Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR


REVIEW JURNAL
Dosen : Dr. Senja Rum Harnaeni, ST, MT

Oleh :
REYVANDOKO FAJAR HUDA
(S100210045)

PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
JURNAL NASIONAL

JURNAL 1
N ITEM JURNAL
O
1 JUDUL PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
BERKELANJUTAN DI KAWASAN PERDAGANGAN COKROAMINOTO
SEBAGAI BENTUK KONTRIBUSI KOTA HUMANIS
2 AUTHOR 1. Ari Ananda Putri Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD
Bekasi
2. Yuanda Patria Tama Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD
Bekasi
3 NAMA Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 9 (2018): 45-5
JURNAL
4 LATAR Proyek infrastruktur transportasi yang efektif harus mengurangi
BELAKANG dampak terhadap lingkungan, namun disisi lain harus mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cara fokus terhadap
aksesibilitas dan mobilitas. Pembangunan kota di Indonesia harus
humanis dalam arti memperhatikan kepentingan manusia atau
disebut human oriented development.
5 TUJUAN Tujuannya yaitu merencanakan konektivitas infrastruktur
PENELITIAN transportasi berkelanjutan, terkait fasilitas parkir dan pejalan kaki
untuk mewujudkan sistem transportasi ramah lingkungan.
6 URGENSI Kinerja jaringan jalan yang baik serta terhubung oleh fasilitas yang
PENELITIAN berkelanjutan, diharapkan kawasan perdagangan Cokroaminoto
dapat meningkatkan sektor perekonomian di Kabupaten Ponorogo.
7 METODE Metode survei yang digunakan adalah metode survei kuantitatif
PENELITIAN yaitu pengambilan data terhadap populasi atau sampel tertentu
dengan menggunakan analisis data kuantitatif berupa alat survey,
pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu pengumpulan
data primer dan sekunder.
Pada penelitian ini ada 3 (tiga) tahapan analisa yang akan dilakukan
1. Tahap pertama analisa kajian ruang parkir
2. Tahapan kedua yaitu analisa kinerja ruas jalan
3. Tahapan ketiga yaitu analisa aksesibilitas dan fasilitas
pejalan kaki
8 HASIL 1. Kondisi Eksisting Parkir On Street
PENELITIAN Rata-rata durasi parkir untuk moda sepeda motor dan mobil
penumpang masing-masing selama 1 jam 4 menit, serta
pick up selama 55 menit. Parkir On Street Jalan
Cokroaminoto memiliki sudut 0° untuk kendaraan mobil
penumpang dan pick up sepanjang 250 m dan sudut 90°
untuk kendaraan sepeda motor sepanjang 300m, sehingga
diperoleh kapasitas statis.
2. Relokasi Parkir On Street
Pada kawasan perdagangan Cokroaminoto rencana akan
dibangun jalur pedestrian, untuk menunjang aktivitas di
kawasan tersebut tanpa menimbulkan dampak yang
signifikan terhadap kinerja ruas jalan disekitarnya. Namun
saat ini, dengan adanya parkir on street di sepanjang ruas
Jalan Cokroaminoto menimbulkan efek yang simultan
terhadap kinerja ruas jalan, sehingga diperlukan strategi
berupa pengalihan parkir on street menjadi parkir off street.
Pengelolaan ruang parkir yang memadai harus dilengkapi
dengan kriteria untuk alokasi jumlah permintaan ruang
parkir terhadap slot ruang parkir yang tersedia pada waktu
tertentu
3. Kinerja Ruas Jalan
Kapasitas jalan sangat mempengaruhi kinerja ruas jalan di
Jalan Cokroaminoto, dengan kondisi lebar jalan eksisting
sebesar 10.5m mengalami pengurangan lebar efektif
menjadi 6.5m. Pengurangan lebar efektif sebesar 4m
tersebut dikarenakan adanya parkir on street di badan jalan.
Dengan melakukan rencana relokasi parkir on street maka
lebar efektif menjadi 10.5m yang mengakibatkan adanya
perubahan pada kinerja ruas jalan dengan indikator rasio
volume per kapasitas (VCR), kecepatan dan kepadatan.
4. Aksesibilitas dan Fasilitas Pejalan Kaki
Dengan adanya rencana relokasi parkir on street, harus
didukung dengan fasilitas pejalan kaki yang terhubung
dengan taman parkir dan lokasi aktivitas yang terdapat pada
Kawasan perdagangan Cokroaminoto. Untuk
mempromosilikan mobilitas yang berkelanjutan harus
meningkatkan kualitas ruang publik dan jarak sosial yang
dekat dengan pertokoan dan aktivitas lainnya berupa
perencanaan ruang dengan prioritas terhadap pergerakan
berjalan kaki dan pesepeda (Campisi et al. 2022). Jika tidak
tersedia ruang parkir, maka masyarakat akan cenderung
enggan untuk melakukan aktivitas di kawasan ini, secara
simultan akan menimbulkan dampak pada perekonomian di
Kawasan Cokroaminoto.
9 KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa kondisi eksisting fasilitas parkir di jalan
Cokroaminoto dengan sudut parkir 0° untuk mobil
penumpang dan pick up, serta 90° untuk moda sepeda
motor yang mengakibatkan menurunnya kinerja ruas jalan
tersebut. Adapun kinerja eksisting untuk ruas jalan
Cokroaminoto mempunyai kapasitas 2829.02 smp/jam, V/C
Ratio 0.60, kecepatan perjalanan 38.18 km/jam, dan
kepadatan lalu lintas sebesar 44.7 smp/km.
2. Pada jalan Cokroaminoto sudah tersedia fasilitas pejalan
kaki menyusuri berupa trotoar dengan lebar sebesar 5m.
Lebar trotoar di kawasan ini sudah melebihi dari perhitungan
analisa lebar trotoar yaitu sebesar 2,3 meter dengan
mempertimbangkan jumlah pejalan kaki menyusuri dilokasi
tersebut. Untuk fasilitas pejalan kaki menyeberang juga
sudah tersedia berupa zebra cross yang terletak pada 2
(dua) titik lokasi di sepanjang ruas Jalan Cokroaminoto.
10 GAP (CELAH) Usulan pengembangan fasilitas infrastruktur berupa taman parkir
PENELITAN perlu diimbangi dengan fasilitas pejalan kaki yang bekelanjutan,
LANJUTAN sehingga dapat menghubungkan antara infrastruktur Taman Parkir
1 dan 2 dengan pusat-pusat kegiatan di Jalan Cokroaminoto
sebagai salah satu bentuk kontribusi dalam konsep kota humanis
JURNAL 2
N ITEM JURNAL
O
1 JUDUL STRATEGI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
DALAM PERBAIKAN INFRASTRUKTUR JALAN
DI KABUPATEN BONE
2 AUTHOR 1. Sitti Fatimah; Ilmu Administrasi Negara, Universitas
Muhammadiyah Makassar, Indonesia
2. Abdul Kadir Adys; Ilmu Administrasi Negara, Universitas
Muhammadiyah Makassar, Indonesia
3. Samsir Rahim; Ilmu Administrasi Negara, Universitas
Muhammadiyah Makassar, Indonesia
3 NAMA https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index; Volume 2,
JURNAL Nomor 4, Agustus 2021
4 LATAR Indonesia mempunyai angka penduduk yang sangat besar, dengan
BELAKANG mobilitas ekonomi yang tinggi dan hal itu menjadi masalah karena
adanya kepadatan penduduk belum disertakan dengan fasilitas
yang dapat menunjang mobilitas ekonomi, disisi lain Indonesia juga
memiliki banyak kabupaten yang belum mempunyai fasilitas
penghubung antara kabupaten yang satu dengan kabupaten yang
lain padahal Indonesia adalah jalur khatulistiwa. Pembangunan
yang akan dilaksanakan harus dipilah bukan karena semata untuk
memperbanyak atau menambah jumlah infrastruktur namun lebih
kepada yang bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat
secara efisien dan efektif. Pembangunan harus mempertimbangkan
beberapa aspek seperti keadaan sumber daya manusia dan sumber
daya alam, pembangunan dapat berfungsi secara jangka panjang
serta pemerataan.
5 TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk membahas strategi Dinas Pekerjaan
PENELITIAN Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan di
Kabupaten Bone.
6 URGENSI Pembangunan yang dilakukan dengan maksud memberikan peluang
PENELITIAN yang lebih gampang kepada masyarakat untuk melaksanakan
mobilitas ekonomi agar bisa memunculkan kesejahteraan bagi
masyarakat.
7 METODE Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif,
PENELITIAN dimana penelitian ini berangkat dari data lapangan dengan
menggunakan teori yang sudah ada sebagai pendukung, kemudian
hasil yang didapat dari proses penelitian akan memunculkan teori
dari data – data tersebut.
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif
kualitatif dengan melalui observasi untuk mengetahui strategi Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan
infrastruktur jalan di Kabupaten Bone.
8 HASIL Upaya untuk mewujudkan perbaikan infrastruktur jalan maka
PENELITIAN tentunya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang kabupaten
Bone harus memilih strategi serta kebijakan yang tepat untuk
mendukung visi dan misi yang sudah ada. Strategi merupakan
rencana aksi yang mencakup penetapan kebijakan dan program
operasional. Dalam penelitian ini akan diuraikan strategi Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan
infrastruktur jalan di Kabupaten Bone yaitu meliputi:
1. Sumber Daya Manusia merupakan aset organisasi yang
sangat vital. Oleh karena itu peran dan fungsinya tidak
dapat digantikan oleh sumber daya lainnya.
2. Efektif adalah sebuah usaha untuk mendapatkan hasil atau
target dan tujuan yang diinginkan dengan waktu yang sudah
ditentukan terlebih dahulu tanpa memikirkanbiaya yang
harus atau yang sudah dikeluarkan.
3. Efisien merupakan aktivitas untuk mengurangi kerugian atau
pemborosan sumber daya dalam
menghasilkan/melaksanakan sesuatu atau sejauh mana
waktu, tenaga, atau biaya yang digunakan untuk melakukan
sesuatu kegiatan.
4. Tujuan dalam perbaikan infrastruktur jalan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
penyediaan jaringan jalan menuju akses-akses daerah
potensial.
9 KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan terkait
strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam
perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone sebagai berikut:
1. Dikatakan kurang berkualitas karena hasil perbaikan
jalannya tidak bertahan lama dan belum profesional dalam
bekerja.
2. Efektif, dalam perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten
Bone dalam hal ketepatan waktu sudah bisa dikatakan
sudah efektif akan tetapi ketepatan dalam pengerjaan masih
kurang disebabkan karena keterbatasan dana yang
mengakibatkan pengerjaannya buruk dan cepat mengalami
kerusakan.
3. Efisien, perbaikan infrastruktur jalan diKabupaten Bone
belum dikatakan efisien karena dalam perbaikan
infrastruktur jalan masih ada beberapa daerah yang belum
tersentuh dan dievaluasi untuk diadakan perbaikan
infrastruktur jalan.
4. Tujuan, pencapaian tujuan dalam perbaikan infrastruktur
jalan yaitu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
dan mensejahterakan masyarakat Kabupaten Bone.
10 GAP (CELAH) Memperdalam strategi perbaikan infrastruktur jalan yang tepat dan
PENELITAN cepat untuk mempermudah akses masyarakat dan dapat lebih
LANJUTAN meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

JURNAL 3
N ITEM JURNAL
O
1 JUDUL PENENTUAN PRIORITAS PERBAIKAN GEDUNG MENGGUNAKAN
METODE AHP DARI SUDUT PANDANG TENANT
2 AUTHOR 1. Stefanus Santosa; Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Semarang
2. Mochammad Tri Rochadi; Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Semarang
3. Suroso; Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
4. Suwarto; Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
5. Mawardi; Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
3 NAMA Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 24 No. 2 Desember 2019 89 - 103
JURNAL
4 LATAR Bangunan mall adalah pusat perbelanjaan yang secara arsitektur
BELAKANG berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki
jalur yang teratur. Infrastruktur bangunan mall terdiri dari beberapa
tenant yang menawarkan berbagai macam kebutuhan masyarakat
serta adanya atrium dalam mall yang berfungsi sebagai tempat
pameran. Permasalahan kepuasan tenant dapat diakibatkan dari
berbagai faktor salah satunya, yaitu terkait fasilitas, perbaikan
gedung dan penanganannya yang dikhawatirkan dapat
mempengaruhi produktivitas.
5 TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui urutan prioritas dan
PENELITIAN kondisi bangunan mall, yang berguna sebagai acuan dalam
kegiatan perbaikan yang berimbas pada kepuasan tenant
6 URGENSI Kerusakan komponen bangunan menjadi masalah yang serius
PENELITIAN dalam mall, karena akan mengganggu produktivitas dan
operasional tenant yang bersangkutan. Oleh karena itu, perbaikan
komponen gedung sangat diperlukan agar tetap laik fungsi.
7 METODE 1. Assesement Kondisi Bangunan
PENELITIAN Paragon Mall Semarang mempunyai sekitar 120 tenant yang
tersebar dari lantai LG hingga lantai 3. Setiap tenant
mempunyai komponen bangunan utama seperti instalasi air
bersih dan air kotor, instalasi listrik, penerangan, speaker,
AC, dan telepon. Tenant dibatasi oleh dinding partisi dari
gypsum untuk membatasi ruang produktivitas.
2. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, lokasi yang digunakan adalah Paragon
Mall Semarang beralamat di jalan Pemuda No 118, Sekayu,
Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengan 50132
3. Rekapitulasi Data
Berdasarkan sumbernya, maka data penelitian yang dipakai
dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu data primer yang
diperoleh melalui survei lapangan dan form kuesioner serta
data sekunder
4. Analisis Data Perbaikan Bangunan
Data dari responden digunakan untuk menentukan penilaian
pembobotan antar-kriteria sehingga membantu dalam
menentukan skala prioritas perbaikan gedung dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
dan bantuan software Excel untuk mengolah data
5. Penyusunan Matrik Pairwise Comparison
6. Menentukan Rangking Kriteria
7. Menentukan Consistency Ratio (CR)
8. Menentukan Rangking Alternatif
8 HASIL Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh urutan prioritas
PENELITIAN berdasarkan komponen bangunan sebagai alternatif perbaikan
Paragon Mall dengan mempertimbangkan faktor kenyamanan,
kesehatan, keselamatan, kemudahan akses, dana/biaya yang
terbatas, jadwal petugas yang padat dan waktu yang terbatas
(Deadline) seperti tercantum dalam tabel 6.

9 KESIMPULAN Dari hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa Model
Pengambilan Keputusan Penentuan Priorias Perbaikan Gedung
dengan hierarkhi yang mengandung aspek Kriteria Kenyamanan,
Kesehatan, Keselamatan, Kemudahan Akses, Dana/Biaya yang
Terbatas, Jadwal Petugas yang Padat, dan Waktu yang Terbatas
(Deadline), dengan aspek Alternatif yang terdiri dari sarana sirkulasi
(koridor, tangga, lift, eskalator), interior (dinding, partisi, lantai,
plafond, etalase), struktur (kolom, balok, lantai, atap), sistem tata
udara (ventilasi dan AC), sistem kelistrikan dan penerangan, sistem
tata suara (speaker dan amplifier), jaringan telepon dan
komputer/internet, tata-graha (hygene dan cleaning service), dan
fasilitas parkir dan jalan akses, menunjukkan bahwa yang perlu
menjadi perhatian utama manajemen perbaikan gedung dari sudut
pandang tenant adalah sarana sirkulasi (koridor, tangga, lift,
eskalator) kemudian interior dan tata-graha ( hygene dan cleaning
service).
Dari sisi Kriteria yang perlu memperoleh prioritas atau perhatian
utama adalah faktor Kenyamanan dengan nilai 22,611 % yang
diikuti oleh faktor Keselamatan dengan nilai 17,193%.
10 GAP (CELAH) Penelitian ini terbatas pada model pengambilan keputusan prioritas
PENELITAN perbaikan oleh pengelola gedung mall dari sudut pandang tenant
LANJUTAN (penyewa) saja, sehingga lebih mengedepankan kepentingan dan
kepuasan tenant.
JURNAL INTERNASIONAL

JURNAL 1
N ITEM JURNAL
O
1 JUDUL CHEMICAL, MORPHOLOGICAL, AND HIGH TEMPERATURE
RHEOLOGICAL BEHAVIOUR OF BIOASBUTON_ AS AN
ALTERNATIVE BINDER FOR ASPHALT CONCRETE IN INDONESIA
2 AUTHOR 1. Atmy Verani Rouly Sihombing; Faculty of Civil and
Environmental Engineering, Bandung Institute of Technology
2. Bambang Sugeng Subagio; Faculty of Civil and
Environmental Engineering, Bandung Institute of Technology
3. Eri Susanto Hariyadi; Faculty of Civil and Environmental
Engineering, Bandung Institute of Technology
4. Anwar Yamin; Faculty of Civil and Environmental
Engineering, Bandung Institute of Technology
3 NAMA Journal of King Saud University – Engineering Sciences 33 (2021)
JURNAL 308–317
4 LATAR Asbuton adalah aspal alam dari pegunungan/batuan di Pulau Buton,
BELAKANG Indonesia, dengan deposit sebesar 677,247 juta ton dengan
perkiraan kadar aspal berkisar antara 15% sampai 35% atau setara
dengan 170 juta ton aspal (Affandi, 2012). Jumlah tersebut masih
belum memperhitungkan potensi cadangan asbuton yang hingga
saat ini belum tereksplorasi, dimana jumlahnya diperkirakan sangat
besar. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penambahan
aspal batuan dapat meningkatkan kinerja campuran aspal pada
temperatur tinggi.
Penggunaan aspal batuan buton (BRA) pada campuran aspal
memberikan sifat campuran yang lebih baik dalam hal stabilitas,
aliran, Marshall Quotient, modulus, ketahanan terhadap deformasi,
modulus dan kerentanan suhu dibandingkan campuran aspal panas
dengan aspal minyak bumi grade pen 60 (Affandi, 2012), dan dapat
digunakan untuk meningkatkan kekakuan dan khususnya
ketahanan rutting suhu tinggi dari campuran aspal. Kekakuan yang
meningkat karena penambahan aspal batuan dapat mempengaruhi
ketahanan retak suhu rendah dari komposit aspal.
5 TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
PENELITIAN 1. Untuk membangun bahan aspal berkelanjutan baru
2. Untuk mempelajari karakteristik perfor suhu tinggi
6 URGENSI Untuk mengoptimalkan penggunaan asbuton granular dan
PENELITIAN mengurangi penggunaan aspal minyak bumi serta memanfaatkan
limbah tempurung kelapa yang sangat banyak di Indonesia
7 METODE Tes dalam penelitian ini mengikuti prosedur melakukan percobaan
PENELITIAN yang ditunjukkan mulai dari penyusunan materi, tes, hingga
analisis. Ekstraksi aspal asbuton dilakukan dengan menggunakan
larutan Trichloroethylene/ TCE (Burr et al., 1990; Nelson, 2000)
menggunakan alat Ekstraksi Centrifuge (ASTM D2172, 2011) dan
Rotary Evaporator (ASTMD5404, 2003).
8 HASIL 1. Struktur kimia bioasbuton oleh FTIR
PENELITIAN Uji struktur kimia bioasbuton diperlukan untuk
mengetahui senyawa yang terkandung dalam
bioasbuton. Mengacu pada spesifikasi IR
2. Morfologi bioasbuton dengan SEM dan EDX
Morfologi pengikat aspal yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui gambaran visual
Bioasbuton secara mikroskopis.
3. Sifat Fisik dan Penuaan
Bioasbuton memiliki karakteristik yang memenuhi
spesifikasi pen 60/70 (AASHTO M 20-70; ASTM D946).
Jika dibandingkan dengan asbuton, karakteristik asbuton
ditingkatkan dengan penambahan bioCS.
4. Hasil Uji Sapu Suhu DSR Uji sapuan
Suhu DSR biasanya dilakukan untuk memverifikasi kadar
pengikat aspal dalam sistem tingkat kinerja (PG). Dalam
studi ini, rentang suhu dan frekuensi uji pembebanan
didasarkan pada persyaratan yang tercantum dalam
spesifikasi AASHTO M320.
9 KESIMPULAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik bioasbuton
dibandingkan dengan pen 60/70 dan asbuton. Dari hasil pengujian
dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara struktur kimia, bioasbuton memiliki karakteristik yang
lebih baik dibandingkan asbuton. Hal ini terlihat dari
komponen karboksilat dan sulfosidanya yang memiliki indeks
lebih kecil dari asbuton meskipun tidak lebih baik dari pen
60/70.
2. Morfologi bioasbuton lebih baik dari asbuton dan lebih
mendekati morfologi pen 60/70, hal ini terlihat dari fase cat
ana bioasbuton yang lebih kecil dan lebih sedikit jika
dibandingkan dengan asbuton.
3. Unsur dalam bioasbuton sama dengan pen 60/70 dan
asbuton dengan penambahan unsur Si menunjukkan bahwa
bioasbuton dapat memberikan peningkatan kinerja dalam
campuran aspal melalui ketahanan retak pada temperatur
rendah.
4. Berdasarkan reologi dasar, bioasbuton memiliki karakteristik
yang memenuhi spesifikasi pena 60/70.
5. Uji temperature sweep menunjukkan bioasbuton memiliki
nilai PG 70 dengan karakteristik ketahanan lelah sesuai
dengan spesifikasi superpave. Sudut fasa, modulus
kompleks, dan faktor rutting menurun secara bertahap
dengan meningkatnya suhu baik dalam kondisi tanpa umur
maupun RTFO.
6. Hasil uji struktur kimia, morfologi dan rheologi bioasbuton
menunjukkan bahwa bioCS dapat meningkatkan
karakteristik asbuton sehingga memenuhi spesifikasi pen
60/70. Bioasbuton memiliki potensi sebagai alternatif bahan
pengikat beton aspal
10 GAP (CELAH) Penelitian lanjutan selain dapat mengikat aspal apakah biosbuton
PENELITAN memiliki ketahanan yang lebih lama atau tidak.
LANJUTAN
JURNAL 2
N ITEM JURNAL
O
1 JUDUL DYNAMIC ENERGY AND CARBON FOOTPRINTS OF URBAN
TRANSPORTATION
INFRASTRUCTURES: DIFFERENTIATING BETWEEN EXISTING AND
NEWLY-BUILT ASSETS
2 AUTHOR 1. Ting Wei; School of Environmental Science and Engineering,
Sun Yat-sen University, Guangzhou 510275, China
2. Shaoqing Chen; School of Environmental Science and
Engineering, Sun Yat-sen University, Guangzhou 510275,
China
3 NAMA Applied Energy 277 (2020) 115554
JURNAL
4 LATAR Pembangunan infrastruktur perkotaan telah terjadi di kecepatan
BELAKANG yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa dekade
terakhir. Infrastruktur semacam itu membutuhkan input material
dan energi dalam jumlah besar selama siklus hidupnya, yang
menimbulkan tantangan besar dalam mitigasi gas rumah kaca.
(GRK) dan memastikan penggunaan energi yang berkelanjutan.
Memang, emisi terkunci atau “berkomitmen” dari infrastruktur yang
ada mungkin menjanjikan upaya untuk membatasi kenaikan suhu
rata-rata global hingga 1,5–2 °C pada akhir abad ini. Transportasi
perkotaan diperkirakan menyumbang 40% dari emisi sektor
transportasi, dengan Sebagian besar dampak ini terjadi selama
pembangunan, pemeliharaan, dan pembuangan berbagai
infrastruktur transportasi (seperti jalan raya, kereta bawah tanah,
dan kereta api). Penting untuk menargetkan dan berupaya
mewujudkan potensi pengurangan energi dan memitigasi emisi
karbon yang terkait dengan infrastruktur transportasi perkotaan
tersebut.
5 TUJUAN Dalam makalah ini, kami mengembangkan pendekatan siklus hidup
PENELITIAN untuk mengukur energi dan jejak karbon infrastruktur transportasi
perkotaan dari waktu ke waktu, dengan perbedaan yang jelas
antara aset yang ada dan yang baru dibangun.
6 URGENSI Untuk memberikan wawasan untuk meningkatkan pendekatan kami
PENELITIAN dalam memantau pembangunan infrastruktur transportasi di kota-
kota dan memastikan keselarasan dengan kebijakan adaptif untuk
mencapai sistem transportasi yang lebih berkelanjutan.
7 METODE 1. Desain studi
PENELITIAN 2. Definisi sistem dan batas analitis
3. Inventaris siklus hidup
4. Tahap ekstraksi bahan
5. Tahap konstruksi
6. Tahap tahap pemeliharaan
7. Tahap pembuangan
8. Studi kasus dan skenario
8 HASIL 1. Perbandingan kinerja energi dan karbon dari berbagai ISK
PENELITIAN 2. Perubahan dinamis dalam footprint dari aset yang ada dan
yang baru dibangun
3. Jalur masa depan untuk jejak infrastruktur transportasi
4. Ketidakpastian dan sensitivitas model
9 KESIMPULAN Saat ini, daripada hanya berfokus pada biaya ekonomi, kita harus
mempertimbangkan dampak siklus hidup dalam pembangunan
infrastruktur untuk mencari jalur pembangunan perkotaan yang
lebih berkelanjutan. Hasil kami menyiratkan bahwa bahkan jika
kemajuan teknologi mengimbangi pertumbuhan ekonomi
perkotaan, mereka
mungkin tidak cukup untuk mengurangi energi dan jejak karbon
ISK di Guangzhou mengingat rencana pembangunan proyek
infrastruktur baru. kota akan terus membangun ISK untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduk dan pembangunan
ekonomi
Pendekatan LCA kami untuk membedakan antara aset yang ada
dan yang baru dibangun dapat diterapkan untuk melacak jejak
berbagai infrastruktur transfer secara dinamis, yang berguna untuk
memberikan wawasan tentang pengelolaan UTI baik untuk proyek
yang dibangun secara historis maupun yang baru. Ini dapat
menjadi pelengkap penting untuk pendekatan LCA kumulatif atau
deret waktu saat ini, di mana pendekatan kami memberikan
wawasan tentang pengelolaan UTI berdasarkan proyek konstruksi
historis dan proyek baru. Misalnya, dalam kasus Guangzhou, kami
menemukan bahwa potensi utama mitigasi karbon terletak pada
pengelolaan jalan yang ada (yang berkontribusi lebih dari 80% dari
total jejak sebelum tahun 2005), sedangkan aset yang baru
dibangun dapat berkontribusi lebih banyak dalam kasus tersebut.
kereta bawah tanah dan kereta api (65% lebih tinggi untuk kereta
api dan hampir 6,6 kali lebih tinggi untuk kereta bawah tanah
selama 2006–2017). Oleh karena
itu, penting untuk mengembangkan rencana UTI yang lebih
berkelanjutan dan seimbang yang memisahkan aset yang ada dari
proyek yang baru dibangun atau proyek yang direncanakan
10 GAP (CELAH) Penelitian lanjutan dapat menambah berkontribusi terhadap total
PENELITAN energi dan jejak karbon ISK (kurang dari 4%), dalam mengimbangi
LANJUTAN dampak lingkungan yang terkaitdengan proses pengolahan limbah.

JURNAL 3
N ITEM JURNAL
O
1 JUDUL PERFORMANCE-BASED SEISMIC ASSESSMENT OF CAPACITY
ENHANCEMENT OF BUILDING INFRASTRUCTURE AND ITS COST-
BENEFIT EVALUATION
2 AUTHOR 1. H. Asfandyar Ahmed; Department of Civil Engineering, City

University of Science and IT, Peshawar, Pakistan


2. Khan Shahzada; Department of Civil Engineering, City

University of Science and IT, Peshawar, Pakistan


3. Muhammad Fahad; Department of Civil Engineering, City

University of Science and IT, Peshawar, Pakistan


3 NAMA International Journal of Disaster Risk Reduction 61 (2021) 102341
JURNAL
4 LATAR Potensi kerentanan infrastruktur bangunan saat ini di Pakistan telah
BELAKANG mendapatkan pertimbangan lebih setelah gempa bumi Kashmir
2005
berkekuatan 7,6 di Pakistan Utara, yang mengakibatkan kematian
sekitar 73.000 orang dengan 80.000 korban jiwa dan sekitar
3.500.000 orang kehilangan tempat tinggal. Itu adalah gempa
paling dahsyat dalam sejarah anak benua India. Hampir semua
kasus terjadi melalui runtuhnya bangunan sebagian atau
seluruhnya. Kerugian ekonomi keseluruhan dihitung menjadi sekitar
5,2 miliar dolar AS, sama dengan 0,9% dari PDB tahunan Pakistan.
Kira-kira lebih dari 455.000 struktur rusak Sebagian atau
seluruhnya, karena sebagian besar bangunan yang dibangun tidak
direkayasa dan bahkan bangunan yang direkayasa tidak dirancang
untuk gaya gempa. Untuk mengatasi masalah ini. Survey yang
dilakukan dalam studi ini, menunjukkan bahwa sebagian besar
bangunan unconfined masonry
(bata, blok dan batu) Potensi kerentanan infrastruktur bangunan
saat ini di Pakistan telah mendapatkan pertimbangan lebih setelah
gempa bumi Kashmir 2005 berkekuatan 7,6 di Pakistan Utara, yang
mengakibatkan kematian sekitar 73.000 orang dengan 80.000
korban jiwa dan sekitar 3.500.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Itu adalah gempa paling dahsyat dalam sejarah anak benua India.
Hampir semua kasus terjadi melalui runtuhnya bangunan sebagian
atau seluruhnya. Kerugian ekonomi keseluruhan dihitung menjadi
sekitar 5,2 miliar dolar AS, sama dengan 0,9% dari PDB tahunan
Pakistan. Kira-kira lebih dari 455.000 struktur rusak Sebagian atau
seluruhnya, karena sebagian besar bangunan yang dibangun tidak
direkayasa dan bahkan bangunan yang direkayasa tidak dirancang
untuk gaya gempa. Untuk mengatasi masalah ini, Shahzada [4]
melakukan penelitian, dengan tujuan menilai bangunan secara
seismik di Pakistan dengan studi kasus kota Abbottabad. Survey
yang dilakukan dalam studi ini, menunjukkan bahwa sebagian besar
bangunan unconfined masonry (bata, blok dan batu)
5 TUJUAN Peneliti melakukan penelitian, dengan tujuan menilai bangunan
PENELITIAN secara seismik di Pakistan
dengan studi kasus kota Abbottabad
6 URGENSI Untuk menggambarkan perilaku seismik infrastruktur bangunan di
PENELITIAN semua kasus. Untuk menghitung susut tersebut dilakukan
inventarisasi dengan menggunakan data survey lapangan yang
memuat seluruh komponen struktural dan non struktural
7 METODE 1. Evaluasi bangunan Pakistan
PENELITIAN 2. Survei bangunan
3. Pemodelan numerik
4. Karakterisasi bahaya
5. Karakterisasi respon structural
6. Identifikasi kerapuhan, persediaan yang mudah rusak, dan
fungsi biaya Perbaikan
7. Estimasi kerugian
8 HASIL 1. Penilaian kerugian
PENELITIAN Menggunakan metode yang dijelaskan di bagian sebelumnya
dengan data penting yang dikumpulkan untuk beberapa fase
struktur perhitungan PEERPBEE, penilaian kinerja dilakukan
dengan menggunakan PACT dan konsekuensi untuk setiap
konfigurasi dengan efek penguatan (peningkatan kapasitas)
2. Ciutkan penilaian
3. Analisis manfaat-biaya peningkatan kapasitas seismic
4. Estimasi biaya restorasi bangunan
5. Manfaat penguatan gedung (capacity enhancement)
6. Efektivitas biaya penguatan bangunan
9 KESIMPULAN Penilaian seismik berbasis kinerja dari sembilan model bangunan
tempat tinggal yang berlokasi di seluruh Pakistan, telah
dipresentasikan dan didiskusikan dalam makalah ini. Ini adalah jenis
studi pertama yang dilakukan pada infrastruktur bangunan Pakistan
yang menggambarkan atribut dan kinerja yang berbeda secara
rinci, karena sejauh ini tidak ada studi semacam itu yang dapat
ditemukan dalam literatur. Jadi, studi ini dapat menjadi dasar untuk
penelitian masa depan untuk perbaikan metodologi saat ini dan
memasukkan banyak aspek lain yang tidak ada dalam studi ini
misalnya, analisis riwayat waktu dengan gerakan tanah yang
berbeda, strategi yang berbeda yang digunakan untuk peningkatan
kapasitas seismik selain dari ferro- lapisan semen dll. untuk
memahami perilaku infrastruktur bangunan yang ada dan prediksi
kinerjanya selama gempa di masa mendatang. Studi ini juga
menyoroti manfaat peningkatan kapasitas (melalui perkuatan)
terhadap perilaku seismik bangunan. Metodologi penilaian seismik
berbasis kinerja PEER-PBEE generasi berikutnya digunakan dengan
cara yang efisien untuk menunjukkan dengan jelas berbagai
tahapannya. Ini termasuk melakukan investigasi di lokasi pertama
untuk membantu membuat model numerik komprehensif yang
mahir dalam mereplikasi perilaku structural termasuk kekakuan
awal dan ketahanan akhir hingga keruntuhan bangunan; Bersama
dengan daftar komponen non-struktural dan isi bangunan lain yang
diinginkan untuk penilaian kerugian. Semua bangunan studi kasus
kemudian dimodelkan dan dianalisis
dengan metode non-linear static pushover di kedua arah ortogonal,
untuk mengkarakterisasi kinerjanya. Hasilnya kemudian dimasukkan
ke dalam alat extended SPO2IDA untuk mendapatkan kapasitas
keruntuhan median, yang kemudian dimasukkan ke dalam PACT
untuk mendapatkan fungsi kerapuhan keruntuhan.
Kerugian tahunan yang diharapkan dan pencegahan keruntuhan
bangunan kemudian dinilai menggunakan prosedur PEER-PBEE
lanjutan. Berdasarkan konsekuensi dari penelitian ini dengan tiga
(03) konfigurasi struktural yang berbeda, tiga tingkat cerita yang
berbeda dan dua keadaan yang berbeda sebelum dan sesudah
penguatan (yaitu, peningkatan kapasitas seismik) penjelasan
berikut dibuat: Secara umum, pekerjaan ini telah menekankan
potensi kerentanan dari struktur yang ada. Ini dianggap untuk
setiap tipologi konstruksi dan setiap kasus penguatan diselidiki
untuk menunjukkan bahwa bagaimana tindakan harus diambil
untuk mengkonfirmasi potensi keamanan struktur di Pakistan untuk
menghindari terulangnya keadaan seperti yang terjadi di Kashmir
pada tahun 2005.
10 GAP (CELAH) Studi ini mencoba untuk mengatasi kebutuhan ini dengan
PENELITAN menyarankan proses analisis biaya-manfaat yang tepat berdasarkan
LANJUTAN prosedur PEER-PBEE. Pada prinsipnya, aplikasi pada infrastruktur
bangunan saat ini telah memungkinkan kuantifikasi yang ketat dari
keuntungan penguatan dalam hal pengurangan kerugian seismic
dalam umur bangunan untuk penelitian selanjutnya dapat
menggunakan analisis biaya-manfaat dengan metode lainnya.

Anda mungkin juga menyukai