DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
MATA KULIAH
HUKUM TRANSPORTASI
FAKULTAS HUKUM
ILMU HUKUM
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah yang
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Trasnportasi, dengan judul “Bentuk-bentuk Pelanggaran Lalu Lintas Di
Masih banyak kekurangan dalam makalah ini baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, maka dari itu saya mengharapkan
kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah saya selanjutnya.
Terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah membantu saya dalam memamhami pengantar Hukum
Transportasi.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………........... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................... 3
C. Tujuan.......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................. 13
B. Saran............................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan
raya. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus terjadi, bahkan cenderung meningkat di setiap tahunya.
Permasalahan tersebut seharusnya dapat ditekan atau bahkan dihilangkan apabila ada kesadaran dari masyarakat, khususnya pengemudi jalan
raya. Kesadaran akan keselamatan seharusnya tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk melindungi keselamatan bagi orang
lain.
Secara sederhana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat di definisikan sebagai, satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas,
Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna
Jalan, serta pengelolaannya. Pelanggaran adalah perbuatan (perkara) melanggar tindak pidana yang lebih ringan dari pada kejahatan.
Pelanggaran dalam pengertian yang lain dapat di artikan sebagai suatu perbutan yang melanggar sesuatu dan berhubungan dengan hukum,
yang berarti tidak lain dari pada perbuatan melawan hukum. Penjelasan tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa pelanggaran lalu lintas
merupakan pengabaian seseorang terhadap tata tertib lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna kendaraan bermotor, yang di mana akibat
pengabaian tersebut menimbulkan kecelakaan lalu lintas bagi pengguna jalan lainnya, baik hilangnya nyawa maupun luka-luka.
Salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam berkendara, misalnya
tidak memperhatikan dan menaati peraturan lalu lintas yang sudah ada, tidak memiliki kesiapan mental pada saat mengemudi atau
mengemudi dalam kondisi kelelahan. Kondisi ketidaksiapan pengemudi dalam berkendara memungkinkan terjadinya kecelakaan yang dapat
membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya, selain penyebab-penyebab kecelakaan lalu lintas yang telah diuraikan di atas, terjadinya
kecelakaan lalu lintas di jalan raya juga dipengaruhi oleh faktor usia pengemudi itu sendiri. Kenyataan yang sering ditemui sehari-hari adalah
masih banyak pengemudi yang belum siap mental. Pengemudi tersebut saling mendahului tanpa memperdulikan keselamatan baik bagi
dirinya sendiri maupun orang lain. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada dasarnya dapat dihindari apabila pengguna jalan mampu
Pembinanan dan penegakan disiplin berlalu lintas di jalan, memerlukan suatu aturan hukum yang tegas, serta mampu
mencangkup seluruh penegakan pelanggaran yang terjadi, agar pelanggaran tersebut dapat ditindak secara tegas serta dapat di upayakan
pencegahan sebelum terjadinya pelanggaran tersebut. Pada umumnya permasalahan pelanggaran lalu lintas sering di alami oleh setiap daerah
di Indonesia, hal tersebut dapat di buktikan dengan adanya indikasi angka kecelakan lalu lintas yang sering meningkat di setiap tahunya.
Perkembangan transportasi lalu lintas mengalami peningkatan yang sangat pesat, dimana keadaan tersebut merupakan wujud perkembangan
1
Perkembangan transportasi lalu lintas yang semakin maju tersebut dapat memberikan dampak yang bersifat positif maupun
dampak yang bersifat negatif. Semuanya tergantung pada masing-masing individu dalam menerapkanya. Faktor penyebab timbulnya
permasalahan dalam lalu lintas adalah manusia sebagai aktor utama yang memakai jalan, jumlah kendaraan, keadaan kendaraan, dan juga
kondisi rambu-rambu lalu lintas, merupakan faktor penyebab timbulnya kecelakaan dan pelanggaran berlalu lintas.
Meningkatnya jumlah korban dalam suatu kecelakaan merupakan suatu hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak, baik pihak
pengemudi kendaraan dalam kecelakaan maupun korban, mengingat betapa sangat berharganya keselamatan seseorang terutama nyawa.
Sudah seharusnya seseorang yang mengakibatkan kecelakaan tersebut, harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Transportasi darat adalah segala bentuk kendaraan yang menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. Jenis
transportasi satu ini termasuk yang paling dominan di Indonesia dibandingkan transportasi laut dan udara. Menelisik sejarah singkat
transportasi darat di Tanah Air, sedikit banyak dipengaruhi Belanda yang menjajah Indonesia. Kala itu, masyarakat hanya mengandalkan
kuda, gerobak, pedati serta becak sebagai angkutan pribadi hingga barang. Perkembangan transportasi darat yang mungkin bisa dirasakan
hingga kini adalah kehadiran kereta api dan infrastruktur jalan yang membentang di pulau Jawa. Perlahan semua moda transportasi "jadul" itu
tergantikan akibat perubahan zaman, kemajuan teknologi sampai kebijakan politik yang berkuasa. Lebih dari itu, penemuan roda yang
menjadi cikal bakal perkembangan transportasi darat pun memberikan pengaruh besar pada moda transportasi darat. Hingga kini, transportasi
darat dapat digolongkan menjadi beberapa jenis tergantung roda yang digunakan.
Ada beberapa jenis transportasi darat yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai macam transportasi darat yang ada
1. Sepeda
Sepeda merupakan alat transportasi paling sederhana tanpa mesin. Kehadirannya sudah dikenal sejak zaman dulu hingga
sekarang. Fungsinya tak cuma digunakan sebagai angkutan pribadi dan barang berskala ringan, tapi kini sepeda seolah menjadi
2. Delman
Untuk mengangkut penumpang, transportasi darat satu ini hanya ada di beberapa daerah tertentu misalnya Yogyakarta,
Semarang, Solo, Magelang dan sekitarnya. Sedangkan beberap daerah lain hanya dijadikan kendaraan wisata saja. Delman
tergolong transportasi darat roda dua yang mengandalkan tenaga kuda untuk menarik kereta. Maksimal kapasitas delman hanya
3
3. Sepeda motor
Sepeda motor menjadi kendaraan paling populer di Indonesia. Hampir semua orang rasanya memanfaatkan sepeda motor untuk
mengakomodir mobilitasnya karena ukurannya yang simpel, perawatan mudah dan harganya terjangkau. Motor menggunakan
bahan bakar bensin dan mesin sebagai penggerak. Untuk mengendarai motor ada syarat yang harus dipenuhi penggunanya, yaitu
memiliki SIM C, kelengkapan dokumen kendaraan hingga keahlian mengemudi untuk mencegah kecelakaan.
1. Becak
Beberapa daerah di Indonesia juga masih mengandalkan becak sebagai transportasi darat roda tiga. Pada dasarnya, becak dikayuh
Seiring perkembangan zaman, becak pun menggunakan motor sebagai penggeraknya. Ternyata tak cuma di Indonesia, becak
juga mudah di temui di beberapa negara seperti Vietnam, India dan Malaysia.
2. Bajaj
Transportasi roda tiga satu ini mengandalkan mesin sebagai penggerak. Sopirnya berada di depan dan penumpangnya maksimal
dua orang di belakang. Di Jakarta, becak masih boleh beroperasi meski hanya di beberapa wilayah tertentu saja.
1. Mobil
Mobil merupakan transportasi roda 4 yang mengandalkan mesin sebagai penggerak. Kapasitas penumpangnya bisa mencapai 4-8
orang tergantung jenis dan mereknya. Beberapa angkutan umum juga menggunakan mobil sebagai moda transportasi. Untuk bisa
2. Bus
Bus adalah alat transportasi massa beroda 8, bergerak mengandalkan mesin dan ukurannya besar. Kapasitas penumpang mampu
3. Truk
Transportasi satu ini dilengkapi 8 roda dan biasanya hanya digunakan untuk mengangkut barang berat seperti kayu, batu dan
barang berat lainnya. Untuk bisa mengendarainya, diperlukan beberapa syarat seperti lulus uji kendaraan dengan memiliki SIM
4. Kereta api
Kereta api adalah alat transportasi massa yang menggunakan mesin diesel. Rodanya terbuat dari besi baja yang menempel pada
rel. Kapasitas kereta api sangat banyak tergantung jenisnya. Ada yang digunakan untuk menampung penumpang, ada juga kereta
barang. Untuk pengiriman barang jarak jauh, kereta api juga sering diandalkan.
4
Pelanggaran adalah secara sengaja atau lalai melakukan perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
peraturan perundang-undangan lalu lintas. Pelaku pelanggaran biasa disebut dengan human error. Menurut Awaloedin (1983 : 19) bahwa
pelanggaran lalu lintas atau perbuatan tindakan seseorang yang bertentangan dengan peraturan per- undang-undangan lalu lintas jalan
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 32(1) dan (2), Pasal 33 (1) huruf a dan b,undang-undang Nomor14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan atau peraturan perundang- undangan yang lainnya. Definisi pelanggaran lalu lintas yang ditemukan oleh Awaloedin
(1983 : 19) tersebut diatas ternyata masih menggunakan dasar per-undang undangan yang lama yakni Undang-undang No.14 Tahun 1992
Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang telah diganti dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan,akan tetapi hal tersebut dapat dijadikan suatu masukan berharga dalam membahas tentang pengertian pelanggaran lalu lintas.
Istilah pelanggaran dalam hukum pidana menunjukkan adanya suatu perbuatan atau tindakan manusia yang melanggar hukum atau undang-
undang berarti melakukan suatu tindak pidana atau delik. Selanjutnya pelanggaran lalu lintas dapat pula digolongkan berdasarkan petunjuk
pelaksanaan tata cara penyelesaian tata cara penyelesaian pelanggaran lalu lintas jalan tertentu, didalam kesepakatan bersama
MAHKUMJAKPOL yaitu :
2. Pelanggaran lalu lintas berhenti (Standing Violation) misalnya melanggar rambu-rambu larangan berhenti;
3. Pelanggaran lalu lintas lainnya (Other Violation) misalnya tidak memiliki SIM.
Ketiga pelanggaran lalu lintas tersebut gradasinya akan ditentukan oleh akibat yang ditimbulkan, antara lain :
5. Menimbulkan polusi;
Sesuai penjelasan Pasal 211, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP maka yang dimaksud dengan perkara pelanggaran lalu
a. Mempergunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi membahayakan ketertiban dan keamanan lalu lintas atau yang
b. Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan SIM, STNK, STUK yang sah atau tanda bukti lainnya
yang diwajibkan menurut ketentuan perundang-undangan lalu lintas jalan atau ia dapat memperlihatkan tetapi masa berlakunya
telah kadaluarsa.
c. Memberikan atau memperkenankan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang yang tidak memiliki SIM.
5
d. Tidak memenuhiketentuan perundang-undangan lalu lintas jalan, perlengkapan, pemuatan kendaraan, dan syarat penggandengan
e. Membiarkan kendaraan bermotor yang ada dijalan tanpa dilengkapi plat tanda kendaraan yang sah, sesuai dengan STNK yang
bersangkutan.
f. Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas jalan. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan
tentang ukuran dan muatan yang dizinkan, cara memuat dan membongkar barang.
Didalam pengertian umum yang diatur oleh undang-undang lalu lintas (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan), tidak ditemukan adanya pengertian secara umitative tentang apa yang dimaksud dengan pelanggaran lalu lintas.
Pelaksanaan hukum dapat berlangsung normal tetapi dapat juga karena pelanggaran hukum. Pelanggaran lalu lintas adalah perbuatan atau
tindakan manusia yang mengemudi kendaraan umum atau kendaraan bermotor juga pejalan kaki, yang berjalan umum dengan tidak mematuhi
a. Pelanggaran lalu lintas tidak bergerak (standing violation) misalnya pelanggaran tanda-tanda larangan parker.
b. Pelanggaran lalu lintas bergerak (moving violation) misalnya melampaui batas kecepatan, mele bihi kapasitas, melebihi kapasitas
Jika ditinjau dari akibat yang ditimbulkan pelanggaran dapat dibedakan menjadi :
a. Pelanggaran yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas misalnya kelebihan muatan orang atau barang, melebihi kecepatan.
b. Pelanggaran yang tidak menimbulkan kecelakaan lalu lintas misalnya tidak membawa surat-surat kelengkapan saat berlalu lintas,
Adapun klasifikasi dari pelanggaran lalu lintas terdiri dari 8 Kategori, yaitu:
1. Mempergunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi, membahayakan ketertiban, atau keamanan lalu lintas, atau yang
2. Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan surat izin mengemudi (SIM), surat tanda nomor kendaraan
bermotor, tanda uji kendaraan yang sah, atau tanda bukti lainnya yang diwajibkan menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan lalu lintas atau ia dapat memperlihatkannya tetapi masa berlakunya kadaluarsa.
3. Membiarkan atau memperkenankan kendaraan bermotor atau memperbolehkan seseorang yang tidak memiliki SIM untuk
mengemudi.
4. Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan jalan tentang penomoran, penerangan dan perlengkapan muatan
kendaraan.
5. Membiarkan kendaraan bermotor yang dikendarai tanpa plat tanda nomor kendaraan bermotor yang sah sesuai dengan surat
6
6. Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas jalan dan/atau isyarat alat pengatur lalu lintas
7. Pelanggaran terhadap ketentuan tentang ukuran dan muatan yang diizinkan, cara menaikkan dan menurunkan penumpang
8. Pelanggaran terhadap izin trayek, jenis kendaraan yang dibolehkan beroperasi di jalan yang ditentukan. Menurut ketentuan Pasal
105 Undang- undang Nomor 22 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa setiap orang yang menggunakan jalan wajib berperilaku
tertib dan/atau mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan
Pelanggaran lalu lintas masih sering terjadi meskipun berbagai upaya mengatasi pelanggaran lalu lintas telah banyak dilakukan.
Pelanggaran yang masih sering dilakukan antara lain, seperti menerobos lampu merah, melawan arah arus kendaraan, tidak melengkapi
perlengkapan keselamatan dalam berkendara, seperti helm, spion dan lain-lain, serta tidak membawa kelengkapan surat kendaraan. Bahkan
Yang mana pada dasarnya semua aturan yang telah dibuat bertujuan untuk mencapai kestabilan, keamanan dan keselamatan
setiap warga yang mengakses jalan raya. Kecelakaan akibat tidak mematuhi aturan berlalu lintas telah banyak terjadi, namun hal itu tidak
dapat dijadikan titik jenuh atau sebagai sebuah kewaspadaan. Berbagai upaya mengatasi pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pihak
kepolisian untuk membuat pelanggar jenuh sudah sering dilakukan. Salah satunya dengan cara penilangan meski hal itu dinilai oleh berbagai
pihak yang menjadi saksi terjadinya pelanggaran sebagai cara yang kurang efektif.
Namun terdapat beberapa cara dalam hal meminimalisir atau mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas, antara lain :
Denda yang dijatuhkan saat diberlakukannya proses penilangan banyak yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, yakni UU
No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pelanggar yang dikenai sanksi sesuai dalam UU harusnya
mengikuti prosedur, yakni dengan dikenai denda sebesar dan seberat pelanggaran lalu lintas yang dilakukan.
Apabila pelanggar tidak sanggup membayar denda, maka harus melalui jalur hukum atau persidangan. Namun, pelanggar
biasanya dapat membayar sesuai yang ditagihkan polisi kemudian mereka dapat dibebaskan.
Kebanyakan orang pasti enggan untuk hadir di persidangan dan lebih memilih membayar denda. Untuk menghindari keengganan
itu, memungkinkan pengendara agar lebih menjaga ketertiban dan keamanan dalam berlalu lintas. Banyak ketentuan hukum yang
semakin dapat. Namun, dibutuhkan kesadaran lebih agar setiap orang yang melanggar aturan bisa hadir pada persidangan.
3. Memberikan E-tilang
7
E-tilang di beberapa wilayah telah diterapkan. Bagi siapa saja yang melanggar aturan lalu-lintas mau tidak mau harus mengikuti
prosedur sesuai hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Upaya ini menjadi efektif apabila e-tilang diterapkan secara
konsisten. Penerapan teknologi di era digital ini juga bisa memaksimalkan upaya preventif untuk meminimalisir pelanggaran
lalu lintas. Selain upaya yang dilakukan untuk mengatasi pelanggaran lalu lintas yang sifatnya tegas dan mengancam, lebih baik
lagi dilakukan melalui motivasi yang mendorong agar setiap warga menaati aturan lalu lintas secara sadar dan tertib.
Seseorang yang tidak memiliki kesadaran hukum dan tata aturan negara sangat rentan dalam melakukan pelanggaran lalu lintas,
bahkan sebagian besar orang yang paham tentang segala aturan pun masih banyak yang melanggar aturan. Pelanggaran terhadap
aturan lalu lintas seolah sudah menjadi kebiasaan sehari-hari oleh kebanyakan warga sehingga harus diadakan sebuah program
untuk memotivasi warga sebagai upaya mengatasi pelanggaran lalu lintas. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memberikan
reinforcement, yaitu penguatan yang membuat seseorang menghindari pelanggaran seperti pemberian penghargaan tahunan pada
warga yang taat lalu lintas di setiap daerah di seluruh Indonesia, khususnya yang padat penduduk.
Melakukan pengawasan dengan memasang CCTV, untuk memantau identitas warga negara yang memiliki teladan saat berlalu
lintas dan yang melanggar lalu lintas. Pemerintah desa, kabupaten/kota, provinsi dan pusat tidak boleh pasif, mereka harus
menjalin kerjasama sosial yang baik untuk memotivasi warga untuk tidak melakukan berbagai hal baik pelanggaran lalu lintas
maupun lainnya.
Pemanfaataan media massa cetak, online atau televisi sebagai penyalur informasi yang memberikan motivasi dan semangat agar
taat berlalu lintas, bukan hanya menyebarkan ketakutan dan memperketat hukuman. Masyarakat harus mendapat edukasi dan sosialisasi
melalui lembaga formal seperti sekolah atau kejar paket dan perkumpulan seperti karang taruna untuk memahami konsep terutama soal akibat
BAB III
PENUTUP
8
A. KESIMPULAN
Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan
raya. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus terjadi, bahkan cenderung meningkat di setiap tahunya.
Pelanggaran adalah secara sengaja atau lalai melakukan perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan peraturan
perundang-undangan lalu lintas. Pelaku pelanggaran biasa disebut dengan human error. Menurut Awaloedin (1983 : 19) bahwa pelanggaran
lalu lintas atau perbuatan tindakan seseorang yang bertentangan dengan peraturan per- undang-undangan lalu lintas jalan sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 32(1) dan (2), Pasal 33 (1) huruf a dan b,undang-undang Nomor14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
Ditinjau dari bentuk pelanggaran, dibagi menjadi 2 yaitu pelanggaran lalu lintas tidak bergerak (standing violation) misalnya
pelanggaran tanda-tanda larangan parker dan pelanggaran lalu lintas bergerak (moving violation) misalnya melampaui batas kecepatan, mele
bihi kapasitas, melebihi kapasitas muatan dan sebagainya. Namun jika ditinjau dari akibat yang ditimbulkan pelanggaran dapat dibedakan
menjadi 2 pula, diantaranya adalah pelanggaran yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas misalnya kelebihan muatan orang atau barang,
melebihi kecepatan. Dan pelanggaran yang tidak menimbulkan kecelakaan lalu lintas misalnya tidak membawa surat-surat kelengkapan saat
B. SARAN
Adapun saran bagi pembaca, hendaknya setalah membaca makalah ini kita dapat mengetahui dan memahami mengenai Bentu-
bentuk Pelanggaran Lalu Lintas Di Bidang Transportasi Darat. Penulis menyadari adanya bahwa pembuatan makalah ini tak lepas dari
kesalahan. Oleh karenanya, saya sebagai penulis sangat membuka apabila ada yang ingin menyampaikan saran atau pendapat untuk
9
DAFTAR PUSTAKA
Grafika, S. (2015) KUHAP dan KUHP. 14th edn. Jakarta: Sinar Grafika.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
http://www.scribd.com/doc/58869746/3/Pengertian-Lalu-Lintas-Dan-
Pelanggaran-Lalu-Lintas.
http://eprintslib.ummgl.ac.id/934/1/15.0201.0116_BAB%20I_BAB%20II_BAB%20III_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf_2.pdf
http://eprints.ums.ac.id/46360/3/BAB%20I.pdf
10