Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala atas segala
karunia nikmat yang begitu besar sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
berarti. Kami bersyukur karena penyusunan tugas proposal penelitian ini dapat
Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya kami mengharap kritikan atau masukan dan saran
dari selaku dosen yang bersifat membangun. Demikian apa yang dapat kami
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................4
D. Manfaat Penelitian................................................................................4
A. Tinjauan Pustaka...................................................................................5
C. Kerangka Pikir......................................................................................11
D. Hipotesis Penelitian..............................................................................12
A. Jenis Penelitian.....................................................................................13
ii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
terdiri dari kota-kota besar dan pemukiman kumuh merupakan masalah yang
dihadapi oleh hampir semua kota – kota lainnya, serta kawasan ini merupakan
tidak layak dan tidak mampu membeli rumah yang layak. (Widyastuty & Jihan,
2018).
maju tentunya memiliki dampak di balik modernnya kota ini. Semakin maju
kotanya maka semakin banyak pula permasalahan yang muncul. Semakin tinggi
1
2
sekitarnya, ini terbukti dengan jumlah permukiman kumuh yang ada (Ramadhani,
2019). Masalah dalam permukiman kumuh perkotaan merupakan suatu hal yang
tidak mungkin dihindari dan merupakan hal yang pasti dialami setiap kota.
atau kegagalan masyarakat untuk bisa bersaing menjangkau dan memiliki segala
dilingkungan akan mendorong sikap masa bodoh, tidak peduli, tidak percaya diri
dan hanya mengandalkan bantuan pihak luar untuk mengatasi berbagai persoalan
yang dihadapi. Selain itu, faktor kondisi masyarakat yang terkait satu sama lain
dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah mengakibatkan mereka tidak
mampu dan tidak tahu bagaimana cara menjaga dan meningkatkan kualitas hidup
social ekonomi, dan budaya serta interaksinya dengan kota-kota lain dan daerah
nasib yang datang ke kota besar untuk mencari nafkah, tetapi tidak diiringi dengan
pendidikan dan keterampilan jadi hal itu mengakibatkan mereka terlantar dan
3
Padahal sarana dan prasarana di kawasan tersebut tidak layak huni dengan
keadaan lingkungan yang relatif kurang baik. Tindakan mereka inilah yang
banyak korupsi, tata kelola yang buruk, peraturan yang tidak akurat, dan tidak
perkotaan, perlu mendapat perhatian semua pihak. Ada hal penting yang harus
perkotaan. Kedua, dikhawatirkan daerah kumuh padat dan kemiskinan kota dapat
Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui strategi penanganan yang dilakukan
B. RUMUSAN MASALAH
4
C. TUJUAN PENELITIAN
Mengacu pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui :
D. MANFAAT PENELITIAN
BAB II
5
KAJIAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pemukiman Kumuh
Permukiman merupakan suatu kelompok rumah hunian pada suatu area atau
dapat berupa kelompok rumah, kampung, atau wilayah permukiman yang luas
(Ramadhani, 2019)
Permukiman kumuh adalah suatu kawasan dengan bentuk hunian yang tidak
berstruktur, tidak berpola (misalnya letak rumah dan jalan yang tidak beraturan,
tidak tersedianya fasilitas umum, prasarana dan sarana air bersih, MCK) bentuk
fisiknya tidak layak misalnya secara reguler tiap tahun sering terjadi banjir
minim yang menjadi akibat dari kemiskinan (widyastuty & jihan, 2018). Hampir
semua bagian dari kota makassar yang menunjukkan adanya permukiman kumuh,
padat dan tidak teratur sehingga dapat disebut sebagai kawasan kumuh.
adalah bagian atau wilayah perkotaan yang jorok, bangunan-bangunan yang tidak
memenuhi syarat dan didiami oleh orang-orang miskin, serta fasilitas tempat
pembuangan sampah dan fasilitas air bersih tidak memadai (Uar, 2016)
Kesenjangan upah yang besar antara desa dan kota menjadi faktor yang
Semakin kuatnya daya tarik kota ditambah dengan adanya berbagai keterbatasan
untuk mengadu nasib di perkotaan. Perkembangan kota yang pesat tersebut yang
berfungsi sebagai pusat kegiatan serta menyediakan layanan primer dan sekunder,
(Hariyanto, 2007).
dua yaitu konsep pencegahan dan konsep kualitas lingkungan. Adapun strategi
masyarakat.
Tamalate kota Makassar cukup efektif, karena dari delapan indikator terdapat
9
satu indikator yang kurang efektif yaitu ketepatan penentuan waktu, hal ini
dibuktikan bahwa meskipun penanganan selalu di atur oleh juknis dan juklak,
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa kondisi permukiman masih belum
memenuhi syarat termasuk pada bagian sarana air bersih, sarana jamban,
sarana tempat sampah. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut,
pada sarana air bersih masih ada 86,6% yang tidak memiliki kondisi
tidak memenuhi syarat, dan sarana pembuangan air limbah 18,6% tidak
penataan bangunan dan pemerataan jumlah penduduk, serta perlu adanya kerja
3. Penelitian yang dilakukan oleh Endah Harisun et. al (2019) Identifikasi dan
yang rata-rata tidak layak huni yang mengandalkan bangunan semi permanen
dengan posisi bangunan yang berada di atas genangan air laut yang sirkulasi
membuang sampah pada genangan air laut yang berada dibawah bangunan
air yang lama kelamaan jika tidak dibersihkan akan menyumbat saluran air
dan menyebabkan polusi udara maupun sarang penyakit. Dalam penelitian ini
Hasil dari penelitian ini adalah 28% yang memiliki ketidakteraturan, 85%
bangunan hunian yang memiliki luas lantai tidak sesuai standar, 22%
11
memiliki IMB dan 5% dengan status lahan milik. Untuk itu pemerintah perlu
C. KERANGKA PIKIR
kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memadai. Faktor
permasalahan utama adalah kondisi rumah tinggal yang tidak layak huni. Oleh
segi bangunan juga dipandang dari segi lingkungan hidupnya, dimana masih
banyak sampah yang berserakan yang ditimbulkan oleh masyarakat itu sendiri.
Gambar 1
Kerangka Pikir
D. HIPOTESIS PENELITIAN
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
yang menekankan sebuah proses dalam memperoleh data melalui kontak yang
demikian, peneliti dalam studi kualitatif ini harus mengikuti prosedur, metode,
dan teknik yang benar dalam mengumpulkan data, menganalisis data, dan
menginterpretasikannya
1. Tempat
13
14
lokasi ini karena Kecamatan Rappocini termasuk dalam kecamatan kumuh yang
2. Waktu
pemusatan pada kegiatan penelitian, atau dengan kata lain segala sesuatu menjadi
sasaran penelitian. Subjek penelitian adalah tempat dimana data untuk variable
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013). Instrument yang
digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah instrument pokok dan instrument
digunakan untuk merekan kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam
bentuk foto maupun video. Sedangkan untuk pulpen dan buku untuk mencatat
langkah penelitian, tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama
jika peneliti menggunakan metode yang rawan terhadap masuknya unsur subjektif
secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu
akan diteliti kemudian data-data yang terkumpul akan diolah dan dianalisis serta
Analisis data merupakan suatu upaya dalam menguraikan suatu masalah atau
fokus kajian menjadi bagian-bagian sehingga susunan dan tatanan bentuk sesuatu
yang diurai tersebut tampak dengan jelas terlihat dan mudah dicerna atau
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus hingga datanya mencapai titik jenuh. Berikut diuraikan beberapa tahapan
1. Reduksi Data
banyak dan kompleks. Mengingat data yang diperoleh di lapangan masih sangat
kompleks, masih kasar dan belum sistematis, maka peneliti perlu melakukan
2. Penyajian Data
data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam bentuk ikhtisar,
bagan, hubungan antar kategori, pola dan lain-lain sehingga mudah dipahami
pembaca. Data yang telah tersusun secara sistematis akan memudahkan pembaca
atau kategori.
3. Penarikan Kesimpulan
sementara sehingga bisa berubah setiap saat apabila tidak didukung oleh bukti-
bukti yang kuat. Kesimpulan hasil penelitian harus dapat memberikan jawaban
ilmu yang sebelumnya belum ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi tentang
suatu objek atau fenomena yang sebelumnya masih samar, setelah diteliti menjadi
Beddu, S., & Yahya, M. (2015). Penataan permukiman kumuh perkotaan berbasis
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/12704
https://doi.org/.1037//0033-2909.I26.1.78
ける 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title.
1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
17
18
Jalan Muharto Kel Jodipan Kec Blimbing, Kota Malang. The Indonesian
http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/admpublik/article/view/73
Supriyatno, B. (2020). The attitude and role of Bekasi City government in slum
242. https://doi.org/10.1080/10911359.2019.1676359
1–10.