Kebijakan Publik
Disusun Oleh:
210903038
2022
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya
makalah yang berjudul “Analisis Alternatif E-Tilang di Indonesia” ini dapat selesai tepat
pada waktunya. Adapun makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan
Publik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan
saran membangun saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke empat di dunia. Hal ini
berdampak pada banyak hal termasuk mobilitas penduduk sehari-hari. Hampir setiap
ruas jalan di indonesia dilewati oleh para pengendara mulai dari sepeda motor sampai
kendaaraan besar seperti truk dan bus. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun
2020 tercatat sebanyak 2,3 persen penduduk Indonesia merupakan pekerja sekuler.
Laki-laki Perempuan
Kota 1 246 358 75 879
Desa 975 398 59 338
Kota&desa 2 221 756 135 217
Pergerakan ini tentu harus disandingkan dengan adanya fasilitas jalan dan rambu yang
memadai, serta pengawasan bagi pelanggar tata lalu lintas. Menurut (Nur, 2021)
“…lalu lintas adalah hal ikhwal yang berhubungan dengan sarana jalan sebagai sarana
untuk mencapai tujuan” Sebab pelanggaran lalu lintas dapat berpotensi berujung
kepada kecelakaan. Maka dari itu, pengawasan dan penegakan hukum lalu lintas
harus ditegakkan dan dipatuhi oleh setiap pengguna jalan.
Pengawasan lalu lintas di Indonesia selama ini dilakukan secara konvensional oleh
petugas kepolisian. Sistem yang digunakan cenderung berpotensi menimbulkan
adanya kecurangan maupun pungutan liar. Hal ini kerap dikeluhkan masyarakat dan
menimbulkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap petugas.
Oleh karena itu, pemerintah memberikan solusi baru akan permasalahan ini.
Penggunaan teknologi informasi digaungkan kembali dalam kehidupan termasuk
dalam kebijakan penerapan ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) yang akan
bekerja selama 24 jam mengawasi pelanggaran lalu lintas berdasarkan Pasal 287 ayat
5 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Adapun ETLE menandai para pelanggar lalu lintas dijalan untuk dikenai denda
maupun sanksi administrasi maupun kurungan. Penulisan makalah ini akan berkaitan
dengan permasalahan yang menyebabkan urgensi akan tilang elektronik, juga akan
membahas mengenai tilang elektronik dari segi kebijakan publik dan alternatif
tambahan dari sudut pandang penulis untuk kebijakan ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini akan membahas mengenai permasalahan
yang menyebabkan urgensi terhadap tilang elektronik, tilang elektronik sebagai
kebijakan publik serta alternatif kebijakan yang memiliki kekuatan hukum.
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui faktor pendukung
diterbitkannya aturan E-Tilang, mengetahui E-Tilang sebagai kebijakan publik dari
segi agenda kebijakan, serta menganalisis alternatif yang dapat mengoptimalkan
jalannya kebijakan E-Tilang di Indonesia.
D. METODE PENELITIAN
Adapun penulisan makalah ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif
merupakan metode penelitian dengan mengembangkan teori secara deskriptif.
KAJIAN TEORI
Maka dari itu ETLE tahap pertama diluncurkan 23Maret 2021 sebagai upaya
pengentasan berbagai hal diatas, serta sebagai upaya memajukan pelayanan publik
berbasis teknologi di Indonesia. Pelanggar yang terdata oleh sistem tilang elektronik
akan dikenai denda yang akan dikirimkan ke tagihan pajak pelanggar. Sanksi yang
dikenakan pun dapat berbeda pada setiap jenis pelanggaran. Namun system ini dilihat
masih memiliki beberapa celah kekurangan yakni besarnya biaya yang diperlukan
demi meratanya fasilitas ini di setiap titik-titik jalan di seluruh Indonesia. Yang mana
perlu diingat fasilitas ini banyak menggunakan prasarana dalam jumlah banyak untuk
disebarkan di seluruh Indonesia. Selain itu, pelaksanaan hukum haruslah disertai pula
dengan respon yang juga baik dari masyarakat yang menjalankannya. Maka dari itu,
kendala lainnya adalah cara menanamkan nilai taat hukum lalu lintas serta
mensosialisasikan ETLE kepada seluruh masyarakat.
A. KESIMPULAN
ETLE merupakan sebuah kebijakan yang hadir sebagai respon terhadap tilang
konvensional yang masih banyak mengalami kekurangan. Tilang ini memiliki telah
hadir di Indonesia semenjak tahun 2021 kemarin. Kebijakan ini mendapatkan respon
dan hasil yang baik dari masyarakat, namun juga tidak terlepas dari permasalahan dan
kekurangan. Maka dari itu ETLE sebagai kebijakan bersifat dapat dikembangkan
demi implementasi yang lebih optimal. Berangkat dari sifat ETLE sebagai kebijakan,
maka penulis mengevaluasi ETLE dan memberikan saran alternatif dengan
menggiatkan sosialisasi dari tilang elektronik.
B. SARAN
Pengenalan tilang elektronik lebih lanjut di Indonesia diharapkan dapat lebih gencar.
Maka dari itu,untuk menjangkau setiap lapisan masyarakat hendaknya melibatkan
tenaga anak muda dalam menuangkan kreativitas untuk bekerja sama dengan
pemerintah untuk mempromosikan kegiatan maupun kebijakan, tidak hanya ETLE
namun juga kebijakan lain kedepannya.
Daftar Pustaka
Kharisma, A. (2022, April 4). Evaluasi ETLE di Tol, Kakorlantas: Ubah Budaya Berkendaraan
Masyarakat. Retrieved June 14, 2022, from detiknews: https://news.detik.com/berita/d-
6016540/evaluasi-etle-di-tol-kakorlantas-ubah-budaya-berkendaraan-masyarakat
Nur, N. C. (2021). Penerapan Aplikasi E-Tilang dalam Penyelesaian Perkara Lalu Lintas Jalan. AMSIR
Law Jurnal, 22.
Saputra, N. P. (2021). Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) dan Permasalahannya. Bidang
Hukum : Info Singkat, 1-2.
Statistik, B. P. (2021, December 21). Badan Pusat Statistik. Retrieved June 13, 2022, from Statistik
Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja 2021:
https://www.bps.go.id/publication/2021/12/21/a15176a0d458bc8f297d3ee7/statistik-
mobilitas-penduduk-dan-tenaga-kerja-2021.html