Anda di halaman 1dari 26

GEMPA SECARA UMUM

Oleh :

I GEDE DENDI
1761121104
C3

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA
2018/2019
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

Gempa bumi adalah suatu gangguan dalam bumi jauh di bawah


permukaan yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta
benda di permukaan.
Gempa bumi datangnya sekonyong-konyong dan tidak dapat
dicegah, yang dapat dilakukan hanyalah memperkecil kerugian
yang diakibatkan oleh gempa bumi
1. Pergeseran Lempeng Bumi

Sebab utama yang dapat memicu


terjadinya gempa bumi adalah
adanya pelepasan energi,
disebabkan pergeseran Lempeng
Bumi. Semakin lama energi itu
akan membesar dan akan
mencapai keadaan maximun.
Apabila pinggiran lempeng tidak
bisa menahan energi tesebut
maka akan mengakibatkan
terjadinya gempa bumi.
2. Gerak Lempeng Bumi yang saling menjauh
Disamping pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng yang saling menjauh
juga dapat memicu terjadinya gempa bumi. Karena apabila dua lempeng
tersebut saling menjauh maka akan membentuk lempeng baru diantara
kedua lempeng tersebut.
Lempeng yang baru akan ditekan oleh kedua lempeng lama, yang akan
mengakibatkan lempeng baru bergerak ke bawah. Dari hal inilah akan
menghasilkan suatu energi dengan kekuatan yang sangat luar biasa. Dan
energi inilah menjadi sebab utama terjadinya getaran atau guncangan di
permukaan bumi.

3. Gerak Lempeng Bumi yang saling mendekat


Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi adalah
pergerakan lempeng bumi yang saling mendekat. Karena saat pergerakan
lempeng yang saling mendekat akan membentuk gunung baru. Yang terus
bertumpuk yang juga memicu terjadinya terjadinya gempa bumi.
Salah satu pemicu terjadinya
Gempa Bumi lainnya adalah
adanya pergeseran magma di
dalam gunung berapi. Gempa
ini diakibatkan adanya
tekanan gas yang sangat besar
pada bagian sumbatan kawah.
Dan gempa bumi ini
merupakan gejala awal akan
terjadinya bencana gunung
meletus.
Proses terjadinya gempa bumi bisa dilihat pada sketsa berikut.
Lempeng samudera yang massa jenisnya lebih rapat akan bergerak menyusup ke
bawah ketika bertabrakan dengan lempeng samudera. Di sekitar area tersebut terjadi
tekanan, tarikan, dan gesekan. Ketika batas elastisitas lempeng terlewati, terjadilah
patahan batuan yang diikuti lepasnya energi secara cepat. Di sekitar daerah patahan
itulah gempa bumi terasa.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

1. GEMPAVULKANIK
Terjadi sebagai akibat tekanan gas dan batuan yang telah
menjadi cair dan panas (mag-ma) yang berusaha keluar dari
perut bumi atau akibat letusan gunung api.
Getaran tanah terasa hanya di lereng gunung atau di daerah
kaki gunung.

Bencana yang mengerikan yang


terjadi bukan terjadi akibat
gempa vulkanik, tetapi akibat
bahan-bahan hasil letusan.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

2. GEMPARUNTUHAN
Terjadi sebagai akibat jika suatu tambang atau daerah
dengan batuan kapur runtuh.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

3. GEMPATEKTONIK
Terjadi sebagai akibat patahan lapisan batuan dimana
didalam kulit bumi kita terjadi proses geologi yang
mengakibatkan terkumpulnya dan terkekangnya
tegangan-tegangan dan regangan-regangan. Hal ini
menghasilkan dalam waktu geologi perubahan
kedudukan dan bentuk lapisan-lapisan batuan. Bila
tegangan dan regangan itu meningkat, sehingga
melampaui kekuatan batas dari lapisan bumi, maka
akan terjadi persesaran atau perkekaran sepanjang,
bidang- bidang terlemah yang disebut patahan.
Pergeseran ini dimaksudkan untuk mencari
keseimbangan baru. Tenaga yang dikekang itu
dilepaskan, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk
getaran ke seluruh permukaan bumi.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

1. GEMPA BUMI DANGKAL


Pusat gempa berada kurang dari 50 Km dari permukaan bumi. Di
Indonesia gempa bumi dangkal letaknya terpencar. Gempa semacam ini
dapat menimbulkan kerusakan besar. Makin dangkal gempa itu, daya
perusaknya makin besar.

2. GEMPA BUMI MENENGAH


Pusat gempa yang sumbernya berada antara 50 km - 300 km di bawah
permukaan bumi. Di Indonesia gempa bumi menengah terbentang
sepanjang Sumatra sebelah Barat, Jawa sebelah Selatan, selanjutnya Nusa
Tenggara antara Sumbawa dan Maluku, akhirnya sepanjang Teluk Tomini,
Laut Maluku ke Filipina. Gempa menengah dengan fokus kurang dari 150
km di bawah permukaan masih dapat menimbulkan kerusakan.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

3. GEMPA BUMI DALAM


Gempa bumi yang hiposenternya berada lebih dari 300 krn
di bawah permukaan bumi. Di indonesia gempabumi
dalam berada di bawah laut jawa, laut flores, laut banda
dan laut sulawesi. Gempa dalam tidak membahayakan.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

1. MAGNITUDE
Magnitude adalah besarnya tenaga yang dilepaskan oleh Pusat
gempa bumi (hiposenter) pada waktu terjadinya gempa. Tiap-tiap
pos/ stasiun pengamat gempa menghitung magnitude berdasarkan
hasil pencatatan alat pencatat gempa masing-masing yang dapat
disesuaikan dengan skala Richter.

2. INTENSITAS GEMPA BUMI


Intensitas gempa bumi adalah tingkat kerusakan yang disebabkan
oleh gempa bumi yang diderita oleh suatu tempat. Gempa Bumi
mempuyai intensitas yang diketahui secara makro, artinya dapat
diketahui dari pengamatan yaitu kerusakan yang terjadi.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA

SKALA INTENSITAS MERCALLI (MMI)


Intensitas Gejala/ Akibat YangDitimbulkan

I Hampir tidak terasa.


II Dirasakan oleh beberapa
orang dalam keadaan diam.
III Dirasakan didalam rumah.
Lamanya dapat diperkirakan
IV Orang tidur terbangun, pintu & jendela berderak
V Piring jatuh, kaca jendela pecah.
VI Perabot rumah tangga berpindah tempat
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

SKALA INTENSITAS MERCALLI (MMI)


Intensitas Gejala/ Akibat YangDitimbulkan
VII Dirasakan dalam kendaraan yang sedang bergerak,
bangunan mulai mengalami kerusakan sedang.
VIII Bangunan sederhana rusak hebat, pasir dan
lumpur terlempar.
IX Bangunan modern rusak, tanah retak, pipa dalam tanah
pecah
X Tanah terbelah, rel kereta api bengkok.
XI Tanah terbelah lebar dan dalam.
XII Kerusakkan total, benda-benda terlempar. Penjalaran
gelombang dapat dilihat di tanah,
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

Tergantung kepada beberapa faktor :


1. Skala atau magnitude gempa.
2. Intensitas dan lama gempa.
3. Kedalaman sumber gempa.
4. Jarak sumber gempa terhadap bangunan.
5. Kualitas struktur tanah dan bangunan.
6. Lokasi bangunan terhadap perbukitan
dan pantai.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

REL KERETAAPI

Jembatan

Fly over
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

Eurasian Plate

Philipine Plate

Pacific Plate

Indo-Australian Plate
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA
Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di
Indonesia dibagi menjadi 6 daerah aktivitas:
1. Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR mungkin terjadi di
daerah ini. Yaitu di Halmahera, pantai utara Irian.
2. Daerah aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan magnitude 7 SR
sering terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa,
Nusa Tenggara, Banda.
3. Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 SR mungkin terjadi.
Yaitu di pantai barat Sumatra, kepulauan Suna, Sulawesi tengah.
4. Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari 7 SR
bisa terjadi. Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara, Kalimatan bagian timur.
5. Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 SR jarang terjadi. Yaitu di
daerah pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah.
6. Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan
Irian, Kalimantan bagian barat.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

MEDAN TEKANAN DI DAERAH


SUBDUKSI

Pola patahan
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

1. SELAMA GEMPA BUMI TERJADI


Berusaha tetap tenang dan segera keluar
rumah/ bangunan. Dan hindari/ jauhi :
bangunan, tiang/ kabel listrik, persimpangan
jalan, tebing, jembatan, dll.
Bila berada ditepi pantai segera menjauh
secepatnya.
Bila masih berada di dalam rumah/ bangunan
usahakan berlindung dibawah benda-benda yang
kuat (meja), hindari benda-benda yang terbuat dari
kaca (jendela).
Putuskan aliran listrik, kompor, lampu minyak,
lilin, dsb. Untuk menghindari kebakaran.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

2. SETELAH GEMPA BUMI TERJADI


a. Keluar rumah/ gedung
dengan tertib dan berhati-
hati terhadap benda-
benda yang berbahaya
(runtuhan, pecahan kaca,
saluran listrik, dll.)

b. Periksa bila ada orang


yang terluka (P3K) dan
periksa kerusakan
instalasi bangunan baik
di luar maupun di dalam
(saluran air, gas, kabel
listrik) dan segera
laporkan kepada petugas.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANA
UNIVERSITAS WARMADEWA

c. Dengarkan informasi yang dikeluarkan oleh instansi


pemerintah melalui media massa.
d. Waspada terhadap terjadinya gempa susulan.

Anda mungkin juga menyukai