Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL

JUDUL
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS DARING
BAGI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MAKASSAR

OLEH:
IRFAN MANSUR
1721042008
AULIA FAHIRA
1721042024

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kami ke hadirat ALLAH SWT,

atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal penelitian dengan judul “Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran

Berbasis Daring Bagi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Makassar” dengan tepat

waktu.

Salah satu tujuan penulis dalam menulis proposal penelitian ini sebagai

syarat kelengkapan mata kuliah penelitian pendidikan dan bentuk upaya

pemikiran tindakan preventif yang harus dilakukan untuk meningkatkan kulitas

pendidikan nasional tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis daring bagi siswa

smk di Makassar. Proposal yang penulis buat ini berdasarkan data yang valid yang

telah dikumpulkan dalam berbagai metode.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada beberapa pihak yang ikut

mendukung proses pembuatan proposal penelitian ini hingga selesai.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................4
D. Manfaat Penelitian................................................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................5

A. Kajian Teori..........................................................................................5
B. Kajian Penelitian Yang Relevan.........................................................12
C. Kerangka Fikir....................................................................................14

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................16

A. Jenis Penelitian....................................................................................16
B. Waktu Dan Tempat Penelitian............................................................17
C. Populasi Dan Sampel Penelitian.........................................................17
D. Variabel Penelitian..............................................................................17
E. Prosedur Penelitian..............................................................................19
F. Teknik Pengumpulan Data..................................................................19
G. Instrumen Penelitian............................................................................21
H. Teknik Analisis Data...........................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era industri 4.0, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

telah memiliki pengaruh yang besar terhadap proses pengajaran dan pembelajaran.

Kemudahan akses teknologi telah digunakan oleh para pengajar untuk

meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagai media dalam melakukan proses

pendidikan, teknologi informasi cukup membantu dalam proses belajar dan

mengajar, yang juga melibatkan pencarian referensi dan sumber informasi.

Teknologi digital pada era industri 4.0 dapat memberikan dampak buruk

bagi dunia pendidikan jika penggunaannya tidak tepat guna. Oleh karena itu,

Memahami prinsip dan faktor yang mempengaruhi efektivitas teknologi digital

dalam pembelajaran adalah sesuatu yang sangat penting bagi seorang pendidik

(Putrawangsa & Hasanah, 2018). Seorang pendidik dituntut untuk memiliki empat

kompetensi agar dapat menggunakan teknologi digitial dengan tepat guna.

Pertama, seorang pendidik harus memahami dan mampu menggunakan teknologi

digital serta penerapannya. Kedua, memiliki kompetensi kepemimpinan yang

mampu mengarahkan peserta didik memiliki pemahaman tentang teknologi.

Ketiga, mempunyai kemampuan memprediksi dengan tepat arah gejolak

perubahan dan langkah strategis menghadapinya. Keempat, mempunyai

kompetensi dalam mengendalikan diri dari segala gejolak perubahan, dan mampu

meenghadapinya dengan memunculkan ide, inovasi, serta kreativitas (Harto,

2018).

1
2

Sejalan dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi dan

komunikasi pada masa kini sehingga memunculkan salah satu metode alternatif

pembelajaran berbasis daring (online). Pembelajaran daring adalah pembelajaran

yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka melalui platform yang telah tersedia.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan pembelajaran yang telah

disiapkan secara elektronik, interaksi belajar daring dilakukan secara mandiri dan

dapat dilakukan kapan saja, dimana saja dan siapa saja. Pembelajaran daring ini

sesuai dengan kondisi saat ini yaitu peserta ajar dari proses pembelajaran

merupakan peserta didik dari generasi Z (Gunawan, 2018:341).

Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Tahun 2016, dengan

diberlakukannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak

Jauh (PJJ) pada Pendidikan Tinggi, bahwa PJJ dibentuk atas dasar pemerataan

pendidikan dan peningkatan kualifikasi pendidikan guru dalam rangka

menciptakan kualitas pendidikan nasional.

Uraian diatas menggambarkan bahwa pendidikan jarak jauh merupakan

salah satu konsep alternatif untuk menjawab kemajuan teknologi saat ini,

konsep ini terbukti bisa membantu proses pembelajaran lebih baik. Namun,

penerapan sistem pembelajaran jarak jauh memang tidak seefektif sistem

tatap muka. Pada pelaksanaan sistem pembelajaran daring memiliki

beberapa kendala, misalnya keterbatasan kuota, jaringan yang kurang

memadai, guru yang masih meraba dalam penggunaan teknologi, materi yang
3

disampaikan tidak sepenuhnya dipahami oleh siswa yang mengakibatkan

siswa kebingungan dalam menerima materi yang disampaikan guru.

Dari aspek permasalahan tersebut, kami melakukan penelitian ini untuk

mengetahui efektivitas pelaksanaan pembelajaran berbasis daring bagi siswa kelas

XI SMK Negeri 1 Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang membahas tentang

efektivitas pelaksanaan pembelajaran berbasis daring bagi siswa kelas XI SMK

Negeri 1 Makassar, sehingga memunculkan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pembelajaran berbasis daring bagi siswa kelas X SMK

Negeri 1 Makassar ?

2. Bagaimana efektivitas pelaksanaan pembelajaran berbasis daring bagi siswa

kelas X SMK Negeri 1 Makassar ?

3. Apa faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis

daring bagi siswa kelas X SMK Negeri 1 Makassar ?


4

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis daring bagi siswa kelas X SMK

Negeri 1 Makassar.

2. Mengetahui efektivitas pelaksanaan pembelajaran berbasis daring bagi siswa

kelas X SMK Negeri 1 Makassar.

3. Mengetahui faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran

berbasis daring bagi siswa kelas X SMK Negeri 1 Makassar.

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan serta ilmu

pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

2. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan saran untuk kemajuan

pendidikan di wilayah Makassar.

3. Sebagai bahan kajian yang dapat menambah wawasan mahasiswa jurusan

Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan tentang pelaksanaan pembelajaran

berbasis daring di wilayah Makassar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. SMK Negeri 1 Makassar

SMK Negeri 1 Makassar didirikan pada tanggal 1 Juli 1951 dengan nama

SMEA Negeri 1 Ujung Pandang, berdasarkan SK Menteri Pendidikan Pengajaran

dan Kebudayaan RI No. 184/B.II, Jakarta, 18 Juni 1951. SMK 1 adalah salah satu

dari lima buah SMEA yang dibuka di seluruh Indonesia, dan merupakan pertama

di Indonesia Timur, sesudah pengakuan Kedaulatan Negara Republik Indonesia

dan sesudah tercapainya negara kesatuan pada tanggal l7 Agustus 1950. Sebagai

sekolah pertama yang didirikan oleh pemerintah RI menurut gagasan yang baru

(gagasan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Wilopo), merupakan

sesuatu yang belum dikenal. Sekolah-sekolah negeri baik rendah maupun lanjutan

pertama dan atas, seluruhnya masih berdasarkan gagasan Negara Indonesia Timur

(NIT) dan Jepang. Tidak mengherankan bahwa lahirnya SMEA Negeri di Ujung

Pandang masih merupakan suatu “pilihan” bagi rakyat yang telah terbiasa

menerima modal pendidikan lama.

SMK Negeri 1 Makassar beralamat di Jalan Andi Mangerangi NO. 38,

Bongaya, Kec. Tamalate, Kota Makassar Prov. Sulawesi Selatan, sekolah tersebut

sudah terakreditasi A yang di memiliki tenaga pendidik ada 58 orang yang terdiri

dari PNS dan honorer, SMK Negeri satu memiliki siswa Laki-laki sebanyak 331

5
6

dan siswa perempuan terdiri dari 830 siswi, di sekolah ini juga memberlakukan

kurikulum K-13 Revisi.

2. Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimlementasikan rencana

yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai

secara optimal. Ini berarti, metode digunakan utuk merealisasikan strategi yang

telah ditetapkan.(Kamsinah, 2008)

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai

secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang

telah ditetapkan.(Andi Amirudin, 2016)

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun melalui unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Unsur-unsur yang ada dalam

pembelajaran biasa juga disebut komponen. Dari pengertian pembelajaran di atas

dikatakan bahwa unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi satu sama lain untuk

mencapai tujuan pembelajaran, artinya ada relevansi dari seluruh komponen

pembelajaran yang ada untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

(Sukardi & Rozi, 2019).

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa

beserta unsur yang ada di dalamnya. Kualitas pembelajaran yang baik, tentu akan

menghasilkan prestasi belajar yang baik pula. Guru mempunyai tanggung jawab
7

untuk mengembangkan tugas dan mengatasi segala permasalahan yang muncul.

Guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi strategi

pembelajaran. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan

tergantung pada guru dengan metode dan teknik pembelajaran.(Yunita, 2016)

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar),

fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi

mencapai tujuan pembelajaran.(Fakhrurrazi, 2018)

Metode pembelajaran dapat berarti alat yang merupakan perangkat atau

bagian dari suatu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran juga merupakan

suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan. (Kamsinah, 2008)

Sedangkan menurut Hamdayama (2016 : 95) dalam jurnal (Samiudin,

2016) bahwa factor-faktor yang harus diperhatikan oleh guru dalam memilih

metode pembelajaran, sebagai berikut:

a. Tujuan yang Hendak Dicapai

Tujuan ini hendaknya dijadikan patokan dalam memiliki dan menetapkan

efektivitas suatu metode mengajar. Apabila seorang guru menggunakan metode

mengajar yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran maka yang ia lakukan

bersifat sia-sia.

b. Keadaan Siswa

Guru hendaknya mampu memahami perkembangan psikologis, motorik,

maupun mental peserta didik, Seorang guru hendaknya tidak memaksakan satu
8

metode dalam kelas tertentu. Guru yang baik adalah seorang guru yang mampu

memahami keinginan peserta didik, serta mahir dalam membangkitkan motivasi

in-trinsik peserta didik. Jika tumbuh motivasi belajar yang tinggi dalam diri

peserta didik maka mereka akan senang dalam proses pembelajaran,

menghasilkan yang optimal dan memuaskan, serta tercapainya sejumlah standar

kompetensi yang ada dalam kurikulum.

c. Bahan Pengajaran

Guru harus mampu menguraikan bahan pengajaran ke dalam unsur-unsur

secara rinci dalam rencana pembelajarannya. Berdasarkan unsur tersebut, tampak

apakah bahan itu hanya berisi fakta dan kecakapan yang hanya membutuhkan

daya mental untuk menguasainya atau berisi keterampilan dan kebiasaan yang

membutuhkan penguasaan secara motoric.

d. Situasi Belajar Mengajar

Pengertian situasi belajar mencakup suasana dan keadaan kelas yang

berdekatan yang mungkin mengganggu jalannya proses belajar mengajar, keadaan

peserta didik seperti masih bersemangat atau sudah lelah dalam belajar, keadaan

cuaca cerah atau hujan, serta keadaan guru yang sudah lelah atau sedang

menghadapi berbagai masalah.

e. Fasilitas yang Tersedia

Secara garis besar, fasilitas sekolah dapat dibagi ke dalam dua bagian.

1) Fasilitas fisik, seperti ruang dan perlengkapan belajar di kelas, alat-alat

peraga pengajaran, buku teks pelajaran dan perpustakaan, tempat dan


9

perlengkapan berbagai praktikum, laboratorium, serta pusat-pusat

keterampilan, kesenian, keagamaan, dan olahraga dengan segala

perlengkapannya.

2) Fasilitas nonfisik, seperti kesempatan, biaya, berbagai aturan, serta

kebijaksanaan pimpinan sekolah.

f. Guru

Setiap guru memiliki kemampuan dalam menerjemahkan kurikulum dan

sejumlah kompetensi belajar yang berbeda-beda. Kemampuan ini tentunya

berkaitan erat dengan penggunaan metode belajar yang akan dipakai. Di samping

itu, seorang guru harus memiliki dedikasi yang tinggi dalam mengajar dan

mendidik para siswanya. Seorang guru harus bisa membaca kurikulum secara

cermat, memilih metode mengajar yang sesuai, mampu memahami keinginan

peserta didik, serta mempertimbangkan dengan sejumlah fasilitas yang ada. Guru

saat ini dituntut untuk terus belajar, mengenali, dan menguasai sejumlah metode

mengajar.

g. Kelebihan dan Kekurangan dari Tiap Metode

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya. Oleh sebab

itu, tidak bisa bagi seorang guru untuk membuat kesimpulan terhadap suatu

metode lebih baik atau lebih buruk, Tugas guru dalam menetapkan metode ialah

mengetahui dan mempertimbangkan batas-batas kelebihan dan kekurangan

metode yang akan digunakannya. Pengetahuan dan pemahaman seorang guru


10

dalam memilih suatu metode pembelajaran sangat penting sebelum memutuskan

metode mana yang akan dipakai.

3. Pembelajaran Daring

Revolusi industri terkini atau biasanya dikenal dengan sebutan revolusi

industri 4.0 merupakan revolusi industri yang sedang berjalan sampai dengan saat

ini dimana terdapat banyak pergeseran dari revolusi industri sebelumnya, pada

revolusi industri pertama dijelaskan bahwa tenaga manusia dan hewan memegang

peranan penting, sementara pada revolusi industri 4.0 revolusi internet atau IOT

(Internet Of Things) memegang peranan penting, saat ini internet bukan hanya

sekedar mesin pencari, namun dengan internet semua dapat terhubung dengan

cerdas, mulai dari penyimpanan awan (cloud), robotic serta berkembangnya

Artificial Intelligence (AI).

Berikut adalah perbedaan dari segi kelebihan dan kekurangan dari

pembelajaran tradisional dan E-Learning (Pangondian et al., 2019)

a. Kelebihan dan Kekurangan antara pembelajaran tradisional.(Pangondian et al.,

2019)

1. Kelebihan Pembelajaran Tradisional

a) Respon balik yang cepat

b) Sudah menjadi sesuatu yang familiar bagi pengajar dan murid

c) Memotivasi Pelajar

d) Penanaman jiwa sosialisasi dengan lingkungan sekitar

2. Kekurangan Pembelajaran Tradisional


11

a) Terlalu bergantung kepada pengajar

b) Terbatas oleh waktu dan lokasi

c) Semakin hari biaya pembelajaran semakin mahal

b. Kelebihan dan Kekurangan antara pembelajaran tradisional

1. Kelebihan E-Learning

a) Pembelajaran terpusat & melatih kemandirian

b) Waktu dan lokasi yang fleksibel

c) Biaya yang terjangkau untuk para peserta

d) Akses yang tidak terbatas dan perkembangan pengetahuan

2. Kekurangan E-Learning

a) Kurang cepatnya umpan balik yang dibutuhkan dalam proses belajar

mengajar

b) Pemgajar perlu waktu lebih lama untuk mempersiapkan diri

c) Terkadang membuat beberapa orang merasa tidak nyaman

d) Adanya kemungkinan muncul perilaku frustasi, kecemasan dan

kebingungan

Untuk menjadikan pembelajaran daring berjalan sukses maka kuncinya

adalah efektivitas, berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pembelajaran daring.(Pangondian et al., 2019)

a. Teknologi, secara khusus pengaturan jaringan harus memungkinkan untuk

terjadinya pertukaran sinkronisasi dan asinkronisasi; siswa harus memiliki

akses yang mudah (misalnya melalui akses jarak jauh); dan jaringan

seharusnya membutuhkan waktu minimal untuk pertukaran dokumen.


12

b. Karakteristik pengajar, pengajar memainkan peran sentral dalam efektivitas

pembelajaran secara daring, bukan sebuah teknologi yang penting tetapi

penerapan instruksional teknologi dari pengajar yang menentukan efek pada

pembelajaran, siswa yang hadir dalam kelas dengan instruktur yang memliki

sifat positif terhadap pendistribusian suatu pembelajaran dan memahami akan

sebuah teknologi akan cenderung menghasilkan suatu pembelajaran yang

lebih positif. Dalam lingkungan belajar konvensional siswa cenderung

terisolasi karena mereka tidak memiliki lingkungan khusus untuk berinteraksi

dengan pengajar.

c. Karakteristik siswa, Leidner mengungkapkan bahwa siswa yang tidak

memiliki keterampilan dasar dan disiplin diri yang tinggi dapat melakukan

pembelajaran yang lebih baik dengan metode yang disampaikan secara

konvensional, sedangkan siswa yang cerdas serta memiliki disiplin serta

kepercayaan diri yang tinggi akan mampu untuk melakukan pembelajaran

dengan metode daring.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

kehadiran sosial dalam pembelajaran daring dinilai sangat penting untuk

menghindari besarnya drop out pada pembelajar dikarenakan lingkungan belajar

yang didominasi dengan model berbasis teks dan kurang tersedianya simbol-

simbol komunikasi non-verbal dan informasi sosio-emosional seperti dalam kelas-

kelas tatap muka. Dari penelitian yang sudah dilakukan, hubungan sosial mampu

dihadirkan dalam pembelajaran kelas daring melalui sudut pandang pembelajar


13

yang sudah mengalami pembelajaran tersebut. Kehadiran sosial dilihat dari 3

aspek yaitu aspek keterhubungan, aspek pembelajaran, dan aspek social.(Tantri,

2018)

Program pembelajaran daring, pada prinsipnya dapat menumbuhkan

kemandirian belajar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya aktifitas pembelajaran

tanpa adanya pengawasan secara langsung, serta diharapkan pelajar dapat

memiliki jejaring yang lebih luas dalam memperoleh pengalaman

belajarnya(Dewi, 2017)

Model pembelajaran daring telah mampu meningkatkan penyerapan

pelajar terhadap materi pembelajaran, dengan peningkatan yang mencapai lebih

dari 81% dibandingkan dengan hanya menggunakan model pembelajaran tatap

muka. Berdasarkan hasil penelitian, siswa berpendapat bahwa model

pembelajaran daring telah memberikan pengalaman baru yang lebih menantang

dari pada model pembelajaran konvensional (tatap-muka). Tak terbatas waktu dan

tempat belajar memberikan siswa kebebasan untuk memilih saat yang tepat dalam

pembelajaran berdasarkan kepentingan mereka, sehingga kemampuan untuk

menyerap bahan pembelajaran menjadi lebih tinggi daripada belajar di dalam

kelas.(Kuntarto, 2017)

Model pembelalajaran daring yang di uji cobakan dalam skala kecil adalah

sangat valid dari pengguna, maupun bagi siswa. Model pembelajaran ini sangat

efektif untuk mahasiswa hal ini terbukti dari hasil uji coba skala kecil menunjukan
14

kefektifan mencapai 80%, tingkat keterterapan mencapai 84%, dan daya tarik

mencapai 82%.(Adhe, 2018)

Sistem pembelajaran daring memiliki kontribusi positif untuk menekan

disparitas kualitas pembelajaran yang ada di Indonesia. Beberapa indikasinya di

antaranya adalah 1) meminimalisir keterbatasan akses pendidikan tinggi yang

berkualitas, karena perguruan tinggi yang ada di daerah terpencil dapat mengakses

pendidikan tinggi berkualitas yang ada di kota-kota besar. 2) memutus

keterbatasan fasilitas yang selama ini dianggap sebagai salah satu kendala

rendahnya kualitas pendidikan tinggi. Sistem pembelajaran daring tidak

membutuhkan fasilitas yang super canggih dan mahal, cukup menggunakan PC,

notebook, tablet, ataupun smartphone, yang saat ini harganya cukup terjangkau

oleh masyarakat. 3) menghilangkan keterbatasan pemahaman terhadap materi

tertentu. Sistem pembelajaran daring memberikan pemahaman yang lebih

komprehensif dari pada sistem konvensional, karena materi ditampilkan secara

digital dan dalam bentuk animasi. 4) Sistem pembelajaran daring memberikan

akses yang luas terhadap sumber daya pendidikan, khususnya yang ada di

perguruan tinggi tekemuka. (Mustofa et al., 2019)

C. Kerangka Fikir

Pembalajaran secara E-Learning atau secara daring ini tidak akan

terhindarkan lagi pada masa era sekarang ini karena sebagaimana pada masa

industry 4.0 sekarang sangatlah tergantung dengan teknologi yang semakin

berkembang ini dan semakin canggih, dengan masuknya zaman yang semakin
15

canggih ini maka bukan tdk mungkin kebiasaan manusia yang dahulunya masih

konvensional akan di permudah dengan beberapa teknologi yang baru untuk

mendukung kegiatan manusia tersebut.

Dengan hadirnya teknologi yang semakin canggih ini maka bukan tidak

mungkin cara mendapatkan ilmu pengetahuan pun tdk harus dengan tatap muka

langsung atau dengan melalui ruangan kelas seperti yang biasanya, dengan

hadirnya pembelajaran daring ini maka pendidik dan peserta didik pun akan

dipermudah untuk mendapatkan ilmu dengan tidak harus berada di dalam kelas

dan bertatap muka langsung.

Dengan adanya penelitian ini kami bertujuan untuk melihat bagaimana

hasil dari metode pembelajaran daring ini dan sampai sejauh mana tingkat

evektifitas belajar siswa jika menggunakan metode pembelajaran daring ini

terutama pada SMK Negeri 1 Makassar dengan lebih tepaatnya pada kelas X.

Guru:Masih
Kondisi menggunakan metode Siswa:Hasil belajar
Awal pembelajaran tidak mengalami
konvensional peningkatan

Guru: Menggunakan
Tindakan metode pembelajaran
Daring

Diduga dengan melalui pembelajaran


Kondisi Daring, guru dapat meningkatkan
Akhir pengetahuan siswa kelas X pada SMK
Negeri 1 Makassar
16
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperiment. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas belajar berbasis daring sebagai media

pembelajaran di kelas X di SMK Negeri 1 Makassar.

Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus

melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi,

dan observasi(ZA, 2016)

Pengontrolan hanya dilakukan sesuai dengan kondisi yang ada, hal ini

dikarenakan dalam proses belajar mengajar siswa dapat berinteraksi satu sama

lain atau dengan lingkungannya. Dalam penelitian eksperimental sekurang -

kurangnya ada sebuah variabel yang dimanipulasi untuk diuji pengaruhnya

terhadap variabel terikat. Misalnya metode atau perlakuan tertentu yang terjadi

dalam proses pembelajaran. Perlakuan tertentu yang diuji pengaruhnya terhadap

variabel terikat disebut sebagai variabel bebas. Peneliti hanya sebatas melakukan

pengundian dalam menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(Shinta Kurnia Dewi, 2018)

17
18

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Makassar yang berlokasi diJalan

Andi Mangerangi NO. 38, Bongaya, Kec. Tamalate, Kota Makassar Prov.

Sulawesi Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2020

sampai dengan November 2020.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi Merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki

sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang untuk di teliti. Atau,

populasi adalah keseluruhan kelompok dari orang-orang, peristiwa atau barang-

barang yang diminati oleh peneliti untuk diteliti(Amirullah, 2015)

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian .Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMK

Negeri 1 Makassar .

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:117) sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Margono(2002:121) mengatakan bahwa sampel ialah

sebagai bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara

tertentu.(Shinta Kurnia Dewi, 2018)

D. Variabel Penelitian
19

Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik

yang oleh peneliti dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi dalam suatu

penelitian.(Dr. Harnavinsah, 2018)

Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai ciri khusus atau tertentu yang

menjadi sebuah obyek dalam penelitian serta memungkinkan untuk diobservasi

dan diukur(Shinta Kurnia Dewi, 2018). Masing – masing variabel memiliki ciri

dan sifat yang berbeda. Meskipun demikian masing – masing variabel memiliki

saling keterkaitan dengan proses pembelajaran.

Macam – macam variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi terjadinya

variabel terikat. Penelitian ini memiliki kelompok perlakuan sebagai variabel

bebas yaitu metode pembelajaran yang dibedakan menjadi dua macam yaitu

menggunakan E-learning sebagai media pembelajaran dan tidak menggunakan

Elearning sebagai media pembelajaran.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan sebuah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat berupa

prestasi mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (pada nilai

posttestnya).

3. Variabel kontrol
20

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh

faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan dalam penelitian

yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental. Variabel kontrol

pada penelitian ini berupa hasil pretest.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive

sampling adalah pengambilan sampel dengan tujuan. Teknik pengambilan sampel

ini digunakan apabila harus mempertimbangkan bahwa sampel tersebut harus dari

populasi tertentu, berdasarkan karakteristik yang telah diketahui peneliti. Karena

tujuan penelitian harus dicapai dari kegiatan penelitian tersebut dan apabila tidak

diambil mengakibatkan gagalnya penelitian (Shinta Kurnia Dewi, 2018)

Setelah dilakukan pengamatan ke SMK Negeri 1 Makassar , peneliti

akhirnya memilih teknik purosive sampling dengan kelas X sebagai sampelnya.

Hal ini dikarenakan siswa kelas X merupakan siswa yang lebih aktif, disiplin,

mudah diatur dan lebih rajin. Tentu saja hal ini akan memudahkan peneliti saat

melakukan penelitian nantinya

F. Teknik Pengumpulan Data

(Shinta Kurnia Dewi, 2018) menjelaskan bahwa alat evaluasi atau

pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua, antara lain tes dan non tes.

Berdasarkan kegunaannya tes dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu tes
21

diagnosis, tes formatif dan tes sumatif. Sedangkan non tes terdiri dari skala

bertingkat, daftar cek, kuisioner, pengamatan, wawancara dan riwayat hidup.

1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dapat

berbentuk tulisan, gambar atau karya seseorang (Sugiyono, 2008:240). Tujuan

dari dokumentasi ini adalah mencari data – data atau dokumen yang berkaitan

dengan penelitian ini. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

silabus mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

2. Metode Eksperimen

Pada kondisi awal kelompok eksperimen diberikan pretest yang nantinya

akan dijadikan sebagai dasar pembanding nilai posttest. Selanjutnya perlakuan

yang diberikan kepada kelompok eksperimen adalah memberikan pembelajaran

menggunakan E-learning sebagai media pembelajarannya, kemudian mengadakan

posttest untuk melihat hasil pembelajarannya. Pada kondiasi awal kelompok

kontrol juga diberikan pretest yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar

pembanding nilai posttest. Selanjutnya tidak diberikan perlakuan apapun atau

dengan hanya menggunakan metode konvensional saja, kemudian juga

mengadakan posttest untuk melihat hasil pembelajarannya. Di mana soal pretest

dan posttest yang diberikan kepada kelompok kontrol tersebut sama dengan sama

dengan soal pretest dan posttest yang diberikan kepada kelompok eksperimen.

Pengamatan serta pengambilan data pada penelitian ini nantinya akan dilakukan
22

sebanyak dua kali. Hal ini bertujuan untuk benar – benar mengetahui dan

membuktikan mengenai efektivitas E-learning sebagai media pembelajaran.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pada penelitian ini pelaksanaan uji

coba dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian sesungguhnya dan

hasilnya langsung dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. (Shinta Kurnia

Dewi, 2018)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data dalam

penelitian sehingga lebih mudah diolah.

Berikut adalah langkah - langkah menyusun instrumen:

a. Menetapkan variabel

Menetapkan sebuah obyek dalam penelitian yang memiliki ciri khusus

serta memungkinkan untuk diobservasi dan diukur.

b. Membuat definisi oprasional variabel

Menjelaskan definisi dari kata - kata kunci yang terdapat dalam judul

penelitian agar diperoleh kesamaan pengertian dan komunikasi ilmiah tanpa

menimbulkan bias dan salah pengertian.

d. Menyusun instrumen
23

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes pilihan

ganda. Soal tes disusun berdasarkan 9 komponen indikator pencapaian yang

terdapat pada silabus kelas X semester 2

e. Menguji cobakan instrumen

Tes dilakukan dua kali, tes pertama adalah tes awal (pretest) yang

digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan tes yang kedua adalah

tes akhir (posttest) yang digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil setelah

mendapatkan perlakuan (treatment) dari masing – masing kelompok yang berupa

nilai hasil tes.

H. Teknik Analisis Data

a. Modus (Mo)

Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai

yang sering banyak muncul dalam kelompok tersebut. Mo dihitung dengan rumus:

Mo=b+ p ( b 1+b 1b2 )


dimana:
Mo : modus
b : batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p : panjang kelas Mo
b1:frekuensi pada kelas Mo dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
sebelumnya
b2 : frekuensi pada kelas Mo dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya
b. Kategorisasi Nilai
24

Nilai tes siswa dalam penelitian ini mempunyai rentang 0 sampai 100.

Nilai tersebut dikelompokkan dalam lima kategori dengan cara membagi

distribusi data dengan 6 standar deviasi menjadi 5 kategori sebagai berikut:

1) Mi + 1,5 SDi sampai dengan Mi + 3,0 SDi = Sangat Tinggi

2) Mi + 0,5 SDi sampai dengan Mi + 1,5 SDi = Tinggi

3) Mi – 0,5 SDi sampai dengan Mi + 0,5 SDi = Sedang

4) Mi – 1,5 SDi sampai dengan Mi – 0,5 SDi = Rendah

5) Mi – 3,0 SDi sampai dengan Mi – 1,5 SDi = Sangat Rendah

dengan keterangan Mi = Rata-rata ideal dan SDi = Standar Deviasi Ideal. Rata-

rata

ideal = (nilai maksimum – nilai minimum)/2 = (100 – 0)/2 = 50. Standar deviasi

ideal = (nilai maksimum – nilai minimum)/6 = (100 – 0)/6 = 16,667.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data

penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Ada banyak cara

untuk menguji normalitas, salah satunya adalah dengan rumus Kolmogorov

Smirnov sampel tunggal (satu kelompok) sbb:

D=max |Fo ( x )−Sn ( x )|


25

dengan keterangan D = harga uji KS, Fo(x) adalah distribusi kumulatif teoretis

normal, Sn(x) adalah distribusi frekuensi kumulatif data yang diobservasi dengan

jumlah sampel sebesar N. Jika D hitung >= D tabel dengan taraf signifikansi 5%

dan ukuran sampel N atau p <= 0,05; maka data tidak normal. Sebaliknya jika

harga hitung < harga tabel dengan taraf signifikansi dan ukuran sampel yang sama

atau p > 0,05; maka data dikatakan normal.


DAFTAR PUSTAKA

SMKN 1 MAKASSAR.2019 .(https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/).


April.2019
Muzakkir, Restu W., Fitri A., Muhakkikin (2018). Pengembangan Perangkat
Model Blended Learning untuk Meningkatkan Efektivitas Penerapan
Pendidikan Jarak Jauh di SMKN 2 Gerung. Program Studi Teknologi
Pendidikan FIP IKIP Mataram.
Adhe, K. R. (2018). Model Pembelajaran Daring Matakuliah Kajian PAUD di
Jurusan PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya
Online Learning Model PAUD Study in PG PAUD Education Faculty of
Surabaya State University. JECCE (Journal of Early Childhood Care and
Education), 1413, 26–31.
Amirullah. (2015). Populasi dan Sampel (Pemahaman, Jenis dan Teknik). Metode
Penelitian Manajemen, 17(1993), 100–108.
https://doi.org/10.1007/BF00353157
Andi Amirudin, A. S. (2016). Indonesian Journal of History Education
Keragaman Media dan Metode Pembelajaran dalam Pembelajaran Sejarah.
Indonesian Journal of History Education, 4(2), 7–13.
Dewi, L. (2017). Designing Online Learning in Higher Education Institution:
Case Study in Curriculum and Instruction Course at Indonesia University Of
Education. Edutech, 16(2), 205–221.
Dr. Harnavinsah, A. (2018). Variabel-Variabel dalam Penelitian.
Fakhrurrazi, F. (2018). Hakikat Pembelajaran Yang Efektif. At-Tafkir, 11(1), 85.
https://doi.org/10.32505/at.v11i1.529
Kamsinah, K. (2008). Metode Dalam Proses Pembelajaran: Studi Tentang Ragam
Dan Implementasinya. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan, 11(1), 101–114. https://doi.org/10.24252/lp.2008v11n1a8
Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan
Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Journal Indonesian Language
Education and Literature, 3(1), 99–110.
http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/jeill/%0APEMBELAJARAN
Mustofa, M. I., Chodzirin, M., Sayekti, L., & Fauzan, R. (2019). Formulasi Model
Perkuliahan Daring Sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas Perguruan
Tinggi. Walisongo Journal of Information Technology, 1(2), 151.
https://doi.org/10.21580/wjit.2019.1.2.4067
Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho, E. (2019). Faktor - Faktor Yang
Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran Daring Dalam Revolusi Industri
4.0. Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS), 1(1), 56–

iv
v

60. https://www.prosiding.seminar-id.com/index.php/sainteks/article/view/
122
Samiudin. (2016). Peran Metode Untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran. Jurnal
Studi Islam, 11(2), 113–131.
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/pai/article/download/407/311/
Shinta Kurnia Dewi. (2018). EFEKTIVITAS E-LEARNING SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN TIK Diajukan Kepada Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Oleh : i.
Jurnal Prima Edukasia, 3(1), 13–18.
https://doi.org/10.1016/j.cell.2009.01.043
Sukardi, S., & Rozi, F. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Online Dilengkapi
Dengan Tutorial Terhadap Hasil Belajar. JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian Dan
Pembelajaran Informatika), 4(2), 97. https://doi.org/10.29100/jipi.v4i2.1066
Tantri, N. R. (2018). Kehadiran Sosial Dalam Pembelajaran Daring Berdasarkan
Sudut Pandang Pembelajar Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh. Jurnal
Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, 19(1), 19–30.
https://doi.org/10.33830/ptjj.v19i1.310.2018
Yunita, L. (2016). Efektifitas Problem Based Learning Berbantuan Edmodo
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika S t u d i P a d a S u h u D a n K
alorKelasXTeknikKendaraanRinganSMKTunasBa
n g s a W a n a r e j a. Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi
Industri Dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta,” 159–165.
ZA, T. (2016). Sekilas Tentang Desain Penelitian. Education Zone, July.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.13077.01764

Anda mungkin juga menyukai