Anda di halaman 1dari 18

SURVEI PELANGGARAN LALU LINTAS

“PARKIR LIAR” DI SEKITAR JALAN

KOTA DENPASAR

( SISTEM TRANSPORTASI I )

OLEH :

KELOMPOK 2

1. KADEK DWI PRANATA (1761121103)/C3


2. I GEDE DENDI (1761121104)/C3
3. A.A GDE ARDHIATMIKA PUTRA (1761121124)/C3

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Tujuan penulisan laporan surevei ini dibuat untuk mendapatkan nilai tugas pada mata
kuliah Sistem Transportasi I. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil dari beberapa
sumber literatur yang mendukung penulisan ini

Penulis menyadari bahwa tanpa dorongan dari semua pihak, maka penulisan laporan
ini tidak akan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :

1. Ir A.A RAI ASMANI K, M.T. Selaku dosen mata kuliah Sistem Transportasi I
2. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual
3. Rekan-rekan mahasiswa/teman c3 Reguler angkatan 2017

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga terwujudnya
penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan ini masih jauh sekali dari sempurna,
untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
yang berminat pada umumya.

Denpasar, 28 Desember 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL LAPORAN ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................................1

1.2. TUJUAN ..................................................................................................................2

1.3. RUANG LINGKUP .................................................................................................2

1.4. WAKTU DAN PELAKSANAAN SURVEI ...........................................................2

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3

2.1. PENGERTIAN PELANGGARAN LALU LINTAS ..............................................4

2.2. MACAM – MACAM PELANGGARAN LALU LINTAS ....................................4

2.4. FAKTOR FAKTOR PELANGGARAN LALULINTAS .......................................4

2.3. HASIL SURVEI ......................................................................................................6

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................12

3.1. KESIMPULAN .....................................................................................................12

3.2. SARAN .................................................................................................................13

3.1. SOLUSI SECARA UMUM ..................................................................................13

3.1. SOLUSI SECARA UMUM ..................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dengan perkembangan yang terjadi khususnya di Indonesia salah satunya adalah


perkembangan lalu lintas. Kita tahu bahwa dengan terjadinya perkembangan lalu lintas maka
pasti ada yang namanya masalah yang perlu diatasi oleh pihak siapapun yang ingin bersimpatik
termasuk masyarakat dan mahasiswa secara khususnya dan secara luasnya adalah pemerintah
yang terkait.
Masalah yang benar - benar diperhatikan dikota besar adalah salah satunya masalah
lalu lintas termasuk pada pelanggaran lalu lintas yang dilakukan manusia sendiri. Hal tersebut
bisa dilihat dari angka kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat setiap tahunnya.
Perkembangan lalu lintas bisa menyebabkan pengaruh positif maupun negatif bagi kehidupan
dilingkungan masyarakat apalagi didaerah yang sudah maju dan berkembang. Setiap tahunnya
juga jumlah kendaraan terus meningkat dan tidak sedikit masyarakat yang melanggar
peraturan-peraturan lalu lintas sehingga pemerintah maupun kepolisian harus semakin ketat
dan tegas untuk masalah lalu lintas, hal tersebut untuk mengurangi atau menekan tingkat
kecelakan lalu lintas.
Kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh banyak hal seperti : pengemudi
kendaraan yang buruk, bus besar atau kecil yang sembarangan parkir, ketidakteratur antara
transportasi yang besar dan yang kecil atau tidak sesuai dengan luas jalan, pejalan kaki yang
kurang hati-hati, jalanan yang tidak layak seperti jalan yang berlubang, kerusakan kendaraan,
kendaraan yang sudah tidak layak lagi pakai, pengendara yang tidak mematuhi rambu-rambu
lalu lintas, dan masih banyak lagi yang menimbulkan masalah pelanggaran lalu lintas yang
telah ditentukan pemerintah khususnya Dinas Perhubungan dan Kepolisian.
Pelanggaran lalu lintas termasuk masalah transportasi yang sangat berpengaruh
terhadap pelanggaran sosial, karena dapat merugikan beberapa pihak dan kalangan yang
berkaitan. Maka dari itu, Universitas dan mahasiswa melakukan penelitian dan mencari solusi
untuk memecahkan masalah tersebut. Khususnya di mata kuliah Sistem Transportasi I akan
membahas tentang masalah tranpostasi yang ada dan sedang terjadi juga bagaimana solusi dan
pencegahan masalah tersebut guna membantu masyarakat.

3
1.2.Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penyusunan laporan survey ini yaitu :
1. Mencari pelanggaran parkir pada ruas Jalan Kenyeri, Jalan Sumatra, Jalan Hasanudin
2. Menambah wawasan mahasiswa tentang Pelanggaran Lalu lintas.
3. Mengaplikasikan setelah mendapatkan teori dari dosen.
1.3 Ruang Lingkup
Survey berikut dibatasi variabel dan level sebagai berikut
1. Ruang lingkup dari survey yang kami lakukan meliputi ruas Pelanggaran Parkir di Jalan
Kenyeri, Jalan Sumatra, Jalan Hasanudin.
2. Survey ini bersumber dari survey langsung ke lapangan.
3. Survey ini hanya membahas mengenai survey Pelanggaran Parkir di Jalan Kenyeri, Jalan
Sumatra, Jalan Hasanudin,
1.4 Waktu dan Pelaksanaan Survei
1. Waktu
a. Survei pelanggaran lalu lintas“parkir liar” di sekitar jalan Kota Denpasar
dilakukan pada :
 Hari : Kamis
 Tanggal : 27 Desember 2018
 Pukul : 15.00 Wita – selesai
2. Tempat
a. Jl. Kenyeri 134-132 ,Tonja, Denpasar Utara, Kota Denpasar
b. Jl. Sumatra. Dauh Puri Kangin, Denpasar Barat, Kota Denpasar.
c. Jl. Hasanudin. Dauh Puri Kangin, Denpasar Barat, Kota Denpasar.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pelanggaran Lalu Lintas


Pelanggaran lalu lintas yang sering disebut juga dengan tilang merupakan ruang
lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU nomor 14 tahun 1992
(www.transparansi.or.id,2009). Hukum pidana mengatur perbuatan - perbuatan yang
dilarang olen undang - undang. Tujuan suatu hukum pidana adalah menghimbau
seseorang supaya tidak melakukan perbuatan yang tidak baik dan bahkan mendidik atau
mengarahkan seseorang yang melakukan perbuatan yang tidak baik menjadi baik dan bisa
diterima oleh masyarakat.
Pelanggaran terhadap aturan hukum pidana dapat diberi tindakan hukum langsung
dari aparat jadi tidak usah menunggu laporan atau pengaduan dari pihak yang dirugikan.
Pelanggaran lalu lintas tertentu atau tilang biasanya melanggar pasal 54 mengenai
kelengkapan surat kendaraan SIM dan STNK serta pasal 59 mengenai muatan lebih
terhadap truk atau angkutan umum serta pasal 61 mengenai salah memasuki jalur lintas
kendaraan.
Namun di Indonesia banyak perkara pelanggaran lalu lintas yang tidak sesuai
dengan aturan atau ketentuan hukum yang berlaku. Banyak pelanggaran lalu lintas yang
diselesaikan di tempat oleh oknum yang berwenang atau polantas sehingga pelanggaran
lalu lintas tidak sampai proses hukum, hal ini lah yang banyak terjadi di Indonesia jadi
banyak orang yang menyepelekan peraturan lalu lintas karena apabila mereka melanggar
peraturan lalu lintas mereka tinggal menyuap aparat tersebut. Dan bagi aparat hal ini bisa
disalah gunakan dengan jabatan mereka sebagai aparat bisa menghasilkan uang lebih
dengan hal tersebut.
Persidangan perlanggaran lalu lintas berlangsung cepat, dalam proses persidangan
terdakwa ditempatkan disuatu ruangan. Lalu hakim membacakan nama para terdakwa
untuk membacakan denda, setelah denda selesai dibacakan hakim akan mengetuk palu
sebagai tanda bahwa telah ditetapkannya suatu keputusan. Dipasal 211 UU No 8 tahun
1981 tentang KUHAP dimaksudkan sebagai bukti bahwa seseorang telah melakukan
pelanggaran lalu lintas.

5
2.2 Macam – Macam Pelanggaran Lalu Lintas

1. Pengemudi tidak punya SIM (Surat Izin Mengemudi) masih sering terjadi. Betapa
herannya seseorang yang tak memiliki izin resmi berani menyetir kendaraan.
2. Parkir Sembarangan tidak memperhatikan rambu – rambu lalu lintas/parkir liar.

3. Tidak membawa SIM jadi hal remeh, padahal ini penting sebagai bukti pengemudi
memiliki izin membawa kendaraan.

4. SIM mati sering juga menjadi pelanggaran yang dianggap lazim.

5. Tidak membawa STNK atau STNK kadarluwarsa.

6. Menerobos lampu lalu lintas padahal kondisinya sudah merah.

7. Masuk ke jalur khusus.

8. Menyalip di jalan tol melewati bahu jalan. Selain melanggar, tak jarang hal ini
menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

9. Melawan arus di lalu lintas.

10. Tidak menggunakan plat nomor kendaraan sesuai standar.

11. Tak menyalakan lampu mobil saat malam hari.

12. Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

Masih banyak pelanggaran lalu lintas yang terjadi tapi diatas adalah hal yang paling
sering dilakukan oleh para pengemudi

2.3 Faktor – Faktor Pelanggaran Lalu Lintas

1. Minimnya pengetahuan mengenai,peratutran,marka dan rambu lalu lintas


Tidak semua pengemudi kendaraan paham dan mengetahui peraturan-peraturan lalu
lintas, arti dari marka, dan rambu-rambu lalu lintas. Penyebabnya adalah kurangnya
kesadaran untuk mencari tahu arti dari marka dan rambu-rambu lalu lintas ditambah
pada saat ujian memperoleh SIM, mereka lebih senang mendapatkan SIM dengan
instan daripada mengikuti seluruh prosedur.

2. Dari kecil sudah terbiasa melihat orang melanggar lalu lintas atau bahkan orang
tuanya sendiri.

6
Kondisi ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak mencontoh orang tuanya, bila
orang tuanya sering melanggar peraturan, kemungkinan besar anak itu juga
melanggar.

3. Hanya patuh ketika ada polisi yang patroli atau melewati pos polisi
Ini juga menjadi kebiasaan kebanyakan orang indonesia. Kita ambil contoh, seorang
pengemudi tidak akan melanggar lalu lintas ketika ada polisi yang sedang mengatur
arus lalu lintas di simpang jalan atau ada polisi yang sedang jaga di pos dekat simpang
tersebut. Namun bila tidak ada polisi, dia bisa langsung tancap gas.

4. Memutar balikkan ungkapan


Sering kita dengar , “peraturan dibuat untuk dilanggar.” Ini sangat menyesatkan.
Akan tetapi entah bagaimana ungkapan ini sangat melekat di hati orang indonesia,
sehingga sangat ingin menerapkannya. Semoga ungkapan ini tidak dipakai pada saat
orang menjalankan ibadah sesuai agamanya.

5. Tidak memikirkan keselamatan diri atau orang lain


Pemerintah telah mewajibkan beberapa standar keselamatan pengemudi saat
mengemudikan kendaraannya seperti wajib memasang safety belt untuk pengemudi
roda 4 dan wajib memakai helm,kaca spion tetap terpasang, dan menyalakan lampu
pada siang hari bagi roda 2. Masih banyak contoh standar keselamatan lainnya, akan
tetapi kenapa pengemudi malas menerapkannya.

6. Melanggar dengan berbagai alasan


“sebentar saja kok parkir disini (di bawah rambu larangan parkir), ntar jalan lagi.”
“ah,sekali-sekali boleh dong ngelanggar, ini butuh cepat”. Masih banyak lagi
berbagai alasan yang dijadikan pembelaan. Orang indonesia memang jago untuk hal-
hal seperti ini.

7. Bisa “damai” ketika tilang


Ini hal yang paling sering terjadi. Ketika pengemudi-pengemudi melanggar peraturan
atau tidak lengkapnya kelengkapan surat-surat saat dirazia, hal yang pertama diajukan
oleh pengemudi tersebut adalah jalan “damai”. Kalu tidak bisa “damai” di jalan, pasti
nanti bisa coba “damai” lagi sebelum pengadilan demi mendapatkan kembali surat-
surat yang ditahan oleh pihak kepolisian dengan segera

7
2.4 Hasil Survei.

1. Pelanggaran Parkir di Jl. Kenyeri 134-132 ,Tonja, Denpasar Utara, Kota Denpasar

Di dalam kasus ini kelompok kami akan mengambil jenis pelanggaran yaitu Parkir
Liar padahal kondisinya ada di depannya ada rambu – rambu lalu lintas.

Lokasi Pengamatan :

Jl. Kenyeri 134-132 ,Tonja, Denpasar Utara, Kota Denpasar

Gambar 1.1 Lokasi Pengamatan Pelanggaran Lalu Lintas

8
Gambar 1.2. Pelanggaran Lalu Lintas di Lokasi

Kami melakukan pengamatan kami bertanya pada warga sekitar lokasi, tentang
apakah banyak orang yang melanggar Parkir tersebut jawaban yang kami dapat adalah
rata – rata menjawab, iya pelanggaran itu sangat sering dilakukan bahkan setiap hari, dan
lebih parahnya lagi bahkan sampai 5 sampai 10 hari mobil tersebut parkir di jalan tersebut
tanpa mempedulikan rambu – rambu lalu lintas.

Memang Benar kata orang – orang bahwa pelanggaran terjadi bukan karena niat tapi
karena ada kesempatan/bisa saja tidak punya garase karena di lokasi tidak adanya aparat
yang berpatroli yang memantau .sehingga pemilik kendaraan tersebut berani melanggar
rambu lalu lintas.

9
2. Pelanggaran Parkir Jl. Sumatra. Dauh Puri Kangin, Denpasar Barat, Kota Denpasar.
Di dalam kasus ini kelompok kami akan mengambil jenis pelanggaran yaitu
Parkir Liar padahal kondisinya ada di depannya ada rambu – rambu lalu lintas.
Lokasi Pengamatan :
Jl. Sumatra. Dauh Puri Kangin, Denpasar Barat, Kota Denpasar.

LOKASI
PELANGGARAN

Gambar 1.3 Lokasi Pengamatan Pelanggaran Lalu Lintas

10
Gambar 1.4. Pelanggaran Lalu Lintas di Lokasi

Kami melakukan pengamatan/survei di lokasi tentang pelanggaran parkir di


badan jalan seperti gambar diatas. Pelanggaran tersebut merupakan pelanggaran yang
ada di Jl. Sumatra tepatnya di sebelum persimpangan Jl. Hasanudin – Jl. Diponegoro.
Kami melihat banyak berjejer parkir di pinggir jalan tanpa melihat rambu – rambu lalu
lintas di atasnya,

Padahal Jl. Sumatra tersebut merupakan jalan satu arah saja ,Pelanggaran tersebut
pasti terjadi tiap hari di karenakan penjual/toko sate kambing disana tidak mempunyai
tempat parkir untuk memarkir pelanggannya.

Seharusnya Pengemudi motor tersebut bisa parkir di sebelah kiri gambar di atas
tepatnya di Jl.Beliton. Jalan tersebut merupakan jalan satu arah dari arah Lapangan
Puputan Badung jalan disana sudah tidak ada larangan parkir.

11
3. Pelanggaran Parkir Jl. Hasanudin. Dauh Puri Kangin, Denpasar Barat, Kota Denpasar.

Di dalam kasus ini kelompok kami akan mengambil jenis pelanggaran yaitu Parkir
yang ada Larangannya.

Lokasi Pengamatan :

Jl. Hasanudin. Dauh Puri Kangin, Denpasar Barat, Kota Denpasar.

LOKASI
PELANGGARAN

Gambar 1.5 Lokasi Pengamatan Pelanggaran Lalu Lintas

12
Gambar 1.6. Pelanggaran Lalu Lintas di Lokasi

Kami melakukan pengamatan/survei di lokasi tentang pelanggaran parkir yang


ada tanda larangan parkir tetapi masyarakat tetap parkir atau melanggarnya. Gambar
diatas merupakan pelanggaran yang terjadi di Jl. Hasanudin. Dauh Puri Kangin,
Denpasar Barat, Kota Denpasar. Setiap hari kawasan tersebut ramai tepatnya di depan
toko mas yang berjejer di sepanjang jalan tersebut, serasa rambu lalulintas tersebut tidak
berguna di daerah tersebut. Seharusnya Pemerintah Kota Denpasar atau Dinas
Perhubungan Kota Denpasar bisa mengatasi masalah tersebut. Apakah cocok atau tidak
rambu tersebut di taruh disana, dan juga dari gambar di atas terdapat juru parkir yang
sibuk mengatur kawasan parkir tersebut,dari gambar di atas dapat di simpulkan bahwa
ada juru parkir maka boleh memarkir kendaraanya ,akan tetapi rambu tersebut
seharusnya dapat di cabut tidak cocok di pasang di daerah sana, kami juga melihat Jl.
Hasanudin merupakana jalan satu arah dan lebar jalan tersebut pun cukup lebar bisa
menampung banyak kendaraan yang lewat tiap harinya.

13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pengolahan data dalam survei ini maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Banyak masyarakat yang tidak tertib berlalu lintas khusus nya parkir sehingga terjadi
berbagai pelanggaran lalu lintas yang kerap mengakibatkan kemacetan maupun
kecelakaan lalu lintas kebanyakan terjadi pelanggaran parkir kendaraan roda dua yaitu
motor dari pada roda empat yaitu mobil.

2. Untuk melaksanakan penertiban bagi pelanggar lalu lintas yang tidak mematuhi ketentuan
dalam UU No. 22 Tahun 2009, dimana pelaksanaannya dilaksanakan dua model
penindakan terhadap pelanggar lalu lintas. Pertama adalah pendekatan edukatif dengan
memberikan teguran atau peringatan simpatik kepada pelaku pelanggaran dan tentunya
tindakan ini ditujukan untuk jenis pelanggaran ringan. Kedua adalah tindakan yuridis,
yakni tindakan hukum yang diberikan kepada pelaku pelanggaran lalu lintas dan tindakan
yuridis mempunyai konsekuensi hukuman terhadap pelakunya baik merupakan hukuman
pidana, denda dan sebagainya.

3. Kendala-kendala yang dihadapi polisi dalam mengimplementasikan UU No. 22 Tahun


2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu :

1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan dan ketertiban


dalam hal berlalu lintas. Masyarakat sering tidak mematuhi ketentuan dalam UU No.
22 Tahun 2009 meskipun sudah disosialisasikan. Masyarakat mau tertib berlalu lintas
hanya pada saat ada polisi saja.

2. Sarana dan prasarana masih kurang memadai belum mendukung 100% dalam
menjalankan undang-undang tersebut. Keterbatasan sarana dan prasarana di kota
Denpasar, berupa kurangnya rambu-rambu lalu lintas yang benar/pemasangannya tidak
sesuai tempat.

3. Bencana alam seperti banjir juga termasuk kendala yang dihadapi dalam menjalankan
UU No. 22 Tahun 2009. Kalau misalnya terjadi banjir otomatis jalan raya tergenang air
yang kerap mengakibatkan parkir sembarangan tidak memikirkan rambu lalu lintas.

14
4. Cuaca kadang-kadang juga menjadi kendala yang dihadapi Polantas dalam menjalankan
UU No. 22 Tahun 2009. Cuaca yang tidak bersahabat saat melaksanakan tugas
misalnya hujan turun dengan tiba-tiba sehingga tugas tidak dapat dijalankan secara
maksimal. Hal ini juga tentu berhubungan dengan keterbatasan sarana dan prasarana di
kota Denpasar.

3.2. Saran.

Demi terwujudnya suasana lalu lintas yang tertib, aman, nyaman, teratur dan lancar maka
penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Masyarakat hendaknya sadar akan pentingnya keselamatan dan ketertiban dalam hal
berlalu lintas. Berkendara sesuai dengan ketentuan UU No. 22 Tahun 2009 tentunya
akan menunjang kelancaran lalu lintas khususnya di kota Denpasar.

2. Diharapkan kepada pihak kepolisian untuk terus melakukan sosialisasi tentang UU


No. 22 Tahun 2009 agar memupuk kesadaran masyarakat dalam memahami dan
menaati peraturan tersebut. Selain itu pihak kepolisian kota Denpasar juga diharapkan
untuk bekerja semaksimal mungkin agar peran kepolisian dalam
mengimplementasikan UU No. 22 Tahun 2009 dapat dijalankan dengan baik dan
maksimal untuk mewujudkan lalu lintas yang tertib, aman dan nyaman di kota
Denpasar.

3. Pihak pemerintah kota Denpasar juga seharusnya memperhatikan dan membenahi


sarana dan prasarana lalu lintas demi kelancaran berlalu lintas di kota Denpasar,
karena sarana dan prasarana merupakan faktor penting demi terwujudnya lalu lintas
yang tertib, aman dan nyaman.

4. Selain itu diharapkan agar semua baik itu masyarakat, polisi dan pemerintah saling
peduli dan bekerjasama dalam mewujudkan lalu lintas yang tertib, aman dan nyaman
di kota Denpasar.

3.1. Solusi secara umum :

1. penetapan hukum yang lebih tegas, bukan permainan salam tempel di jalan.

2. mengadakan sosialisasi terhadap peraturan2 berlalu lintas. terutama pada sekolah2


dan masyarakat sipil.

3. mengadakan sosialisasi tentang dilarang parkir ,dan parkir yang benar

15
4. ketertertiban lalulintas dan menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat

5. menambah penjagaan didaerah rawan pelanggaran lalu lintas.

3.3. Solusi Secara Khusus di lokasi :


1. Menjaga / berpatroli bagi pihak yang berwenang untuk menindak lanjuti
pelanggaran parkir tersebut..
2. Memasang cctv .
3. Memberikan sangsi yang tegas pada pelanggar .

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/345029732/LAPORAN-PARKI

http://digilib.unimed.ac.id/18154/10/NIM.%203103111038-BAB%20V.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai