GOWA”
pedestrian atau jalur mobilitas apapun yang telah dirancang sedemikian rupa dimana
fasilitas pejalan kaki dapat memenuhi aspek berupa kebutuhan psikologis, fisiologis
dan sosial pengguna jalur pedestrian dengan berjalan kaki (Rastogi, Chandra, &
terjangkau bagi semua kalangan masyarakat. Keberadaan pejalan kaki pada suatu
tingkatan tertentu bisa mengakibatkan masalah dengan arus kendaraan yang bisa
Kurangnya fasilitas pedestrian yang memedai seperti fasilitas untuk berjalan dan
menyeberang sangat berdampak pada keselamatan para pejalan kaki. Terbukti bahwa
65% kecelakaan di jalan raya melibatkan pejalan kaki, dimana 35% adalah anak –
antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor harus direncanakan dengan baik
dengan menyediakan fasilitas bagi pedestri yaitu jalur trotoar jalan, dimana trotoar
1
2
harus dibuat terpisah dengan jalur lalu lintas kendaraan oleh pembatas berupa kereb.
masyarakat dunia. Pada umumnya masyarakat berjalan kaki untuk pulang pergi
kegiatan sosial. Orang biasanya berjalan melalui jalur pedestrian misalnya trotoar
Trotoar merupakan salah satu rekayasa jalan raya dengan tujuan untuk
menertibkan antara jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki. Trotoar harus disediakan
pada bagian jalan raya. Standar pembuatan trotoar yaitu ketika jumlah minimal
pejalan kaki yang melintas 300 orang /12 jam dan jumlah minimal kendaraan yang
melintas 1000/12 jam. Sebagaimana fungsi dari trotoar adalah jalur khusus bagi
pejalan kaki, maka dapat dikatakan bahwa trotoar merupakan jalur lalu lintas yang
hanya berhak digunakan oleh pejalan kaki. Trotoar yang digunakan sebagaimana
fungsinya menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi keamanan pejalan kaki.
Banyak pengendara sepeda motor berkendara dengan kecepatan diatas rata – rata. Hal
ini sangat membahayakan keamanan para pejalan kaki. Hal ini biasanya terjadi
disebabkan oleh adanya penyalahgunaan fungsi trotoar seperti pedagang kaki lima,
tempat bangunan non permanen seperti kios, gerai dan sebagainya sehingga trotoar
tidak bisa dimanfaatkan secara optimal oleh pejalan kaki dan terpaksa harus berjalan
jenis kendaraan di jalan raya. Namun, masyarakat hingga saat ini kurang memiliki
trotoar yang membuat kerugian bagi pejalan kaki. Hal tersebut dikarenakan rasa acuh
.Perencanaan trotoar pastinya akan selalu bersebelahan dengan jalan. Hal ini
menjadikan trotoar tempat yang strategis dan mudah dicapai sehingga banyak orang
mengalihfungsikan trotoar ini. Pemanfaatan trotoar tidak hanya untuk pejalan kaki
mengembangkan tempat usaha dan bahkan trotoar biasa digunakan sebagai area
parkir liar baik kendaraan roda empat maupun roda dua. (Istiningsih &
Poerwodihardjo, 2019)
saat ini sudah tidak berjalan sebagaimana fungsinya. Trotoar tidak hanya digunakan
oleh pejalan kaki, melainkan banyak pihak yang memanfaat trotoar untuk dijadikan
lahan parkir dan area pedagang kaki lima (PKL). Aktivitas seperti ini tidak hanya
tidak sesuai pada tempatnya. Aktivitas seperti ini cenderung seperti halnya dilegalkan
dengan adanya pungutan retribusi,walaupun tidak semua tempat. Banyak pula trotoar
yang sudah tidak berjalan dengan lancer akibat adanya pohon besar, tiang listrik,
tiang lampu, halte, taman, dan sebagainya, serta beragam aktivitas instansi yang
al., 2018)
Selain itu, dikarenakan trotoar ini lokasi yang sangat strategis yang telah
ditinjau dari berbagai macam aspek, trotoar ini biasanya digunakan orang untuk
membuka usaha seperti halnya tukang tambal ban, pedagang bakso, trotoar digunakan
pula sebagai area parkir pedagang untuk pelanggannya, serta digunakan pula untuk
perluasan usaha atau tempat mempromosikan barang dagangan dari toko yang berada
Salah satu daerah atau ruas jalan yang mana trotoarnya banyak terjadi
kios para Pedagang Kaki Lima ( PKL) yang mengambil lahan dagang di badan trotoar
serta seringkali pula parkir liar. Dari permasalahn tersebut, penulis melakukan
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu “
pejalan kaki di trotoar jalan H. Agus Salim kota Sungguminasa Kabupaten Gowa. ?“
C. TUJUAN PENELITIAN
trotoar terhadap keamanan kenyamanan pejalan kaki di trotoar jalan H. Agus Salim
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan, serta sebagai
referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan tema atau metode
yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat
b. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai fungsi trotoar serta aspek – aspek
A. KAJIAN TEORI
tempat / asal tanpa kendaraan, untuk menjangkau tujuan atau tempat atau
dengan maksud lain. Jalan merupakan bagian diatas bumi yang memudahkan
manusia dalam tujuan berjalan, maka dalam hal ini pedestrian memiliki arti
pergerakan atau perpindahan orang atau manusia dari satu tempat sebagai asal
Nugroho, 2018)
Pejalan kaki penuh merupakan orang yang menggunkan moda utama berupa
berjalan kaki. Berjalan kaki sepenuhnya digunakan untuk mobilitas dari tempat
6
7
Pejalan kaki pemakai kendaraan umum yaitu mereka yang berjalan kaki sebagai
moda perantara dari tempat asal ke tempat kendaraan umum, ketika terjadi
tujuan akhir.
yaitu mereka yang menggunakan moda jalan kaki sebagai moda prantara dari
tujuan akhir.
mereka menggunakan moda jalan kaki sebagai moda antara tempat parkir
kendaraan pribadi ke tujuan akhir yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.
2. DEFINISI TROTOAR
Trotoar merupakan jalur pejalan kaki yang berada di pinggir jalan, diberi
lapisan permukaan, diberi elevasi yang lebih tinggi dari badan jalan.. Sebuah ruas
jalan perlu dilengkapi dengan trotoar apabila disepanjang jalan tersebut terdapat
penggunaan lokasi yang memiliki potensi menimbulkan pejalan kaki dan biasanya
diikuti oleh peningkatan arus lalu lintas seperti Perumahan, Sekolah, Pusat
perbelanjaan, Terminal bis, Pusat perkantoran, Pusat – pusat hiburan, Pusat – pusat
Trotoar merupakan area atau tempat berjalan kaki yang berada bersebelahan
dengan jalan raya. Diantara trotoar dan jalan raya biasanya dibuat kereb sebagai
pemisah keduanya. Pemisah tersebut dibuat dengan tujuan untuk keamanan pejalan
kaki agar pengguna jalan raya tidak memasuki area yang bisa membahayakan para
3. FUNGSI TROTOAR
Fungsi utama dari trotoar adalah memberikan pelayanan yang optimal kepada
pengguna jalur pedestrian baik dari segi keamanan maupun kenyamanan. Trotoar
adanya gangguan atau pengaruh oleh lalulintas pejalan kaki. Terutama daerah
perkotaan (urban), ruang dibawah trotoar dapat digunakan sebagai ruang untuk
Fungsi utama dari trotoar yaitu memudahkan mobilitas pejalan kaki, dan
jalan raya. (Loukaaitou dalam Dalia & Moneim, 2016). Trotoar menjadi media bagi
pejalan kaki untuk melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lain. Fungsi utama
trotoar adalah untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat
itu, trotoar juga berfungsi memberikan kelancaran lalu lintas jalan raya karena tidak
adanya gangguan atau pengaruh dari jalur lalu lintas pejalan kaki(Kurniawan, 2019)
9
secara harmonis dan sesuai dengan ketentuan, baik menggunakan ruang itu sendiri
maupun dengan aspek lain seperti bentuk, warna, tekstur, tanda, symbol, suara dan
aspek yang sangat penting dikarenakan ketika tidak terasa kenyamanan itu sendiri
fungsionalitas.
merupakan aspek yang paling utama pada jalur pedestrian sehingga peajalan kaki
merasa aman dengan adanya ikon trotoar yang dalam hal ini dapat melindungi
pejalan kaki dari berbagai macam permaslahan yang bisa terjadi pada jalur
pedestrian.
Untuk keamanan trotoar sendiri, trotoar harus dibuat terpisah dari jalur
jalan raya. Selain itu, pemanfaatan trotoar sesuai dengan fungsinya akan sngat
bermanfaat bagi dan juga hal yang penting bagi pejalan kaki. Penyalahgunaan
fungsi trotoar menjadi lahan perdagangan PKL dan area parkir liar sangat
10
untuk pejalan kaki yang baik adalah ruang pejalan kaki yang memenuhi tuntutan
kenyamanan pejalan kaki. Kenyamanan adalah kondisi dimana pejalan kaki harus
memiliki jalur yang mudah untuk dilalui terkait pula dengan kapasitas dan
kesesakan ruang pejalan kaki. Jalur yang mudah dan tidak sesak ini berarti juga
memiliki lebar yang ideal untuk dapat di lalui oleh pejalan kaki.
1. Sirkulasi
Jalan merupakan prasarana lalu lintas dan ruang transisi, selain itu juga tidak
berinteraksi atau kontak sosial, wadah kegiatan, rekreasi atau bahkan kegiatan
aktivitas sirkulasi
Salah satu kendala dan masalah terhadap kenyaman pejalan kaki yaitu faktor
cuaca dan iklim, misalnya curah hujan. Faktor ini tidak jarang mengganggu
11
aktifitas pejalan kaki.. Oleh karena itu, perlu disdiakan tempat berteduh kerika
terjadi hujan seperti halnya gazebo dan shelter. Selain curah hujan, juga yang
3. Kebisingan
bising kendaran bermoro yang lalu lalang juga merupakan pemasalahan vital
yang dapat mengganggu kenyamanan pejalan kaki. Oleh sebab itu, perlu
kebisingan yang terjadi. Pohon yang dutanam pun harus dengan pola dan
ketebalan yang rapat serta tesusun dan teratur sebagai barier kebisingan.
Aroma atau bau – bauan yang tidak sedap bisa terjadi kdikarenakan beberapa
sebab seperti bau yang keluar dari asap kanlpot kendaraan bermotor, bak – bak
pedagang kaki lima (PKL) yang berada pada drainase jalan. Selain itu, kadang
terdapat area pembuangan sampah yang tak jauh dari trotora yang akan sangat
5. Bentuk
ditemukan adanya trotoar yang telah disedian tidak memiliki pembatas dengan
jalan raya. Tidak adanya pembatas (kereb) menyebabkan jalur trotoar bisa
12
kendaraan bermotor.
6. Kebersihan
Kebersihan trotoar akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pejlan kaki.
Untuk memenuhi dan menjaga kebersihan trotoar maka akan dibuat dan
7. Keindahan
Untuk memenuhi kenyamanan pejalan kaki yang optimal maka keindahan harus
dirancang dengan meperhatikan dari berbagai aspek, baik itu aspek bentuk,
Istilah Pedagang kaki lima (PKL) bersumber dari jumlah kaki gerobak
jumlahnya sebnayak lima kaki. Maka dari hal tersebut disebutlah pedagang kaki lima
Pada saat ini istilah pedagang kaki lima (PKL) tidak hanya ditujukan kepada
para pedagang yang berjualan diatas trotoar yang berukuran 5 kaki , namun telah
informal. Aktivitas PKL saat ini tidak hanya dilakukan diatas trotoar dan bahu jalan
saja tetapi meluas hingga ke rumah publik yang mempunyai ruang kosong yang bisa
dagangannya dari rumah ke rumah melalui jalan dan lorong kecil di perkotaan (Susilo
Menurut (Bastiana et al., 2019) Pedagang Kaki Lima (PKL) mempunyai cirri
a. Pedagang kaki lima (PKL) pada umumnya memiliki jumlah modal kecil dan
pinggiran jalan, di atas got, di taman, bantaran kali dan di areal parkiran dan
tempat keramaian
b. Jam berdagang tidak menentu , ada pagi, ada siang, sore dan malam hari bahkan
ada yang dari pagi sampai sore hari dengan berbagai jenis barang dagangan
c. Jenis dagangan beraneka ragam, ada jajanan (makanan proses), ikan hias ,
tanaman hias pakaian jadi, sepatu, tas, kerajinan, buah-buahan dan lain-lain.
penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak fasilitas dari jalur pedestrian
parkir liar dan pedagang kaki lima di jalur trotoar yaitu dengan adanya peraturan
undang – undang untuk meminimalisir tindakan tersebut serta sebagai upaya agar
3. Penelitian yang dilakukan oleh (Sulistiono, M, & Arifin, 2016) yang berjudul
“Tingkat Pelayanan (Los) Trotoar Pada Ruas Jalan Utama Kota Surabaya (Kasus
Jalan Wonokromo, Jalan Raya Darmo, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Urip
fasilitas dan pelayanan jalur pedestrian terkhusus trotoar di ruas jalan utama kota
4. Penelitian yang dilakukan oleh Margaretta & Erlinda, 2018 yang berjudul
5. Penelitian yang dilakukan oleh (Frans et al., 2016) yang berjudul “Persepsi
Pejalan Kaki Terhadap Keamanan dan Kenyamanan Jalur Trotoar di Pusat Kota
purwokerto sebagai akses dan mobilisasi, namun ada pula alih fungsi trotoar
Yang menjadi pembeda pada penelitian yang dilaksanakan ini yaitu walaupun
membahas jalur trotoar atau pedestrian di jalan arteri serta pada kawasan dan wilayah
yang menimbulkan keramaian, namun fokus penelitian ini yaitu mengevaluasi apakah
trotoar ini menghadirkan rasa aman dan nyaman bagi pejalan berdasarkan persepsi
pejalan kaki yang melintas akibat adanya aktivitas penyalahgunaan fungsi trotoar
berupa Pedagang Kaki Lima (PKL). Metode penelitian ini juga menggunakan
kuantitatif. Yang membedakan yaitu pada lokasi penelitian yang berada pada trotoar
C. KERANGKA PIKIR
Penyalahgunaan fungsi trotoar merupakan hal ynag sudah tidak asing lagi di
Indonesia bahkan di seluruh dunia. Salah satu penyalahgunaan fungsi yang paling
umum ialah adanya pedagang kaki lima diatas trotoar. Penyalahgunaan fungsi ini
mengganggu aktivitas pejalan kaki. Pejalan kaki bisa saja berjalan di bahu jalan
akibat adanya Pedagang Kaki Lima. Hal ini bisa mengganggu kenyamanan dan
keamanan pejalan kaki. Pejalan kaki yang tertahan lajunya akibat PKL ini cenderung
akan berjalan di bahu jalan. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan bagi pejalan kaki
yang dapat diakibatkan oleh kendaraan bermotor yang melintas di ruas jalan.
Penyalahgunaan
fungsi trotoar
Perspektif pejalan kaki
terhadap penyalahgunaan
fungsi trotoar
D. HIPOTESIS TINDAKAN
yang diteliti. Seringkali hipotesis dalam bentuk hubungan antara dua konsep.
hubungan yang sama dengan hiptesis yang telah diperkirakan (Dr. Priyono, 2016).
kaki
pejalan kaki
BAB III
METODE PENELITIAN
pada objektivitas dan penelitian ini melakukan langkah – langkah pengumpulan data
meneliti baik dari segi individu maupun kelompok. Pada umumnya Survey Reasearch
pengambil data yang paling uatama(Dr. Sandu Siyoto, SKM. & M. Ali Sodik, 2015)
Tempat atau lokasi penelitian yaitu trotoar yang berada di ruas Jalan H. Agus
18
19
Proses pengumpulan data dilakuakan selama 1 jam pada periode ramai pejalan kaki,
yaitu pukul 07.30 – 08.30 WITA, Pukul 12.30 – 13.30 WITA serta pada pukul 17.00
– 18.00 WITA. Proses pengumpulan data ini dilaksanakan selama tanggal 1 – 7 juli
2020
objek yang mempunyai kuantitas dan karaktersitik yang telah ditentukan oleh peneliti
yang akan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Itulah definisi atau arti
dari populasi.(Dr. Sandu Siyoto, SKM. & M. Ali Sodik, 2015)Populasi pada
penelitian ini yaitu semua pejalan kaki yang melintas di trotoar Jalan H. Agus Salim,
Sungguminasa, Gowa.
Alkassim, 2017)Sampel adalah sebagian kecil dari anggota populasi yang ditentukan
Ketiak jumlah populasi sangat besar, dan peneliti tidak memungkinkan mempelajari
seluruh yang berada pada populasi tersebut yang bisa diakibatkan oleh keterbatasan
biaya , tenaga dan waktu maka oeleh karena itu peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi. Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut harus
dapat mewakili populasi atau representif.(Dr. Sandu Siyoto, SKM. & M. Ali Sodik,
2015)
20
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sampling aksidental
merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, atinya yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai sebagai sampel, jika
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber
data.(Dr. Sandu Siyoto, SKM. & M. Ali Sodik, 2015) Dikarenakan jumlah populasi
pejalan kaki yang melintas di trotoar Jl. H. Agus Salim, Sungguminasa Gowa cukup
D. VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas dapat diartikan sebagai suatu variabel yang ada atau terjadi sebelum
adanya variabel terikat. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kualitatif yaitu
oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam
Salah satu aspek yang akan membantu komunikasi antar penelitian adalah
baik dan buruknya pengukuran tersebut (Dr. Sandu Siyoto, SKM. & M. Ali Sodik,
2015)
Skal
Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator a
proses, cara, perbuatan 1. Pedagang
Penyalahgunaa menyalahgunakan; Kaki
n fungsi penyelewengan (KBBI ) Lima likert
Pengumpulan data dalam penelitian harus dipantau agar data yang diperoleh
yang valid dan reliable tetapi jika pada saat pelaksanaan penelitian tidak diperhatiakn
sedemikian rupa maka yang dikumpulkan hanya data yang kurang akurat. Peneliti
yang mempunyai jawaban responden yang sesuai dengan keinginannya akan semakin
tidak reliabel. Peneliti yang pada saat mengumpulkan data mudah dipengaruhi oleh
keingnan pribadinya maka akan semakin condong ( bias ) data yang terkumpul. Oleh
karena itu, pengumpul data juga harus mempunyai keahlian yang cukup dalam
sebagian besar penelitian pada umumnya menngunakan metode kuisioner dalam hal
dipertimbang dengan baik. Sebab jika salah dalam menentukan sampel akan berakibat
pada terbatas dan kurang maksimalnya informasi yang didapatkan dari sampel atau
Jawaban
Skor
Responden
sangat Baik( SB ) 4
Baik(B) 3
Buruk ( BK ) 2
Sangat
1
Buruk(SBK )
Skor Kategori
Tidak aman dan
1 - 450
nyaman
Kurang aman dan
451 - 900
nyaman
901 - 1350 Aman dan Nyaman
Sangat aman dan
1351 -1800
nyaman
DAFTAR PUSTAKA
abdulsamad, Q. N., Mohammed, J. A., & Abdullah, P. H. (2019). Evaluation Of The
Exixting Sidewalks In Duhok City, 22(1), 58–74.
Bastiana, Agustang, A., Jumadi, & Najamuddin. (2019). Karakteristik Umum Dan
Tingkat Pendapatan Pedagang Kaki Lima ( Pkl ) Kota Makassar, 381–386.
Dalia, B., & Moneim, A. (2016). A Tale Of A Sidewalk; The Conflict Of Its Presence
And Usage In The Streets Of Cairo By, 1–12.
Https://Doi.Org/10.14207/Ejsd.2016.V5n2p1
Dr. Priyono, M. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif (2nd Ed.). Sidoarjo: Zifatama
Publishing.
Dr. Sandu Siyoto, Skm., M. K., & M. Ali Sodik, M. . (2015). Dasar Metodologi
Penelitian. (Ayup, Ed.) (1st Ed.). Sleman: Literasi Media Publishing.
Etikan, I., Musa, S. A., & Alkassim, R. S. (2017). Comparison Of Convenience
Sampling and Purposive Sampling, 5(1)(February), 1–4.
Https://Doi.Org/10.11648/J.Ajtas.20160501.11
Frans, A. J., Tondobala, L., & Waani, J. O. (2016). Persepsi Pejalan Kaki Terhadap
Keamanan Dan Kenyamanan Jalur Trotoar Di Pusat Kota Amurang, 10–23.
Istiningsih, D., & Poerwodihardjo, F. E. (2019). Kajian Pemanfaatan Trotoar Di Kota
Purwokerto Kabupaten Banyumas.
Kurniawan, F. (2019). Pola - Pola Pemanfaatan Trotoar Oleh Pedagang Kaki Lima Di
Jalan Mangga Besar – Jakarta, 3(1), 171–182.
Limpong, R., Sendow, T. K., & Jansen, F. (2015). Pemodelan Fasilitas Arus Pejalan
Kaki, 3(3), 212–220.
Margaretta, M., & Erlinda, E. (2018). Kajian Kinerja Fasilitas Trotoar Berdasarkan
Persepsi Di Kawasan Jalan Panembahan Senopati Yogyakarta, 19–20.
Nugroho, Y. A. (2018). Keamanan Dan Kenyamanan Trotoar Di Taman Tingkir,
Kota Salatiga, 35–48.
Queiros, A., Faria, D., & Almeida, F. (2017). Strengths And Limitations Of
Qualitative And Quantitative Research Methods, 3(9), 369–387.
Https://Doi.Org/10.5281/Zenodo.887089
Rahimi, M. (2019). Evaluation of Pedestrian Level of Service and Users’ Satisfction
on Selected Pedestrian Sidewalks in Downtown Walnut Creek.
25
Rahmah, K. N., & Sembada, G. G. (2018). Kampanye Mengenai Fungsi Trotoar
Kepada Masyarakat, 5(3), 989–1002.
Sitanggang, Y., As, S., & Kadarini, S. N. (2018). Pengaruh Pedagang Kaki Lima
Terhadap Kenyamanan Pejalan Kaki Dalam Pemanfaatan Trotoar ( Studi Kasus
Jalan Jendral Urip Pontianak ), 2–15.
Sulistiono, D., M, A. F., & Arifin, S. (2016). Tingkat Pelayanan ( Los ) Trotoar Pada
Ruas Jalan Utama Kota Surabaya ( Kasus Jalan Wonokromo , Jalan Raya Darmo
, Jalan Basuki Rahmat , 14, 63–68.
26