahan pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengembangan website mata kuliah Micro

Teaching sebagai Media Pembelajaran Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Fisika UIN Raden Intan

Lampung?

2. Bagaimana pendapat para validator terhadap website mata

kuliah MicroTeaching sebagai Media Pembelajaran


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika UIN Raden

Intan Lampung?

3. Bagaimana respon mahasiswa terhadap pengembangan

website mata kuliah Micro Teaching sebagai Media

Pembelajaran Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika

UIN Raden Intan Lampung?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pada penelitian pengembangan website mata

kuliah Microteaching ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pengembangan website mata kuliah

Mico Teaching sebagai Media Pembelajaran Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Fisika UIN Raden Intan

Lampung?

2. Untuk mengetahui pendapat para validator terhadap

website mata kuliah Mico Teaching sebagai Media

Pembelajaran Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika

UIN Raden Intan Lampung?

3. Untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap

pengembangan website mata kuliah Mico Teaching sebagai

Media Pembelajaran Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Fisika UIN Raden Intan Lampung?


F. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Dengan adanya pebelitian ini diharapkan , pebeliti mampu membuat inovasi

dalam pembelajaran, sehingga juga dapat meningkatkan standar kompentensi

suatu lembaga pendidikan. Serta diharapkan lulusannya menjadi lebih maju, baik

dalam hal teknologi maupun pola pikir dengan cara memanfaatkan sebuah

teknologi yang sedang berkembang sekarang ini.

2. Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Dapat mempermudah dalam mengakses materi dan tugas perkuliahan,

serta menjadikan sarana belajar mandiri untuk memenuhi kompentensi

lulusan yang lebih berkarakter dan siap bersaing di era modern ini.

b. Bagi Dosen

Pengembangan media pembelajaran yang berbasis web ini bias dijadikan

sebgai sarana informasi, inspirasi, kreatifitas, materi perkuliahan, tugas

perkuliahan, dan lain-lain.

c. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terkait pengembangan

website serta menjadi bekal untuk tenaga pendidik dalam memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran.

d. Bagi Program Studi Pendidikan Fisika


Dapat dijadikan sebagai pengembang media pembelajaran dalam

perkuliahan khususnya untuk mata kuliah Microteching dan untuk semua

mata kuliah yang berbentuk e-learning yang berbasis website yang nantinya

akan dapat diakses oleh siapapun.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pengembangan Media

Penelitian pendidikan merupakan suatu usaha sadar, cermat, dan

sistematis mengenai suatu hal untuk mengungkapkan atau merevisi fakta-fakta,

teori-teori atau aplikasi-aplikasi dalam bidang pendidikan. Peneliti tersebut

bukan hanya berkenaan merevisi data atau fakta yang ada, memahami dan

mengembangkan teori dan juga memperbaiki proses kegiatan pendidikan yang

sedang berjalan.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalaj penelitian dan

pengembangan ( Research and Development).

1. Pengertian Reseacrh and Development

Secara sederhana penelitian dan pengembangan di aertkan sebagai

metode penelitian yang memiliki tujuan untuk mengembangkan atau

menghasilkan produk unggulan yang didahului dengan penelitian

sebelum produk dikembangkan.

Research and development ialah suatu proses dalam

mengembangkan dan memvalidasi perangkat tertentu yang menjadi

produknya. Dalam bidang pendidikan, research and development ialah

proses pengembangan produk atau perangkat pendidikan yang

dilakukan dengan melalui serangkaian penelitian yang menggunakan

berbagai metode dalam suatu siklus yang melewati berbagai tahapan.


Perangkat pendidikan yang biasa dikembangkan melalui Research and

Development adalah perangkat yang memanfaatkan teknologi

khususnya TIK, yang dapat digunakan dalam pendidikan maupun

pelatihan.17

Borg and Gall menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan

dalam pendidikan adalah model pengembangan berbasis industri yang

melalui beberapa tahapan dengan tujuan menghasilkan suatu produk

pembelajaran yang memenuhi standarisasi tertentu, yaitu efektif,

efisiensi, dan berkualitas.18

2. Ruang Lingkup Penelitian dan Pengembangan

Ruang lingkup penelitian dan pengembangan adalah :

a. The Study of the process and impact of specific design and

development effort. Penelitian tentang proses dan dampak dari

produk yang dihasilkan dari perencanaan dan penelitian

pengembangan.

b. The study of the design and development process as whole, or

of particular process component. Penelitian tentang desain

proses pengembangan secara keseluruhan atau komponen dari

sebagian proses.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa penelitian dan

pengembangan memiliki empat tingkatan kesulitan, yaitu :

17
Rihal Hadi Maulana ‘Pengembangan Website mata kuliah fisika sekolah sebagai media
pembelajaran mahasiswa’ (2018) h.12-13
18
Rika Septiani ‘ pengembangan web pembelajaran fisika sebagai suplemen mata kuliah
Elektronika dasar 1’ (2018) h. 12
1. Melakukan penelitian tapi tanpa menguji.

2. Menguji tanpa melakukan penelitian.

3. Melakukan penelitian dan menguji dari sebuah produk yang

ada.

4. Melakukan penelitian dan menguji untuk membuat sebuah

produk.

Dari empat tingkat kesulitan tersebut, peneliti berada pada tingkat

ke empat, yaitu melakukan penelitian dan menguji untuk membuat

produk baru.19

3. Langkah-langkah Penelitian

a. Borg and Gall

Potensi Pengumpulan Desain Validasi


dan informasi Produk Desain
Masalah

Uji coba Revisi Uji coba Revisi


pemakaian produk produk Desain

Revisi
Produksi
Produk
Massal

Gambar 2.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg and

Gall.20

19
Asep Dwi Purwoto ‘pengembangan web pembelajaran fisika sebagai media pembelajaran mata
kuliah fisika kuantum’ (2017) h.13
b. Thiagarajan

Thiagarajan mengemukakan bahwa langkah-langkah penelitian

dan Pengembangan disingkat dengan 4D, yang merupakan

perpanjangan dari Define, Design, Development, and

Dissemination.

Define design Development Dissemination

Gambar 2.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan

menurut Thiagarajan.21

c. Robert Maribe Branch

Robert Maribe Branch merupakan pengembang dari

Instructional design ( desain pembelajaran) dengan pendekatan

ADDIE yang merupakan perpanjangan dari Analysis, Design,

Development, Implementation and Evaluation.

Analysis
Revisi Revisi

implementation evaluation Design


s

Revisi Revisi
Development
n

20
Ibid h,13
21
Ibid h. 14
Gambar 2.3 Pendekatan ADDIE untuk mengembangkan produk

yang berupa desain pembelajaran.22

d. Richey and Klein

Richey and Klein menyatakan fokus dari perancangan penelitian

dan pengembangan bersifat analisis dari awal sampai akhir, hal

ini meliputi Perancangan, Produksi, dan Evaluasi.

Planning Production Evaluation

Gambar 2.4 Langkah-langkah penelitian Richey and Klein.23

22
Ibid
23
Ibid h.15
e. Dick and Carey

Berikut ini adalahn langkah-langkah pengembangan

instruksional Dick and Carey :

Conduct Revise
instructiona intructions
l analysis

Develop
Assessment Write Develop Develop and
to identify performance asessment assessment instruction
goal objectives instrucmen instructional material
t

Desigh and conduct formative


evaluation of instruction

Analize
learn and Desigh and conduct summative of
contents instruction

Gambar 2.5 Model pengembangan Dick and Carey.24

Dari banyaknya model-model penelitian dan pengembangan yang ada, yang

secara khusus dapat mengarahkan penelitian dan pengembangan ini di bidang

pendidikan adalah model R&D yang dikembangkan oleh Borg and Gall. Model

tersebut dikenal dengan sebutan model sepuluh langkah.

Borg and Gall merinci langkah-langkah penelitian dan pengembangan dapat

diuraikan senbagai berikut:

24
Ibid
a. Riset dan pengumpulan informasi termasuk dalam literatur dan

observasi kelas.

b. Perancanaan yang meliputi merumuskan tujuan, memantapkan

sekuen dari pelajaran serta pemgujian dalam skala terbatas.

c. Pengembangan produk awal (Preliminary form of product )

termasuk mempersiapkan naham-bahanpelajaran, buku

pelajaran, serat perangkat penilaian.

d. Uji lapangan produk awal yang melibatkan satu sampai tiga

sekolah dengan mengikutsertakan 6 samapi 12 subjek dan

menggunakan teknik wawancara, observasi, dan angket,

kemudian hasilnya di analisis untuk menemukan kelemahan-

kelemahannya. Pada uji tahap ini lebih banyak menekankan

pada proses di banding dengan hasil belajar.

e. Berdasarkan hasil analisis, produk awal tersebut di revisi

sehingga menjadi produk yang lebih baik.

f. Uji lapangan terhadap produk yang diperbaiki dalam skala yang

lebih luas. Pada tahap ini selain data kualitatif untuk menilai

proses, juga di kumpulkan data kuantitatif hasil pra dan postes.

g. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba produk tersebut.

h. Uji lapangan pada skala yang lebih luas lagi dengan

menggunakan teknik wawancara, observasi, dan angket,

selanjutnya data tersebut di analisis.


i. Revisi akhir produk berdasarkan hasil analisis data pada uji

lapangan terakhir.

j. Desiminasi dan melaporkan produk akhir hasil penelitian dan

pengembangan.

Melihat dari beberapa metode penelitian dan pengembangan yang sudah

dipaparkan diatas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode yang

dikembangkan oleh Borg and Gall dengan membatasi hanya sampai langkah ke 7

di karenakan peneliti hanya mengembangkan produk berupa Website dan tidak

untuk di ujicoba pengaruhkan kepada mahasiswa.

Khususnya tentang eksperimen suatu perangkat pembelajaran, perilaku riset

yang bekum benar-benar memahami hakikat R&D, banyak yang menganggap

hanya dengan membuat produk yang berbentuk perangkat pembelajaran. Misalnya

adalah CD interaktif untuk pembelajaran TIK, kemudian melakukan eksperimen

terhadap perangkat pembelajaran tersebut, itu sudah diklaim sudah melakukan

R&D. Ini juga pandangan yang keliru, meskipun sudah ada produk yang

dihasilkan namun jika tahapan dan siklus R&D tidak dilakukan sebagaimana

yang dijelaskan pada langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg and

Gall, siklus itu menggambarkan perilaku riset yang melakukan berbagai riset

dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, menggunkan berbagai


metode dan desain, serta menggunakan pendekatan berbagai teknik pengumpulan

dan analisis data.25

B. Acuan Teoritik

1. Pandangan Al-Qur’an terhadap Perkembangan Teknologi

Allah SWT telah memberikan akal fikiran kepada manusia agar dapat

digunakan untuk melihat dan mentadaburi tanda-tanda kekuasaan dan

kebesarannyang telah Allah ciptakan dimuka bumi, sesuai dengan firmannya

dalam QS. Ali Imran 190-191 :

ِ َ‫ت ِۡل ُ ْو ِلي ۡٱۡل َ ۡل َٰب‬


١٩٠ ‫ب‬ ٖ َ‫ار َۡلٓ َٰي‬ ِ َ‫ٱختِ َٰل‬
ِ ‫ف ٱلَّ ۡي ِل َوٱلنَّ َه‬ ِ ‫ت َو ۡٱۡل َ ۡر‬
ۡ ‫ض َو‬ ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ ِ ‫إِ َّن فِي خ َۡل‬
َّ ‫ق ٱل‬

ِ ‫ت َو ۡٱۡل َ ۡر‬
‫ض‬ ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ ِ ‫علَ َٰى ُجنُوبِ ِه ۡم َويَتَفَ َّك ُرونَ فِي خ َۡل‬
َّ ‫ق ٱل‬ َ َّ َ‫ٱلَّذِينَ يَ ۡذ ُك ُرون‬
َ ‫ٱَّلل قِ َٰيَ ٗما َوقُعُودٗ ا َو‬

َ ‫ع َذ‬
ِ َّ‫اب ٱلن‬
١٩١ ‫ار‬ ُ ‫َربَّنَا َما َخلَ ۡقتَ َٰ َه َذا َٰبَ ِط ٗٗل‬
َ ‫س ۡب َٰ َحنَكَ فَ ِقنَا‬

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi , dan

silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-

orang yang berakal, (yaitu) 0rang0orang yang mengingat Allah

sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka

memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “

Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan semua ini dengan sia-

sia, Maha Suci Engkau, maka periharalah kami dari siksa neraka “.26

Allah mengajak manusia untuk berfikir dalam segala kedaan, agar ia dapat

mengambil hikmah dari semua yang telah Allah ciptakan. Dengan proses berfikir

manusia yang fitrah Allah hadirkan suatu ilmu pengetahuan yang baru dan

25
Rihal Hadi Maulana ‘Pengembangan Website mata kuliah fisika sekolah sebagai media
pembelajaran mahasiswa’ (2018) H.20-21
26
menambah hasanah bagi manusia berupa teknlhi informasi yang terus berkembang

seiiring bertambahnya pengetahuan manusia.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian

Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

“medium” yang secara harfiah berati “pengantar” atau “perantara”, yatu

pengantar atau perantara sumber pesan dengan penerima pesan.

Media merupakan alat untuk menyampaikan informasi atau pesan dari

suatu tempat ke tempat yang lain. Media digunakan dalam proses

komukasi, termasuk kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran

mengandung lima kompinen komunikasi, yakni guru (komunikator), bahan

pembelajran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan

pembelajaran.

Dari beberapa penjelasan tersebut maka dapat ditari kesimpulan bahwa

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang

perhatian, minat, pemikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar

untuk mencapai tujuan belajar.27

b. Syarat-syarat Media Pembelajaran

adapun syarat-syarat dari media pembelajaran yang baik anatara lain

adalah :

27
Dewa Gede Hendra Divayana, P. Wayan Arta Suyasa, Nyoman Sugihartini ‘pengembangan
berupa media pembelajaran berbasis web untuk matakuliah kurukulum dan pengajaran di
jurusan pendidikan teknik informatika Universitas Pendidikan Ganesha’ (2016) h.151
1. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik.

2. Media memberikan stimulus kepada peserta didik untuk mengingat

apa yang sudah dipelajari setelah memberikan stimulus pelajaran

yang baru.

3. Memberikan stimulus kepada peserta didik dalam memberikan

tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong mereka untuk

melakukan praktik dengan benar.28

c. Jenis-jens Media Pembelajaran

Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran yaitu :

1. Teks

Teks merupakan elemen dasar bagi penyampaian suatu informasi

yang memiliki berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berfungsi untuk

memberikan daya tarik dalam penyampaian pesan.

2. Media Audio

Media audio membantu menyampaikan pesan/ materi agat lebih

berkesan dengan meningkatkan daya tarik terhadap suatu informasi.

Jenis audio itu termasuk juga suara latar, musik, atau rekaman suara.

3. Media Visual

Media ini dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti

gambar/ foto, sketsa, diagram, bagan, grafik dan lainnya.

28
Riki firmansyah, Iis Sidah “perancangan web based learning sebagai media pembelajaran
berbasis ICT” (2016) h.178
4. Media Proyeksi Gerak

Termasuk di dalamnya terdaoat film gerak seperti program TV,

kaset video (CD, DVD,VCD).

5. Benda-benda Tiruan/ Miniatur

Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba

oleh siswa, media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan objek

maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan

baik.

6. Manusia

Termasuk didalamnya seperti guru, siswa, pakar, ahli di bidang

materi tersebut. 29

3. Microteaching

a. Pengertian Microteahing

Micro Teaching adalah mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh

semua calon guru. Klaughlin dan Mouton mendefinisikan micro teaching

(pengajaran mikro) adalah sebuah metode latihan penampilan dasar yang

dirancang secara jelas dengan jalan mengisolasi bagian-bagian komponen daro

proses mengajar, sehingga guru (calon guru) dapat menguasai setiap komponen

satu persatu dalam situasi mengajar yang disederhanakan. Selain itu Sukirman

mengatakan bahwa microteaching adalah sebuah pembelajaran dengan salah

satu pendekatan atau cara untuk melatih penampilan mengajar yang dilakukan

29
Dewa Gede Hendra Divayana, P. Wayan Arta Suyasa, Nyoman Sugihartini, loc.cit
secara “micro” atau disederhanakan. Penyederhanaan disini terkait dengan

setiap komponen pembelajaran, misalnya dari segi waktu, materi, jumlah

siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang diatih, penggunaan metode dan

media pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya.30

Selanjutnya Hamalik mengatakan pengajaran mikro merupakan teknik

baru dan menjadi bagian dalam pembaruan. Penggunaan pengajaran mikro

dalam rangka mengembangkan keterampilan mengajar calon guru atau sebagai

usaha peningkatan, adalah suatu cara baru terutama dalam sistempendidikan

guru di negara kita.31

Menurut Sardiman microteaching adalah meningkatkan performance yang

menyangkut keterampilan dalam mengajar atau latihan mengelola interaksi

belajar mengajar. Lebih lanjut, Sardiman juga mengatakan bahea komponen-

komponen mengajar sebelum terjun ke real class room teaching. 32

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat penulis simpulkan

bahwa microteaching adalah sebuah strategi pembelajaran dengan

mempraktekkan secara langsung dalam ruang lingkup yang telah

disederhanakan.

b. Karakteristik Micro Teaching

30
Ade Kurniawan , Masjudin ‘ pengembangan buku ajar microteaching berbasis praktik untuk
meningkatkan keterampilan mengajar calon guru’ (2017)h.11
31
Ibid

32
Ibid
Pengajaran mikro merupakan real teaching tetapi dalam skla mikro.

Karakteristik yang khas dalam pengjaran mikro adalah komponen-komponen

dalam pengajaran yang dimikrokan (disederhanakan).33

Pengajaran sesungguhnya (real teaching) ruang lingkup pembelajarannya

bias tidak dibatasi, tetapi micro teaching terbatas pada satu kompetensi dasar

atau satu hasil belajar dan satu materi pokok bahasan tertentu, demikian pula

alokasi waktu terbatas 10-15 menit , sedangkan pada kelas sesungguhnya

praktek mengajar memerlukan waktu 35-45 menit.

Jumlah siswa dalam micro teaching terbatas yaitu hanya 10-15 orang ,

sedangkan pada kelas sebenarnya antara 30-40 orang . dan keterampilan yang

dilatihkan terbatas (terisolasi) sedangkan pada kelas sebenarnya merupakan

gabungan dari keseluruhan (terintegrasi) dari beberapa keterampilan

mengajar.34

Sesuai dengan sebutannya “micro” maka situasi dan kondisi yang

disederhanakan adalah dari segi :

1) Keterampilan mengajar yang dilatihkan (hanya 1 atau 2

keterampilan saja)

2) Jumlah murid yang diajar (5-10 orang)

3) Alokasin waktu yang dipakai (5-15 menit)

4) Bahan yang diajarkan (1 atau 2 aspek yang disederhanakan)

33
Rahmat Tendi ‘analisis pelaksanaan pembelajaran mikro teaching mahasiswa jurusan
pendidikan ekonomi fakultas tarbiyah dan keguruan universitas islam negeri sultan syarif kasim
riau’ (2019) h.10
34
Ibid h 10-11
Usaha penyederhanaan itu di dasarkan atas asumsi : kegiatan belajar

mengajar yang kompleks itu akan lebih mudah dilaksanakan, bila calon guru

lebih dahulun mengusai komponen secara satu persatu.35

Menurut Helmiati, pembelajaran micro teaching berlangsung dalam bentuk

sesungguhnya, hanyan saja diselenggrakan dalam bentuk mikro (kecil) dengan

karakteristik sebagai berikut :

1) Jumlah siswa berkisar antara 5-10 orang.

2) Waktu mengajar terbatas hanya sekitar 10-15 menit.

3) Latihan terpusat pada keterampilan dasar mengajar.

4) Menampilakn hanya 1 atau 2 keterampilan dasar mengajar, yang

merupakan bagian dari keterampilan mengajar yang kompleks.

5) Membatasi fokus atau ruang lingkup materipelajaran yang sesuai

dengan ketersediaan waktu.

6) Ditinjau dari praktikan, calon guru/ pendidik akan belajar

bagaimana melakukan pembelajaran, sedangkan teman yang jadi

siswa akan dapat mengamati bagaimana gaya mengajarb temannya

serta dapat menilai tepat atau tidaknya keterampilan dasar

pembelajaran yang dilakukan, seperti penggunaan metode dan

strategi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penilaian.

7) Pembelajaran mikro adalah pembelajaran yang sebenarnya.

Praktikan harus membuat rencana pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

35
Ibid
dibuat, mengelola kelas dan menyiapkan perangkat pembelajaran

lainnya yang dapat mendukung proses pembelajaran.36

c. Tujuan Micro Teaching

Tujuan pembelajaran micro teaching menurut Ni Nyoman Padmadewi

adalah untuk memberikan kesempatan kepada calon guru untuk berlatih

mendemonstrasikan beberapa keterampilan dasar mengajar di depan teman

teman dalam suasana konstruktif, suportif, dan bersahabat yang diharapkan

dapat mendukung kesiapan mental, keterampilan, dan kemampuan yang

terintegrasi untuk bekal dalam melakukan praktik belajar sesungguhnya

disekolah.37

Dwight Allen menyatakan beberapa tujuan micro teaching bagi calon guru

yaitu :

1) Memberi pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah

keterampilan dasar mengajar.

2) Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya

sebelum mereka terjun ke lapangan.

3) Memberikan kemungkinan calon guru untuk mendapatkan

bermacam-macam keterampilan dasar mengajar38

Sedangkan bagi para guru memberikan penyegaran dalam program

pendidikan dan mendapatkan pengalaman mengajar bersifat individual untuk

mengembangkan profesi, serta mengembangkan sikap terbuka bagi guru

terhadap pembaharuan.
36
Ibid h.11-12
37
Ibid h 12
38
Ibid h 12-13
Menurut Nurhasnawati dan Afriza tujuan dari Micro teaching adalah :

1) Untuk pengembangan dan perbaikan mengajar guru.

2) Skala kecil berate situasi mengajar disederhanakan dan pelaksanan

umpan balik dimudahkan.

3) Dapat diterapkan melalui rancangan secara jelas, baik untuk

penataran para guru maupun pendidik calon guru.

4) Rancangan keterampilan dasar mengajar dapat dilengkapi dengan

perangkat alat-alat perekam video maupun auditif guna

mendapatkan hasil rekaman yang akurat dan membantu guru

mendapatkan umpan balik untuk perbaikan dan pengembangan

penampilan mengajar di kelas39

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat di simpulkan bahwa tujuan

micro teachinh adalah untuk melatih calon guru menguasai kompetensi dan

keterampilan yang akan diajarkan sewaktu menjalankan Program Pengalaman

Lapangan (PPL).

d. Fungsi Micro Teaching

Secara umum fungsi dari micro teaching adalah untuk membina

mahasiswa calon guru atau tenaga pendidik dalam mengembangkan

keterampilan kognitif, psikomotorik, reaktif, dan interaktifnya. Dalam

perannya micro teaching mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Fungsi Intruksional

39
Ibid h 13
Fungsi microteaching ini berkaitan dengan perannya sebagai

penyedia fasilitas latihan bagi mahasiswa calon guru atau guru dan

pengajar untuk berlatih dan memperbaiki serta meningkatkan

keterampilan pembelajaran, mereka melatih cara menyampaikan

pengetahuan atau ilmu keguruan, metode dan teknik yang telah di

pelajari secara teoritik.

2) Fungsi Pembinaan

Fungsi microteaching yang kedua yaitu sebagai tempat

pembinaan dan pembekalan untuk para siswa calon guru sebelum

sungguh- sungguh siap di tempatkan di sekolah-sekolahmitra

melaksanakan praktik pengajaran.

3) Fungsi Integralistik

Dalam dunia pendidikan, Program Pengalaman Lapangan (PPL)

merupakan cara utama yang digunakan untuk menguji kualitas

mahasiswa calon guru pada konteks menguji kompetensi mereka

tentang keterampilan dasar mengajar yang telah dipelajari dan

dikuasainya.

4) Fungsi Eksperimen

Dalam peran ini, microteaching berfungsi sebagai wadah

bereksperimen bagi guru atau pakar pendidikan dalam mengujin coba

satu keterampilan tertentu. Contohnya adalah seorang guru

menemukan suatu model atau metode pembelajaran, sebelum

penemuan itu di praktekan secara meluas, maka akan diujicobakan


terlebih dahulu dikelas micro teaching. Dengan demikian, hasilnya

dapat di evaluasi, khususnya untuk menemukan kelemahan-

kelemahannya agar segera bis a dilakukan perbaikan untuk

penyempurnaan.40

Hal ini juga dikemukakan oleh Ni Nyoman Padmadewi yang menurutnya

micro teaching memiliki dua fungsi utama yaitu :

1). Micro Teaching adalah alat pelatihan dalam melatih keterampilan dasar

mengajar.

2) Micro Teaching adalah salah satu persyaratan mahasiswa untuk dapat

melakukan praktek mengajar nyata atau PPL.

Sedangkan menurut Zainal Asril fungsi pembelajaran mikro adalah selain

sebagai bagian dari program praktek kependidikan, merupakan wahana dan

motivasi untuk meningkatkan performance yang menyangkut keterampilann

dalam mengajar atau latihan interaksi mengelola kelas.41

e. Manfaat Pembelajaran Micro Teaching

Dengan bekal micro teaching terdapat beberapa manfaat yang dapat

diambil antara lain :

1) Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu dari calon

guru dalam mengajar.

2) Keterampilan mengajar terkontrol dan dapat dilatihkan.

3) Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat segara

dicermati.

40
Ibid h.14
41
Ibid h. 14-15
4) Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.

5) Saat latihan berlangsung calon guru dapat memusatkan perhatian

secara objektif.

6) Menuntut dikembangkan pola observasi yang sistematis dan

objektif.

7) Mempertinggi efisiensi dan efektivitas penggunaan sekolah dalam

waktu praktek mengajar yang relative singkat.

Donald juga menguraikan manfaat micro teaching yaitu :

1) Mempraktekkan teknik, strategi baru dalam lingkungan yang

mendukung.

2) Menyiapkan dan mengantarkan pelajaran dengan mengurangi

kecemasan.

3) Dievaluasi baik oleh orang lain maupun diri sendiri.

4) Segera mendapat umpan balik (feedback) dari performance

seseorang dengan memutar ulang rekaman video.

5) Memperoleh pengalaman yang berharga dengan resiko yang kecil.

6) Mengatur tingkah laku sendiri dengan cara yang sistematik

Menurut Ni Nyoman Padmadewi manfaat dari pembelajaran micro

teaching adalah:

1) Belajar dan mengasimilasi keterampilan mengajar baru di bawah

kondisi yang terkendali.

2) Menguasai sejumlah keterampilan mengajar.


3) Memperolah kepercayaan diri dalam mengajar dengan

mengembangkan dan menguasai keterampilan mengajar yang

penting.

4) Mencapai kompetensi guru tertentu.

5) Menampilakan situasi pengajaran nyata untuk mengembangkan

keterampilan.

6) Mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang seni mengajar.

7) Belajar memperhatikan perbedaan kebutuhan individu

pembelajaran.42

f. Langkah-langkah Pembelajaran Micro Teaching

Menurut Nurhasnawati prosedur micro teaching adalah :

1) Orientasi / observasi.

2) Latihan keterampilan terbatas.

3) Latihan mengajar lengkap dan latihan pendidikan lainnya.

Menurut Ni Nyoman Padmadewi untuk menjamin pelaksanaan

pembelajaran mikro berjalan dengan baik, maka prosedur pelaksanaannya

perlu diatur dalam tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Pendahuluan

2) Pengenalan konsep dan keterampilan dasar pembelajaran mikro.

3) Pemutaran video pembelajaran.

4) Pembahasan video dan diskusi tentang contoh video dalam

kelompok kecil.

42
Ibid h.16-17
5) Tes pemahaman teori keterampilan dasar mengajar.

6) Praktik keterampilan dasar dalam kelompok kecil dalam siklus

pembelajaran.

Menurut Zainal Asril ada lima langkah-langkah yang dapat ditempuh

dalam pembelajaran micro:

1) Pengenalan ( pemahaman konsep pembelajaran mikro).

2) Penyajian model dan diskusi.

3) Perencanaan/ persiapan mengajar.

4) Praktik mengajar.

5) Diskusi feed back/ umpan balik.

g. Keterampilan Dasar Mengajar

No Aspek Yang Indikator Karakteristik

Dinilai

1 Keterampilan Menarik Gaya mengajar guru

membuka Perhatian Penggunaan media pembelajaran

pelajaran Pola interaksi yang bervariasi

Menimbulkan Menimbulkan rasa ingin tahu

motivasi Mengemukakan ide yang

bertentangan

Memberi acuan Mengemukakan tujuan

pembelajaran dan batas-batas


tugas yang harus dikerjakan siswa

Meningkatkan maslah pokok yang

akan dibahas

Membuat kaitan Membuat kaiatan atau hubungan

di antara materi-materi yang akan

di pelajari dengan pengalaman

dan pengetahuan yang dikuasai

siswa

2 Keterampilan Penggunaan Metode yang digunakan

menjelaskan metode melibatkan keaktifan siswa

(melaksakana Metode yang digunakan

kegiatan inti) melibatkan siswa untuk

mengeksplorasi dan memperluas

pemahaman

Metode yang digunakan

melibatkan siswa untuk bekerja

sama dengan siswa yang lain

Menggunakan berbagai media

yang sesuai dengan kompetensi

Membangun suasana kelas

sehingga menciptakan
pembelajaran yang

menyenangkan

Ketepatan materi Materi disajikan sesuai

kompetensi dasar dan indicator

dalam kurukulum

Materi disajikan akurat (benar

secara teoritis)

Materi pokok yang dijabarkan/

dikembangkan dari indicator

secara memadai

Penguasaan Praktikan disajikan dan dapat

kompetensi mendemonstrasikan kompetensi

yang seharusnya dikuasai siswa

melalui contoh/ permodelan

Praktikan memberikan balikan

dan model secra jelas terhadap

perilaku pembelajaran yang

sesuai/ tidak sesuain dengan

kompetensi yang seharusnya

Praktikan dapat merespon

pertanyaan dan komentar siswa

secara tepat dan memadai


3 Keterampilan Pengungkapan Guru mengajukan pertanyaan

bertanya pertanyaan secara secara jelas dan singkat dengan

jelas dan singkat menggunakan kata-kata yang

dapat dipahami siswa sesuai taraf

perkembangannya.

Pemberian acuan/ Sebelum meberikan pertanyaan,

petunjuk guru perlu memberikan acuan

berupa pertanyaan berisi

informasi yang relevan dengan

jawaban yang diharapkan dari

siswa

Pemindahan Setiap pertanyaan yamg diajukan

giliran guru perlu dijawab oleh lebih dari

satu siswa karena jawaban siswa

belum benar atau memadai. Oleh

sebab itu, guru perlu memberikan

kesempatan menjawab ke siswa

yang lain

Penyebaran Guru perlu menyebarkan giliran

menjawab pertanyaan secara acak.

Guru berusaha agar semua siswa

mendapatkan kesempatan/ giliran

secara merata
Pemberian waktu Setelah mengajukan pertanyaan,

berfikir guru perlu memberikan waktu

beberapa detik untuk berpikir

sebelum menunjuk salah satu

siswa untuk menjawab

Pemberian Apabila jawaban siswa salah,guru

tuntunan hendaknya memberikan tuntunan

kepada siswa agar dapat

menemukan sendiri jawaban yang

benar

4 Keterampilan Penguatan kepada Penguatan harus jelas kepada

mengadakan siswa tertentu siswa yang dituju. Apabila tidak,

penguatan akan kurang efektif. Oleh karena

itu, sebelum memberikan

penguatan. Guru terlebih dahulu

menyebutkan nama siswa yang

bersangkutan sambil

menatap/memandang kepadanya

Pengutan kepada Penguatan diusahakan bersifat

kelompok konstruktif

Pemberian Penguatan diberikan segera

penguatan dengan setelah muncul tingkah laku atau

segera respon siswa yang diharapkan


Variasi dalam Jenis atau macam penguatan

penggunaan hendaknya bervariasi

5 Keterampilan Variasi dalam Penggunaan variasi suara (

mengadakan cara mengajar teacher voice)

variasi Pemusatan perhatian siswa

(focusing)

Kesenyapan atau kebisuan guru

(teacher silence)

Kontak pandang dan gerak (eye

contact and movement)

Gerak badan dan mimik

Pergantian posisi guru dalam

kelas dan gerak guru (teachers

movement)

Variasi dalam Variasi alat atau bahan yang dapat

penggunaan dilihat (visual aids)

media Variasi alat atau bahan yang dapat

pembelajaran di dengar (audiotif aids)

Variasi alat atau bahan yang dapat

diraba, dimanipulasi dan

digerakkan (motoric)

Variasi alat atau bahan yang dapat

didengar, di lihat dan diraba.


Variasi dalam Pola guru-siswa : interaksi

pola interaksi dan sebagai aksi (satu arah)

kegiatan siswa Pola guru-siswa-guru: ada balikan

(feedback) bagi guru, tidak ada

interaksi antar siswa (komunikasi

sebagai inetraksi)

Pola guru-siswa-siswa : ada

balikan bagi guru, siswa saling

membelajarkan

Pola guru-siswa, siswa-guru,

siswa-siswa interaksi optimal guru

dengan siswa, dan siswa dengan

siswa

Pola melingkar : setiap siswa

mendapat giliran untuk

mengemukakan pertanyaan /

jawaban dan tidak diperkenankan

berbicara dua kali apabila siswa

belum mendapat giliran.Pola

melingkar : setiap siswa mendapat

giliran untuk mengemukakan

pertanyaan / jawaban dan tidak

diperkenankan berbicara dua kali


apabila siswa belum mendapat

giliran.

6 Keterampilan Meninjau kembali Merangkum inti pelajaran

menutup penguasaan inti Merancang untuk mengadakan

pelajaran pelajaran riview pada pembelajaran yang

akan datang.

mengevaluasi Demonstrasi keterampilan

Mengeksplorasi pendapat siswa

Memberi soal-soal tertulis

Memperkuat Memberi pengaman untuk

retensi/ refrensi merapkan prinsip-prinsip

pemberian kredit

Penilaian dan Praktika mendorong siswa untuk

refleksi mengungkapkan dan mentimpilan

apa yang telahn di pelajari

7 Rencana Kolom identitas Mengisi kolom identitas secara

Pelaksanaan tepat

Pembelajaran

(RPP)

Alokasi waktu Menentukan alokasi waktu yang

dibutuhkan setiap pertemuan

SK, KD, Menentukan SK, KD, Indikator

Indikator dengan tepat


Tujuan Menetukan tujuan pembelajaran

pembelajaran dengan tepat

Materi pokok Menentukan materi pokok

pembelajaran pembelajaran yang terdapat dalam

silabus

Metode Menentukan metode pembelajaran

pembelajaran

Langkah-langkah Menentukan langkah-langkah

pembelajaran pembelajaran secara terperinci

Alat/ bahan/ Menentukan alat/ bahan/ sumber

sumber beajar belajar

Kriteria penilaian Menentukan kriteria penilaian

Keterangan:

• Setiap munculnya karakteristik secara optimal (sempurna) mendapatkan 2 skor, munculnya

karakteristik tapi kurang optimal memperoleh 1 skor, dan tidak munculnya karakteristik

memperoleh skor 0.

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
• Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 10043

4. E-Learning

a. Pengertian

E-learning atau pembelajaran online adalah pembelajaran yang

pelaksanaannya di dukung oleh jasa teknologi, seperti audio, telpon, video

tape, transmisi satelit, atau computer.44

43
Mika ambarawati ‘analisis mengajar keterampilan calon guru pendidikan matematika pada
mata kuliah microteaching ‘ (2016) h. 84-86
Derek Sockly mendefinisikan e-learning sebagai penyampaian program

pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan dengan menggunakan sarana

elektronik lain seperti telepon genggam dengan berbagai cara untuk

memberikan pelatihan, pendidikan atau bahan ajar.

Secara fundamental e-learning adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan teknlogi informasi dan kominikasi untuk menjembatani

kegiatan belajar dan pembelajaran, baik secara asinkronous maupun

sinkronous.

Secara terminology e-learning sendiri dapat mengacu pada semua kegiatan

pelatihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi informasi.

Jadi e-learning adalah pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan

elektronik. Sehingga dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa

audio, video, atau perangkat computer atau bahkan bisa menggunakan

kombinasi dari ketiganya.45

b. Karakteristik E-Learning

1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik , diaman antara guru dan

siswa, siswa dan siswa, bahkan sesama guru dapat berkomunikasi

dengan relative mudah tanpa dibatasi oleh waktu.

2) Memanfaatkan keunggulan computer (media digital dan jaringan

komputer).

3) Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning).

44
Ricky firmansyah, iis saidah ‘ perancangan web based learning sebagai media pembelajaran
berbasis ict’ (2016) h.177
45
Rihal hadi maulana ‘pengembangan website mata kuliah fisika sekolah sebagai media
pembelajaran mahasiswa’ (2018) h. 33-34
4) Jenis materi ajar berupa multimedia ( teks, audio, video, gambar).

5) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan

belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan

sehingga dapat dilihat setiap saat di computer.

Dari beberapa karakteristik e-learning diatas dapat diketahui bahwa e-

learning memanfaatkan pemakaian teknologi yang berhubungan dengan

computer dan jaringannya dengan berbagai media yang terdapat di dalamnya

dan dapat diakses oleh pendidik maupun peserta didik dimana saja dan kapan

saja ketika terdapat jaringan internet.46

c. Fitur E-Learning

E-learning memiliki fitur-fitur sebagai berikut :

1) Konten yang relevan dengan tujuan belajar.

2) Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek

untuk membantu siswa.

3) Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk

mendistribusikan konten dan metode belajar.

4) Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur

(synchronous) ataupun secara individu (asynchoronous).

5) Membangun wawasandengan teknik baru yang di hubungkan

dengan tujuan belajar.

46
Asep dwi purwoto ‘pengembangan web pembelajaran fisika sebagai media pembelajaran mata
kuliah fisika kuantum’ (2017) h.21-22
Dari fitur-fitur yang telah di sebutkan diatas dapat diketahui bahwa e-

learning memiliki fitur-fitur yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.47

d. Manfaat E-Learning

Kemajuan penggunaan e-learning di motivasi oleh kelebihan dan

keuntungannya. Kita perlu melihat kelebihan yang ditawarkan e-learning yakni

biaya, fleksibilitas waktu, fleksibilitas tempat, fleksibilitas kecepatan

pembelajaran, standarisasi pengajaran, efektivitas pengajaran, kecepatan

distribusi, ketersediaan on-demand, dan otomatisasi administrasi.

Jadi dapat diketahui manfaat e-learning adalah mempermudah

pembelajaran antara tenaga pendidik dan pesertan didik. Juga dipergunakan di

perguruan tinggi sebagai metode mengajar.48

e. Pengembangan E-Learning

Terdapat tiga konsep pengembangan e-learning , yaitu :

1) Web course

Web Course merupakan penggunaan internet untuk krpeluan

pendidikan. Dengan demikian, bahan ajar, diskusi, konsultasi,

penugasan, latihan, dan ujian disamoaikan melalui internet (tidak tatap

muka) dalam pembelajaran. Misalnya dalam pendidikan jarak jauh

(distance learning).

2) Web Centric Course

47
Ibid
48
Rihal hadi maulana ‘pengembangan website mata kuliah fisika sekolah sebagai media
pembelajaran mahasiswa’ (2018) h 39
Web centric memnerikan tekanan pada bahan ajar, diskusi,

konsultasi, penugasan, dan latihan melalui internet. Ada pembelajaran

tatap muka, namun persentasenya sangat kecil.

3) Web Enhanced Course

Web enhanced coursev merupakan penggunan internet untuk

keperluan pembelajaran yang hanya mendukung kegiatan

pembelajaran secara tatap muka. Dengan demikian, persentase

pembelajaran secara tatap muka lebih besar.49

5. Web Pembelajaran

a. Pengertian

World Wide Web atau WWW atau juga dikenal dengan

website adalah halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet

sehingga bisa diakses dimana pun selama terkoneksi dalam jaringan

internet. Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-

halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi yang terdiri dari

teks, gambar, suara, animasi, dan gabungan dari semua itu yang saling

terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan jaringan

halaman (hyperlink).50

49
Ricky firmansyah, iis saidah, loc.cit
50
Dewa Gede Hendra Divayana, P. Wayan Arta Suyasa, Nyoman Sugihartini “pengembangan
berupa media pembelajaran berbasis web untuk matakuliah kurukulum dan pengajaran di
jurusan pendidikan teknik informatika Universitas Pendidikan Ganesha” (2016) h.151
Menurut Zulkardi, web atau website merupakan sumber daya internet

yang digunakan untuk memperoleh informasi yang berjalan dengan

protocol atau disebut dengan HTTP (Hyper Text Transfer Protocol).51

b. Website Pembelajaran

Pembelajaran berbasis web yang sering disebut Web Based Education

(WBE) dapat di definisikan sebagai aplikasi teknologi web

pembelajarandalam dunia pendidikan, setiap pelajaran yangb

memanfaatkan teknologi internet, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai

pembelajaran berbasis web.52

Pembelajaran berbasis web yang lainnya adalah Web Based Learning

(WBL) adalah pembelajaran yang berhubungan denganmateri ajar yang

disajikan melalui web browser(seperti internet explore, mozila firefox,

dan lain-lain).53 Web based learning sering disebut juga daring learning

yang merupakan suatu sistem atau proses untuk melaksanakan kegiatan

belajar mengajar jarak jauh melalui aplikasi web dan jaringan internet.

Beberapa kelebihan dari pemanfaatan internet untuk WBL, yaitu:

a. Kelas tidak membutukan bentuk fisik, semuanya dapat di dibangun

melalui aplikasi internet.

b. Melalui internet lembaga pendidikan akan dapat lebih fokus pada

program penyelenggaraan pendidikan/ latihan.

51
Asep dwi purwoto ‘pengembangan web pembelajaran fisika sebagai media pembelajaran mata
kuliah fisika kuantum’ (2017) h.24
52
Rika Septiani ‘pengembangan web pembelajaran fisika sebagai sumplemen mata kuliah
elektronika dasar 1’ (2018)h.25-26
53
Ricky firmansyah, iis saidah ‘ perancangan web based learning sebagai media pembelajaran
berbasis ict’ (2016) h.178
c. Program Web based learning dapat dilaksanakan dan di update secara

cepat.

d. Dapat diciptakan intrraksi yang bersifat real time (chatting, video

conference) maupun non real time (e-mail, bulletin, board, mailing

list).

e. Dapat mengakomodasikan keseluruhan proses pembelajaran, mulai

dari registrasi, penyampaian materi, diskusi, evaluasi, dan juga

transaksi.

f. Dapat diakses dari local mana saja yang bersifat global.

g. Materi dapat dirancang secara multimedia dan dinamis.

h. Siswa dapat terhubung ke berbagai perpustakaan maya diseluruh dunia

dan menjadikannya sebagai media penelitian dalam meningkatkan

pemahaman dan bahan ajar.

i. Guru dapat secara cepat menambah refresnsi bahann ajar yang bersifat

studi kasus, tren industry, dan proyeksi teknologi ke depan melalui

berbagai sumber untuk menambah wawasan peserta terhadap bahan

ajar.54

C. Penelitian Yang Relevan

sebelum penelitian ini dilakukan, sudah ada beberapa peneliti yang

melakukan penelitian-penelitian terkait web pembelajaran yang di terapkan

disekolah. Asep Dwi Purwoto dengan hasil penelitian dan pengembangan

verupa web pembelajaran fisika sebagai media pembelajaran mata kuliah fisika

54
Rihal hadi maulana ‘pengembangan website mata kuliah fisika sekolah sebagai media
pembelajaran mahasiswa’ (2018) h 40-41
kuantum.55 Rihal Hadi Maulana dengan hasil penelitian dan pengembangan

berupa website mata kuliah fisika sekolah sebagai media pembelajaran

mahasiswa.56 Rika Septiani dengan hasil penelitian dan pengembangan berupa

web pembelajaran sebagai suplemen mata kuliah elektronika dasar 1.57 Dewa

Gede Hendra Divayana, P. Wayan Arta Suyasa, Nyoman Sugihartini dengan

hasil penelitian dan pengembangan berupa media pembelajaran berbasis web

untuk matakuliah kurukulum dan pengajaran di jurusan pendidikan teknik

informatika Universitas Pendidikan Ganesha.58 A.Doyan , IK.Y .Sukmantara

dengan hasil penelitian berupa pengembangan web intranet fisika untuk

meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa

SMK.59 Agung Nugroho, Sumaryo Soenarto dengan hasil penelitian berupa

pengembangan website interaktif sebagai computer- mediated communication

untuk pembelajaran jaringan computer.60 Fauzi Bakri, Bety Zelda Siahaan, A.

Handjoko Permana dengan hasil penelitian berupa rancangan Website

pembelajarn terintegrasi dengan modul digital fisika menggunakan 3D pageflip

55
Asep dwi purwoto ‘pengembangan web pembelajaran fisika sebagai media pembelajaran
mata kuliah fisika kuantum’ (2017)
56
Rihal hadi maulana ‘pengembangan website mata kuliah fisika sekolah sebagai media
pembelajaran mahasiswa’ (2018)
57
Rika Septiani ‘pengembangan web pembelajaran fisika sebagai sumplemen mata kuliah
elektronika dasar 1’ (2018)
58
Dewa Gede Hendra Divayana, P. Wayan Arta Suyasa, Nyoman Sugihartini dengan hasil
penelitian dan pengembangan berupa media pembelajaran berbasis web untuk matakuliah
kurukulum dan pengajaran di jurusan pendidikan teknik informatika Universitas Pendidikan
Ganesha (2016)
59
A.Doyan , IK.Y .Sukmantara dengan hasil penelitian berupa pengembangan web intranet fisika
untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMK
60
Agung Nugroho, Sumaryo Soenarto dengan hasil penelitian berupa pengembangan website
interaktif sebagai computer- mediated communication untuk pembelajaran jaringan computer
professional.61 Denny Rachmadi dengan hasil penelitian berupa rekayasa

media pembeljaran fisika berbasis website untuk siswa kelas X SMA Negeri 1

Gubug pokok bahasan gerak lurus.62 Yulhendri dengan hasil penelitian berupa

Flipped Learning berbasis web pada pembelajaran di Universitas Negeri

Padang.63 Ardiyan Asyhari, Rahma Diani dengan hasil penelitian berupa

pembelajaan fisika berbasis web enhanced course : mengembangkan web-logs

pembelajaran fisika dasar 1.64 Ricky Firmansyah, Iis Saidah dengan hasil

penelitian berupa perancangan web based learning sebagai media pembelajaran

berbasis ICT.65 Wihda Nadia Silcha, Nur Mukminatien, Francisca Maria Ivone

dengan hasil penelitian berupa developing a web- based argmentative writing

media for students of English department.66

Rencana yang peneliti lakukan pada penelitian dan pengembangan ini

adalah website yang akan diterapkan pada mata kuliah micro teaching tahun

2019, website pembelajaran ini akan berisi tentang sarana pra-sarana yang akan

membatu mahasiswa dalam menyiapkan pembelajaran microteaching. Website

pembelajaran ini juga terintegrasikan dengan website yang dimiliki oleh pihak

61
Fauzi Bakri, Bety Zelda Siahaan, A. Handjoko Permana dengan hasil penelitian berupa
rancangan Website pembelajarn terintegrasi dengan modul digital fisika menggunakan 3D
pageflip professional. (2016)
62
Denny Rachmadi dengan hasil penelitian berupa rekayasa media pembeljaran fisika berbasis
website untuk siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug pokok bahasan gerak lurus.
63
Yulhendri dengan hasil penelitian berupa Flipped Learning berbasis web pada pembelajaran di
Universitas Negeri Padang (
64
Ardiyan Asyhari, Rahma Diani dengan hasil penelitian berupa pembelajaan fisika berbasis web
enhanced course : mengembangkan web-logs pembelajaran fisika dasar 1 (2017)
65
Riki firmansyah, Iis Sidah “perancangan web based learning sebagai media pembelajaran
berbasis ICT” (2016)
66
Wihda Nadia Silcha, Nur Mukminatien, Francisca Maria Ivone dengan hasil penelitian berupa
developing a web- based argmentative writing media for students of English department (2016)
universitas dan jurusan sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan

oleh mahasiswa.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di Universitas Islam Negeri

Raden Intan Lampung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

Pendidikan Fisika. Adapun waktu penelitian dan pengembangan ini dilakukam

pada bulan juli tahun 2020

B. Karakteristik Sasaran Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan terhadap mahasiswa semsester

VI Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di

UniversitasnIslam Negeri Raden Intan Lampung.

Pada tanggal 26 Oktober 1968 berdirilah Universitas Islam Negeri (UIN)

Raden Intan Lampung dengan No. SK. Menteri Agama Republik No. 187/168.

Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung berlokasi di Jl. Letkol

H. Endro Suratmin, Sukarame- Bandar Lampung dengan Kode Pos 35131.

Kepemimpinan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung saat ini

adalah Bapak Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag. di Universitas Islam Negeri (UIN)

Raden Intan Lampung terdapat lima fakultas, antara lain : Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan, Fakultas Dakwah, dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Syariah dan

Hukum, Fakultas Ushuludin, dan Fakultas Eknomi dan Bisnis Islam. Program

Studi Pendidikan Fisika terdapat pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dengan
jumlah mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan kurang lebih sekitar 2400

mahasiswa.

C. Pendekatan dan Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan

pengembangan (Research and Development). Research and Development

merupakan suatu proses pengembangan prosuk atau perangkat pendidikan yang

dilakukan melalui serangkaian riset yang menggunakan berbagai metode dalam

suatu siklus yang melewati berbagai tahapan. Research and Development juga

di artikan sebgai metode penelitian yang di gunakan produk tertentu dengan

menguji keefektifan produk tersebut. Model penelitian yang digunakan adalah

penelitian dan pengembangan Borg and Gall yang diadopsi oleh Prof. Dr.

Sugiyono.67

Model penelitian dan pengembangan yang secara khusus dikembangkan

dalam bidang pendidikan adalah model penelitian dan pengembangan menurut

Borg and Gall, yang disebut juga sebagai model sepuluh langkah yakni sebagai

berikut :

67
Rihal hadi maulana ‘pengembangan website mata kuliah fisika sekolah sebagai media
pembelajaran mahasiswa’ (2018) h 47
Potensi Pengumpulan Desain Validasi
dan informasi Produk Desain
Masalah

Uji coba Revisi Uji coba Revisi


pemakaian produk produk Desain

Revisi Produksi
Produk Massal

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg and

Gall

D. Langkah-langkah Pengembangan Media

Model penelitian yang digunakan adalah model research and development

(R&D) yang dikembangkan oleh Borg and Gall yang dikenal dengan model

sepuluh langkah, kemudian diadopsi oleh Prof. Dr. Sugiyono. Terdapat

berbagai tahapanpada penelitian tersebut meliputi potensi dan masalah,

pengumpulan informasi, desain produk, uji coba pemakaian, revisi produk, uji

coba produk, revisi produk pemakaian, dan yang terakhir adalah produksi

massal.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, pengembangan website

mata kuliah microteaching sebagai media pembelajaran program studi

pendidikan fisika tahun 2019 mengacu pada model penemlitian yang


dikembangkan oleh Borg and Gall yang kemudian diadopsi oleh Prof. Dr.

Sugiyono. Akan tetapi peneliti membatasi hanya sampai ke langkah ke tujuh.

Adapun ke tujuh langkah itu adalaj potensi dan masalah, pengumpilan

informasi, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, dan

revisi produk.68

68
Ibid h 48
Pra Penelitian Angket

Wawancara Kuesioner Potensi dan


Dosen mahasiswa Masalah

Website Mata Kuliah Microteaching

Buku Jurnal Internet

Teori dan Penelitian Cara Desain


Referensi yang Relevan dan Pengumpulan
Pengoprasian Informasi

Website Mata Kuliah Microteaching

Mendesain Web Mengumpulkan Isi Desain Produk

Ahli Media Ahli Materi

Angket Validasi Validasi


Desain

Valid Tidak Valid

Revisi Ahli Media Revisi Ahli Materi


Revisi desain
Valid

Uji Coba Terbatas


Uji Coba
Angket Respon Mahasiawa Produk

Revisi Website Mata Kuliah Microteaching Sebagai Media Revisi


Pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika Produk
Gambar 3.2 alur tahapan dan pengemabngan website mata kuliah

microteaching sebagai media pembelajaran program studi pendidikan fisika.

Langkah-langkah Pembuatan Web Pembelajaran Fisika:

1. Memilih platform website

2. Membuat alamat website melalui domain dan hosting ( memilih nama

domain dan hosting).

3. Setelah memilih domain dan hosting menginstal aplikasi wordpress.

• Masuk ke hosting account.

• Klik control panel

• Klik softaculous APSS INSTALLER kemudian klik tombol

wordpress.

• Klik install lalu hapus kata wp.

• Klik tombol install, proses instalasi akan muali berjalan.

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan merupakan langkah awal untuk menemukan

gambaran secara mendetail tentang proses penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti untuk dapat memecahkan suatu permasalahan.69

Peneliti melakukan langkah awal penelitian atau pra penelitian dengan tiga

hal yakni observasi, angket kuesioner, dan wawancara yang dilakukan terhadap

mahasiswa dan dosen program studi pendidikan fisika. Peneliti mengambil

69
Rihal hadi maulana ‘pengembangan website mata kuliah fisika sekolah sebagai media
pembelajaran mahasiswa’ (2018) h. 51
responden dari mahasiswa semester VI dengan angket kuesioner yang

berisikan pertanyaan-pertanyaan seputar mata kuliah microteaching.

Berdasarkan hasil dari observasi tersebut peneliti menemukan suatu

permasalahan yakni pada mata kuliah microteaching belum maksimal dalam

penggunaan media pembelajaran.

Setelah dilakukan observasi, peneliti melakukan pra penelitian terhadap

mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian terhadap mahasiswa dengan

menggunakan angket kuesioner pada program studi pendidikan fisika dalam

pembelajaran dikelas, terutama pada mata kuliah microteaching, diperlukan

suntikan dan imunisasi baru dalam pembelajarannya. Media pembelajaran e-

learning adalah salah satu inovasi yang disajikan untuk mempermudah mereka

dalam belajar, mempercepat pemahaman dalam belajar microteaching, dan

dengan adanya website ini mereka dapat belajar tentang microteaching

dimanapun dan kapanpun.70

Adapun hasil angket wawancara dengan salah satu dosen program studi

pendidikan fisika UIN Raden Intan Lampung sangat mendukung dengan

adanya penelitian dan pengembangan media pembelajaran terutama berbasis

web, karena melihatb di era pandemic seperti ini di tuntut untuk pembelajaran

secara online. Di program studi pendidikan fisika sendiri sudah ada beberapa

pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran berbasis website, hal ini

bisa menjadikan program studi pendidikan fisika semakin maju karena

70
Angket Kuesioner mahasiswa (2020)
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang dalam hal ini adalah

e-learning berbasis website. 71

2. Analisis Kebutuhan

Peneliti menganalisis kebutuhan yang ada dan ditemukan dilapangan

melalui pra penelitian dengan menggunakan angket kuesioner terhadap

mahasiswa dan wawancara terhadap dosen Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung, di temukan beberapa kebutuhan.

Peneliti menganalisis kebutuhan yang ada dan ditemukan dilapangan

melalui pra penelitian dengan wawancara terhadap dosen Program Studi

Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Raden Intan Lampung, ditemukan beberapa kebutuhan yang dianggap penting

dan perlu untuk peneliti jadikan latar belakang diadakannya penelitian ini.

Hasil anaslisis kebutuhan berdasarkan wawancara yang telah didapatkan yakni

: perlunya inovasi media pembelajaran yang dapat memudahkan proses

pembelajaran pada saat ini yang banyak dituntut dengan pembelajaran berbasis

online dan itu juga baik bagi dosen sebagai pengajar dan juga mahasiswa yang

belajar.

3. Rancangan Media

Produk yang dihasilkan pada penelitian dan pengembangan ini berupa

website mata kuliah microteaching. Peneliti melakukan pembuatan desain

71
Angket wawancara dosen
terkait yang akan dikembangkan yaitu berupa website mata kuliah

microteaching sebagai media pembelajaran Program Studi Pendidikan Fisika

yang diperuntukan untuk mahasiswa. Adapun rancangan website mata kuliah

microteaching yang ditujukan kepada bagan di bawah ini :


4. Validasi, Evaluasi, Revisi Media

a. Validasi produk

Validasi produk merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan

untuk melihat apakah rancangan produk yang dikembangkan sudah

akurat dan dapat digunakan. Validasi produk tersebut dilakukan dengan

cara menghadirkan beberapa dosen atau tenaga ahli yang telah

berpengalaman pada bidangnya untuk menilai produk baru ataupun

pengembangan dari produk lama.72

Validasi produk Website Mata Kuliah Microteaching terdiri dari dua

ahli, yaitu :

1. Validasi Ahli Materi

Validasi ahli materi dilakukan untuk mengetahui pendapat

para validator dari setiap aspek pada materi yang disajikan

yang meliputi aspek isi, penyajian, kabahasaan, dan

kontekstual.

2. Validasi Ahli Media

Validasi ahli media bertujuan untuk mengetahui pendapat

para validator dari setiap aspek pada media yang

dikembangkan yang meliputi aspek komunikasi visual dan

rekayasa perangkat lunak.

72
Rihal hadi maulana ‘pengembangan website mata kuliah fisika sekolah sebagai media
pembelajaran mahasiswa’ (2018)h. 54-55
b. Evaluasi

Evaluasi produk ini dilakukan setelah pembuatan awal produk,

kemudian dilakukan validasi dan evaluasi baik itu berkenaan dengan

kekurangan produk, kelebihan produk, ataupun yang lainnya.

c. Revisi Produk

Revisi produk merupakan proses perbaikan suatu produk menjadi

lebih baik lagi setelah divalidasi dan dievaluasi oleh para ahli ataupun

yang memvalidasi produk tersebut. Revisi ini memiliki tujuan untuk

memperbaiki segala bentuk kekurangan, masukan, atau bahkan bisa

terjadi pergantian produk, jika produk tersebut kurang baik.

5. Implementasi Media

a. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah instrument

angket kuesioner terhadap mahasiswa dan juga wawancara terhadap

dosen Program Studi Pendidikan Fisika. Serta observasi yang terkait hal-

hal menunjang dan dibutuhkan dalam penelitisn ini.

Berikut ini teknik pengumpulan data angket kuesioner mahasiswa

yang di isi oleh 49 mahasiswa Fisika di Jurusan Pendidikan Fisika

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang hasil data

angketnya dijadikan sebuah latar belakang masalah oleh peneliti. Adapun

kisi-kisi angket kuesioner mahasiswa adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Kisi-Kisi Angket Kuesioner Mahasiswa

No Variabel Indikator Sub Indikator No Soal

1 ICT - Penggunaan ICT 1.2

(Information

Communication

and Technology)

2 Perangkat Media Penggunaan Media 3

Pembelajaran Pembelajaran

Alat Peraga 4

Bahan Ajar 5

E-Learning 6,7,8,9,10

Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah dengan menggunakan

angket wawancara terhadap salah satu Dosen Program Studi Pendidikan

Fisika Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Peneliti

melakukan wawancara terhadap dosen fisika yang hasilnya ditulis pada

lembar wawancara terhadap dosen. Wawancara ini dilakukan untuk

mengetahui respon dosen terhadap penelitian yang dilakukan yakni

mengembangkan website sebagai media pembelajaran. Adapun kisi-kisi

angket wawancara dosen seperti yang disajikan pada table 3.2 berikut :
TABEL 3.2

Kisi- Kisi Wawancara Pra Penelitian

No Variable Indikator Sub Indikator No Soal

1 Pembelajaran Bahan ajar Bahan ajar 1

berbasis web

Materi ajar Materi 2

Media pembelajaran Alat 3,4

Media pembelajaran E-learning 5,6

berbasis web

b. Analisis Data

Analisis data ini dilakukan setelah mendapatkan hasil data dari pra

penelitian dengan menggunakan observasi dan instrument angket

kuesioner terhadap mahasiswa dan juga wawancara terhadap dosen

Program Studi Pendidikan Fisika. Intrumen yang dapat dijadikan

sebagai bahan untuk mengolah ataupun menganalisis suatu data, sangat

bergantung pada jenis data itu sendiri.

Jenis data yang digunakan pada tahap validasi ahli materi, ahli

media, dan respon mahasiswa berupa data kualitatif yang diolah secara

kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka dan data

kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, atau gambar.

Pengumpulan dilakukan melalui kualitatif kemudian di konversikan ke


data kuantitatif berupa angka yang diperoleh dari angket validasi penilai

produk pengembangan yang disusun dengan menggunakan skala

penskoran yang hasilnya merupakan data kualitatif.73

1. Analisis Hasil Kuesioner Pra Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner pra penelitian akan

dianalisis secara deskriptif kualitatif. Masalah akan kebutuhan

media pembeajaran diketahui melalui pra penelitian tersebut.

Kuesioner yang dibagikan berupa tanggapan mahasiswa tentang

penerapan website pada mata kuliah microteaching.

Kuesioner pada penelitian ini dianalisis menggunakan skla

menurut likert yaitu menggunakan skala sangat positif hingga

sangat negatif dengan pedoman analisa penilaian yang

dikembangkan terhadap suatu objek psikologis, yamg disajikan

pada table 3.3 berikut :

73
Ibid h 57-58
Tabel 3.3

Skor Pernyataan Positif dan Negatif74

No Skor Pernyataan Pernyataan Skor Pernyataan

Positif Negatif

1 5 Selalu 1

2 4 Sering 2

3 3 Kadang- kadang 3

4 2 Jarang 4

5 1 Tidak pernah 5

Kemudian kuesioner dianalisis dengan merata- ratakan skor

penilaian. Persentase rata-rata tiap pernyataan dihitung

menggunakan rumus :

𝑆
%S = x100%
𝑆𝑚

Keterangan :

SS = Skor rata-rata

Sm = Skor maksimal 75

74
Ibid h 59
75
Ardiyan Asyhari, Rahma Diani dengan hasil penelitian berupa pembelajaan fisika berbasis web
enhanced course : mengembangkan web-logs pembelajaran fisika dasar 1 (2017) h.3
Berdasarkan persamaan diatas, maka dapat disusun table

interpretasi skor penilaian yang disajikan pada table 3.4 berikut :

Tabel 3.4

Skala Interpretasi Kriteria76

Interval Kriteria

0%-20% Sangat kurang baik

21%-40% Kurang baik

41%-60% Cukup baik

61%-80% Baik

81%-100% Sangat baik

Berdasarkan hasilm analisi kuesioner tersebut, maka dapat

diketahui permasalahan pada media pembelajaran antara lain yaitu

mahasiswa jarang mendapatkan pelajaran berbasis website pada

mata kuliah microteaching, bahkan ada yang belum pernah

mendapatkan pembelajaran berbasis website. Dengan adanya

media pembelajaran berbasis website maka akan mempermudah

mahasiswa dalam belajar yang lebih mandiri dan mengefisiensikan

waktu serta mempermudah mahasiswa dengan adanya media

pembelajaran yang baru.

76
Ibid
2. Analisis Hasil Wawancara Pra Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu dosen fisika

diperoleh informasi bahwa pembelajaran microteaching harus

menggunakan pembelajaran berbasis website, karena melihat di era

pandemi seperti ini dituntut untuk melakukan pembelajaran secara

online. Selain itu penggunaan website mata kuliah microteaching

ini juga mempermudah mahasiswa untuk belajar yang lebih

mandiri.

3. Analisis Hasil Instrumen Validasi Ahli

Setelah diperleh data dari hasil validasi oleh validatpr, maka

tahap selanjutnya adalah peneliti akan menganalisis data tersebut.

Skor dari setiap pernyataan untuk seluruh hasil validasi oleh

validator di rata-ratakan dan dinyatakan dalam bentuk persamaan :

𝑆
%S = x100%
𝑆𝑚

Keterangan :

SS = Skor rata-rata

Sm = Skor maksimal

Untuk menginterpretasikan persentase hasil validasi ahli, maka

digunakan kriteria penilaian yang disajikan pada table 3.5 berikut :


Tabel 3.5

Interpretasi Skor Penilaian Hasil Validasi77

Interval Kriteria

81%-100 Sangat baik

61%-80% Baik

41%-60% Cukup baik

21%-40% Kurang baik

0%-20% Sangat kurang baik

Setelah diperoleh data dari hasil uji coba produk, maka tahap

selanjutnya adalah peneliti akan menganalisis data tersebut. Skor

dari setiap pernyataan untuk seluruh hasil uji coba produk di rata-

ratakan dan dinyatakan dalam bentuk persentase dengan

menggunakan persamaan :

𝑆
%S = 𝑆 x100%
𝑚

Keterangan :

SS = Skor rata-rata

Sm = Skor maksimal78

77
ibid
78
ibid
Untuk menginterpretasikan persentase hasil uji coba produk,

maka digunakan kriteria penilaian yang disajikan pada table 3.6

berikut :

Tabel 3.6

Interpretasi Skor Penilaian Uji Coba Produk79

Interval Kriteria

81%-100% Sangat baik

61%-80% Baik

41%-60% Cukup baik

21%-40% Kurang baik

0%-20% Sangat kurang baik

Hasil analisis instrument validasi oleh validator dan penilaian

respon mahasiswa digunakan untuk mengetahui kelayakan dari

website mata kuliah microteaching yang dikembangkan. Jika hasil

validasi dan penilaian menunjukkan persentase kurang dari 61%

maka produk tersebut akan direvisi atau diperbaiaki sesuai saran

dan masukan. Jika hasil menunjukkan lebih dari 61% maka produk

dikatakan akurat digunakan dalam pembelajaran.

79
Rihal hadi maulana ‘pengembangan website mata kuliah fisika sekolah sebagai media
pembelajaran mahasiswa’ (2018) h.62

Anda mungkin juga menyukai