Dosen pengampuh
Debby Yulinar Permata, S.T., M.T.
Disusun oleh
kelompok III
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga Makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan dukungan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar laporan ini bisa pembaca
praktekkan dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis ,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB 1............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.3. Tujuan Masalah...............................................................................................................5
1.4. Batasan Masalah.............................................................................................................5
BAB II..........................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................................6
2.1. Pelanggaran Lalu Lintas..................................................................................................6
2.2. Kewenangan Kepolisian..................................................................................................6
2.3. Gambaran Umum Literatur.............................................................................................7
BAB III.........................................................................................................................................8
ANALISIS DAN SOLUSI..........................................................................................................8
3.1. Identifikasi Umum...........................................................................................................
3.2. Analisis Umum................................................................................................................8
3.3. Solusi Umum...................................................................................................................12
3.4. Analisis dan Solusi Pendapat..........................................................................................13
BAB IV.........................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................18
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................................18
4.2. Saran................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Lalu lintas merupakan salah satu sarana yang memiliki peranan vital dalam meningkatkan
menggunakan angkutan jalan dengan berbagai macam kepentingan, dengan adanya lalu lintas dapat
memudahkan masyarakat dalam memenuhi kegiatan perekonomiannya. Oleh sebab itu negara
berkewajiban untuk melindungi dan menjamin hak warga negara dalam berlalu lintas.
Keselamatan dalam lalu lintas ialah hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
trasportasi, salah satu upaya dalam menjaga keselamatan lalu lintas adalah adanya pemasangan
traffic light di badan atau marka jalan. Namun kurangnya kesadaran masyarakat yang cendrung
buruk sehingga banyaknya terjadi pelanggaran lalu lintas. Tidak sedikit kasus pelanggaran lalu
lintas yang terjadi mengakibatkan timbulnya kecelakaan dan kemacetan lalu lintas yang disebabkan
oleh ketidakdisiplinan para pengguna jalan. Apabila ada kerja sama yang baik antara pengguna
jalan dengan peraturan yang ada maka pelanggaran lalu lintas tidak akan terjadi. Usaha untuk
mengubah perilaku tidaklah relevan karena masyarakat harusnya mengikuti peraturan yang ada
Adanya peraturan yang mengatur diharapkan masyarakat dapat mematuhi hukuman yang
berlaku, adanya UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan merupakan
hukum yang mengatur mengenai lalu lintas dan berkendara, meskipun penerapan dan
pelaksanaannya bukanlah hal yang mudah. Meningkatnya penggunaan lalu lintas menyebabkan
4
ruas jalan yang ada semakin sedikit atau sempit yang dapat menyebabkan kemacetan dan
mengganggu aktivitas yang berjalan. Nah, guna menekan tingkat pelanggaran lalu lintas yang ada
maka dilakukanlah rekayasa lalu lintas. Rekayasa di jalan raya merupakan upaya yang dilakukan
oleh pemerintah dalam meciptakan efektivitas mobilitas dan mendukung keamanan masyarakat
dalam berkendara. Pihak kepolisian dan Dishub lalu lintas bertugas sebagai penyelenggaraan lalu
juga diiringi dengan semakin banyaknya pelanggaran lalu lintas yang terjadi. Pelanggaran yang
sering terjadi ialah tidak menggunakan helm, melanggar rambu lalu lintas, tidak menggunakan seat
5
Pentingnya kesadaran masyarakat sangat berperan dalam keselamatan lalu lintas dan
mengurangi pelanggaran lalu lintas. Tentunya dibutuhkan upaya dari pemerintah dan pihak
kepolisian dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas serta meningkatkan implementasi Undang-
1.3. Tujuan
1. Menganalisis jenis pelanggaran apa saja yang sering terjadi di kota Palembang, khususnya
di Jalan Srijaya Negara, Palembang
2. Menginterpretasikan dengan lebih detail apa saja penyebab atau pemicu terjadinya
pelanggaran lalu lintas.
3. Mengetahui langkah apa yang harus diambil, sehingga kasus pelanggaran lalu lintas
tersebut dapat teratasi.
Ruang lingkup dalam penelitian ini dengan mengidentifikasi kondisi fisik fasilitas lalu lintas
dan permasalahan yang terjadi pada lalu lintas pada kota Palembang di jalan Srijaya Negara.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
dimaksud dalam ayat (1).
8
2.3. Gambaran Umum Literatur
Dalam makalah peninjauan lokasi pelanggaran lalu lintas di Kota Palembang,
Sumatera Selatan dengan titik lokasi Jalan Srijaya Negara. Mengenai deteksi dan
klasifikasi objek kendaraan dan pelanggaran lalu lintas. Dari kajian ini, memiliki hasil
penelitian - penelitian adalah sistem untuk deteksi dan klasifikasi objek kendaraan dan
deteksi pelanggaran lalu lintas oleh kendaraan bermotor.
Deteksi kendaraan merupakan salah satu masalah yang berkaitan dengan object
detection, di mana kita bermaksud untuk mencari posisi dari objek tersebut. Dengan
object detection, kendaraan seperti mobil dan sepeda motor yang melakukan
pelanggaran lalu lintas dapat dideteksi sehingga diharapkan dapat mempermudah dalam
memantau keadaan lalu lintas. Selain kendaraan, ada objek-objek lain yang dideteksi
pada literatur-literatur ini, seperti zebra cross, helm, pelat nomor, dan pejalan kaki.
9
BAB III
Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai analisis dari permasalahan yang diambil
beserta rancangan solusi dari permasalahan melawan arus (contra flow) di jalan Srijaya
Negara, Palembang. Pada tahan analisis ini akan dimulai dengan identifikasi permasalahan.
Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, lalu lintas
merupakan gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Ruang lalu lintas jalan
merupakan prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, serta barang
Menurut Sasambe (2016), lalu lintas adalah individu yang berpindah dengan atau tanpa
alat penggerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Menurut Soekanto (Sumampow, 2013),
lalu lintas merupakan sesuatu yang berkaitan dengan perjalanan dari tempat satu ke tempat
lainnya. Perjalanan yang dimaksud dapat berupa perjalanan pada jalur darat, laut, serta udara.
Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa lalu
lintas adalah suatu jenis pergerakan baik itu pergerakan kendaraan, orang, dan barang dari
suatu tempat ke tempat lainnya pada jalur darat, laut, ataupun udara.
yang dapat diketahui setelah ada undang-undang yang menentukan demikian. Hal tersebut
mengakibatkan pelanggaran memiliki hubungan dengan suatu peraturan yang berlaku yang
menyebabkan sesuatu hal tidak dapat dikatakan sebagai pelanggaran apabila tidak ada aturan 10
adalah perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan peraturan atau hukum yang
berlaku. Berikut adalah beberapa contoh pelanggaran lalu lintas yang dikutip oleh Dinas
Lampu lalu lintas (traffic light) merupakan komponen yang sangat penting
dalam pengaturan lalu lintas. Akan tetapi, pelanggaran jenis ini merupakan jenis
tentang kewajiban bagi pengendara untuk menggunakan helm berstandar SNI dan
telah tertera pula sanksi bagi pengendara motor yang tidak menggunakan helm,
yaitu pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak
Rp.250.000,00. Akan tetapi, masih sering kita lihat peraturan ini dilanggar.
wajib menyalakan lampu utama kendaraan yang digunakan pada malam hari dan
kondisi tertentu. Lalu pada ayat kedua dinyatakan bahwa pengendara sepeda motor
juga wajib menyalakan lampu utama pada siang hari. Pelanggaran ini sering terjadi,
Penilangan yang dilakukan oleh pihak kepolisian juga sering terjadi kepada 11
pengendara yang tidak membawa surat-surat berkendara seperti Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK) dan Surat Izin Mengemudi (SIM). Ada pula kalanya ditemukan
pengendara yang belum memiliki SIM karena belum cukup usia. Hal tersebut bias
membahayakan keselamatan pengendara itu sendiri dan orang lain selaku pengguna
jalan.
Tindakan ini dapat sering kita temukan di jalan-jalan besar dimana untuk
berbalik arah ada jalurnya sendiri dan biasanya diantara kedua jalur dibatasi
pembatas jalan yang tidak bisa langsung dilewati oleh pengendara kendaraan
melawan arus. Selain itu, pelanggaran ini juga dapat terjadi di jalan yang memiliki
Salah satu contoh pelanggaran rambu lalu lintas adalah parkir di bawah rambu
dilarang parkir dan berhenti di depan tanda larangan stop. Menurut UU No.22
Tahun 2009 pada pasal 287 ayat (1), pengendara yang melanggar jenis pelanggaran
ini dapat diberi hukuman pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling
masuk jalur busway. Mereka biasanya melakukan hal tersebut dikarenakan ingin
lebih juga termasuk ke dalam kategori ini. Banyak peristiwa kecelakaan yang terjadi
Padahal kaca spion dapat membantu pengendara untuk memastikan kondisi sudah
aman saat ingin membelokkan kendaraan. Kaca spion berguna untuk meminimalisir
dapat kita temui pengendara kendaraan roda dua berkendara di atas trotoar guna
menghindari kemacetan.
Dari hasil penelitian yang didapatkan mengenai pelanggaran lalu lintas terutama pada
pelanggaran melawan arus lalu lintas. Hal ini bisa diatasi dengan mengeluarkan peraturan
perundang undangan tentang pelanggaran berlalu lintas. Pengeluaran pelanggaran ini dapat
tidak masuk pengadilan. Karena semua pelanggaran lalu lintas bukan pelanggaran pidana tapi
hanya dilakukan hanya sebatas administrasi. Pelanggaran ini jika dilanggar maka harus 13
membayar dan dana atau uang yang didapatkan dari hasil tilang akan digunakan untuk
meningkatkan fasilitas fasilitas yang ada seperti transportasi, pelayanan umum, dll untuk
menyejahterakan rakyat.
Semua jenis pelanggaran lalu lintas ini juga sebenarnya bisa diajukan ke pengadilan
dan pengadilan akan tetap dapat menerima pemeriksaan dan memutuskan tentang suatu
pelanggaran yang terjadi. Namun hal ini dapat dilakukan jika pelaku yang ditilang tidak mau
bekerja sama atas perbuatannya dan menentang pihak kepolisian. Dan jika tidak ada masalah
pengendara mengakui kesalahannya dan tidak melakukan pemberontakan maka tidak perlu
dibawa ke pengadilan dan hanya akan diberikan sanksi berupa biaya administrasi saja. Oleh
karena itu pihak kepolisian harus tegas dalam memberi himbauan dan harus ketat dalam
mengawasi masyarakatnya agar terus mentaati peraturan lalu lintas. Masyarakat juga
seharusnya dapat bekerjasama dan ikut mentaati agar terciptanya keamanan dan kenyamanan
Analisis dan solusi mengenai studi kasus Pelanggaran Lalu Lintas yang terjadi di Kota
Palembang, dengan titik tinjau Jalan Srijaya Negara. Dengan 4 (empat) titik lokasi jalan
yaitu; -------.
14
Gambar 3.3.1. Simpang Jalan Srijaya Negara
menyebabkan pengendara mengubah arah normal arus lalu lintas kendaraan yang
ada pada suatu jalan raya. Sekarang ini jika dilihat jalanan banyak dipadati oleh
yang ada di jalanan tak jarang pengendara pengendara bermotor ini melanggar
peraturan yang ada, biasanya pengendara motor ini melanggar peraturan lalu lintas
yaitu melawan arus lalu lintas. Hal ini sering terjadi karena pengendara bermotor
menganggap sepele karena di daerah pinggiran jarang ada pihak kepolisian yang
sedang beroperasi. Padahal kegiatan melawan arus ini sangat membahayakan dan
beresiko bagi pengendara bahkan pengguna atau pengendara lainnya yang ada di
jalanan tersebut.
Pelanggaran melawan lalu lintas ini bukanlah hal yang terpuji dan tidak bisa
orang lain. Adapun penyebab alasan seseorang pengendara melawan lalu lintas.
a. Buru-buru.
suatu aktivitas. Apalagi pada saat di jalan jika lupa akan suatu hal atau ada kerjaan
yang mendadak yang menyebabkan harus cepat dalam berkendara. Hal inilah yang
Dengan ini pengendara beranggapan dapat mempersingkat waktu dan lebih cepat
mencapai tujuan yang di inginkan. Oleh sebab itu, banyak pengendara yang
menghalalkan segala tindakannya dalam melawan arus lintas dengan alasan hanya
Sebenarnya alasan pengendara melawan arus lalu lintas ini tidak pantas
dijadikan sebagai alasan yang tepat. Karena kegiatan melawan arus lalu lintas ini
berbahaya. Alangkah baiknya jika kita meluangkan waktu untuk mencari tikungan
daripada harus melawan arus karena hanya malas berjalan lebih jauh agar tetap
Memang di Indonesia tindakan melawan arus lintas ini sudah dianggap biasa.
Apalagi jika dalam keadaan terburu buru dan malas untuk mencari tikungan
kebetulan sedang tidak ada polisi yang sedang beroperasi menjadi alasan yang
pengendara di Indonesia hanya patuh saat ada polisi yang mengawasi saja.
Bagi pengendara jalan yang suka melawan arus untuk mempersingkat waktu,
selagi belum pernah memakan korban di jalan itu, pasti pengendara beranggapan
bahwa untuk melawan arus sedikit tidak akan jadi masalah. Dan semua pengendara
menganggap jalan tersebut aman aman saja untuk melakukan tindakan melanggar
aturan seperti melawan arus lalu lintas.Walaupun pasti tetap tidak ada aman
amannya.
e. Kebiasaan
17
Perihal kebiasaan pengendara yang suka melanggar memanglah sulit untuk di
yang sering melakukan tindakan melawan arus ini bahkan bisa menjadi contoh bagi
pengendara lain sehingga melakukan pelanggaran yang sama dalam melawan arus.
Hali inilah harusnya di beri pengawasan dan aturan kepada pengendara agar tetap
menaati aturan berkendara agar tetap aman dan selamat ketika berkendara.
Keselamatan dan kenyamanan berkendara merupakan suatu hal yang paling penting.
Namun masih saja banyak orang yang tidak menaati peraturan lalu lintas yang ada.
Padahal dengan menaati peraturan lalu lintas keselamatan dan kenyamanan baik orang
lain maupun pengendara sendiri dapat tetap terjaga. Berikut bahaya yang akan kita
dapatkan jika melanggar aturan berlalu lintas terutama dalam melawan arus lalu lintas.
a. Rawan kecelakaan
Rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas ini menjadi hal utama yang mengintai
dan membahayakan terutama bagi pengendara. Hali ini bisa menyebabkan bahaya
bagi pengguna jalan bahkan orang yang ada di sekitarnya. Dengan melawan arus
memakan korban jiwa. Dalam tindakan ini pengendara yang melawan arus bisa
korban. Seperti yang ada dalam pidana pasal 310 UU Lalu Lintas, dapat dikenai
c. Menjadi tersangka
18
Berkendara melawan arus lalu lintas bisa menjadi bahaya yang tentunya bisa
dijadikan sebagai kesalahan atau tersangka utama dalam kecelakaan yang terjadi
dan dapat dijadikan sebagai pelaku satu satunya yang dapat disalahkan. Walaupun
terkadang memang bukan pengendara yang melawan arus yang menabrak namun
tetap saja yang melawan arus tetap disalahkan karena telah melanggar aturan lalu
lintas.
BAB IV
4.1. Kesimpulan
19
4.2. Saran
https://dishub.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/16/2016/05/Undang-Undang-
No.-22-tahun-2009-Tentang-Lalulintas.pdf
http://repository.unissula.ac.id/9721/5/BAB%20II.pdf
https://adoc.pub/ii-tinjauan-pustaka-a-pengertian-lalu-lintas-dan-pelanggaran.html
https://dishub.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/10-pelanggaran-lalu-lintas-
paling-sering-terjadi-73
20