Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TINJAUAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI JALAN SRIJAYA NEGARA

Dosen pengampuh
Debby Yulinar Permata, S.T., M.T.

Disusun oleh
kelompok III

Audira Saharani (03011282126028)


Nabila Valencia (03011282126036)
Ibnu Ahmad Zhafir Aly (03011282126094)

Universitas Sriwijaya Indralaya


Fakultas Teknik
Teknik Sipil kelas B Indralaya
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga Makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan dukungan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar laporan ini bisa pembaca
praktekkan dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Penulis ,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB 1............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.3. Tujuan Masalah...............................................................................................................5
1.4. Batasan Masalah.............................................................................................................5

BAB II..........................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................................6
2.1. Pelanggaran Lalu Lintas..................................................................................................6
2.2. Kewenangan Kepolisian..................................................................................................6
2.3. Gambaran Umum Literatur.............................................................................................7

BAB III.........................................................................................................................................8
ANALISIS DAN SOLUSI..........................................................................................................8
3.1. Identifikasi Umum...........................................................................................................
3.2. Analisis Umum................................................................................................................8
3.3. Solusi Umum...................................................................................................................12
3.4. Analisis dan Solusi Pendapat..........................................................................................13

BAB IV.........................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................18
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................................18
4.2. Saran................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Lalu lintas merupakan salah satu sarana yang memiliki peranan vital dalam meningkatkan

mobilitas sosial masyarakat dan memperlancar pembangunan. Setiap saat masyarakat

menggunakan angkutan jalan dengan berbagai macam kepentingan, dengan adanya lalu lintas dapat

memudahkan masyarakat dalam memenuhi kegiatan perekonomiannya. Oleh sebab itu negara

berkewajiban untuk melindungi dan menjamin hak warga negara dalam berlalu lintas.

Keselamatan dalam lalu lintas ialah hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

trasportasi, salah satu upaya dalam menjaga keselamatan lalu lintas adalah adanya pemasangan

traffic light di badan atau marka jalan. Namun kurangnya kesadaran masyarakat yang cendrung

buruk sehingga banyaknya terjadi pelanggaran lalu lintas. Tidak sedikit kasus pelanggaran lalu

lintas yang terjadi mengakibatkan timbulnya kecelakaan dan kemacetan lalu lintas yang disebabkan

oleh ketidakdisiplinan para pengguna jalan. Apabila ada kerja sama yang baik antara pengguna

jalan dengan peraturan yang ada maka pelanggaran lalu lintas tidak akan terjadi. Usaha untuk

mengubah perilaku tidaklah relevan karena masyarakat harusnya mengikuti peraturan yang ada

sehingga pelanggaran lalu lintas dapat diminimalkan.

Adanya peraturan yang mengatur diharapkan masyarakat dapat mematuhi hukuman yang

berlaku, adanya UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan merupakan

hukum yang mengatur mengenai lalu lintas dan berkendara, meskipun penerapan dan

pelaksanaannya bukanlah hal yang mudah. Meningkatnya penggunaan lalu lintas menyebabkan

4
ruas jalan yang ada semakin sedikit atau sempit yang dapat menyebabkan kemacetan dan

mengganggu aktivitas yang berjalan. Nah, guna menekan tingkat pelanggaran lalu lintas yang ada

maka dilakukanlah rekayasa lalu lintas. Rekayasa di jalan raya merupakan upaya yang dilakukan

oleh pemerintah dalam meciptakan efektivitas mobilitas dan mendukung keamanan masyarakat

dalam berkendara. Pihak kepolisian dan Dishub lalu lintas bertugas sebagai penyelenggaraan lalu

lintas dan angkutan jalan.

Tabel 1.1. Kasus Pelanggaran Lalu Lintas di Sumatera Sealatan

(Sumber:Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Direktorat Lalu Lintas Polri)

Tingginya jumlah penduduk menyebabkan tingginya kebutuhan penggunaan kendaraan yang

juga diiringi dengan semakin banyaknya pelanggaran lalu lintas yang terjadi. Pelanggaran yang

sering terjadi ialah tidak menggunakan helm, melanggar rambu lalu lintas, tidak menggunakan seat

belt, muatan yang berlebihan, dan melanggar arus jalan.

5
Pentingnya kesadaran masyarakat sangat berperan dalam keselamatan lalu lintas dan

mengurangi pelanggaran lalu lintas. Tentunya dibutuhkan upaya dari pemerintah dan pihak

kepolisian dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas serta meningkatkan implementasi Undang-

Undang lalu lintas.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Jalan Srijaya Negara, Palembang?
2. Apa penyebab terjadinya pelanggaran lalu lintas yang kerap terjadi?
3. Dampak apa saja yang disebabkan oleh pelanggaran lalu linta?
4. Bagaimana solusi atau upaya untuk dapat menanggani kasus pelanggaran lalu lintas yang
terjadi?

1.3. Tujuan
1. Menganalisis jenis pelanggaran apa saja yang sering terjadi di kota Palembang, khususnya
di Jalan Srijaya Negara, Palembang
2. Menginterpretasikan dengan lebih detail apa saja penyebab atau pemicu terjadinya
pelanggaran lalu lintas.
3. Mengetahui langkah apa yang harus diambil, sehingga kasus pelanggaran lalu lintas
tersebut dapat teratasi.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini dengan mengidentifikasi kondisi fisik fasilitas lalu lintas

dan permasalahan yang terjadi pada lalu lintas pada kota Palembang di jalan Srijaya Negara.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pelanggaran Lalu Lintas


Pengertian tentang lalu lintas kaitanya dengan lalu lintas jalan menurut, Ramdlon
Naning (1983) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pelanggaran lalu lintas jalan
adalah perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan peraturan
perundang- undangan lalu lintas. Pelanggaran yang dimaksud ialah sebagaimana yang diatur
dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 yang berbunyi: Setiap orang yang
menggunakan Jalan Wajib: a. Berperilaku tertib; dan/atau b. Mencegah hal-hal yang dapat
merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, atau
yang dapat menimbulkan kerusakan jalan. Jika ketentuan tersebut diatas dilanggar maka akan
dikualifikasikan sebagai suatu pelanggaran yang terlibat dalam kecelakaan. Ketertiban lalu
lintas adalah salah satu perwujudan disiplin nasional yang merupakan cermin budaya bangsa
karena itulah setiap insan wajib turut mewujudkannya. Untuk menghindari terjadinya
pelanggaran lalu lintas maka diharapkan masyarakat dapat mengetahui dan melaksanakan
serta patuh terhadap peraturan lalu lintas yang terdapat pada jalan raya.

2.2. Kewenangan Kepolisian


Pada Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia atau disebut dengan Undang-Undang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, menyebutkan bahwa, “Kepolisian adalah segala hal ihwal yang
berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”
Selanjutnya Pasal 5 Undang-Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan
bahwa: 1. Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan
dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. 2. Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah
Kepolisian Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimana

7
dimaksud dalam ayat (1).

8
2.3. Gambaran Umum Literatur
Dalam makalah peninjauan lokasi pelanggaran lalu lintas di Kota Palembang,
Sumatera Selatan dengan titik lokasi Jalan Srijaya Negara. Mengenai deteksi dan
klasifikasi objek kendaraan dan pelanggaran lalu lintas. Dari kajian ini, memiliki hasil
penelitian - penelitian adalah sistem untuk deteksi dan klasifikasi objek kendaraan dan
deteksi pelanggaran lalu lintas oleh kendaraan bermotor.

Deteksi kendaraan merupakan salah satu masalah yang berkaitan dengan object
detection, di mana kita bermaksud untuk mencari posisi dari objek tersebut. Dengan
object detection, kendaraan seperti mobil dan sepeda motor yang melakukan
pelanggaran lalu lintas dapat dideteksi sehingga diharapkan dapat mempermudah dalam
memantau keadaan lalu lintas. Selain kendaraan, ada objek-objek lain yang dideteksi
pada literatur-literatur ini, seperti zebra cross, helm, pelat nomor, dan pejalan kaki.

Berdasarkan literatur-literatur yang ada, pelanggaran lalu lintas dapat dideteksi


dengan cara mendeteksi objek kendaraan bersama dengan objek pelanggarannya.
Misalnya pada sepeda motor, pelanggaran akan dideteksi dengan mengklasifikasikan
pengendara sepeda motor yang menggunakan helm dan pengendara sepeda motor yang
tidak menggunakan helm. Ada juga yang mendeteksi pelanggaran dengan melihat
apakah objek kendaraan seperti mobil dan sepeda motor berada pada zebra cross saat
ada pejalan kaki yang menyeberang, hal ini juga termasuk pelanggaran lalu lintas. Pada
bagian ini, akan dibahas mengenai cara penelitian - penelitian tersebut medeteksi
pelanggaran pada lalu lintas serta hasil dan akurasi yang diperoleh dari model dan
metode yang diterapkan.

9
BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SOLUSI

3.1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai analisis dari permasalahan yang diambil

beserta rancangan solusi dari permasalahan melawan arus (contra flow) di jalan Srijaya

Negara, Palembang. Pada tahan analisis ini akan dimulai dengan identifikasi permasalahan.

3.2. Analisis Umum

Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, lalu lintas

merupakan gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Ruang lalu lintas jalan

merupakan prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, serta barang

yang dapat berupa jalan dan fasilitas pendukung.

Menurut Sasambe (2016), lalu lintas adalah individu yang berpindah dengan atau tanpa

alat penggerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Menurut Soekanto (Sumampow, 2013),

lalu lintas merupakan sesuatu yang berkaitan dengan perjalanan dari tempat satu ke tempat

lainnya. Perjalanan yang dimaksud dapat berupa perjalanan pada jalur darat, laut, serta udara.

Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa lalu

lintas adalah suatu jenis pergerakan baik itu pergerakan kendaraan, orang, dan barang dari

suatu tempat ke tempat lainnya pada jalur darat, laut, ataupun udara.

Menurut Moeljatno, pelanggaran merupakan perbuatan yang bersifat melanggar hukum

yang dapat diketahui setelah ada undang-undang yang menentukan demikian. Hal tersebut

mengakibatkan pelanggaran memiliki hubungan dengan suatu peraturan yang berlaku yang

menyebabkan sesuatu hal tidak dapat dikatakan sebagai pelanggaran apabila tidak ada aturan 10

yang melarangnya. Menurut Wirjono Prodjodikoro, pelanggaran bermakna “overtredingen”


atau pelanggaran dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang melanggar sesuatu dan

berhubungan dengan hukum, sehingga pelanggaran adalah perbuatan melawan hukum.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa pelanggaran

adalah perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan peraturan atau hukum yang

berlaku. Berikut adalah beberapa contoh pelanggaran lalu lintas yang dikutip oleh Dinas

Perhubungan Kabupaten Buleleng:

1. Menerobos Lampu Lalu Lintas (Traffic Light)

Lampu lalu lintas (traffic light) merupakan komponen yang sangat penting

dalam pengaturan lalu lintas. Akan tetapi, pelanggaran jenis ini merupakan jenis

pelanggaran yang paling sering dilakukan oleh pengguna kendaraan.

2. Tidak Menggunakan Helm

Menurut UU No. 22 Tahun 2009, sudah terdapat peraturan yang mengatur

tentang kewajiban bagi pengendara untuk menggunakan helm berstandar SNI dan

telah tertera pula sanksi bagi pengendara motor yang tidak menggunakan helm,

yaitu pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak

Rp.250.000,00. Akan tetapi, masih sering kita lihat peraturan ini dilanggar.

3. Tidak Menyalakan Lampu Kendaraan

Menurut pasal 107 UU No. 22 Tahun 2009, pengemudi kendaraan motor

wajib menyalakan lampu utama kendaraan yang digunakan pada malam hari dan

kondisi tertentu. Lalu pada ayat kedua dinyatakan bahwa pengendara sepeda motor

juga wajib menyalakan lampu utama pada siang hari. Pelanggaran ini sering terjadi,

terutama tentang kewajiban menyalakan lampu di siang hari.

4. Tidak membawa surat berkendara

Penilangan yang dilakukan oleh pihak kepolisian juga sering terjadi kepada 11

pengendara yang tidak membawa surat-surat berkendara seperti Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK) dan Surat Izin Mengemudi (SIM). Ada pula kalanya ditemukan

pengendara yang belum memiliki SIM karena belum cukup usia. Hal tersebut bias

membahayakan keselamatan pengendara itu sendiri dan orang lain selaku pengguna

jalan.

5. Melawan Arus (Contra Flow)

Tindakan ini dapat sering kita temukan di jalan-jalan besar dimana untuk

berbalik arah ada jalurnya sendiri dan biasanya diantara kedua jalur dibatasi

pembatas jalan yang tidak bisa langsung dilewati oleh pengendara kendaraan

bermotor. Hal tersebut mengakibatkan adanya pengendara yang nekat untuk

melawan arus. Selain itu, pelanggaran ini juga dapat terjadi di jalan yang memiliki

jalur satu arah.

6. Melanggar Rambu-rambu Lalu Lintas

Salah satu contoh pelanggaran rambu lalu lintas adalah parkir di bawah rambu

dilarang parkir dan berhenti di depan tanda larangan stop. Menurut UU No.22

Tahun 2009 pada pasal 287 ayat (1), pengendara yang melanggar jenis pelanggaran

ini dapat diberi hukuman pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling

banyak sebesar Rp.500.000,00.

7. Menerobos Jalur Busway

Kecelakaan di jalur busway sering terjadi karena adanya pengendara yang

masuk jalur busway. Mereka biasanya melakukan hal tersebut dikarenakan ingin

menembus kemacetan. Mereka tetap melakukannya meskipun sanksi yang

dikenakan bagi pelanggar tidak ringan.

8. Penggunaan Kendaraan yang Tidak Memperhatikan Aspek Keselamatan

Kendaraan yang tidak memperhatikan aspek keamanannya biasanya

dikarenakan kendaraan tersebut telah dimodifikasi sedemikian rupa sampai 12


kendaraannya tidak sesuai lagi dengan standar keamanan. Salah satu contohnya

adalah odong-odong yang awalnya adalah minibus namun dimodifikasi menjadi

odong-odong yang penggunaannya tidak sesuai peruntukan sehingga dapat

membahayakan keselamatan. Mengendarai kendaraan roda dua dengan muatan

lebih juga termasuk ke dalam kategori ini. Banyak peristiwa kecelakaan yang terjadi

karena jumlah penumpang yang melebihi kapasitas.

9. Tidak Menggunakan Spion

Pentingnya penggunaan kaca spion saat berkendara seringkali diabaikan.

Padahal kaca spion dapat membantu pengendara untuk memastikan kondisi sudah

aman saat ingin membelokkan kendaraan. Kaca spion berguna untuk meminimalisir

terjadinya kecelakaan . Menurut UU No. 2 Pasal 285 Ayat 1, pengendara akan

ditilang atau didenda sebesar Rp.250.000,00 apabila kendaraan tidak dilengkapi

dengan kaca spion.

10. Berkendara Melewati Trotoar

Seharusnya trotoar merupakan tempat bagi pejalan kaki. Namun, seringkali

dapat kita temui pengendara kendaraan roda dua berkendara di atas trotoar guna

menghindari kemacetan.

3.3. Solusi Umum

Dari hasil penelitian yang didapatkan mengenai pelanggaran lalu lintas terutama pada

pelanggaran melawan arus lalu lintas. Hal ini bisa diatasi dengan mengeluarkan peraturan

perundang undangan tentang pelanggaran berlalu lintas. Pengeluaran pelanggaran ini dapat

dilakukan dengan pelanggaran administrasi. Pelanggaran administrasi ini dilakukan dengan

tidak masuk pengadilan. Karena semua pelanggaran lalu lintas bukan pelanggaran pidana tapi

hanya dilakukan hanya sebatas administrasi. Pelanggaran ini jika dilanggar maka harus 13

membayar dan dana atau uang yang didapatkan dari hasil tilang akan digunakan untuk
meningkatkan fasilitas fasilitas yang ada seperti transportasi, pelayanan umum, dll untuk

menyejahterakan rakyat.

Semua jenis pelanggaran lalu lintas ini juga sebenarnya bisa diajukan ke pengadilan

dan pengadilan akan tetap dapat menerima pemeriksaan dan memutuskan tentang suatu

pelanggaran yang terjadi. Namun hal ini dapat dilakukan jika pelaku yang ditilang tidak mau

bekerja sama atas perbuatannya dan menentang pihak kepolisian. Dan jika tidak ada masalah

pengendara mengakui kesalahannya dan tidak melakukan pemberontakan maka tidak perlu

dibawa ke pengadilan dan hanya akan diberikan sanksi berupa biaya administrasi saja. Oleh

karena itu pihak kepolisian harus tegas dalam memberi himbauan dan harus ketat dalam

mengawasi masyarakatnya agar terus mentaati peraturan lalu lintas. Masyarakat juga

seharusnya dapat bekerjasama dan ikut mentaati agar terciptanya keamanan dan kenyamanan

yang efektif saat berlalu lintas

3.3. Analisis dan Solusi Pendapat

Analisis dan solusi mengenai studi kasus Pelanggaran Lalu Lintas yang terjadi di Kota
Palembang, dengan titik tinjau Jalan Srijaya Negara. Dengan 4 (empat) titik lokasi jalan
yaitu; -------.

14
Gambar 3.3.1. Simpang Jalan Srijaya Negara

Gambar 3.3.2. Jalan Srijaya Negara

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, maka selanjutnya dapat dilakukan


identifikasi dan analisis permasalahan. Adapun langkah identifikasi dan analisis
permasalahan pada tahap ini merupakan langkah untuk menemukan permasalahan utama,
serta bagaimana sebaiknya solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Berikut pendapat masing-masing anggota kelompok mengenai Pelanggaran Lalu Lintas.

1. Pendapat Nabila Valencia


Pelanggaran lalu lintas di Indonesia sudah menjadi hal yang umum terjadi.
15
Melawan lalu arus lalu lintas adalah salah satu pelanggaran yang paling sering
terjadi di Indonesia. Melawan arus adalah sistem pengaturan lalu lintas yang

menyebabkan pengendara mengubah arah normal arus lalu lintas kendaraan yang

ada pada suatu jalan raya. Sekarang ini jika dilihat jalanan banyak dipadati oleh

kendaraan terutama kendaraan bermotor. Saking banyaknya pengendara bermotor

yang ada di jalanan tak jarang pengendara pengendara bermotor ini melanggar

peraturan yang ada, biasanya pengendara motor ini melanggar peraturan lalu lintas

yaitu melawan arus lalu lintas. Hal ini sering terjadi karena pengendara bermotor

menganggap sepele karena di daerah pinggiran jarang ada pihak kepolisian yang

sedang beroperasi. Padahal kegiatan melawan arus ini sangat membahayakan dan

beresiko bagi pengendara bahkan pengguna atau pengendara lainnya yang ada di

jalanan tersebut.

Pelanggaran melawan lalu lintas ini bukanlah hal yang terpuji dan tidak bisa

dijadikan suatu kebanggaan bagi seorang pengendara. Sangat banyak yang

menganggap sepele tentang pelanggaran ini padahal sebenarnya jika kita

melanggar sangat beresiko dan membahayakan karena menyangkut keselamatan

orang lain. Adapun penyebab alasan seseorang pengendara melawan lalu lintas.

a. Buru-buru.

Manusia memiliki sangat banyak aktivitas di luar sehingga mengharuskan

menggunakan kendaraan. Karena memiliki banyak kegiatan tak jarang manusia

sering melakukan kesalahan sehingga menyebabkan tergesa gesa dalam melakukan

suatu aktivitas. Apalagi pada saat di jalan jika lupa akan suatu hal atau ada kerjaan

yang mendadak yang menyebabkan harus cepat dalam berkendara. Hal inilah yang

dapat menyebabkan pengendara lebih memilih melawan arus bahkan memanjat

trotoar untuk menyeberang ke arah sebaliknya ketimbang mencari tikungan. 16

Dengan ini pengendara beranggapan dapat mempersingkat waktu dan lebih cepat
mencapai tujuan yang di inginkan. Oleh sebab itu, banyak pengendara yang

menghalalkan segala tindakannya dalam melawan arus lintas dengan alasan hanya

karena terburu buru.

b. Malas jalan lebih jauh

Sebenarnya alasan pengendara melawan arus lalu lintas ini tidak pantas

dijadikan sebagai alasan yang tepat. Karena kegiatan melawan arus lalu lintas ini

berbahaya. Alangkah baiknya jika kita meluangkan waktu untuk mencari tikungan

daripada harus melawan arus karena hanya malas berjalan lebih jauh agar tetap

terjaga keselamatan saat berkendara.

c. Tidak ada polisi

Memang di Indonesia tindakan melawan arus lintas ini sudah dianggap biasa.

Apalagi jika dalam keadaan terburu buru dan malas untuk mencari tikungan

melawan arus menjadi solusi pengendara untuk melanggar aturan. Apalagi

kebetulan sedang tidak ada polisi yang sedang beroperasi menjadi alasan yang

sempurna untuk melakukan pelanggaran ini. Memang sudah biasa terjadi

pengendara di Indonesia hanya patuh saat ada polisi yang mengawasi saja.

d. Jalan tersebut belum pernah jadi tempat kejadian kecelakaan

Bagi pengendara jalan yang suka melawan arus untuk mempersingkat waktu,

selagi belum pernah memakan korban di jalan itu, pasti pengendara beranggapan

bahwa untuk melawan arus sedikit tidak akan jadi masalah. Dan semua pengendara

menganggap jalan tersebut aman aman saja untuk melakukan tindakan melanggar

aturan seperti melawan arus lalu lintas.Walaupun pasti tetap tidak ada aman

amannya.

e. Kebiasaan
17
Perihal kebiasaan pengendara yang suka melanggar memanglah sulit untuk di

atasi. Kebiasaan pengendara inilah yang menyebabkan banyaknya pengendara

yang sering melakukan tindakan melawan arus ini bahkan bisa menjadi contoh bagi

pengendara lain sehingga melakukan pelanggaran yang sama dalam melawan arus.

Hali inilah harusnya di beri pengawasan dan aturan kepada pengendara agar tetap

menaati aturan berkendara agar tetap aman dan selamat ketika berkendara.

Keselamatan dan kenyamanan berkendara merupakan suatu hal yang paling penting.

Namun masih saja banyak orang yang tidak menaati peraturan lalu lintas yang ada.

Padahal dengan menaati peraturan lalu lintas keselamatan dan kenyamanan baik orang

lain maupun pengendara sendiri dapat tetap terjaga. Berikut bahaya yang akan kita

dapatkan jika melanggar aturan berlalu lintas terutama dalam melawan arus lalu lintas.

a. Rawan kecelakaan

Rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas ini menjadi hal utama yang mengintai

dan membahayakan terutama bagi pengendara. Hali ini bisa menyebabkan bahaya

bagi pengguna jalan bahkan orang yang ada di sekitarnya. Dengan melawan arus

bisa menyebabkan terjadinya benturan sesama pengendara yang dapat sangat

membahayakan keselamatan bahkan nyawa pun bisa jadi taruhannya.

b. Terancam pidana dan kurungan penjara

Dengan melawan arus pengendara bisa menyebabkan kecelakaan yang

memakan korban jiwa. Dalam tindakan ini pengendara yang melawan arus bisa

disalahkan dan di pidanakan karena ia telah melanggar aturan hingga menimbulkan

korban. Seperti yang ada dalam pidana pasal 310 UU Lalu Lintas, dapat dikenai

kurungan penjara paling lama enam bulan penjara.

c. Menjadi tersangka
18
Berkendara melawan arus lalu lintas bisa menjadi bahaya yang tentunya bisa

dijadikan sebagai kesalahan atau tersangka utama dalam kecelakaan yang terjadi

dan dapat dijadikan sebagai pelaku satu satunya yang dapat disalahkan. Walaupun

terkadang memang bukan pengendara yang melawan arus yang menabrak namun

tetap saja yang melawan arus tetap disalahkan karena telah melanggar aturan lalu

lintas.

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SOLUSI

4.1. Kesimpulan
19
4.2. Saran
https://dishub.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/16/2016/05/Undang-Undang-

No.-22-tahun-2009-Tentang-Lalulintas.pdf

http://repository.unissula.ac.id/9721/5/BAB%20II.pdf

https://adoc.pub/ii-tinjauan-pustaka-a-pengertian-lalu-lintas-dan-pelanggaran.html

https://dishub.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/10-pelanggaran-lalu-lintas-

paling-sering-terjadi-73

20

Anda mungkin juga menyukai