REVIEW 5 JURNAL
BERKAITAN DENGAN PERENCANAAN TRANSPORTASI
KHUSUS TENTANG TATA GUNA LAHAN TERHADAP
PERENCANAAN TRANSPORTASI
Oleh:
I GEDE DENDI
1761121104
C3
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2018/2019
Judul : PENERAPAN KONSEP INTERAKSI TATA GUNA
LAHAN SISTEM TRANSPORTASI DALAM
PERENCANAAN SISTEM JARINGAN
TRANSPORTASI.
Jurnal : PWK – 34.
Volume & Halaman : Vol.8,No3/Juli1997.
Tahun : 1997.
Penulis : Ofyar Z. Tamin dan Russ Bona Frazilia.
1. Perumusan Masalah
Dalam perencanaan suatu sistrm jaringan transportasi hendaknya di
pertimbangkan factor yang sangat mempengaruhi system antara lain
karaktaristik permintaan, tata guna lahan serta kondisi yang ada di suatu
daerah.
2. Tujuan Penelitian
Untuk penerapan jaringan jalan raya yang tidak sesuai dengan tata guna lahan,
kataristik permintaan, kondisi daerah setempat, serta tidak melalui suatu
perencanaan yang baik sering menimbulkan masalah yang suliy di tanggulangi.
3. Ringkasan Materi
Transportasi merupakan hal yang kompleks terkait pembangunan yang
pastinya memiliki berbagai permasalahan. Masalah transportasi atau
perhubungan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh negara-negara yang
telah maju (developed) dan juga oleh negara-negara yang sedang berkembang
(developing) seperti Indonesia baik di bidang transportasi perkotaan (urban)
maupun transportasi antar kota (regional). Terciptanya suatu sistem transportasi
atau perhubungan yang menjamin pergerakan manusia dan/atau barang secara
lancar, aman, cepat, murah dan nyaman merupakan tujuan pembangunan di
sektor perhubungan (transportasi).
Terlihat pada gambar diatas bahwa pada jringan pada tahun 2015
sebagian besar dari sistem jaringan jalan yang ada sudah sangat
membutuhkan dana yang sangat besar. Hal ini akan semakin parah pada
tahun 2030 di mana hampir seluruh jaringan primer (arteri dan kolektor)
di propinsi jawa timur membutuhkan pelebaran jalan.
5. Kesimpulan
1. Perencanaan transportasi yang mengikut sertakan potensi wilayah/ tata
guna lahan dalam perhitungannya merupakan metode yang lebih cocok
terutama perencanaan strategis yang harus mengevaluasi suatu rencana
jaringan yang di perkirakan memiliki dampak luas terhadap prilaku
pemilihan rute di dalam jaringan dan seringkali bersifat perencanaan
jangka panjang.
2. Jaringan pada tahun 2015 sebagian besar dari sistem jaringan jalan yang
ada sudah sangat membutuhkan dana yang sangat besar. Hal ini akan
semakin parah pada tahun 2030 di mana hampir seluruh jaringan primer
(arteri dan kolektor) di propinsi jawa timur membutuhkan pelebaran
jalan
6. Kelebihan dan kekurangan jurnal
Kelebihan dari jurnal ini adalah pendekatan yang digunakan dalam
penentuan sistem transportasi didasarkan pada penggunaan lahan dan potensi
wilayah sehingga dapat merencanakan transportasi jangka panjang.
Gambar 10. Diagram Tingkat Pelayanan Jalan pada Waktu Sibuk dan
Waktu Biasa
Terlihat bahwa pada jam sibuk kecepatan hanya berkisar anatara 10 km-
30 km/jam, sedangkan pada jam biasa kecepatan dapat berkisar anatara
40-80 km/jam. Pada Gambar 10 Perbandingan paling mencolok adalah
pada jam sibuk jalan sering terhenti dan terdapat antrian panjang sebesar
19 kejadian, sedangkan pada jam biasa 0. Pada jam biasa arus stabil,
manuver rendah sebanyak 12 kejadian, sedangkan pada jam sibuk 0. Pada
jam biasa arus stabil, bebas manuver, bebas lajur sebanyak 6 kejadian,
sedangkan pada jam sibuk 0.
Variabel tata guna lahan
Tabel3:Guna Lahan pada Lokasi Studi
4. Metedeologi Penenelitian
Secara umum penelitian Pengaruh Perubahan Guna Lahan Terhadap
Penyediaan Jaringan Jalan di Kota Kepanjen dilaksanakan dalam beberapa tahapan
sesuai dengan tujuan penelitian sesuai bagan alir pada Gambar 1
Tahun : 2010
Penulis : Munardi
1. Perumusan Masalah
Pengaruh perubahan pemanfaatan lahan, khususnya di sekitar koridor Pase,
sangat mempengaruhi arus pergerakan sistem transportasi di sekitarnya.
2. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh perubahan pemanfaatan tata guna lahan kota
pada Koridor Pase Kota Lhokseumawe terhadap sistem transportasi.
3. Ringkasan Materi
Di Kota Lhokseumawe, pengaruh perubahan pemanfaatan lahan, khususnya
di sekitar koridor Pase, sangat mempengaruhi arus pergerakan sistem transportasi
di sekitarnya. Fenomena lain, perkembangan kawasan pinggiran kota yang secara
fisik dicirikan dengan hampir dekatnya Kota Lhokseumawe dengan wilayah Keude
Cunda (fenomena mega urban) turut pula membebani arus pergerakan yang terjadi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggetahui aspek-aspek yang mempengaruhi
pemanfaatan lahan koridor Pase Kota Lhokseumawe terhadap sistem transportasi.
Survei kuisioner dilakukan terhadap penghuni kawasan koridor pase yang meliputi
Meunasah Kota, Keude Aceh, dan Mon Geudong dengan metode pengambilan
sampel simple random sampling. Identifikasi faktor pengaruh didapatkan dari
analisis terhadap aspek-aspek transportasi, lingkungan perumahan,
perdagangan/jasa, dan pendidikan berdasarkan nilai rerata aspek. Aspek
transportasi yang dijadikan variabel penelitian meliputi: aksesibilitas, kelancaran
lalulintas, lebar jalan, waktu perjalanan, keamanan. Aspek lingkungan perumahan
meliputi: aksesibilitas lingkungan perumahan. Aspek daerah perdagangan/jasa
meliputi: aksebilitas daerah perdagangan/jasa, kebisingan, parkir. Aspek
lingkungan pendidikan meliputi: aksesibilitas lingkungan pendidikan, kebisingan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa variabel yang sangat berpengaruh dari
perkembangan lahan terhadap sistem transportasi adalah variabel aksesibilitas.
4. Metedeologi Penenelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi objek penelitian ini pada Kecamatan Banda sakti
tepatnya pada pusat Kota Lhokseumawe, terjadi perubahan pemanfaatan
tata guna lahan khususnya di sekitar Koridor Pase (Meunasah Kota, Keude
Aceh, Mon Geudong) sangat mempengaruhi arus pergerakan sistem
transportasi di sekitarnya.
Metode Pengambilan Data
Pengambilan data ini dilakukan berdasarkan metode simple random
sampling. survei pemanfaatan tata guna lahan kota dan pengaruhnya
terhadap sistem transportasi pada Koridor Pase Kota Lhokseumawe.
Survei pendahuluan
Berdasarkan dari survei pendahuluan jumlah bangunan pada kawasan
koridor pase wilayah Meunasah Kota sejumlah 33 ≈ 35 bangunan, pada
wilayah Keude Aceh sejumlah 118 ≈ 120 bangunan, dan pada wilayah Mon
Geudong sejumlah 72 ≈ 75 bangunan, jadi total populasi sejumlah 223
bangunan. Maka jumlah sampel minimum yang dapat diambil berdasarkan
Tabel Krecjie untuk populasi yang merupakan jumlah seluruh sampel
bangunan sepanjang koridor kota yang dijadikan penelitian yaitu pada
kawasan koridor pase wilayah Meunasah Kota sejumlah 32 bangunan, pada
wilayah Keude Aceh sejumlah 92 bangunan, dan pada wilayah Mon
Geudong sejumlah 63 bangunan jadi total sampel sejumlah 187 bangunan.
Survei Wawancara
a. Wawancara pengaruh sistem transportasi dari pemanfaatan tata guna
lahan.
Survei dilakukan dengan mewawancarai responden pemilik bangunan
dengan membagikan kuisioner yang diisi langsung oleh surveyor.
b. Wawancara pemanfaatan tata guna lahan
Pada survei ini untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan Tata
guna lahan pada daerah sepanjang Koridor Pase Kota Lhokseumawe
agar sesuai atau relevan dengan survei pengaruhnya dari
pemamfaatan tata guna lahan tersebut.
c. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang berhasil dikumpulkan selanjutnya direkap dengan bantuan
Software Microsof Excel.
5. Hasil Dan Pembahasan
Tabel 3. Hasil Prioritas Aspek Desa Keude Aceh
No Variabel Rerata Persentase
1 Aksesibilitas 3.8913 10.24
2 Kelancaran lalu lintas 3.2065 8.44
3 Lebar Jalan 2.9674 7.81
4 Waktu Perjalanan 3.5652 9.38
5 Keamanan 3.6957 9.72
6 Aksesibilitas Lingkungan Perumahan 4.6196 12.15
7 Aksesibilitas Lokasi Perdagangan dan Jasa 3.4348 9.04
8 Kebisingan 3.0652 8.06
9 Parkir 3.1304 8.24
10 Aksesibilitas Daerah Pendidikan 3.4348 9.04
11 Kebisingan 3.0000 7.89
Jumlah 38.0109 100.00
Tabel 4. Hasil Prioritas Aspek Desa Mon Geudong
No Variabel Rerata Persentase
1 Aksesibilitas 4.0000 10.44
2 Kelancaran lalu lintas 3.2540 8.50
3 Lebar Jalan 3.0635 8.00
4 Waktu Perjalanan 3.5714 9.32
5 Keamanan 3.6508 9.53
6 Aksesibilitas Lingkungan Perumahan 4.7778 12.47
7 Aksesibilitas Lokasi Perdagangan dan Jasa 3.4127 8.91
8 Kebisingan 3.1429 8.21
9 Parkir 3.1270 8.16
10 Aksesibilitas Daerah Pendidikan 3.2857 8.58
11 Kebisingan 3.0159 7.87
Jumlah 38.3016 100.00
1. Perumusan Masalah
Terjadinya Perubahan Guna Lahan Yang Signifikan Pada Beberapa Wilayah
Yang Berpengaruh Baik Secara Langsung Maupun Tidak Langsung Terhadap
Pengembangan Jalan Tol.
2. Tujuan Penelitian
Untuk menjamin adanya keseimbangan yang efisien antara aktifitas tata guna
lahan dengan kemampuan transportasi Pola tata guna lahan kota yang sesuai
dengan fungsi dan kegiatan penduduk dapat digunakan untuk mengetahui bentuk,
karakter atau profil dari perjalanan penduduk kota di Kota Makassar.
3. Ringkasan Materi
Salah satu tujuan utama perencanaan setiap tata guna lahan dan sistem
transportasi adalah untuk menjamin adanya keseimbangan yang efisien antara
aktifitas tata guna lahan dengan kemampuan transportasi Pola tata guna lahan kota
yang sesuai dengan fungsi dan kegiatan penduduk dapat digunakan untuk
mengetahui bentuk, karakter atau profil dari perjalanan penduduk kota. Studi kasus
tata guna lahan pada Jalan Tol Reformasi dan Ir.Sutami menunjukkan terjadinya
perubahan guna lahan yang signifikan pada beberapa wilayah yang berpengaruh
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengembangan Jalan Tol.
Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan aplikasi Open Source
Quantum GIS Wroclaw 1.7.2. menjadikan sebuah sistem untuk memasukkan,
menyimpan, memanggil kembali, mengolah (memanipulasi), menganalisis, dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan suatu wilayah.
Klasifikasi Zona Buffer pada jalan Tol Makassar berpngaruh secara signifikan.
Zona 1 yang merupakan kawasan dengan aksesbilitas Tinggi merupakan kawasan
dengan proporsi pembangunan tertinggi dalam kurun waktu 2007-2010 mencapai
29,64%.
Penggunaan lahan pada suatu kota umumnya memiliki pola tertentu dan
perkembangannya dapat diestimasikan. Keputusan-keputusan pembangunan kota
biasanya berkembang bebas, tetapi diupayakan sesuai dengan perencanaan
penggunaan lahan.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada pembahasan sebelumnya maka
dapat sebagai berikut:
1. Laju Pertumbuhan Penduduk meningkat secara signifikan di Kawasan
Jalan Tol Ir.Sutami. Kecamatan Tamalanrea menjadi Kecamatan dengan
laju pertumbuhan tertinggi dan meningkat setiap tahunnya dari 2,48% pada
tahun 2008 meningkat menjadi 2,61% pada tahun 2009 dan mencapai
puncak tertinggi pada tahun 2010 dengan 3,61%.
2. Klasifikasi Zona Buffer pada jalan Tol Makassar berpngaruh secara
signifikan. Zona 1 yang merupakan kawasan dengan aksesbilitas Tinggi
merupakan kawasan dengan proporsi pembangunan tertinggi dalam kurun
waktu 2007-2010 mencapai 29,64%.
3. Dari hasil digitasi Peta Rancangan RTRW Kota Makassar 2010-2030
untuk lahan terbangun didapatkan hasil bahwa Kawasan Pusat Kota dan
Kawasan Pelabuhan Terpadu telah melebihi Kapasitas Rencana. Pada
Kawasan Pusat Kota Luas Pemukiman Rencana terjadi overload seluas
133,2%. Pada Kawasan Pelabuhan terjadi overload seluas 134,10% dari
Luas Rencana.
6. Kelebihan dan kekurangan jurnal
Sistem Infomasi Geospasial (SIG) dengan Aplikasi Quantum GIS sangat
efektif dalam analisis data spasial, beberapa keuntungan yang dihasilkan antara
lain biaya yang jauh lebih murah dibanding survey
lapangan dan ketepatan koordinat sehingga membantu dalam administrasi
pertanahan
Disamping keuntungan yang diberikan, SIG juga menunjukkan beberapa
kekurangan diantaranya identifikasi bangunan yang cukup sulit dibedakan,
sehingga hanya terbatas pada dimensi bangunan. Untuk data spasial sangat
bergantung pada gambar peta hasil digitasi sehingga kadang tidak up to-date.
DAFTAR PUSTAKA