Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN E-PARKING DI KABUPATEN

BONDOWOSO

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian


Program Studi Diploma Manajemen Transportasi Jalan
Guna Memperoleh Sebutan Sarjan Terapan Transportasi Darat

ANATASYA DIAN CIPTANINGSIH

1802011

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD


PROGRAM STUDI DIPLOMA MANAJEMEN
TRANSPORTASI JALAN
BEKASI
2021
KULIAH KERJA LAPANGAN

PERENCANAAN E-PARKING DI KABUPATEN


BONDOWOSO

Disusun Oleh :

ANATASYA DIAN CIPTANINGSIH


1701022

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD


PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN
TRANSPORTASI JALAN
BEKASI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan berkat serta kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang berjudul “Penerapan e-Parking di Kabupaten
Bondowoso”

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan wujud nyata taruna/i Politeknik


Transportasi Darat Indonesia – STTD dalam upaya pemenuhan syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Manajemen Transportasi Jalan. Kegiatan tersebut
dilaksanakan pada tanggal 13-14 Juli 2021 via daring (online). Dengan selesainya
penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini, penulis menyampaikan terima
kasih kepada:

1. Hindro Surahmat, A.TD.,M.Si. selaku Direktur Politeknik Transportasi Darat


Indonesia – STTD,
2. Rachmat Sadili, MT. selaku Ketua Program Studi Diploma Manajemen
Transportasi Jalan,
3. Dr. Tri Adhianto selaku Wakil Walikota Bekasi sekaligus narasumber,
4. Dr. Ir. Resdiansyah, MT, P.Hd., IPM selaku Vice President Intelligent
Transport System (ITS) sekaligus narasumber,
5. Prof. Dr. IDM Priyantha Wedagama selaku Dosen Universitas Udayana
sekaligus narasumber,
6. Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, ST., MT., IPU., ASEAN Eng. selaku Peneliti
Senior dan Tenaga Ahli Utama Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral)
dan Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) sekaligus
narasumber, dan
7. Pihak terkait yang membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis Memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan laporan ini,
semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Bondowoso, Juli 202

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................4

B. Maksud Dan Tujuan................................................................................4

C. Ruang Lingkup.......................................................................................5

BAB II GAMBARAN UMUM....................................................................................6

A. Kondisi Geografis....................................................................................6

B. Kondisi Transportasi Kabupaten Bondowoso.............................................6

BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................8

A. Konsep Perencanaan Transportasi...........................................................8

B. Smart Technology di Smart City...............................................................9

C. Perencanaan e-parking di Kabupaten Bondowoso...................................10

BAB IV PENUTUP................................................................................................14

A. Kesimpulan..........................................................................................14

B. Saran...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rencana Induk Transportasi Jabodetabek.....................................................8


Gambar 2 Gambaran Umum Sistem Pengendali Kecepatan pada Ruas Jalan.................10
Gambar 3 Deskrip Umum Smart Parking System.........................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Smart city adalah cara menghubungkan infrastruktur fisik,
infrastruktur sosial dan infrastruktur ekonomi dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi, yang dapat mengintegrasikan
semua elemen dalam aspek tersebut dan membuat kota yang lebih
efisien dan layak huni melalui pemerintahan berbasis partisipasi
masyarakat.
Salah satu perkembangan teknologi dalam bidang transportasi yang
dapat kita temukan adalah sistem pelayanan parkir. Dewasa ini perparkiran
dalam suatu gedung sudah mulai menggunakan system komputerisasi dalam
pengoperasiannya, tetapi pengguna parkir masih saja terkendala atau kesulitan
dalam mencari tempat parkir yang kosong dengan mengelilingi area parkir
sehingga kurang efisien dan membutuhkan waktu yang lama. Jika proses
pelayanan tersebut dapat digantikan dengan menggunakan sistem yang lebih
modern (otomatisasi system) akan sangat menguntungkan, baik itu bagi
perusahaan yang bersangkutan terlebih lagi bagi pengguna parkir itu sendiri.
Salah satu permasalahan di Kabupaten Bondowoso adalah penerapan
sistem parkir yang belum berbasis teknologi dan masih mengandalkan tenaga
manusia. Selain itu, perilaku manusia yang tidak tertib parkir juga membuat
lokasi parkir semakin tidak teratur sehingga penggunaan lahan tidak optimal.
Hal ini berpengaruh terhadap keyamanan penggunaan terlebih pada retribusi
daerah. Untuk itu perlunya inovasi terkait permasalahan tersebut yaitu
perencanaan sistem parkir berbasis elektronik (smart parking system)
dengan tujuan melakukan perbaikan terhadap lokasi parkir, mengurangi
kontak dengan orang lain terkait kebiasaan masyarakat di era pandemi
covid-19, serta menghindari adanya pungutan liar dari hasil retribusi
parkir.

B. Maksud Dan Tujuan


Maksud dan tujuan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini adalah untuk

4
memberikan pandangan tentang sistem transportasi darat kepada taruna/i,
berbasis Intelligent Transport System (ITS) serta membandingkan
perencanaan hingga kebijakan yang dilakukan terhadap wilayah studi.
Laporan Kerja Lapangan ini disusun sebagai syarat dalam
penyelesaian Program Studi Manajemen Transportasi Jalan Politeknik
Transportasi Darat Indonesia-STTD. Laporan ini merupakan hasil Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) yang dilaksanakan pada tanggal 13 – 14 Juli 2021.

C. Ruang Lingkup

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) berupa kegiatan pengamatan


yang dilakukan di Kabupatendan seminar via daring (online) tentang
Sistem Transportasi Cerdas oleh narasumber yaitu Dr. Tri Adhianto
selaku Wakil Walikota Bekasi, Dr. Ir. Resdiansyah, MT, P.Hd., IPM
selaku Vice President ITS, Prof. Dr. IDM Priyantha Wedagama selaku
Dosen Universitas Udayana, dan Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono,
ST., MT., IPU., ASEAN Eng. selaku Peneliti Senior dan Tenaga Ahli
Utama Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) dan Ketua
Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).

5
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Geografis
Kabupaten Bondowoso yang secara geografis berada pada koordinat antara
113°48′10″ - 113°48′26″ BT dan 7°50′10″ - 7°56′41″ LS memiliki suhu udara
yang cukup sejuk berkisar antara 25°C - 28°C, karena berada di antara
pegunungan Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen di
sebelah timur dan pengunungan Hyang dengan puncaknya Gunung Argopuro,
Gunung Krincing dan Gunung Kilap di sebelah barat. Sedangkan di sebelah
utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa.
Kabupaten Bondowoso memiliki batas-batas wilayah dengan kabupaten
sekitarnya sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Situbondo
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Jember
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Situbondo dan Kabupaten
Probolinggo.
Wilayah Kabupaten Bondowoso tidak dilalui jalur utama Pantura yang
menghubungkan Banyuwangi – Situbondo – Probolinggo – Pasuruan –
Surabaya, juga tidak dilalui jalur selatan yang menghubungkan Banyuwangi –
Jember – Lumajang – Probolinggo – Pasuruan – Surabaya. Kabupaten
Bondowoso hanya dilalui jalur provinsi antara Situbondo – Bondowoso –
Jember atau sebaliknya.

B. Kondisi Transportasi Kabupaten Bondowoso


Prasarana transportasi berupa terminal type C yang berada di Jalan Imam
Bonjol. Terdapat pula Stasiun kereta api, namun sudah tidak beroperasi.
Bondowoso juga tidak terdapat jembatan timbang. Sarana transportasi berupa
bus umum yang terdiri dari bus antar kota dalam provinsi dan luar provinsi.
MPU dan angkutan desa melayani trayek antar kota dan antar kecamatan. Di
dalam kota sarana transportasi berupa becak dan dokar.

6
Berdasarkan Rencana Tata Tuang Wilayah Kabupaten Bondowoso Tahun
2011, sistem prasarana jalan berdasarkan hierarki dan fungsi pelayanan di
Kabupaten Bondowoso terdiri dari jalan kolektor primer, lokal primer dan lokal
sekunder, yaitu:

a. Jalan kolektor primer, yaitu jalan yang menghubungkan antara ibu kota
Kabupaten Bondowoso dengan ibu kota kabupaten sekitarnya,

b. Jalan lokal primer, yaitu jalan yang menghubungkan antara Kota


Bondowoso dengan kota ordo II dan ordo III kabupaten dan ibu kota
kabupaten,

c. Jalan lokal primer dan sekunder yang potensial sebagai jalan tembus
antar kabupaten,

d. Jalan lokal sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan


permukiman baik permukiman perkotaan maupun perdesaan dengan
kawasan perdagangan dan pemerintahan yang ada simpul-simpul kota
di wilayah Kabupaten Bondowoso.

Tahun 2020 total panjang jalan di Kabupaten Bondowoso 1.286,550 km yang


terdapat pada pada 323 ruas jalan, yang terdiri dari jalan aspal sepanjang
734,417 km (57,08%), jalan makadam 140,530 km (10,92%) dan jalan tanah
sepanjang 411,603 km (32,00%). Untuk jembatan di Kabupaten Bondowoso
berjumlah 267 buah sepanjang 1.958,50 meter.

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Konsep Perencanaan Transportasi


Perencanaan transportasi sebagai suatu Proses Perencanaan transportasi
sebagai suatu proses merupakan kegiatan untuk memilih dan memutuskan
aletrnatif pilihan pengadaan fasilitas tranportasi untuk mencapai tujuan
optimal yang ditetapkan sebelumnya dengan sumber daya optimal.
Transportasi harus direncanakan karena beberapa hal yaitu adanya
peningkatan aktivitas interaksi manusia, terbatasnya jaringan jalan dan moda
transportasi, kebutuhan aksesibilitas, efektivitas, efisiensi, dan kenyamanan
perjalanan, serta keselamatan perjalanan, serta aspek sumber daya energi dan
lingkungkan.
Menurut Dr. Tri Adhianto pembangunan harus direncanakan
dengan baik dengan cara mempertimbangkan segala aspek. Salah satu
contohnya adalah pengembangan transportasi di Kota Bekasi.
Pertumbuhan Kota Bekasi yang tinggi akan menyebabkan mobilitas
bertambah. Untuk itu pemerintah harus memiliki inovasi untuk
menyediakan kendaraan umum yang terpadu dan terintegrasi antar
angkutan. Seperti yang diterapkan saat ini adalah LRT (Light Rapid
Transit) dan MRT (Mass Rapid Transit). Berikut ini merupakan rencana
induk transportasi yang akan diterapkan di jabodetabek.

Gambar 1 Rencana 8Induk Transportasi Jabodetabek


Keterpaduan tidak hanya berlaku pada prasarana angkutan umum
sendiri, namun juga harus diterapkan pada regulasi pelaksanaannya.
Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah daerah harus selaras dengan
kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah pusat sehingga dapat bersinergi
dan dapat diterapkan dengan baik.
Menurut Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, ST., MT., IPU., ASEAN
Eng., tantangan pelaksanaan ITS kedepannya yaitu adanya elektric
vehicle, atau penerapan revolusi kendaran listrik. Revolusi ini terjadi
karena banyak kerugian yang terjadi akibat permasalahan transportasi.
Salah satu contohnya adalah masalah kemacetan yang menghabiskan
biaya hingga 31 Trilliun, serta tingkat fatalitas kecelakaan yang tinggi
sehingga diperlukan smart ttraffic management yang terintegrasi
berbasis elektrik terdii dari pembangunan infrastruktur, energy,
transport, dan command center.
Smart ttraffic management bisa merupakan suatu pengembangan
teknologi mulai dari manual dan berkembang menggunakan teknologi
sensi sehingga peraturan simpang adaptif sesuai dengan lapangan. Hal
ini dapat mengurangi tundaan yang terjadi. Keuntungan yang diperoleh
yaitu dengan adanya sistem ini maka akan lebih berkeselamatan, lebih
effisien, dan lebih efektiv bagi pengguna transportasi.
B. Smart Technology di Smart City
Setiap aspek memiliki permasalahan yang harus diselesaikan dengan
melakukan suatu perencanaan. Permasalahan yang ada di Indonesia antara
lain: kemacetan, polusi, ketidaksamaan aksesibilitas, tidak efisiensi, tidak
berkelanjutan, keselamatan, kualitas pelayanan, dan penelantaran
kesejahteraan pekerja. Menurut Dr. Ir. Resdiansyah, MT, P.Hd., IPM
bahwa salah satu untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
dengan menggunakan smart technology. Dalam transportasi sendiri,
smart technology dapat disebut sebagai Intelligent Transport System
(ITS). Salah satu cara pemerintah menjembatani penyelenggaraan ITS
yaitu dengan adanya Advanced Public Transportation System, Electronic
Payment System, Advanced Traffic Management System, dan lain
9
sebagainya.
Salah satu contoh penerapan ini adalah Kota Denpasar. Menurut
Prof. Dr. IDM Priyantha Wedagama ITS di Kota Denpasar harus
diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan yaitu adanya
peningkatan jumlah kecelakaan oleh sepeda motor karena angka
penggunaan sepeda motor yang tinggi. Disini, faktor kecepatan harus
diperhatikan karena kecepatan sebagai dasar menciptakan sebuah
keselamatan dan dapat meningkatkan fatalitas dari kecelakaan itu
sendiri. Selain itu, komponen keselamatan yang utaman yaitu: manusia,
lingkungan, dan kendaraan dimana komponen tersebut harus
dipertimbangkan dalam mengembangkan teknologi berbasis smart city.

Gambar 2 Gambaran Umum Sistem Pengendali Kecepatan pada Ruas Jalan

C. Perencanaan e-parking di Kabupaten Bondowoso

Parkir di Kabupaten Bondowoso belum memiliki sistem yang baik.


Penggunaan juru parkir serta perilaku masyarakat khususnya pada fasilitas
umum dapat mengganggu kinerja ruas jalan. Dalam menyelenggarakan
fasilitas parkir kendaraan baik di badan jalan maupun di luar badan jalan
perencanaan fasilitas parkir perlu diketaui besarnya kebutuhan tersebut.
Standar kebutuhan luas area parkir berbeda antara saatu dengan yang lainnya
bergantung pada pelayanan, tarip yang diberlakukan, ketersediaan ruang

10
parkir, tingkat kepemilikan kendaraan dan tingkat pendapatan masyarakat.
Penunjang fasilitas parkir berupa gedung atau taman parkir yang disediakan.
Kebutuhan parkir ada dua yaitu kebutuhan parkir tetap dan kebutuhan parkir
sementara.
Kondisi pandemi Covid-19 saat ini menuntut masyarakat untuk
mengurangi kontak antar individu, termasuk dalam sistem parkir. Sitem parkir
berbasis elektronik (smart parking system) merupakan salah satu upaya dalam
mewujudkan smart city. Smart parking system dapat diartikan sebagai
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan parkir.
Menurut San Fransisco Municipal Transportation Agency (SMFTA)
(2012), smart parking system memiliki tujuan yaitu untuk memudahkan
pengelolaan parkir. Terdapat elemen dasar dan manfaat di dalam smart
parking system sebagai berikut:
1) Easier payment methods.
Mesin Parkir Elektronik dapat memudahkan pembayaran, karena
dalam proses pembayaranya menggunakan uang digital yang
berada dalam kartu parkir.
2) Improved Muni speed and reliability.
Membantu dalam mempercepat proses parkir dan pembayaran
parkir, terutama pada kondisi komersil yang ramai
3) Reduced illegal parking.
Mengurangi para pengemudi yang terbiasa untuk melakukan parkir
liar atau ilegal, karena sudah disiapkan tempat parkirnya didekat
mesin parkir elektronik.
4) Improved safety for all road users.
Menanggulangi bahaya kecelakan yang biasa terjadi di jalan,
terutama bagi pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengemudi
lainya.
5) Increasing economic vitality and competitiveness.
Meningkatkan akses ke area komersial yang ramai. Hal ini akan
memantu mengubah persepsi masyarakat tentang keadaan parkir di
suatu tempat dan meningkatkan daya saing di daerah tersebut.

Pada perancangan sistem ini, meliputi beberapa tahapan diantaranya tahap


diagnosis awal yaitu pada tahapan ini akan dilakukan identifikasi masaah yang

11
ada. Seperti kendala-kendala yang dilakukan atau yang didapatkan pada saat
akan memarkir kendaraan.
Tahap perancangan dan pembuatan, dimana pada tahap ini dilakukan
perancangan, menyediakan seluruh komponen yang di butuhkan, selanjutnya
merakit dan membuat alat, serta mengisi program-program yang di perlukan.
Komponen-komponen yang perlu dipersiapkan diantaranya: PC atau Laptop, 1
modul Arduino Uno, Kabel USB, Sensor LDR, Laser pointer, dan lain
sebagainya.

Dibawah ini merupakan deskrip umum smart parking system yang bisa
diterapkan.

Gambar 3 Deskrip Umum Smart Parking System


Kamera usb diletakkan pada area parkir dengan ketinggian dan sudut
tertentu agar dapat menjangkau slot parkir sesuai dengan display pada
monitor yang terhubung pada Raspberry pi. Pada setiap slot tempat parkir
dibuat tanda sebagai tanda yang akan dideteksi oleh sistem. Tanda yang akan
diberikan pada setiap slot tempat parkir yaitu tanda segitiga. Ketika kamera
melakukan capture pada area slot parkir maka dilakukan pengolahan citra
digital oleh Raspberry pi dan selanjutnya data citra yang telah diproses akan
dikirim ke server setiap terjadi perubahan data. Apabila kamera digital
menangkap citra tanda segitiga pada sebuah slot maka slot pada tempat
parkir tersebut kosong, sedangkan jika hanya menangkap sebagian tanda
segitiga atau bahkan tidak terlihat maka pada slot tersebut telah terisi. Hasil
12
output dari pengolahan citra pada Raspberry pi berupa citra biner yaitu 1 dan
0. Hasil output tersebut memberi informasi terisi atau kosong pada suatu slot
parkir yang kemudian hasil tersebut dikirim ke server menggunakan kabel LAN
dan disimpan pada basis data lokal yang berada di server. Kecepatan
pengiriman data hasil pengolahan citra digital bergantung pada kecepatan
mendeteksi tanda segitiga pada hasil capture image tempat parkir.

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Smart system berarti sistem yang pintar, pintar memiliki arti mampu
melakukan sesuatu dengan baik, teratur, dan rapi sesuai dengan aturan yang
berlaku, serta mampu menyerap informasi dengan baik dan cepat sebagai
hasil dari pembelajaran yang dilakukan oleh sistem tersebut. Smart parking
system merupakan bagian atau part of smart city yang mengatur dalam hal
tata kelola area parkir sehingga lebih teratur dan efisien. Selain itu, smart
parking system juga memiliki tujuan untuk memberikan layanan inovatif yang
berkaitan dengan berbagai mode transportasi dan manajemen lalu lintas dan
memungkinkan berbagai pengguna untuk mendapatkan informasi yang lebih
baik dan membuat penggunaan jaringan transportasi yang lebih aman,
terkoordinasi, dan lebih cerdas.

B. Saran

Dalam mewujudkan smart city, harus terdapat inovasi membuat


wilayah lebih maju dengan memperhatikan perilaku masyarakat saat ini.
Selain itu, harus terdapat keterpaduan antara penyelenggara sistem dengan
target agar perencanaan tersebut dapat terealisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2020). Bondowoso Dalam Angka 2021. Bondowoso: Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bondowoso.

Kireina, N. F. (2017, Juli - Desember). MESIN PARKIR ELEKTRONIK SEBAGAI WUJUD


DARI SMART CITY DI KOTA BANDUNG. JISPO, 7, 63 - 80.

Mahrus, R. d. (n.d.). SMART PARKING SYSTEM.

Nur, M. N. (2021, Oktober). Inovasi Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Kota
Makassar. JOURNAL UNISMUH, 685-699. From
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/indeks

Ulfah, A. A. (n.d.). IMPLEMENTASI SISTEM PARKIR CERDAS DI UNIVERSITAS TELKOM.


Bandung: Universitas Telkom Bandung.

Anda mungkin juga menyukai