TUGAS MAKALAH
KEBIJAKAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN
Oleh :
Rifki Muchni
2320922028
Dosen :
Yossyafra, S.T., M.Eng.Sc., Ph.D.
DAFTAR ISI
C. Tujuan Makalah............................................................................................ 5
4. Aturan 3 in 1 ........................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 12
ii
iii
DAFTAR GAMBAR
iii
4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2. Permasalahan Parkir
Parkir merupakan salah satu elemen penting dalam transportasi perkotaan,
karena mempunyai dampak terhadap pemilihan moda serta berpengaruh pada
masyarakat dan sistem transportasi baik secara jangka panjang atau jangka pedek.
Fasilitas parkir yang menggunakan badan jalan (on street parking ) akan
mengakibatkan lalu lintas semakin tidak teratur. Dampak utama adanya fasilitas
parkir pada badan jalan mengakibatkan berkurangnya kapasitas jalan. Masalah lain
yang timbul, yaitu lalu lintas fasilitas parkir yang menggunakan badan jalan (on–
street parking). parkir tersebut menjadi terhambat.
Dan salah satu kebijakan mengenai efisiensi ruang parkir yaitu dengan membuat
tempat parkir bertingkat.
2. Penerapan ERP (Electronic Roadpricing)
Dengan electronic roadpricing, pengguna kendaraan pribadi akan dikenakan
biaya jika mereka melewati satu area atau koridor yang macet pada periode waktu
tertentu. Pengguna kendaraan pribadi, akhirnya, harus menentukan apakah akan
meneruskan perjalanannya melalui area atau koridor tersebut dengan membayar
sejumlah uang. Cara kerja dari ERP sendiri adalah seperti jalan tol, namun
masyarakat menggunakan kartu yang cara kerjanya seperti kartu ATM, sehingga
bisa diisi ulang, biaya yan diterapkan berbeda-beda tergantung jam melintas,
kapasitas jalan, serta jenis kendaraan. ERP memiliki alat berupa gerbang masuk
dimana ketika memasuki gerbang tersebut itu artinya telah masuk kawasan yang
dinilai cukup rawan kemacetan.
4. Aturan 3 in 1
Kota Jakarta sudah pernah mencoba menerapkan salah satu manajemen
permintaan transportasi yaitu program 3 in 1. Program ini diterapkan pada jalan-
jalan arteri ibukota yang memiliki kepadatan tinggi pada jam sibuk selama hari
kerja, dimana setiap kendaraan pribadi yang boleh melewati ruas jalan tertentu
harus berisikan 3 (tiga) orang penumpang atau lebih. Namun ternyata kebijakan ini
tidak berpengaruh banyak dalam mengurangi kemacetan ibukota, banyak
masyarakat yang berusaha melanggar aturan ini dengan menggunakan penumpang
gelap. Program 3 in 1 akhirnya dihapus dan digantikan dengan kebijakan sistem
ganjil genap.
5. Aturan Ganjil Genap
Kebijakan system plat nomor ganjil / genap untuk mengurangi kepadatan lalu
lintas. Kendaraan dengan nomor ganjil atau genap akan menggunakan stiker dengan
warna khusus. Stiker berwarna hijau misalnya akan diterapkan untuk kendaraan
berplat nomor ganjil. Sementara kendaraan berplat nomor genap digunakan stiker
berwarna merah. Regulasi ini diawasi oleh polisi lalu lintas yang didukung oleh
beberapa perangkat elektronik seperti kamera pemantau lalu lintas dan ANPR atau
Automatic Number Plate Recognition (system pada kamera yang dapat mengenali
huruf dan celah kecil di plat yang dapat memberikan tampilan visual plat nomor
kendaraan dengan lebih jelas dan lebih mudah dibaca). Pemberlakuan plat nomor
11
polisi ganjil /genap ini diberlakukan guna untuk mengurangi kapasitas kendaraan
yang sudah tidak layak operasi perlu diperbaiki dan/atau diremajakan dengan
armada baru yang lebih baik dan ideal. Pelayanan yang kurang baik perlu dibenahi
araan angkutan umum harus dalam kondisi bagus, layak jalan, menggunakan AC
dan kursi yang nyaman (tersedia kursi prioritas untuk kaum lansia, wanita yang
membawa anak kecil, dan wanita hamil), menyediakan pegangan tangan pada kursi
atau atap kendaraan, menggunakan jadwal yang pasti sesuai time table,dan
Lokasi halte yang pasti dan dengan kondisi yang baik dan ideal dapat menarik
perhatian pengguna. Halte atau shelter perlu dilengkapi dengan rute perjalanan dan
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada makalah ini dapat disimpulkan
bahwa beberapa hal yang menjadi masalah pada transportasi perkotaan diantaranya
kemacetan, permasalahan parkir dan tidak memadainya pelayanan angkutan umum.
Namun ada beberapa kebijakan yang telah diterapkan untuk mengatasi
permasalahan tersebut diantaranya kebijakan tentang mengatur parker, penerapan
ERP (Electronic Roadpricing), Penerapan Areal Trafic Control System (ATCS),
aturan 3 in 1, dan penerapan ganjil genap, serta perbaikan prasarana dan saran
transportasi umum agar Masyarakat mau beralih ke transportasi umum karena
merasa nyaman, dan dapat mengurangi kemacetan di jalan raya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA