Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BENTUK-BENTUK PELANGGARAN LALU LINTAS DI BIDANG TRANSPORTASI DARAT

DOSEN PENGAMPU :

Andrew Shandy Utama, SH., MH

DISUSUN OLEH :

Albert Harmoko Laia

MATA KULIAH

HUKUM TRANSPORTASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

FAKULTAS HUKUM

ILMU HUKUM

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah yang

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Trasnportasi, dengan judul “Bentuk-bentuk Pelanggaran Lalu Lintas Di

Bidang Transportasi Darat” dapat diselesaikan.

Masih banyak kekurangan dalam makalah ini baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, maka dari itu saya mengharapkan

kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah saya selanjutnya.

Terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah membantu saya dalam memamhami pengantar Hukum

Transportasi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebaik-baiknya.

Pekanbaru, 14 Mei 2022

Albert Harmoko Laia

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................. i

Kata Pengantar………………………………………........... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................ 1

B. Rumusan Masalah....................................................... 3

C. Tujuan.......................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Transportasi Darat…….......................... 4

B. Bentuk Pelanggaraan Lalu Lintas Darat………….. 6

C. Upaya Mengatasi Pelanggaran Lalu Lintas……….. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................. 13

B. Saran............................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan

raya. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus terjadi, bahkan cenderung meningkat di setiap tahunya.

Permasalahan tersebut seharusnya dapat ditekan atau bahkan dihilangkan apabila ada kesadaran dari masyarakat, khususnya pengemudi jalan

raya. Kesadaran akan keselamatan seharusnya tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk melindungi keselamatan bagi orang

lain.

Secara sederhana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat di definisikan sebagai, satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas,

Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna

Jalan, serta pengelolaannya. Pelanggaran adalah perbuatan (perkara) melanggar tindak pidana yang lebih ringan dari pada kejahatan.

Pelanggaran dalam pengertian yang lain dapat di artikan sebagai suatu perbutan yang melanggar sesuatu dan berhubungan dengan hukum,

yang berarti tidak lain dari pada perbuatan melawan hukum. Penjelasan tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa pelanggaran lalu lintas

merupakan pengabaian seseorang terhadap tata tertib lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna kendaraan bermotor, yang di mana akibat

pengabaian tersebut menimbulkan kecelakaan lalu lintas bagi pengguna jalan lainnya, baik hilangnya nyawa maupun luka-luka.

Salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam berkendara, misalnya

tidak memperhatikan dan menaati peraturan lalu lintas yang sudah ada, tidak memiliki kesiapan mental pada saat mengemudi atau

mengemudi dalam kondisi kelelahan. Kondisi ketidaksiapan pengemudi dalam berkendara memungkinkan terjadinya kecelakaan yang dapat

membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya, selain penyebab-penyebab kecelakaan lalu lintas yang telah diuraikan di atas, terjadinya

kecelakaan lalu lintas di jalan raya juga dipengaruhi oleh faktor usia pengemudi itu sendiri. Kenyataan yang sering ditemui sehari-hari adalah

masih banyak pengemudi yang belum siap mental. Pengemudi tersebut saling mendahului tanpa memperdulikan keselamatan baik bagi

dirinya sendiri maupun orang lain. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada dasarnya dapat dihindari apabila pengguna jalan mampu

berperilaku disiplin, sopan dan saling menghormati pada saat berkendara.

Pembinanan dan penegakan disiplin berlalu lintas di jalan, memerlukan suatu aturan hukum yang tegas, serta mampu

mencangkup seluruh penegakan pelanggaran yang terjadi, agar pelanggaran tersebut dapat ditindak secara tegas serta dapat di upayakan

pencegahan sebelum terjadinya pelanggaran tersebut. Pada umumnya permasalahan pelanggaran lalu lintas sering di alami oleh setiap daerah

di Indonesia, hal tersebut dapat di buktikan dengan adanya indikasi angka kecelakan lalu lintas yang sering meningkat di setiap tahunya.

Perkembangan transportasi lalu lintas mengalami peningkatan yang sangat pesat, dimana keadaan tersebut merupakan wujud perkembangan

teknologi yang semakin medern.

1
Perkembangan transportasi lalu lintas yang semakin maju tersebut dapat memberikan dampak yang bersifat positif maupun

dampak yang bersifat negatif. Semuanya tergantung pada masing-masing individu dalam menerapkanya. Faktor penyebab timbulnya

permasalahan dalam lalu lintas adalah manusia sebagai aktor utama yang memakai jalan, jumlah kendaraan, keadaan kendaraan, dan juga

kondisi rambu-rambu lalu lintas, merupakan faktor penyebab timbulnya kecelakaan dan pelanggaran berlalu lintas.

Meningkatnya jumlah korban dalam suatu kecelakaan merupakan suatu hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak, baik pihak

pengemudi kendaraan dalam kecelakaan maupun korban, mengingat betapa sangat berharganya keselamatan seseorang terutama nyawa.

Sudah seharusnya seseorang yang mengakibatkan kecelakaan tersebut, harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari transportasi darat ?

2. Bagaimanakah bentuk pelanggaran lalu lintas darat ?

3. Bagaimana upaya mengatasi pelanggaran lalu lintas ?

C. Tujuan

1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari transportasi darat.

2. Untuk dapat mengetahui bentuk pelanggaran lalu lintas darat.

3. Agar dapat mengetahui upaya mengatasi pelanggaran lalu lintas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TRANSPORTASI DARAT

Transportasi darat adalah segala bentuk kendaraan yang menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. Jenis

transportasi satu ini termasuk yang paling dominan di Indonesia dibandingkan transportasi laut dan udara.  Menelisik sejarah singkat

transportasi darat di Tanah Air, sedikit banyak dipengaruhi Belanda yang menjajah Indonesia. Kala itu, masyarakat hanya mengandalkan

kuda, gerobak, pedati serta becak sebagai angkutan pribadi hingga barang. Perkembangan transportasi darat yang mungkin bisa dirasakan

hingga kini adalah kehadiran kereta api dan infrastruktur jalan yang membentang di pulau Jawa. Perlahan semua moda transportasi "jadul" itu

tergantikan akibat perubahan zaman, kemajuan teknologi sampai kebijakan politik yang berkuasa.  Lebih dari itu, penemuan roda yang

menjadi cikal bakal perkembangan transportasi darat pun memberikan pengaruh besar pada moda transportasi darat. Hingga kini, transportasi

darat dapat digolongkan menjadi beberapa jenis tergantung roda yang digunakan. 

Jenis-jenis Transportasi Darat :

Ada beberapa jenis transportasi darat yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai macam transportasi darat yang ada

di Indonesia adalah sebagai berikut :

Kendaraan roda dua :

1. Sepeda 

Sepeda merupakan alat transportasi paling sederhana tanpa mesin. Kehadirannya sudah dikenal sejak zaman dulu hingga

sekarang. Fungsinya tak cuma digunakan sebagai angkutan pribadi dan barang berskala ringan, tapi kini sepeda seolah menjadi

jadi gaya hidup. 

2. Delman 

Untuk mengangkut penumpang, transportasi darat satu ini hanya ada di beberapa daerah tertentu misalnya Yogyakarta,

Semarang, Solo, Magelang dan sekitarnya. Sedangkan beberap daerah lain hanya dijadikan kendaraan wisata saja. Delman

tergolong transportasi darat roda dua yang mengandalkan tenaga kuda untuk menarik kereta. Maksimal kapasitas delman hanya

cukup 4 sampai 6 orang. 

3
3. Sepeda motor 

Sepeda motor menjadi kendaraan paling populer di Indonesia. Hampir semua orang rasanya memanfaatkan sepeda motor untuk

mengakomodir mobilitasnya karena ukurannya yang simpel, perawatan mudah dan harganya terjangkau. Motor menggunakan

bahan bakar bensin dan mesin sebagai penggerak. Untuk mengendarai motor ada syarat yang harus dipenuhi penggunanya, yaitu

memiliki SIM C, kelengkapan dokumen kendaraan hingga keahlian mengemudi untuk mencegah kecelakaan. 

Kendaraan roda tiga :

1. Becak 

Beberapa daerah di Indonesia juga masih mengandalkan becak sebagai transportasi darat roda tiga. Pada dasarnya, becak dikayuh

oleh manusia saat melaju dan penumpang duduk di bagian depan. 

Seiring perkembangan zaman, becak pun menggunakan motor sebagai penggeraknya. Ternyata tak cuma di Indonesia, becak

juga mudah di temui di beberapa negara seperti Vietnam, India dan Malaysia. 

2. Bajaj

Transportasi roda tiga satu ini mengandalkan mesin sebagai penggerak. Sopirnya berada di depan dan penumpangnya maksimal

dua orang di belakang. Di Jakarta, becak masih boleh beroperasi meski hanya di beberapa wilayah tertentu saja. 

Transportasi roda 4 atau lebih :

1. Mobil 

Mobil merupakan transportasi roda 4 yang mengandalkan mesin sebagai penggerak. Kapasitas penumpangnya bisa mencapai 4-8

orang tergantung jenis dan mereknya. Beberapa angkutan umum juga menggunakan mobil sebagai moda transportasi. Untuk bisa

mengendarai mobil diperlukan syarat harus memiliki SIM A. 

2. Bus 

Bus adalah alat transportasi massa beroda 8, bergerak mengandalkan mesin dan ukurannya besar. Kapasitas penumpang mampu

mengangkut hingga 60 orang. 

3. Truk

Transportasi satu ini dilengkapi 8 roda dan biasanya hanya digunakan untuk mengangkut barang berat seperti kayu, batu dan

barang berat lainnya. Untuk bisa mengendarainya, diperlukan beberapa syarat seperti lulus uji kendaraan dengan memiliki SIM

B, izin operasi hingga kartu KIR. 

4. Kereta api 

Kereta api adalah alat transportasi massa yang menggunakan mesin diesel. Rodanya terbuat dari besi baja yang menempel pada

rel. Kapasitas kereta api sangat banyak tergantung jenisnya. Ada yang digunakan untuk menampung penumpang, ada juga kereta

barang. Untuk pengiriman barang jarak jauh, kereta api juga sering diandalkan.

B. BENTUK PELANGGARAN LALU LINTAS DARAT

4
Pelanggaran adalah secara sengaja atau lalai melakukan perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan

peraturan perundang-undangan lalu lintas. Pelaku pelanggaran biasa disebut dengan human error. Menurut Awaloedin (1983 : 19) bahwa

pelanggaran lalu lintas atau perbuatan tindakan seseorang yang bertentangan dengan peraturan per- undang-undangan lalu lintas jalan

sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 32(1) dan (2), Pasal 33 (1) huruf a dan b,undang-undang Nomor14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas

Dan Angkutan Jalan atau peraturan perundang- undangan yang lainnya. Definisi pelanggaran lalu lintas yang ditemukan oleh Awaloedin

(1983 : 19) tersebut diatas ternyata masih menggunakan dasar per-undang undangan yang lama yakni Undang-undang No.14 Tahun 1992

Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang telah diganti dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan

Angkutan Jalan,akan tetapi hal tersebut dapat dijadikan suatu masukan berharga dalam membahas tentang pengertian pelanggaran lalu lintas.

Istilah pelanggaran dalam hukum pidana menunjukkan adanya suatu perbuatan atau tindakan manusia yang melanggar hukum atau undang-

undang berarti melakukan suatu tindak pidana atau delik. Selanjutnya pelanggaran lalu lintas dapat pula digolongkan berdasarkan petunjuk

pelaksanaan tata cara penyelesaian tata cara penyelesaian pelanggaran lalu lintas jalan tertentu, didalam kesepakatan bersama

MAHKUMJAKPOL yaitu :

1. Pelanggaran lalu lintas bergerak (Moving Violation)misalnya pelanggaran kecepatan;

2. Pelanggaran lalu lintas berhenti (Standing Violation) misalnya melanggar rambu-rambu larangan berhenti;

3. Pelanggaran lalu lintas lainnya (Other Violation) misalnya tidak memiliki SIM.

Ketiga pelanggaran lalu lintas tersebut gradasinya akan ditentukan oleh akibat yang ditimbulkan, antara lain :

1. Mengakibatkan kecelakaan lalu lintas;

2. Mengakibatkan kemacetan lalu lintas;

3. Mengakibatkan kerusakan prasarana jalan dan sarana angkutan;

4. Menimbulkan ketidaktertiban dan ketidakteraturan;

5. Menimbulkan polusi;

6. Berkaitan dengan kejahatan.

Sesuai penjelasan Pasal 211, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP maka yang dimaksud dengan perkara pelanggaran lalu

lintras jalan tertetu adalah :

a. Mempergunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi membahayakan ketertiban dan keamanan lalu lintas atau yang

mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan.

b. Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan SIM, STNK, STUK yang sah atau tanda bukti lainnya

yang diwajibkan menurut ketentuan perundang-undangan lalu lintas jalan atau ia dapat memperlihatkan tetapi masa berlakunya

telah kadaluarsa.

c. Memberikan atau memperkenankan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang yang tidak memiliki SIM.

5
d. Tidak memenuhiketentuan perundang-undangan lalu lintas jalan, perlengkapan, pemuatan kendaraan, dan syarat penggandengan

dengan kendaraan lain.

e. Membiarkan kendaraan bermotor yang ada dijalan tanpa dilengkapi plat tanda kendaraan yang sah, sesuai dengan STNK yang

bersangkutan.

f. Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas jalan. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan

tentang ukuran dan muatan yang dizinkan, cara memuat dan membongkar barang.

Didalam pengertian umum yang diatur oleh undang-undang lalu lintas (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 Tentang Lalu

Lintas Dan Angkutan Jalan), tidak ditemukan adanya pengertian secara umitative tentang apa yang dimaksud dengan pelanggaran lalu lintas.

Pelaksanaan hukum dapat berlangsung normal tetapi dapat juga karena pelanggaran hukum. Pelanggaran lalu lintas adalah perbuatan atau

tindakan manusia yang mengemudi kendaraan umum atau kendaraan bermotor juga pejalan kaki, yang berjalan umum dengan tidak mematuhi

peraturan perundang-undangan lalu lintas yang berlaku.

Ditinjau dari bentuk pelanggaran, dibagi menjadi :

a. Pelanggaran lalu lintas tidak bergerak (standing violation) misalnya pelanggaran tanda-tanda larangan parker.

b. Pelanggaran lalu lintas bergerak (moving violation) misalnya melampaui batas kecepatan, mele bihi kapasitas, melebihi kapasitas

muatan dan sebagainya.

Jika ditinjau dari akibat yang ditimbulkan pelanggaran dapat dibedakan menjadi :

a. Pelanggaran yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas misalnya kelebihan muatan orang atau barang, melebihi kecepatan.

b. Pelanggaran yang tidak menimbulkan kecelakaan lalu lintas misalnya tidak membawa surat-surat kelengkapan saat berlalu lintas,

pelanggaran rambu larangan parkir dan sebagainya.

Adapun klasifikasi dari pelanggaran lalu lintas terdiri dari 8 Kategori, yaitu:

1. Mempergunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi, membahayakan ketertiban, atau keamanan lalu lintas, atau yang

mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan.

2. Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan surat izin mengemudi (SIM), surat tanda nomor kendaraan

bermotor, tanda uji kendaraan yang sah, atau tanda bukti lainnya yang diwajibkan menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan lalu lintas atau ia dapat memperlihatkannya tetapi masa berlakunya kadaluarsa.

3. Membiarkan atau memperkenankan kendaraan bermotor atau memperbolehkan seseorang yang tidak memiliki SIM untuk

mengemudi.

4. Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan jalan tentang penomoran, penerangan dan perlengkapan muatan

kendaraan.

5. Membiarkan kendaraan bermotor yang dikendarai tanpa plat tanda nomor kendaraan bermotor yang sah sesuai dengan surat

tanda nomor kendaraan yang bersangkutan.

6
6. Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas jalan dan/atau isyarat alat pengatur lalu lintas

jalan, rambu-rambu atau tanda yang ada di permukaan jalan.

7. Pelanggaran terhadap ketentuan tentang ukuran dan muatan yang diizinkan, cara menaikkan dan menurunkan penumpang

dan/atau cara memuat atau membongkar barang.

8. Pelanggaran terhadap izin trayek, jenis kendaraan yang dibolehkan beroperasi di jalan yang ditentukan. Menurut ketentuan Pasal

105 Undang- undang Nomor 22 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa setiap orang yang menggunakan jalan wajib berperilaku

tertib dan/atau mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan

jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan jalan.

C. UPAYA MENGATASI PELANGGARAN LALU LINTAS

Pelanggaran lalu lintas masih sering terjadi meskipun berbagai upaya mengatasi pelanggaran lalu lintas telah banyak dilakukan.

Pelanggaran yang masih sering dilakukan antara lain, seperti menerobos lampu merah, melawan arah arus kendaraan, tidak melengkapi

perlengkapan keselamatan dalam berkendara, seperti helm, spion dan lain-lain, serta tidak membawa kelengkapan surat kendaraan. Bahkan

tabrak lari yang merupakan kadang juga dilakukan tanpa bertanggung jawab.

Yang mana pada dasarnya semua aturan yang telah dibuat bertujuan untuk mencapai kestabilan, keamanan dan keselamatan

setiap warga yang mengakses jalan raya. Kecelakaan akibat tidak mematuhi aturan berlalu lintas telah banyak terjadi, namun hal itu tidak

dapat dijadikan titik jenuh atau sebagai sebuah kewaspadaan. Berbagai upaya mengatasi pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pihak

kepolisian untuk membuat pelanggar jenuh sudah sering dilakukan. Salah satunya dengan cara penilangan meski hal itu dinilai oleh berbagai

pihak yang menjadi saksi terjadinya pelanggaran sebagai cara yang kurang efektif.

Namun terdapat beberapa cara dalam hal meminimalisir atau mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas, antara lain :

1. Upaya yang Sedikit Represif untuk Mengatasi Pelanggaran Lalu Lintas

Denda yang dijatuhkan saat diberlakukannya proses penilangan banyak yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, yakni UU

No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pelanggar yang dikenai sanksi sesuai dalam UU harusnya

mengikuti prosedur, yakni dengan dikenai denda sebesar dan seberat pelanggaran lalu lintas yang dilakukan.

Apabila pelanggar tidak sanggup membayar denda, maka harus melalui jalur hukum atau persidangan. Namun, pelanggar

biasanya dapat membayar sesuai yang ditagihkan polisi kemudian mereka dapat dibebaskan.

2. Sanksi Berupa Kewajiban untuk Hadir di Persidangan

Kebanyakan orang pasti enggan untuk hadir di persidangan dan lebih memilih membayar denda. Untuk menghindari keengganan

itu, memungkinkan pengendara agar lebih menjaga ketertiban dan keamanan dalam berlalu lintas. Banyak ketentuan hukum yang

semakin dapat. Namun, dibutuhkan kesadaran lebih agar setiap orang yang melanggar aturan bisa hadir pada persidangan.

3. Memberikan E-tilang

7
E-tilang di beberapa wilayah telah diterapkan. Bagi siapa saja yang melanggar aturan lalu-lintas mau tidak mau harus mengikuti

prosedur sesuai hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Upaya ini menjadi efektif apabila e-tilang diterapkan secara

konsisten. Penerapan teknologi di era digital ini juga bisa memaksimalkan upaya preventif untuk meminimalisir  pelanggaran

lalu lintas. Selain upaya yang dilakukan untuk mengatasi pelanggaran lalu lintas yang sifatnya tegas dan mengancam, lebih baik

lagi dilakukan melalui motivasi yang mendorong agar setiap warga menaati aturan lalu lintas secara sadar dan tertib.

4. Reinforcement Sebagai Upaya Mengatasi Pelanggaran Lalu Lintas

Seseorang yang tidak memiliki kesadaran hukum dan tata aturan negara sangat rentan dalam melakukan pelanggaran lalu lintas,

bahkan sebagian besar orang yang paham tentang segala aturan pun masih banyak yang melanggar aturan. Pelanggaran terhadap

aturan lalu lintas seolah sudah menjadi kebiasaan sehari-hari oleh kebanyakan warga sehingga harus diadakan sebuah program

untuk memotivasi warga sebagai upaya mengatasi pelanggaran lalu lintas. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memberikan

reinforcement, yaitu penguatan yang membuat seseorang menghindari pelanggaran seperti pemberian penghargaan tahunan pada

warga yang taat lalu lintas di setiap daerah di seluruh Indonesia, khususnya yang padat penduduk.

5. Pengawasan Melalui CCTV

Melakukan pengawasan dengan memasang CCTV, untuk memantau identitas warga negara yang memiliki teladan saat berlalu

lintas dan yang melanggar lalu lintas. Pemerintah desa, kabupaten/kota, provinsi dan pusat tidak boleh pasif, mereka harus

menjalin kerjasama sosial yang baik untuk memotivasi warga untuk tidak melakukan berbagai hal baik pelanggaran lalu lintas

maupun lainnya.

Pemanfaataan media massa cetak, online atau televisi sebagai penyalur informasi yang memberikan motivasi dan semangat agar

taat berlalu lintas, bukan hanya menyebarkan ketakutan dan memperketat hukuman. Masyarakat harus mendapat edukasi dan sosialisasi

melalui lembaga formal seperti sekolah atau kejar paket dan perkumpulan seperti karang taruna untuk memahami konsep terutama soal akibat

pelanggaran lalu lintas terhadap kehidupan manusia.

BAB III

PENUTUP

8
A. KESIMPULAN

Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan

raya. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus terjadi, bahkan cenderung meningkat di setiap tahunya.

Pelanggaran adalah secara sengaja atau lalai melakukan perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan peraturan

perundang-undangan lalu lintas. Pelaku pelanggaran biasa disebut dengan human error. Menurut Awaloedin (1983 : 19) bahwa pelanggaran

lalu lintas atau perbuatan tindakan seseorang yang bertentangan dengan peraturan per- undang-undangan lalu lintas jalan sebagaimana yang

dimaksud dalam Pasal 32(1) dan (2), Pasal 33 (1) huruf a dan b,undang-undang Nomor14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

atau peraturan perundang- undangan yang lainnya.

Ditinjau dari bentuk pelanggaran, dibagi menjadi 2 yaitu pelanggaran lalu lintas tidak bergerak (standing violation) misalnya

pelanggaran tanda-tanda larangan parker dan pelanggaran lalu lintas bergerak (moving violation) misalnya melampaui batas kecepatan, mele

bihi kapasitas, melebihi kapasitas muatan dan sebagainya. Namun jika ditinjau dari akibat yang ditimbulkan pelanggaran dapat dibedakan

menjadi 2 pula, diantaranya adalah pelanggaran yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas misalnya kelebihan muatan orang atau barang,

melebihi kecepatan. Dan pelanggaran yang tidak menimbulkan kecelakaan lalu lintas misalnya tidak membawa surat-surat kelengkapan saat

berlalu lintas, pelanggaran rambu larangan parkir dan sebagainya.

B. SARAN

Adapun saran bagi pembaca, hendaknya setalah membaca makalah ini kita dapat mengetahui dan memahami mengenai Bentu-

bentuk Pelanggaran Lalu Lintas Di Bidang Transportasi Darat. Penulis menyadari adanya bahwa pembuatan makalah ini tak lepas dari

kesalahan. Oleh karenanya, saya sebagai penulis sangat membuka apabila ada yang ingin menyampaikan saran atau pendapat untuk

memperbaiki makalah saya ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Grafika, S. (2015) KUHAP dan KUHP. 14th edn. Jakarta: Sinar Grafika.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

http://www.scribd.com/doc/58869746/3/Pengertian-Lalu-Lintas-Dan-

Pelanggaran-Lalu-Lintas.

http://eprintslib.ummgl.ac.id/934/1/15.0201.0116_BAB%20I_BAB%20II_BAB%20III_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf_2.pdf

http://eprints.ums.ac.id/46360/3/BAB%20I.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai