Anda di halaman 1dari 13

1

TUGAS MAKALAH
KEBIJAKAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

Oleh :
Rifki Muchni
2320922028

Dosen :
Yossyafra, S.T., M.Eng.Sc., Ph.D.

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan Makalah............................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

A. Permasalahan Transportasi di Indonesia ...................................................... 6

1. Kemacetan Lalu Lintas ............................................................................. 6

2. Permasalahan Parkir ................................................................................. 7

3. Tidak Memadainya Pelayanan Angkutan Umum ..................................... 7

B. Kebijakan publik dalam mengatasi permasalahan transportasi di Indonesia 8

1. Kebijakan Tentang Parkir ......................................................................... 8

2. Penerapan ERP (Electronic Roadpricing) ................................................ 9

3. Penerapan Areal Trafic Control System (ATCS) ...................................... 9

4. Aturan 3 in 1 ........................................................................................... 10

5. Aturan Ganjil Genap .............................................................................. 10

6. Perbaikan Prasarana dan Sarana Transportas Umum ..............................11

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12

A. Kesimpulan ................................................................................................ 12

B. Saran ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13

ii
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Foto kemacetan yang terjadi pada lalu lintas ................................... 6


Gambar 2. 2 Foto permasalahan parkir pada badan jalan (on-street parking) ...... 7
Gambar 2. 3 Tidak memadainya pelayanan angkutan umum ............................... 8
Gambar 2. 4 Gerbang penerapan ERP (Electronic Roadpricing) ......................... 9
Gambar 2. 5 Skema penerapan Areal Trafic Control System (ATCS) ................. 10
Gambar 2. 6 Penerapan ganjil genap ...................................................................11

iii
4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke


tempat lainya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh
manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
Transportasi sendiri dibagi tiga yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Menurut
Abbas Salim dalam bukunya Manajemen Transportasi (2002) pembangunan
ekonomi membutuhkan jasa angkutan yang cukup serta memadai, tanpa adanya
transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil
yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi dari suatu Negara
(Siwu,2021; Kadir, 2006; Junaidi, et al., 2020).
Pentingnya transportasi tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan
jasa angkutan bagi mobilitas orang dan barang dari dan ke seluruh pelosok tanah
air. Keberagaman dan karasteristik masyarakat menjadikan masalah transportasi
menjadi suatu masalah yang krusial bagi para pemangku jabatan di pemerintahan.
Permasalahan transportasi khususnya transportasi darat di Indonesia cukuplah
kompleks, karena transportasi merupakan suatu sistem yang saling berkaitan, maka
satu masalah yang timbul di satu unit ataupun satu jaringan akan mempengaruhi
sistem tersebut. Namun permasalahan trnsportasi yang terjadi di Indonesia terjadi
hampir di setiap jaringan atau unit-unit hingga unit terkecil dari sistem tersebut.
Masalah yang terjadi bisa dari unit tersebut maupun akibat pengaruh dari sistem.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat


dirumuskan masalah yaitu :
1. Apa yang menjadi permasalahan transportasi perkotaan di Indonesia ?
2. Apa contoh kebijakan publik dalam menyelesaikan masalah transportasi
perkotaan di Indonesia
5

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :


1. Mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan transportasi perkotaan di
Indonesia
2. Mengetahui contoh kebijakan publik dalam mengatasi permasalahan
transportasi perkotaan di Indonesia.
6

BAB II PEMBAHASAN

A. Permasalahan Transportasi di Indonesia

Permasalahan transportasi pada dasarnya adalah terjadinya ketidak efisienan


system transportasi yang disebabkan oleh tidak adanya integrasi yang baik antara
sub-sistemnya. Permasalahan Transportasi khususnya transportasi darat di kota-
kota besar di Indonesia selalu saja menyisahkan masalah. Kemacetan ada dimana-
mana, tingginya angka kecelakaan kendaraan bermotor, ditambah lagi polusi udara
yang semakin tinggi. Bahkan Pemerintah dalam mengelolah kelancaran transportasi
ini tetap mengalami kesulitan, meskipun UU No. 14 Tahun 1992 telah direvisi
menjadi UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan yang
mengatur dengan tegas tentang Integrasi pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
Berikut adalah beberapa permasalahan transportasi yang sering terjadi di
Indonesia :
1. Kemacetan Lalu Lintas
Kemacetan merupakan salah satu masalah yang dinilai paling mengganggu
kenyamanan pengguna transportasi darat, kemacetan dapat mengurangi efektifitas
kerja maupun kegiatan masayarakat, memperlambat manusia untuk melakukan
katifitas, meningkatka polusi udara, polusi suara.

Gambar 2. 1 Foto kemacetan yang terjadi pada lalu lintas

Kemacetan lalu-lintas di jalan raya disebabkan ruas-ruas jalan sudah tidak


mampu menampung luapan arus kendaraan yang datang serta luasan dari jalan
tersebut tidak seimbang dengan jumlah kendaraan yang melintas. Hal ini terjadi,
7

juga karena pengaruh hambatan samping yang tinggi, sehingga mengakibatkan


penyempitan ruas jalan, seperti: parkir di badan jalan, berjualan di trotoar dan badan
jalan, dan angkutan umum.
Selain itu, kemacetan juga sering terjadi akibat manajemen transportasi yang
kurang baik, ditambah lagi tingginya aksesibilitas kegunaan lahan di sekitar sisi
jalan tersebut.

2. Permasalahan Parkir
Parkir merupakan salah satu elemen penting dalam transportasi perkotaan,
karena mempunyai dampak terhadap pemilihan moda serta berpengaruh pada
masyarakat dan sistem transportasi baik secara jangka panjang atau jangka pedek.
Fasilitas parkir yang menggunakan badan jalan (on street parking ) akan
mengakibatkan lalu lintas semakin tidak teratur. Dampak utama adanya fasilitas
parkir pada badan jalan mengakibatkan berkurangnya kapasitas jalan. Masalah lain
yang timbul, yaitu lalu lintas fasilitas parkir yang menggunakan badan jalan (on–
street parking). parkir tersebut menjadi terhambat.

Gambar 2. 2 Foto permasalahan parkir pada badan jalan (on-street parking)

3. Tidak Memadainya Pelayanan Angkutan Umum


Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan
masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kota pada umumnya. Keberadaan
angkutan umum sangat penting untuk mendukung mobilitas masyarakat dan
mengurangi kemacetan lalulintas.
Kondisi angkutan umum di banyak negara sedang berkembang belum memadai
karena beberapa masalah dan kendala yang dihadapi seperti subsidi dalam sektor
transportasi, dukungan prasarana dan sarana transportasi, sumber daya manusia,
8

serta faktor kedisiplinan operator kendaraan, penumpang, maupun pengguna jalan.


Selain itu kenyamanan dan keamanan masyarakat sebagai pengguna jasa
transportasi masih belum terjamin. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya
penggunaan angkutan umum sehingga dapat mengakibatkan terganggunya sistem
wilayah perkotaan secara keseluruhan ditinjau dari pemenuhan mobilitas
masyarakat maupun mutu kehidupan kota.

Gambar 2. 3 Tidak memadainya pelayanan angkutan umum

B. Kebijakan publik dalam mengatasi permasalahan transportasi di


Indonesia
Kebijakan pembangunan transportasi nasional pertama – tama tercermin dalam
kebijakan pengembangan transportasi dalam kesisteman yang dikenal sebagai
SISTRANAS (system transportasi nasional) yang telah lama dipersiapkan dan
dikembangkan oleh pemerintahan nasional. Kebijakan transportasi mencakup
aturan-aturan agar terciptanya keselarasan transportasi yang baik dan mampu
menjadi sarana yang digunakan sebagaimana mestinya.
Berikut adalah beberapa kebijakan publik dalam mengatasi permasalahan
transportasi perkotaan yang sering terjadi di Indonesia :
1. Kebijakan Tentang Parkir
Kebijakan parkir juga menentukan metode pengontrolan dan pengaturannya.
Pelaksanaan pengaturan dan pengontrolan parkir telah sering dilakukan sejak tahun
1960-an, yang biasanya meliputi (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996) :
➢ Pembatasan tempat parkir di badan jalan.
➢ Merencanakan fasilitas tempat parkir di luar daerah, seperti park-and-
ride
➢ Pengaturan biaya parkir.
➢ Denda yang tinggi terhadap pelanggaran parkir.
9

Dan salah satu kebijakan mengenai efisiensi ruang parkir yaitu dengan membuat
tempat parkir bertingkat.
2. Penerapan ERP (Electronic Roadpricing)
Dengan electronic roadpricing, pengguna kendaraan pribadi akan dikenakan
biaya jika mereka melewati satu area atau koridor yang macet pada periode waktu
tertentu. Pengguna kendaraan pribadi, akhirnya, harus menentukan apakah akan
meneruskan perjalanannya melalui area atau koridor tersebut dengan membayar
sejumlah uang. Cara kerja dari ERP sendiri adalah seperti jalan tol, namun
masyarakat menggunakan kartu yang cara kerjanya seperti kartu ATM, sehingga
bisa diisi ulang, biaya yan diterapkan berbeda-beda tergantung jam melintas,
kapasitas jalan, serta jenis kendaraan. ERP memiliki alat berupa gerbang masuk
dimana ketika memasuki gerbang tersebut itu artinya telah masuk kawasan yang
dinilai cukup rawan kemacetan.

Gambar 2. 4 Gerbang penerapan ERP (Electronic Roadpricing)

3. Penerapan Areal Trafic Control System (ATCS)


Area Traffic Control System (ATCS) adalah suatu sistem pengendalian simpang
lalu lintas jalan raya dengan menggunakan lampu lalu lintas (traffic light) dimana
pengaturan lampu lalu lintas pada masing-masing simpang saling terkoordinasi,
sehingga pengguna jalan mendapatkan tundaan yang minimum. Ada beberapa hal
yang biasanya dilakukan oleh bagian ATCS, yaitu mengatur waktu otomatis dari
lampu merah untuk mengatasi kemacetan, melancarkan jalan pada saat ada
pejabat tertentu yang lewat, merekam adanya pelanggaran dan kecelakaan.
Seluruh hasil yang direkam oleh camera tersebut berupa video danfoto disimpan
dalam komputer dan dalam periode tertentu dibackup pada media penyimpanan
eksternal seperti hardisk eksternal.
10

Gambar 2. 5 Skema penerapan Areal Trafic Control System (ATCS)

4. Aturan 3 in 1
Kota Jakarta sudah pernah mencoba menerapkan salah satu manajemen
permintaan transportasi yaitu program 3 in 1. Program ini diterapkan pada jalan-
jalan arteri ibukota yang memiliki kepadatan tinggi pada jam sibuk selama hari
kerja, dimana setiap kendaraan pribadi yang boleh melewati ruas jalan tertentu
harus berisikan 3 (tiga) orang penumpang atau lebih. Namun ternyata kebijakan ini
tidak berpengaruh banyak dalam mengurangi kemacetan ibukota, banyak
masyarakat yang berusaha melanggar aturan ini dengan menggunakan penumpang
gelap. Program 3 in 1 akhirnya dihapus dan digantikan dengan kebijakan sistem
ganjil genap.
5. Aturan Ganjil Genap
Kebijakan system plat nomor ganjil / genap untuk mengurangi kepadatan lalu

lintas. Kendaraan dengan nomor ganjil atau genap akan menggunakan stiker dengan

warna khusus. Stiker berwarna hijau misalnya akan diterapkan untuk kendaraan

berplat nomor ganjil. Sementara kendaraan berplat nomor genap digunakan stiker

berwarna merah. Regulasi ini diawasi oleh polisi lalu lintas yang didukung oleh

beberapa perangkat elektronik seperti kamera pemantau lalu lintas dan ANPR atau

Automatic Number Plate Recognition (system pada kamera yang dapat mengenali

huruf dan celah kecil di plat yang dapat memberikan tampilan visual plat nomor

kendaraan dengan lebih jelas dan lebih mudah dibaca). Pemberlakuan plat nomor
11

polisi ganjil /genap ini diberlakukan guna untuk mengurangi kapasitas kendaraan

bermotor roda empat yang akan melintasi jalan – jalan protocol.

Gambar 2. 6 Penerapan ganjil genap

6. Perbaikan Prasarana dan Sarana Transportas Umum


Jika transportasi umum disediakan dengan baik dan dengan pelayanan yang

prima, dimungkinkan masyarakat akan berpindah ke transportasi umum .Armada

yang sudah tidak layak operasi perlu diperbaiki dan/atau diremajakan dengan

armada baru yang lebih baik dan ideal. Pelayanan yang kurang baik perlu dibenahi

sehingga menumbuhkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum.

araan angkutan umum harus dalam kondisi bagus, layak jalan, menggunakan AC

dan kursi yang nyaman (tersedia kursi prioritas untuk kaum lansia, wanita yang

membawa anak kecil, dan wanita hamil), menyediakan pegangan tangan pada kursi

atau atap kendaraan, menggunakan jadwal yang pasti sesuai time table,dan

menyediakan alat pengaman dalam kendaraan sesuai dengan standar.

Lokasi halte yang pasti dan dengan kondisi yang baik dan ideal dapat menarik

perhatian pengguna. Halte atau shelter perlu dilengkapi dengan rute perjalanan dan

jadwal angkutan umum yang melayani.


12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada makalah ini dapat disimpulkan
bahwa beberapa hal yang menjadi masalah pada transportasi perkotaan diantaranya
kemacetan, permasalahan parkir dan tidak memadainya pelayanan angkutan umum.
Namun ada beberapa kebijakan yang telah diterapkan untuk mengatasi
permasalahan tersebut diantaranya kebijakan tentang mengatur parker, penerapan
ERP (Electronic Roadpricing), Penerapan Areal Trafic Control System (ATCS),
aturan 3 in 1, dan penerapan ganjil genap, serta perbaikan prasarana dan saran
transportasi umum agar Masyarakat mau beralih ke transportasi umum karena
merasa nyaman, dan dapat mengurangi kemacetan di jalan raya.
B. Saran

Masalah transportasi sangatlah berpengaruh terhadap jasa angkutan bagi mobilitas


orang dan barang, untuk itu sebelum menentukan kebijakan transportasi harus
mengetahui terlebih dahulu akar dari permasalahan tersebut, sehingga dapat
menentukan kebijakan transportasi perkotaan yang tepat sasaran.
13

DAFTAR PUSTAKA

Sirajudi, Ummi, N., Ferdinant, Ferro, P.”Analisis Kebijakan Transportasi Dengan


Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP).”Jurnal Fakultas
Teknik Untirta
Anderson, Ferry.”Pengaruh Parkir Pada Badan Jalan Terhadap Kinerja Ruas
Jalan (Studi Kasus Jalan Rivai).” Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, 2018
Widayanti, A.,Soeparno, Karunia, B.,”Permasalahan dan Pengembangan
Angkutan Umum di Kota Surabaya.” Jurnal Transportasi Vol. 14 No. 1
April 2014
Marpaung, Anggi, Kartika.2021” Efektivitas pemanfaatan area traffic Control
system (atcs) dalam pengawasan Lalu lintas di kota medan.”Skripsi.
Sumatera Utara : Universitas Muhammdiyah

Putri, Ananda, A,.Tama,P,.Y.,Suryandari,M.”Simulasi Dampak Rencana Penerapan


Skema Ganjil Genap Di Kota Bekasi.” Jurnal Teknologi Transportasi dan
Logistik Volume 2 No 2, Desember 2021.

Martini, Elsa.” Pengamatan Tentang Penerapan Sistem Plat Nomor Ganjil/Genap


Sebagai Alternatif Pengurangan Kepadatan Kendaraan Pribadi di Jalan
Raya.” Jurnal Planesa Volume 3, Nomor 1 Mei 2012

Anda mungkin juga menyukai