Anda di halaman 1dari 104

Bab 2

Peranan Transportasi
A. Tujuan Instruksional Umum
1. mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan teknologi transportasi
2. mahasiswa mengetahui dinamika teknologi transportasi saat ini
3. mahasiswa mengetahui arah pengembangan teknologi transportasi

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan:
1. dapat menjelaskan filosofi dasar yang dipakai dalam pengembangan
teknologi transportasi dan mampu menjelaskan indikator-indikator
yang menunjukkan alasan-alasan pengembangan suatu teknologi
informasi
2. dapat menganalisis dan menjelaskan syarat-syarat yang mutlak
harus dimiliki oleh suatu teknologi transportasi
3. dapat memproyeksikan upaya pengembangan teknologi transportasi
masa mendatang yang mampu mengatasi tuntutan keterbatasan
kapasitas angkut, jarak tempuh, kecepatan pergerakan,
kenyamanan, keringanan biaya transportasi dan tidak merusak
lingkungan alamiah

Peranan transportasi dapat dilihat dari


beberapa sisi antara lain :
Sisi Ekonomi
1. Memungkinkan jangkauan yang lebih
panjang dan lebih murah dan lebih
tinggi mutunya
2. Menambah jenis barang yang dikonsumsi
Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 5
3. Dapat menyalurkan ke konsumen secara
leluasa

Sisi Sosial
Bertambahnya penduduk akan
menambah aktivitas manusia, sehingga
luasnya variasi kegiatan manusia, sesuai
dengan lokasi kegiatan yang dikehendaki.

Sisi Politik
Untuk kepentingan militer dan
pemerintahan terutama pergerakan/
mobilisasi orang dan barang.

6 Bab 2. Peranan Transportasi


Sisi Lingkungan
Kegiatan transportasi di samping
mempunyai dampak positif, juga
mempunyai dampak negatif yaitu polusi
udara, karena emisi gas buang kendaraan
mengandung :
1. Partikel
2. Sulfur Oksida (SOx)
3. Nitrogen Oksida (NOx)
4. Carbon Monoksida (CO)
5. Hidro Carbon (HC)
Lebih dari 70% polusi udara
diakibatkan oleh kegiatan transportasi.

2.1. Sistem Transportasi Nasional


(SISTRANAS)

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 7


SISTRANAS adalah konsep
pengembangan transportasi secara
bersistem dalam tingkat nasional dalam
rangka mendukung program pembangunan
nasional. SISTRANAS akan memberikan
arahan dalam tingkat pusat maupun
daerah. Disusun dengan pertimbangan
aspek tata ruang pertumbuhan ekonomi,
kelestarian lingkungan, dan pembangunan
berkelanjutan.

8 Bab 2. Peranan Transportasi


2.2 Keterkaitan Transportasi dengan
Ilmu Lainnya
Teknik
Ekonomi
Planologi
Geografi
Wilayah Transportasi Hukum
Tata Ruang Sosial
Budaya
Lingkungan

Gambar 1. Keterkaitan transportasi dengan


bidang ilmu lain

2.2.1. Peranan Ekonomi

Kebutuhan transportasi meningkat


sesuai dengan 3 faktor, yaitu:
1. Bila terjadi peningkatan produksi,
makin lebih besar bahan yang
diangkut makin lebih besar hasil
produksi yang dihasilkan.
2. Produksi tinggi, terjadi perluasan
wilayah eksploitasi sumber bahan
baku dan wilayah pemasaran.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 9


3. Barang yang dijual tinggi akan
melipatgandakan pertumbuhan dan
pendapatan serta keragaman barang
yang diminta. Peningkatan kegiatan
ekonomi memberikan efek terhadap
tingginya mobilitas.
Nilai transportasi dapat diperbesar
bila sistem transportasi diselenggarakan
secara optimum:
1. Transportasi membesar jangkauan
terhadap sumber-sumber yang
dibutuhkan suatu daerah dan
memungkinkan digunakan sebagai
tambahan, dimana barang yang tidak
dapat disediakan di daerah setempat
dapat menjadi tersedia.
2. Pemakaian sumber yang efektif dan
efisien menimbulkan kekhususan
setiap daerah ataupun penambahan
tenaga kerja yang sesuai, yang
mengakibatkan penambahan jumlah
barang yang dikonsumsi, sehingga
memungkinkan untuk
10 Bab 2. Peranan Transportasi
mengkonsentrasikan produksi pada
satu atau beberapa lokasi saja, tetapi
dapat melayani pemasaran yang luas.
Dengan demikian keuntungan
ekonomis dalam skala produksi dapat
dimanfaatkan.
3. Karena menyalurkan barang yang tak
terbatas pada daerah setempat saja,
maka barang-barang dapat disalurkan
dengan alternatif lain. Apabila
sumber yang biasa dipakai tidak dapat
memenuhi semua kebutuhan maka
akan terganggu dalam penyaluran.
Contoh: kebutuhan distribusi beras
tidak dapat mencukupi atau langka
maka distribusi akan terganggu dan
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
hidup masyarakat.

2.2.2. Peranan Sosial


Manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial berusaha

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 11


berinteraksi baik dalam kawasan sempit
maupun luas. Transportasi melayani
kebutuhan tersebut antara lain :
1. Pelayanan untuk kelompok /
perorangan
2. Pertukaran/penyampaian informasi
3. Pekerjaan rekreatif
4. Perluasan jangkauan perjalanan sosial
5. Pemendekan jarak (tempat tinggal,
tempat bekerja, pusat-pusat kegiatan)
6. Perluasan pusat kota ke daerah
pinggiran.

2.2.3. Peranan Politik


Indonesia terdiri dari ribuan pulau
yang rentan terhadap persatuan dan
kesatuan bangsa. Peran transportasi
secara politik dalam pembangunan
bangsa, antara lain:
1. Menciptakan persatuan nasional
dengan meniadakan isolasi
2. Pemerataan hasil pembangunan
12 Bab 2. Peranan Transportasi
3. Peningkatan/memudahkan mobilitas
dalam pelayanan keamanan dan
ketahanan nasional
4. Memudahkan mobilitas masyarakat
yang terkena bencana.

2.2.4. Peranan Lingkungan


Kemajuan teknologi transportasi
dapat menimbulkan dampak sampingan
yang tidak dikehendaki, antara lain:

a). Kecelakaan
b). Polusi udara
c). Kebisingan yang melampui batas
d). Getaran
e). Debu

Sehubungan dengan hal di atas,


maka perencanaan sistem transportasi
perlu mempertimbangkan faktor-faktor
yang mem-pengaruhi atau menimbulkan
dampak terhadap lingkungan. Dengan

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 13


demikian penyelenggaraan transportasi
dapat berkelanjutan yaitu sumber daya
yang ada dipergunakan seperlunya/
tidak merusak lingkungan bahkan jika
perlu memperbaiki kualitas lingkungan
yang sudah ada.

2.2.5. Peranan Hukum

Peranan hukum diperlukan untuk


penegakan penyelenggaraan sistem
transportasi. Secara umum diperlukan
suatu landasan hukum yang
proporsional, agar penyelenggaraan
sistem transportasi dapat berjalan
dengan baik, efisien dan optimum.

2.2.6. Peranan Geografi

Pengetahuan tentang geografi


mempunyai peran yang cukup penting
terhadap pengembangan transportasi.
14 Bab 2. Peranan Transportasi
Hal ini akan mempengaruhi
perencanaan dan perancangan
transportasi beserta sarana dan
prasarananya.

Contoh Soal/Latihan :
1. Bagaimana sejarah perkembangan
sistem transportasi, dan apa indikator-
indikator yang dapat menunjukkan
alasan-alasan perkembangan sistem
transportasi?
2. Jelaskan syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu jenis sistem
transportasi!
3. Sebutkan beberapa contoh cara
penanggulangan permasalahan yang
ditimbulkan oleh perkembangan dan
penyelenggaraan sistem transportasi!

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 15


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
II. PERANAN TRANSPORTASI .................................................. 5
III. TEKNOLOGI TRANSPORTASI ............................................ 11
IV. KOMPONEN TRANSPORTASI ............................................. 15
V. PERENCANAAN TRANSPPORTASI ................................... 27
VI. PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI ......................... 43
VII. TRANSPORTASI BERWAWASAN LINGKUNGAN ....... 57
DAFTAR PUSTAKA

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan iii


VIII.

iv
Bab 3
Teknologi Transportasi
A. Tujuan Instruksional Umum
1. mahasiswa mengenal gambaran umum tentang teknologi transportasi
2. mahasiswa memahami secara umum tentang perkembangan teknologi
transportasi
3. mahasiswa dapat menilai kondisi teknologi transportasi yang ada
sekarang

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan:
1. dapat menjelaskan pengertian teknologi transportasi secara benar
2. dapat menjelaskan tentang perkembangan teknologi transportasi
3. dapat meramalkan teknologi transportasi secara umum di masa
mendatang

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 11


3.1. Sejarah Perkembangan
Transportasi

3.1. 1 Transportasi Darat


- Pemindahan barang menggunakan
tangan dan punggung
- Karena keterbatasan kapasitas angkut
dan jarak tempuh, maka memanfaatkan
hewan
- Dikembangkan teknologi roda dengan
beberapa ukuran dan tipe
- Dengan memanfaatkan sumberdaya
alam digunakan kendaraan bermotor,
lokomotif

12 Bab 3. Teknologi Transportasi


Dengan demikian kapasitas, jarak,
kecepatan, kenyamanan, dan keselamatan
semakin meningkat.

3.1. 2. Transportasi Laut


Sebelum mampu memanfaatkan
tenaga angin, rakit dan sampan merupakan
pilihan yang utama. Perkembangan
teknologi otomotif, mekanik metal,
elektronika mendukung diciptakannya
kapal laut, perahu motor dengan fungsi
dan dalam beberapa jenis ukuran.
Teknologi propulsi berkembang dari
dayung, kipas, dan turbin.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 13


3.1. 3. Transportasi Udara
Pemanfaatan burung merpati
sebagai sarana transportasi informasi
antarwilayah belum mampu mengatasi
kecepatan pergerakan (informasi).
Berkembangnya ilmu pengetahuan
membuat manusia berpikir untuk
mengembangkan sarana transportasi
udara yang memiliki kapasitas angkut
yang lebih besar. Berdasarkan pada
kemampuan alamiah dan teknologi
tersebut dikembangkan pesawat
terbang, helikopter. Teknologi propulsi
berkembang dari turbo-propeler, turbo-
jet, dan mesin roket.

14 Bab 3. Teknologi Transportasi


3.2. Teknologi Transportasi Saat Ini
Dengan konsep dasar yang sama,
dikembangkan transportasi dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Mudah mengangkut atau
memindahkan barang dan
penumpang dalam jumlah yang
relatif banyak, tanpa menimbulkan
kerusakan
b. Mempunyai sistem pengontrolan
pergerakan sehingga dapat mengatur
kecepatan
c. Menjamin kenyamanan dan
keselamatan penumpang dan barang
serta berwawasan lingkungan

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 15


Perkembangan teknologi
transportasi itu sendiri, mendapat
dukungan yang sangat besar dari
bidang-bidang teknologi lainnya
seperti teknologi elektronika,
mekanika yang kesemuanya terlihat
semakin sedikitnya pengguna tenaga
penggerak alamiah (manusia dan
hewan). Suatu indikasi yang
menunjukkan keberhasilan teknologi
yaitu manusia sudah menjadi operator,
supervisor dalam produktivitas barang,
dan dengan sistem ini penghematan
biaya transportasi semakin meningkat.
Hasil pengembangan teknologi
transportasi antara lain : pada waktu

16 Bab 3. Teknologi Transportasi


lampau kereta api menggunakan batu
bara, sekarang kereta api menggunakan
tenaga elektromagnetik. Dalam
transportasi udara, apabila penumpang
pesawat akan menuju ke Eropa dari
Malaysia maka penumpang tersebut
harus transit terlebih dahulu ke bandara
Abu Dabhi. Tetapi dengan
perkembangan teknologi transportasi
mak penumpang dari Indonesia dapat
langsung (direct flight) menuju Eropa
dengan menggunakan fasilitas pesawat
jet, dengan kecepatan melebihi
kecepatan suara.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 17


3.3. Pengembangan Teknologi
Transportasi
Pengembangan teknologi transportasi
yang akan datang diarahkan pada
kemampuan mengatasi tuntutan kapasitas
angkut, jarak tempuh, kecepatan
pergerakan, kenyamanan, keselamatan,
keringanan biaya transportasi dan
lingkungan. Perbaikan operasi sistem
teknologi transportasi diperlukan guna
meningkatkan daya angkut, jarak tempuh,
kecepatan pergerakan, juga mampu
meringankan total biaya transportasi, serta
mampu mengurangi kerusakan
lingkungan.

18 Bab 3. Teknologi Transportasi


Tinggi rendahnya biaya transportasi
selain ditentukan oleh karakteristik suatu
teknologi transportasi juga dipengaruhi
oleh sumber tenaga penggeraknya.
Semakin menipisnya ketersediaan sumber,
maka semakin mahal biaya operasinal
yang dibutuhkan (hukum permintaan dan
penawaran). Pemanfaatan sumber tenaga
penggerak alternatif seperti tenaga surya
dan tenaga magnetis merupakan prioritas
solusi yang bisa diterapkan.

Di samping itu pengendalian akibat


partikel dan gas buang sisa pembakaran
kendaraan bermotor diusahakan seminimal
mungkin sebagai upaya pemeliharaan
lingkungan alamiah, antara lain dapat

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 19


dilakukan dengan mengontrol tingkat
polusi secara berkala.

Contoh Soal/Latihan:
1. Jenis angkutan darat ada beberapa
macam. Sebutkan jenis angkutan darat
yang paling efisien jika angkutan
tersebut bersifat massal. Beri penjelasan
dan alasannya!
2. Bagaimana pengaruh kemajuan
teknologi komponen transportasi
terhadap kelancaran transportasi?

20 Bab 3. Teknologi Transportasi


Bab 1
Pendahuluan

A. Tujuan Instruksional Umum


1. mahasiswa mengenal gambaran umum tentang sistem transportasi
2. mahasiswa memahami secara umum tentang sistem transportasi
3. mahasiswa memahami secara umum tentang aksesibilitas
4. mahasiswa dapat menilai kondisi sistem transportasi yang ada sekarang

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan:
1. dapat menjelaskan pengertian sistem transportasi secara benar
2. dapat menjelaskan komponen sistem transportasi
3. dapat menjelaskan pengertian aksesibilitas
4. dapat membedakan/ menjelaskan sistem transportasi yang ada di
Indonesia
5. dapat meramalkan sistem transportasi secara umum di masa mendatang
6. dapat menjelaskan keterkaitan bidang transportasi dengan disiplin ilmu
lainnya

1.1. Umum
Transportasi menyangkut pergerakan orang dan atau barang.
Didalam pergerakannya dibutuhkan kondisi aman, nyaman dan lancar,
ekonomis (waktu dan biaya) dan berwawasan lingkungan. Penyediaan
prasarana disesuaikan dengan kendaraan dan alat angkut yang ada,
kondisi alam, sosial budaya, teknologi, alam, dan bangunan.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 1


Sistem adalah bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu
variabel atau komponen dengan variabel lain dalam tatanan yang
terstruktur. Transportasi adalah kegiatan pemindahan penumpang
dan atau barang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pejalan
kaki juga merupakan alat angkut karena pejalan kaki adalah
perpindahan orang tanpa alat angkut bahkan tidak jarang membawa
barang yang dipindahkan. Sistem Transportasi adalah bentuk
keterikatan dan keterkaitan penumpang, barang, prasarana dan sarana
yang berinteraksi.
Maksud Sistem Transportasi adalah mengkoordinasikan
proses pergerakan penumpang dan atau barang, dimana prasarana
sebagai media untuk proses transportasi dan sarana sebagai alat proses
transportasi.
Tujuan Sistem Transportasi adalah agar proses transportasi
penumpang dan atau barang dapat dicapai secara optimum dalam
ruang dan waktu, dengan pertimbangan keamanan, kenyamanan,
kelancaran, efisien terhadap waktu dan biaya, serta berwawasan
lingkungan.

1.2. Peranan Transportasi di Masyarakat


Transportasi alamiah dibagi menjadi 2 macam :
a. Pemindahan kayu gelondong (transportasi sungai/rawa), dan
b. Angkutan air/laut; perahu layar
Transportasi merupakan kehidupan manusia yang mencermin-
kan tingkat kemakmuran dan ekonomi suatu negara. Transportasi
dapat dibedakan menjadi :
a. Transportasi barang, yaitu yang dipindahkan barang
b. Transportasi orang yaitu yang dipindahkan orang
Kadang alat transportasi memindahkan barang dan orang bersana
sama, misalnya kapal penyeberangan Jawa – Bali, disamping
mengangkut orang yang mau meyeberang juga mengangkut
barang-barang termasuk kendaraan/mobil ikut diseberangkan

Moda adalah jenis kendaraan dilihat dari dimana berjalannya.


Jenis moda dibagi menjadi 3 macam:

2 Bab 1. Pendahuluan
1. Moda Udara
a. perintisan lapangan terbang
b. pengembangan lapangan terbang
c. pengembangan sarana angkutan udara
2. Moda Laut
a. pengembangan pelabuhan
b. pengembangan sarana angkutan laut
3. Moda Darat
a. Jalan Raya
1) pengembangan jalan raya
2) pembangunan jalan raya
3) pengembangan terminal
4) pengembangan sarana angkutan/kendaraan bermotor
b. Jalan Rel
1) pengembangan jalan rel
2) pengembangan sarana angkutan kereta api
3) pengembangan stasiun kereta api
c. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP)
1) pengembangan prasarana angkutan sungai danau dan
penyeberangan
2) pengembangan sarana angkutan sungai danau dan
penyeberangan
d. Angkutan lain-lain
1) belt conveyor
2) sistem angkutan pipa
3) sistem angkutan kabel

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 3


Harga

H H’
E E’
Harga maximum yang dapat
dibayar oleh konsumsi di B

Sistem lama J’

Sistem yang diperbaiki


D D’ Ambang biaya transport
C C’
Harga komoditi yang
merupakan tempat asal
0 Jarak
A B

Gambar 1.1 : Pengaruh harga barang terhadap jarak

Biaya

Business

Low income residential

High income residential

Jarak
Gambar 1.2.: Pengaruh biaya transportasi terhadap jarak lokasi

4 Bab 1. Pendahuluan
Peti Kemas Kendaraan
Kosong Kosong

Penyimpanan Lalulintas masuk Penyimpanan


Peti Kemas dan keluar sistem Kendaraan

Peti Kemas Kendaraan


Berisi Berisi

Hubungan

Pertemuan

= kendaraan
= peti kemas

Bagan 1.1.: Sistem Penyimpanan Kendaraan dan Peti Kemas

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 5


Tabel 1.1. Contoh Komponen Teknologi dan Transportasi

Perusahaan Jalur pipa Pipa


Jenis Kereta Api
Penerbangan Produksi Transpor
Komponen
Lalu lintas Angkutan Penumpang Minyak Batu bara
barang
Terminal Usaha Pelabuhan Tangki Sarana
pengapalan penyimpanan
dan dok dan muat
Peti kemas Gerbong Kabin pesawat Pipa Pipa dan
udara penutup
Kendaraan Kereta api Pesawat udara Cairan di Pita
dalam pompa
Gabungan Rel utama Jalur udara Pipa Pendukung
Pita dan rol
Pertemuan Wesel Pertemuan Pertemuan Pertemuan
jalur udara pipa pipa pita
Rencana Jadwal Jadwal Jadwal Jadwal sesuai
operasi mencampur kecepatan
pita

1.3. Aksesibilitas
Aksesibilitas didefinisikan sebagai suatu konsep yang
menggabungkan pengaturan tata guna tanah secara geografis dengan
sistem transportasi yang menghubungkannya. Atau ukuran suatu
kenyamanan lokasi tata guna tanah berinteraksi satu sama lain dan
kemudahan lokasi tersebut dicapai melaui sistem transportasi. (Black,
1981).

Contoh Soal/Latihan:
1. Sebutkan dan jelaskan keterkaitan sistem transportasi dengan
bidang kehidupan di masyarakat!
2. Bagaimana prediksi perkembangan sistem transportasi di kota
Anda pada 5 tahun mendatang?
3. Bagaimana perkembangan sistem transportasi dari ketiga moda
transportasi di Indonesia?

6 Bab 1. Pendahuluan
Bab 6
Penyelenggaraan
Transportasi
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui penyelenggaraan transportasi
2. Mengetahui sejarah angkutan umum
3. Mengetahui Supply dan Demand

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami proses pengoperasian dan distribusi angkutan penumpang
2. Memahami apat menjelaskan komponen sistem transportasi
3. Memahami Supply dan Demand yang berguna dalam penyediaan jumlah
angkutan yang diperlukan serta kapasitas angkut

6.1. Angkutan Penumpang


Pengangkutan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu
pengangkutan orang atau sering disebut pengangkutan penumpang
dan pengangkutan barang. Proses pengangkutan penumpang dapat
dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan
atau tanpa kendaraan ( diangkut oleh orang, misal: jalan kaki ).
Pengangkutan penumpang mempunyai tujuan membantu
orang/kelompok orang untuk menjangkau berbagai tempat yang
dikehendaki. Pengangkutan penumpang umumnya dilakukan dengan

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 43


sarana angkutan berupa kendaraan. Dari segi pemilikan kendaraan
dapat dikatagorikan menjadi angkutan ( kendaraan ) pribadi dan
angkutan ( kendaraan ) umum.

6.1.1. Angkutan Pribadi


Salah satu ciri angkutan pribadi adalah bebas menentukan
lintasannya maupun waktu perjalanan itu sendiri. Kendaraan pribadi (
mobil ) atau sepeda motor memiliki mobilitas pergerakan yang tinggi
sehingga meningkatan seseorang untuk melakukan aktivitas atau
pergerakan. Contoh: angkutan pribadi tanpa kendaraan bermotor
adalah pedestrian, sepeda, becak, gerobak, dan lain-lain.
1. Pedestrian
Pedestrian ( pejalan kaki ) merupakan contoh
penyelenggaraan angkutan pribadi yang paling sederhana dalam
arti tidak membutuhkan persyaratan yang sulit. Fasilitas yang
dibutuhkan pejalan kaki dapat berupa :
a. Jalur pejalan kaki ( trotoar )
b. Penyeberangan jalan ( zebra cross )
c. Sinyal pengatur penyeberangan
d. Tempat berteduh ( shelter )
2. Sepeda motor
Sepeda motor adalah kendaraan bermotor roda dua. Dalam
hal jangkauan sepeda motor jauh lebih besar dibandingkan
sepeda, tetapi kapasitasnya masih kecil ( memuat 1 orang, tidak
termasuk pengemudi ).
3. Mobil penumpang
Mobil penumpang adalah kendaraan bermotor yang
dilengkapi tempat duduk sebanyak-banyaknya 8 ( delapan ),
tidak termasuk tempat duduk pengemudi.

6.1.2. Angkutan Umum


Sejarah Perencanaan Transportasi Umum

44 Bab 6. Penyelenggaraan Transportasi


Perencanaan transportasi urban dilakukan oleh pemerintah pusat
atau daerah karena jalan dan fasilitas angkutan umum serta
layanannya dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah. Pemerintah
pusat biasanya :
- meletakan kebijakan nasional sistranas
- menyediakan bantuan finansial biasanya berupa training
- menyediakan bantuan teknik dan training
- mengadakan penelitian
Seperti halnya negara-negara besar lainnya, seperti Amerika,
dalam mengatur proyek transportasi untuk daerah urban berpenduduk
50.000 atau lebih harus berdasarkan proses transportasi urban ( 1962 ).
Perkembangan Perencanaan Transportasi Urban:
- Metode analitik mulai diaplikasikan dalam studi-studi
transportasi urban akhir tahun 1940-an.
- Dasarnya: Demand perjalanan exiting, lalu peramalan akan
dihitung dengan memakai tingkat pertumbuhan uniform.
- Tahun 1955 di Chicago Area Tranportation Studi telah
diterapkan 6 tahap:
a. Data collection
b. Forecast
c. Goal formulation
d. Preparation of network proposals
e. Testing of proposals
f. Evaluation of proposals
- Hasil perencanaan umumnya sangat berorientasi pada
jangkauan jaringan jalan dan berdasarkan pada analisa cost
benefit.
- Tidak dipertimbangkan ke masalah regulasi, pricing, atau
teknologi baru
- Pada tahap berikutnya ( tahun 1956 ) perencanaan
transportasi urban telah dikaitkan dengan: regulasi, sistem
perpajakan misalnya: pajak BBM, ban dan pelapisan ulang
ban serta beban gandar pada truk dan bus. Masih sangat
berorientasi ke pengembangan jaringan jalan antar kota.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 45


- Tahun 1958 mulai diusulkan angkutan umum sebagai
kesatuan perencanaan dan termasuk yang dianalisis benefit
dan cost baik yang diterima oleh pengguna ataupun non
pengguna transportasi.
- Tahun 1961 mulai meningkatkan transportasi massal dalam
kaitan dengan masalah perumahan, disini diupayakan untuk
mendukung kesulitan di commuter rail.

Era Perencanaan yang Lebih Baik


- Mulai tahun 1962 masalah transportasi mulai masuk ke
tingkat politisi dan mendapat perhatian yang sangat besar.
Beberapa ciri antara lain:
a) obyeknya sudah berupa daerah urban dan bukan kota
b) selama berlangsungnya proses perencanaan telah ada
kerjasama antara pemerintah dan masyarakat
- Pada tahun 1962 mulai diperkenalkan 3c dalam proses
perencanaan yaitu: continuiting, comperhensive dan
cooperative. Cooperative artinya kerjasama antara
pemerintah pusat, daerah dan lokal serta antara instuisi-
instuisi horisontal dan pemerintah. Continuiting secara
periodik rencana yang ada dire-evaluasi serta dimutahirkan.
Definisi angkutan umum menurut undang-undang No.14 tahun
1992 adalah angkutan untuk mana penggunaannya dipungut bayaran.
Konsep angkutan publik atau umum muncul karena tidak semua
warga negara memiliki kendaraan pribadi sehingga negara
berkewajiban menyediakan angkutan bagi masyarakat secara
keseluruhan.
Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum terdiri dari:
1. Angkutan antar kota dari satu kota ke kota lain, disini
dipisahkan atas antar kota antar propinsi ( AKAP ) dan antar
kota dalam propinsi ( AKOP ).
2. Angkutan kota yang merupakan pemindahan orang dalam
wilayah kota.
3. Angkutan pedesaan yang merupakan pemindahan orang
dalam wilayah kota.

46 Bab 6. Penyelenggaraan Transportasi


4. Angkutan perbatasan yakni yang berhubungan dengan
daerah perbatasan negara lain.
Disamping itu termasuk kendaraan umum adalah kendaraan
bermotor yang disewakan kepada orang lain dengan maupun tanpa
pengemudi selama jangka waktu tertentu ( mobil sewa ) dan juga
mobil belajar untuk sekolah mengemudi.
Angkutan umum dapat diselenggarakan setelah memenuhi syarat
sebagai berikut :
- memiliki izin usaha angkutan
- memiliki izin trayek
- mengasuransikan kendaraan serta penumpangnya
- laik pakai bagi kendaraan yang dioperasikan
Penyelenggaraan angkutan umum pada umumnya
dilaksanakan oleh perusahaan swasta/koperasi yang biasa disebut
operator. DAMRI dan PPD adalah operator angkutan umum yang
berupa BUMN. Perencanaan dan pengaturan angkutan umum
dilaksanakan oleh pemerintah, umumnya melalui dinas lalulintas dan
angkutan jalan ( DLLAJ ).
Agar angkuktan pribadi beralih ke angkutan umum maka
perlu dilakukan prioritas terhadap angkutan umum ( bus ). Jenis-jenis
prioritas dari pelayanan bus:
1. lajur bus ( searah bus )
2. lajur bus ( berlawanan arus )
3. prioritas di jalan bebas hambatan ( Free way )
4. bus only streets
5. jalan khusus bus ( bus ways )
6. memberikan prioritas sinyal
7. lain-lain:
a. prioritas saat jalan ( give way to bus )
b. pengaturan halte dan rute bus
c. manajemen lalulintas contoh: pemberian marka

6.2. Angkutan Barang


Berbeda dengan perjalanan orang, barang pada umumnya
diangkut untuk jarak yang lebih jauh, lebih sedikit pelanggan dan
lebih berseragam. Selain itu, berbagai jenis barang mempunyai

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 47


perbandingan volume dan berat yang beragam pula serta berbagai ciri
yang menuntut sistem pengangkutan yang khusus. Secara umum
barang dapat dikelompokan menjadi tiga macam:
a. Barang kering ( dry buk goods ) adalah barang belum jadi atau
bahan baku, pada umumnya tidak kemas, dapat langsung dimuat
ke kendaraan atau tempat barang.
b. Cairan dapat dikelompokan dalam dua bagian yaitu cairan dalam
kemasan dan cairan curah.
c. Barang umum ( general goods ) yaitu barang kiriman yang berupa
barang jadi dan setengah jadi atau barang konsumsi seperti mobil,
radio, makanan kaleng, suku cadang. Moda angkut yang
digunakan untuk mengangkut barang jenis ini amat beragam
namun ada satu perbedaan tegas yang harus dilakukan yaitu
pemisah atas muatan unit dan muatan biasa.
Angkutan barang tergantung dari :
1. komoditi barang dan komoditi yang di bentuk
2. jenis komoditi
3. nilai
Untuk angkutan jarak pendek angkutan rel lebih kompetitif misalnya
di Sumatera penggunaan itu mencapai 23 % dibanding di Jawa yang
hanya 4 %. Ini disebabkan karena di Sumatera komoditi yang
diangkut berupa hasil perkebunan dan hasil tambang.
Struktur biaya angkutan barang terdiri dari :
1. a. biaya langsung
b. biaya tak langsung

Pertahanan dan Keamanan dan Departemen Keuangan. Dibawahnya


di tingkat pelaksanaan berbagai pihak akan berhubungan langsung,
seperti Bina Marga, DLLAJ, Polisi lalulintas dan termasuk perusahaan
angkutan seperti Organda. Karena demikian banyak dan lembaga yang
bersangkutan maka perlu suatu sistem yang menangani masalah
angkutan. Organisasi propesi yang terkait dengan transportasi antara
lain: PII, HPJI ( Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia ) dan MTI
( Masyarakat Transportasi Indonesia ).

48 Bab 6. Penyelenggaraan Transportasi


6.4. Supply dan Demand
Angkutan transportasi darat, laut, udara agar dapat
berkelanjutan diperlukan adanya supply dan demand yang seimbang.
Dari pihak operator selaku penyelenggara ( menyediakan investasi )
akan menetapkan tarif yang tinggi untuk mendapatkan keuntungan
yang banyak, sedangkan dari sisi penumpang selalu menginginkan
tarif yang rendah dengan pelayanan yang baik.
Dari kedua kepentingan ini harus dilakukan penyeimbangan
agar tidak ada kerugian disemua pihak mendapatkan keuntungan
sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.

Kurve Supply dan Demand dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

P
P = Price
Q = Jumlah Permintaan

P’

P”

Q’ Q” Q

Gambar 6.1.: Kurve Penawaran

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 49


P

P’ Supply Curve

P = Price
Q = Jumlah Permintaan
P”

Q’ Q” Q

Gambar 6.2.: Kurve Permintaan

P D S
Supply Curve
P’

P* Equilibrium
Demand Curve
P”

Qd’ Qs” Q* Qd” Qs’ Q

Gambar 6.3.: Curve Supply and Demand

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa:


Demand ( D – D ):
- Makin tinggi harga sedikit permintaan atau
Makin naik harga makin turun jumlah permintaan
- Makin rendah harga makin banyak permintaan atau
Makin rendah harga jumlah yang diiminta makin naik

50 Bab 6. Penyelenggaraan Transportasi


Supply ( S – S ):
- Makin tinggi harga makin banyak yang ditawarkan atau
Makin naik harga makin naik jumlah yang ditawarkan
- Makin rendah harga makin sedikit yang ditawarkan atau
Makin rendah harga jumlah yang ditawarkan makin turun
Untuk mendapatkan harga yang seimbang maka dicari harga
equilibrium yaitu harga kesimbangan, artinya jumlah permintaan sama
dengan jumlah yang ditawarkan.
Elastisitas ada 3 macam :
In elastis : dengan perubahan harga yang banyak ( % P tidak
proposional ) hanya memberikan perubahan demand,
supply yang sedikit ( < % D, S )
Unitary : perubahan harga akan diikuti perubahan demand yang
proposional ( % D=S )
Elastis : perubahan harga sedikit sekali ( % P tak proposional )
akan memberikan perubahan demand, supply yang
besar ( > % D, S )

Dari hal diatas dapat ditulis:

 X/X  X /  PX X PX
e = ------------ = ----------------- = ----------- = ---------
 PX/X X/PX  PX X

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 51


P1 D in elastis S in elastis

Ps1
P2
Ps2 unitary
Pe unitary

D elastis

Q1 Q2 Qe Qs2 Qs1

Gambar 6.4.: Supply and Demand ( elastis and in elastis )

Jika supply elastis untuk menaikan harga sedikit


membutuhkan demand yang banyak sekali.

D S
P1 in elastis elastis

P0

S D

Q0 Q1

52 Bab 6. Penyelenggaraan Transportasi


P S
D S

P1

P2

Q1

Gambar 6.5.: Pengaruh Kenaikan Supply Terhadap Demand


Dengan sedikit kenaikan pada permintaan harga naik
membumbung tinggi

6.5. Tingkat Pelayanan ( Level of Service ) Jalan


Kecepatan atau waktu perjalanan merupakan sesuatu yang
penting untuk pemakai sistem transportasi, karena kecepatan
merupakan salah satu karakteristik penting dalam menentukan mutu
suatu pelayanan transportasi. Volume dan kecepatan juga
mempengaruhi karakteristik-karakteristik penting lainnya dari
pelayanan transportasi, seperti kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan berat tidaknya kecelakaan itu. Kita tentu mengetahui bahwa
kecelakaan akan meningkat baik jumlah maupun tingkat kecelakaan
fatal apabila kecepatan dan volume meningkat pula. Kecelakaan yang
terjadi apabila volume lalulintas pada suatu sarana lalulintas
meningkat dan sukar mempertahankan kecepatan yang konstan,
sedangkan pengemudi mengalami kelelahan, disamping itu dengan
volume dan kecepatan yang meningkat usah-usaha angkutan umum
mengalami kesukaran dalam mengikuti jadwal waktu yang telah
ditetapkan seperti : bus seharusnya masuk terminal pukul 18.00
dengan meningkatnya volume lalulintas dapat masuk terminal pukul
18.30.
Terlihat banyak aspek-aspek penting lain mengenai arus
kendaraan disamping waktu perjalanan atau kecepatan. Aspek-aspek

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 53


ini akan kita bahas, dan keseluhan aspek ini biasanya kita sebut
“tingkat pelayanan”. Tingkat pelayanan ditentukan dalam suatu skala
interval yang terdiri dari 6 tingkat. Tingkat-tingkat ini disebut A, B, C,
D, E, F, dimana A merupakan tingkat pelayanan tinggi, dan
seterusnya. Sebagai contoh apabila volume bertambah maka
kecepatan akan berkurang karena gerakan kendaraan satu dengan
lainnya relatif dekat. Perlu untuk diperhatikan bahwa tingkat
pelayanan tidak selalu harus bergantung kepada kecepatan tertentu.
Tingkat pelayanan ( Level of Service ) jaan suatu ruas jalan
dapat dinyatakan dengan rumus :

Volume lalulintas
Level of Service ( LOS ) = --------------------------
Kapasitas

V ( SMP/jam )
= ------------------------
K ( SMP/jam )

54 Bab 6. Penyelenggaraan Transportasi


Tabel 6.1.: Tingkat Pelayanan ( Level of Service )

V ( SMP/jam )
= -------------------- Tingkat Pelayanan Ciri-ciri arus lalulintas
K ( SMP/jam )
Arus bebas, volume rendah,
0 – 0,19 A
kecepatan tinggi, kepadatan
lalulintas rendah
0,2 – 0,44 B Arus stabil dan mulai ada
pembatasan kecepatan
Arus stabil pergerakan
0,45 – 0,69 C dibatasi, tingginya volume
lalulintas
Arus mendekati tidak stabil,
0,7 – 0,84 D kecepatan mulai terganggu
oleh kondisi jalan
0,85 – 1 E Terjadi kemacetan
lalulintas
Sering terjadi kemacetan
Lebih dari 1 F dan antrian panjang,
kecepatan kadang-kadang
nol
Sumber : Traffic Survey, FilifinesBook

Contoh Soal/latihan :
1. Dalam hal apa kita dapat membedakan angkutan penumpang dan
angkutan barang. Jelaskan jawaban saudara.
2. Ada 6 jalan dengan tingkat pelayanan masing-masng A, B, C D,
E, F, dalam suatu kota. Jika kita seorang perencana/penentu
kebijakan jalan yang mana yang harus dilakukan
diperbaiki/peningkatan lebih dulu dan jalan mana yang diperbaiki
terakhir.
3. Agar terjadi keseimbangan maka supply dan demand harus
seimbang. Terangkan maksud diatas, dengan pengertian dari
transportasi khususnya angkutan umum.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 55


Bab 4
Komponen
Transportasi

A. Tujuan Instruksional Umum


1. mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis moda pada sistem transportasi
2. mahasiswa mengetahui faktor-faktor pemilihan moda pada sistem
transportasi
3. mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
jenis moda

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan:
1. dapat menjelaskan jenis-jenis moda dalam sistem transportasi secara
benar
2. dapat menganalisis dan menjelaskan kelebihan dan kakurangan dari
masing-masing jenis moda
3. dapat memprediksikan perkembangan sistem transportasi yang harus
dikembangkan sesuai dengan jenis moda dan kebutuhan dari masyarakat
(sesuai dengan persyaratan teknis, ekonomi, dan lingkungan)

4.1 Fungsi
Fungsi komponen transportasi antara
lain memudahkan sesuatu, sesuatu yang

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 15


dimaksudkan dapat berupa benda atau
barang maupun orang. Sehingga
diperlukan suatu teknologi yang cocok
untuk mengangkut sesuatu tersebut.
Komponen transportasi harus
mencakup beberapa hal, antara lain:
a. Mudah diangkut tanpa menimbulkan
kerusakan
b. Mengontrol (mempercepat atau
memperlambat) gerakan dan mengatasi
hambatan-hambatan tanpa membuat
kerusakan
c. Melindungi dari kerusakan atau
kehancuran akibat dari pergerakan.

Tabel 4.1 Klasifikasi Penyebab


Terjadinya Perjalanan

16 Bab 4. Komponen Transportasi


Klasifikasi
Aktivitas Keterangan
Perjalanan
I. EKONOMI
a. mencari 1. ke dan dari
a.
nafkah tempat kerja
mengunjungi
2. berkaitan
perumahan
b. dengan
bekerja
mengangkut
b. bahan
mendapatka 3. ke dan dari c. ke dan dari
n barang dan toko rapat (40-
pelayanan keperluan 50%)
pribadi penduduk
4. berkaitan pelayanan
dengan medis,
belanja/bisnis hukum,
pribadi kesejahteraan

II. SOSIAL
menciptakan 5. ke/dari rumah biasanya
/menjaga teman dalam
hubungan 6. ke-dari lingkungan
pribadi tempat keluarga
pertemuan

III. 7. ke-dari 85%


PENDIDIKAN sekolah/kamp penduduk
us dll

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 17


8. ke-dari taman - restoran
IV. REKREASI
DAN rekreasi dan - kunjungan
HIBURAN 9. berkaitan sosial
dengan - perjalanan
perjalanan pada hari
libur
V. 10. ke-dari - perjalanan
KEBUDAYAAN tempat ke tempat
ibadah budaya
11. perjalanan
(bukan
hiburan)
daerah
budaya
12. pertemuan
politik

4.1. Manusia dan Barang


Ditinjau dari segi terminologi, sistem
transportasi dari wilayah adalah: suatu
sistem pergerakan manusia dan barang dari
zona asal dan zona tujuan dalam wilayah
yang bersangkutan. Pergerakan dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai
18 Bab 4. Komponen Transportasi
sarana atau moda dari berbagai sumber
tenaga dan dilakukan untuk keperluan
tertentu.
Sistem transportasi adalah suatu
produk sistem perjalanan (trip) dari tempat
asal ke tempat tujuan. Skala pergerakan
bisa mencapai ribuan ton barang yang
melakukan pergerakan secara bersamaan.
Pergerakan menggunakan sarana dan
prasarana yang ada secara massal dan
bersamaan dalam kurun waktu tertentu
akan terbentuk suatu aliran (flow).

4.2. Prasarana dan Sarana


Transportasi
Fungsi dari prasarana dan sarana
transportasi antara lain:
1. mempercepat pergerakan angkutan
barang dan penumpang
2. mengurangi kebutuhan tenaga
3. mengurangi kerusakan yang diangkut.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 19


4.2.1. Prasarana Moda Transportasi
Darat
1. Jalan raya, bagian jalan :
a. Daerah manfaat jalan (DAMAJA)
(badan jalan, saluran tepi jalan, dan
ambang jalan)
b. Daerah milik jalan (DAMIJA)
(daerah manfaat jalan dan jalur
tertentu di luar daerah manfaat jalan)
untuk pelebaran jalan
c. Daerah pengawasan jalan
(DAWASJA)
(jalur tertentu di luar DAMIJA di
bawah pengawasan pembina jalan)

2. Jalan rel
a. Bagian kepala, badan, kaki
b. Panjang rel 12-17 m atau
kelipatannya, bantalan berukuran
17x20 cm dengan panjang 2-3 m.
Jarak bantalan berukuran kurang
20 Bab 4. Komponen Transportasi
lebih 50-70 cm. Rel dihubungkan
dengan paku, sekrup atau jepitan
khusus

c. Ballast: material berbutir kasar/batu


pecah kerikil, slag berfungsi untuk :
- menahan dan mendistribusikan
beban roda
- menahan bergeraknya rel
- menyediakan drainase yang tepat
- mencegah tumbuh-tumbuhan
- memudahkan pemeliharaan

4.2.2. Prasarana Moda Transportasi


Udara
Secara umum prasarana moda
transportasi udara dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
a. Di darat
Terdiri atas : Runway, Taxiway,
Apron

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 21


Pelaksanaan dari Runway, Taxiway,
dan Apron pada prinsipnya sama
seperti jalan raya, perbedaannya
terletak pada syarat atau standar
geometrik dan perkerasan, misalnya:
panjang runway dihitung berdasarkan
berbagai kondisi operasi, demikian
juga untuk taxiway dan apron.
b. Di udara
Terdapat syarat-syarat tertentu antara
lain: syarat ruang bebas di sekitar
lapangan terbang, ketinggian gedung
di sekitar bandara, demikian juga
dengan ketinggian jelajah pada rute
penerbangan.

4.2.3. Prasarana Moda Transportasi


Air (Water Way)

a. Prasarana alamiah (danau, laut, dan


sungai)
22 Bab 4. Komponen Transportasi
Prasarana tersebut di atas biasanya
dapat langsung digunakan, hanya saja
yang berpengaruh dari penggunannya
adalah lebar yang diperlukan (untuk
sungai). Kedalaman yang setiap
harinya dipengaruhi oleh pasang
surut, pendangkalan akibat
pengendapan lumpur. Sehingga untuk
mendapatkan kondisi yang tetap baik
atau sesuai kebutuhan perlu dilakukan
pemeliharaan dengan melakukan
perbaikan.
Di dalam pelebaran sungai biasanya
dilengkapi dengan konstruksi
stabilitas lereng. Konstruksi-
konstruksi lain berupa break
water/pemecah gelombang, dermaga,
dok, dan fasilitas penambat bongkar
muat barang/orang.
b. Prasarana yang dibuat manusia
Karena dibuat oleh manusia (tidak
alamiah), prasarana ini mahal
biayanya. Pembuatan prasarana ini

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 23


meliputi lebar dan panjang serta
dalam. Lebarnya merupakan fungsi
dari keadaan topografi lahan
setempat. Pembuatan prasarana ini
bergantung juga dari volume lalu
lintas dan karakteristik dari lalu lintas
yang akan dilayani termasuk di
dalamnya jenis kapal dan
pergerakannya.
Kanal buatan dibagi menjadi 2 tipe
yaitu:
1. Menghubungkan perairan-
perairan dengan elevasi yang sama.
Kanal di Kalimantan biasa disebut
anjir yaitu menghubungkan sungai-
sungai.
2. Menghubungkan perairan-
perairan dengan elevasi berbeda.
Sistem ini membutuhkan pintu
pengatur ketinggian (navigation
lock), contoh: Terusan Panama dan
Terusan Suez.

24 Bab 4. Komponen Transportasi


4.2.4. Prasarana Moda Angkutan
Pipa
Moda angkutan pipa biasanya
digunakan pada tanah yang mempunyai
stabilitas dan daya dukung tanah yang
baik. Kekakuan pipa dapat mengatasi
sendiri bebannya. Penggunaan moda
angkutan pipa untuk menghindari
daerah yang mengandung zat kimia atau
permukaan air tanah tinggi yang dapat
menimbulkan korosi pada pipa, contoh :
tanah yang mengandung sulfur.
Perencanaan yang dibutuhkan
meliputi: dimensi pipa, alinyemen
horizontal dan vertikal, kekuatan pompa
dan jarak antara stasiun pompa yang
kesemuanya tergantung pada fluida
digunakan di sini (bila yang diangkut
adalah zat cair). Moda angkutan pipa
paling cocok untuk mengangkut barang
cair dan gas, seperti air, minyak atau

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 25


gas/bahan bakar. Sistem ini dapat
digunakan/memberikan pelayanan dari
sumber alam atau tempat produksi
sampai tempat pemakai/ konsumen dan
bisa tetap ekonomis untuk pengangkutan
jarak pendek maupun jarak jauh (>100
km).
Dalam beberapa kondisi masih
diperlukan kombinasi dengan moda
transportasi lain, misalnya
menyeberangi samudera maka
dibutuhkan kapal tanker sebagai alat
pengangkutan sementara (perpindahan).

4.2.5. Prasarana Moda Angkutan


Sabuk Gerak (Belt Conveyor)
Moda ini memanfaatkan teknologi
sabuk yang digerakkan oleh motor
penggerak dan biasanya untuk
mengangkut barang-barang yang
berbentuk curah (bulk) atau orang. Jenis
moda ini sangat cocok untuk angkutan
barang yang kontinu atau tersegmen
26 Bab 4. Komponen Transportasi
dalam daerah pelayanan yang tidak
terlalu besar (biasanya kurang dari 5
km) dan lazim digunakan pada daerah
pertambangan atau industri-industri
khusus seperti logam, pupuk dan lain-
lain.

4.2.6. Sarana Transportasi

Jenis angkutan yang termasuk dalam


golongan moda transportasi darat, laut
dan udara yang ditunjukkan pada tabel-
tabel berikut ini diuraikan berdasarkan
jenisnya, komponen badan, tenaga
penggerak yang digunakan, cara
bergerak, dan sistem kontrol yang
mengoperasikan.
Pada Tabel 4.2, Tabel 4.3, dan
Tabel 4.4 disajikan dua golongan
angkutan untuk manusia dan barang
dengan masing-masing contoh yang
lazim dipakai.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 27


Tabel 4.2 Sarana Transportasi Darat
JENIS BADA TENAG CARA SISTE
ANGKU N/ A BERGE M
TAN BODY PENGG RAK KONT
ERAK ROL
1.
Penump cabin mesin menggu penge
ang untuk bensin/ nakan mudi
a. penge diesel roda
Sedan mudi karet
(4-5 mesin penge
orang) bensin/ menggu mudi
b. cabin diesel nakan
Minibus untuk roda
penge mesin karet penge
mudi diesel mudi
c. Bus (6-8 menggu
orang) nakan
cabin diesel roda signal
d. untuk karet
Kereta penge
mudi menggu
(30 listrik nakan signal
orang) roda
gerbon karet
g listrik besi di signal
tertutu induksi atas rel
p linier menggu
nakan

28 Bab 4. Komponen Transportasi


roda penge
2. mesin karet mudi
Barang diesel/ besi di
a. bensin atas rel
Truk/pi mesin tolak
ck up diesel menolak penge
gaya mudi
mesin magnet
b. Truk cabin diesel
peti untuk
kemas penge karet menggu
mudi nakan penge
bak mesin roda mudi
c. Truk terbuka/ diesel
gande tertutup
ng cabin menggu signal
untuk nakan
penge mesin roda
d. mudi diesel signal
Kereta landas
barang an menggu
peti mesin nakan
e. kemas diesel roda
Kereta cabin karet
peti untuk
kemas pengem
udi + menggu
gandeng nakan
an roda
gerbon besi di
g atas rel

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 29


terbuka menggu
/ nakan
tertutu roda
p besi di
atas rel
landas
an

30 Bab 4. Komponen Transportasi


Tabel 4.3 Sarana Transportasi Laut
JENIS BADAN TENAGA CARA SISTEM
ANGKU / BODY PENGGERBERGER KONTR
TAN AK AK OL
1.
Penump kamar/d mesin propell juru
ang ek diesel er mudi
a. Kapal navigasi
penum tertutup/ mesin propell laut
pang seat diesel er/ jet jurumud
b. & ban i
Hidrof navigasi
oil terbuka mesin propell laut
diesel er
2. jurumud
Barang terbuka/ i
a. Kapal landasa mesin propell navigasi
barang n diesel er laut
peti
b. Kapal kemas jurumud
peti terbuka/ mesin propell i
kemas landasa diesel er navigasi
n laut
c. Bell peti
aero kemas jurumud
space i
textron navigasi
laut

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 31


Tabel 4.4 Sarana Transportasi Udara
JENIS BADAN TENAGA CARA SISTEM
ANGKU / BODY PENGGERBERGER KONTR
TAN AK AK OL
1.
Penump besar turbo propell pilot
ang untuk prop er navigasi
a. jarak udara
Pesaw jauh jet jet pilot
at besar navigasi
penum untuk rurbo propell udara
pang jarak prop er pilot
jauh navigasi
sedang jet jet udara
untuk pilot
jarak turbo propell navigasi
sedang prop er
jet jet pilot
pilot
kecil navigasi
turbo propell
2. prop er
Baran pilot
g navigasi
a jet jet udara
Pesaw turbo propell
at prop er pilot
barang navigasi

32 Bab 4. Komponen Transportasi


(cargo) jet jet pilaot
b. navigasi
Pesaw udara
at pilot
peti navigasi
kemas

4.3. Konsep Intermoda


Kebutuhan suatu perjalanan, akan
dipenuhi melalui satu atau lebih moda
angkutan. Bagi pengguna yang harus
diperhatikan adalah :
1. Keamanan perjalanan
2. Kalancaran dalam perjalanan
3. Kecepatan dalam perjalanan
4. Kenyamanan dalam perjalanan

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 33


4.3.1. Dasar Pemilihan Pengguna
Jenis Moda
a. Ciri perjalanan yang dilakukan
berdasarkan atas : waktu, tujuan
b. Orangnya sendiri selaku pelaku
perjalanan, misalnya : pemilik
mobil, tingkat penghasilan/status
sosial
c. Sistem pengangkutannya, misalnya :
lama perjalanan, biayua,
kenyamanan
d. Efisiensi.

4.3.2. Faktor yang Mempengaruhi


a. Kecepatan perjalanan
b. Jarak perjalanan
c. Kenyamanan
d. Biaya
e. Kesenangan
f. Jenis kelamin
g. Sistem sosial ekonmi

34 Bab 4. Komponen Transportasi


h. Komposisi
Selain sarana dan prasarana
transportasi di atas, dibutuhkan juga
suatu sistem transportasi yang lain,
yaitu:
1. Jaringan transportasi
Bab di depan telah dijelaskan
bahwa sistem transportasi adalah
suatu sistem untuk menggerakkan
lalu lintas orang atau barang dari
suatu tempat (tempat asal) ke tempat
lain (tempat tujuan). Karena tiap
orang atau barang mempunyai asal
tujuan yang berbeda (menyebar)
maka diperlukan ruas jalan dan
persimpangan jalan, dan yang tidak
kalah pentingnya yaitu lokalisasi
prasarana yang disebut sistem
terminal.
Macam-macam jaringan :
1. Jaringan jalan grid

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 35


Biasanya pada kota metropolitan
seperti Amerika, lihat Gambar
4.1.(a).
2. Jaringan jalan radial
Bertujuan untuk memfokuskan
inti (daerah tertentu) misalnya
pusat perdagangan (CDB) seperti
Eropa, lihat Gambar 4.1.(b)
3. Jaringan jalan cincin radial
Jaringan radial digabung dengan
kisi-kisi plan ekspres.
Menunjukkan pentingnya (CDB),
lihat Gambar 4.1.(c).
4. Jaringan jalan
Jaringan antarkota, pada koridor
perkotaan yang berkembang
pesat, lihat Gambar 4.1.(d).
5. Jaringan jalan heksogonal (jarang
dipakai)
Persimpangan jalan yang
berpencar dan mengumpul, tanpa
melintas satu sama lain secara
langsung, lihat Gambar 4.1.(e).
6. Jaringan jalan delta
36 Bab 4. Komponen Transportasi
Sama dengan heksagonal,
berlainan bentuk, lihat Gambar
4.1.(f).

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Gambar 4.1. Tipe Jaringan Transportasi

2. Terminal
Terminal mempunyai fungsi
sebagai perpindahan, menerima

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 37


barang dan penumpang yang akan
dipindahkan ke dalam sistem dan
mengeluarkannya dari sistem pada
akhir perjalanan dari asal ke tujuan.
Terminal secara umum mudah
dilihat dan merupakan sarana yang
besar. Fungsi yang sama juga
dilakukan pada pemberhentian bus
lokal pada persimpangan jalan yang
kadang hanya berupa tempat untuk
para penumpang berdiri waktu
menunggu dan sebuah tanda bahwa
tempat tersebut adalah tempat
pemberhentian bus. Contoh
terminal: pelabuhan udara,
pelabuhan laut, stasiun kereta api,
terminal bus.

Contoh Soal/Latihan :
1. Jelaskan apa yang saudara ketahui
tentang moda!

38 Bab 4. Komponen Transportasi


2. Sebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan moda!
3. Terangkan hubungan antara aksesibilitas
dengan pemilihan moda!
4. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing moda darat, laut, dan
udara!

Halaman ini sengaja dikosongkan

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 39


Bab 5
Perencanaan
Transportasi
A. Tujuan Instruksional Umum
1. mahasiswa mengenal gambaran umum tentang perencanaan transportasi
2. mahasiswa memahami secara umum tentang bangkitan perjalanan,
3. mahasiswa dapat menilai kondisi sistem transportasi yang ada sekarang

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan:
1. dapat menjelaskan pengertian sistem transportasi secara benar
2. dapat menjelaskan komponen sistem transportasi
3. dapat membedakan/ menjelaskan sistem transportasi yang ada di
Indonesia
4. dapat meramalkan sistem transportasi secara umum di masa mendatang
5. dapat menjelaskan keterkaitan bidang transportasi dengan disiplin ilmu
lainnya

5.1. Perencanaan Transportasi


Suatu kegiatan perencanaan sistem transportasi yang sistematis,
yang bertujuan menyediakan layanan transportasi bagi masyarakat di
suatu wilayah dan tujuan-tujuan kemasyarakatan yang lain.
Perencanaan transportasi akan mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan orang, akan pergerakan orang atau barang
(tata guna lahan, ekonomi, sosial budaya, teknologi transportasi, dan

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 27


faktor lain yang terkait). Perencanaan sistem transportasi yang
berkelanjutan memadukan antara efisiensi transportasi, pertimbuhan
ekonomi, dan kelestarian sumberdaya.

FEED BACK

INPUT PROSES OUTPUT TUJUAN AKHIR

Gambar 5.1 Skema Perencanaan Transportasi

5.1.1. Komponen yang Mempengaruhi Perencanaan


Transportasi

Komponen yang ada mempengaruhi perencanaan


transportasi secara garis besar adalah :
a. Subsistem Tata Guna Lahan, yaitu :
Mengamati penggunaan lahan tempat aktivitas masyarakat
dilakukan (populasi, tenaga kerja, industri)
b. Subsistem Transportasi Supply
Penyediaan moda transportasi (jalan raya, rel, bus, dan lain-
lain)
c. Lalu lintas
Akibat langsung dari interaksi antara transportasi supply dan
tata guna lahan.

TATA GUNA LAHAN TRANSPORTASI SUPPLY

LALU LINTAS

Gambar 5.2 Interaksi Tata Guna Lahan Transportasi

28 Bab 5. Perencanaan Transportasi


Dalam jangka panjang, pembangunan prasarana
transportasi ataupun penyediaan sarana transportasi dengan
teknologi modern akan mempengaruhi bentuk dan pola tata
guna lahan sebagai akibat tingkat aksesibilitas yang meningkat.
Perencanaan transportasi dibutuhkan sebagai konsekuensi
dari pertumbuhan kondisi lalu lintas dan perluasan wilayah.
Pertumbuhan wilayah kota perlu direncanakan jika diketahui
atau diharapkan bahwa penduduk di suatu tempat akan
bertambah dan berkembang pesat. Sebab hal ini mengakibatkan
jumlah kendaran dan perumahan meningkat. Sehingga kondisi
lalu lintas perlu ditinjau kembali, apabila kepadatan dan
kemacetan di jalan meningkat, serta pergerakan dalam suatu
wilayah sudah tidak ekonomis lagi. Pada waktunya, perluasan
kota perlu dikendalikan, apabila diperkirakan sistem
transportasi sudah tidak mampu lagi mendukung perluasan kota
tersebut.

ZONE NETWORK BASE YEAR DATA FUTURE PLANNING DATA

BASE YEAR DATA

BASE YEAR FUTURE

TRIP GENERATION

TRIP DISTRIBUTION

MODAL SPLIT

ASIGNMENT

EVALUATION

Gambar 5.3 Bagan Alir Struktur Model Transportasi

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 29


5.2. Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)
Bangkitan perjalanan (trip generation) adalah jumlah perjalanan
yang dibangkitkan oleh suatu zona atau pusat kegiatan. Bangkitan
perjalanan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Perjalanan meninggalkan lokasi/Trip Production
2. Perjalanan menuju lokasi/Trip Attraction
Trip Production dan Trip Attraction dapat digambarkan sebagai
berikut :

i j

n n

(a) (b)
Gambar 5.4 Trip Generation
Keterangan gambar:
(a) Trip organizing zone i
(b) Trip destined zone j

Perhitungan bangkitan perjalanan adalah jumlah kendaran atau


orang (atau jumlah angkutan barang) persatuan waktu, misalnya:
kendaraan/jam. Bangkitan lalu lintas tergantung dari aspek tata guna
tanah:
- tipe tata guna tanah
- jumlah aktivitas (dan intensitas) dari sebidang tanah.

5.2. 1. Tipe Tata Guna Lahan


Tipe tata guna lahan yang berbeda misalnya pemukiman,
pendidikan, dan komersial mempunyai karakteristik bangkitan
lalu lintas yang berbeda :
a. beberapa tipe tata guna lahan menghasilkan lalu lintas tata
guna lahan dengan tata guna tanah lainnya

30 Bab 5. Perencanaan Transportasi


b. tata guna lahan yang berbeda menghasilkan tipe lalu lintas
yang berbeda (pejalan kaki, truk, mobil)
c. tata guna lahan yang berbeda menghasilkan lalu lintas pada
waktu yang berbeda. Kawasan perkantoran menghasilkan
lalu lintas pada pagi dan sore yang teratur, sedangkan toko
perkantoran menghasilkan lalu lintas yang berfluktuasi
sepanjang hari.

5.2. 2. Model
Dalam perencanaan transportasi umumnya hubungan
antar-faktor dinyatakan dalam model. Model teoritis secara
umum adalah :

Tij = f (X1, X2, …, Xn)


X1< X2 = Variabel tata guna lahan
n
1. Production ∑ Tij
i=1
n
2. Attraction ∑ Tij
j=1

Tetapi semua statement yang lebih jelas diperlukan untuk


mengidentifikasikan variabel tata guna lahan yang cocok
digunakan dalam model dengan fungsi-fungsinya.
a. Analisis Regresi Linier
Suatu teknik untuk menghasilkan hubungan dengan
numerik dan untuk melihat bagaimana dua (regresi
sederhana) atau lebih (regresi ganda) variabel saling berkait.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Dapat untuk mendapatkan hadiah lebih dari satu variabel
bebas. Model umum :
Y = (A0 + A1.X1 = A2.X2 … + An.Xn)
Y = Variabel tak bebas
X1, X2, Xn = Variabel bebas

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 31


A1, A2, An = Koefisien regresif
A0 = Konstanta

Asumsi Statistik Regresif :


a. Variabel tak bebas : fungsi linier dari variabel bebas, jika
hubungan tidak linier, data harus ditransformasi agar
menajdi linier
b. Variabel, terutama variabel bebas adalah tetap atau telah
diukur tanpa kesalahan
c. Tidak ada korelasi (hubungan) antara variabel bebas
d. Variasi dari variabel tak bebas, tentang garis regresif sama
untuk variabel tak bebas
e. Nilai variabel tak bebas harus berdistribusi normal atau
mendekati

Model yang ingin memodelkan perjalanan/trip yang


terjadi pada masa datang dapat digunakan Growth Faktor Mo.

Model sekarang : Ti
-----
Fi.t1
f (Pi d, Ii d, Ci d )
Fi = --------------------
f (Pi c, Ii c, Ci c )
P = Penduduk
I = Income
C = Pemilihan kendaraan
Fi = Faktor pertumbuhan

Produksi Perjalanan (Trip Production) tergantung kepada


pemilikan kendaraan, pendapatan, jarak CBD, dan kepadatan
penduduk.
Atraksi Perjalanan (Attraction Production), faktor yang
mempengaruhi adalah : lapangan pekerjaan, luas daerah, luas
perkotaan, luas tempat penjualan.

32 Bab 5. Perencanaan Transportasi


5.2. 3. Klasifikasi Perjalanan
1. Basis perjalanan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Home Based (HB) : perjalanan yang berasal dari/
menuju ke rumah
b. Non Home Based (NHB) : perjalanan di luar HB
(rekreasi, kerja, dan lain-lain)
2. Tujuan perjalanan ada beberapa macam, antara lain :
a. bekerja
b. sekolah
c. belanja
d. rekreasi
e. lain-lain

5. 3. Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)

Tujuan permodelan distribusi perjalanan adalah untuk


mengkalibrasikan persamaan-persamaan yang akan mengahasilkan
hasil observasi lapangan pola pergerakan asal tujuan perjalanan
seakurat mungkin. Data yang dibutuhkan adalah :
1. Matrik asal tujuan
2. Matrik Impedansi (hambatan)
3. Matrik antar zona (jarak, waktu, biaya)
4. Distribusi frekuensi pergerakan untuk setiap Impedansi
transportasi

Tabel 5.1 Distribusi Perjalanan/Trip Distribution


∑Vertikal = ∑Horisontal

Asal/Tujuan 1 2 3 4 5 ∑d Tij
1 1000
2 2000
3 1500
4 3000
5 2500
∑c Tij 100 Total

Contoh, diketahui : a. 250 keluarga mempunyai kendaraan


b. 250 keluarga tidak mempunyai kendaraan

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 33


Trip rate : keluarga dengan kendaraan 6 trip/hari
keluarga tanpa kendaraan 2,5 trip/hari
t1 = 250 x 2,5 + 250 x 6 = 2125 trip/hari
Pada masa yang akan datang semua keluarga memiliki
kendaraan
Cid yang memiliki kendaraan sekarang
Fi = ------ = -------------------------------------------
Cic yang memiliki kendaraan dulu
Ti = Fi . t1 = 2 x 2125 = 4250 trip/hari
Bandingkan dengan perhitungan
Ti = 500 x 6 = 3000 trip/hari 1 trip = 1 kali perjalanan

5. 3.1. Model Faktor (Growth Factor Model)


Model ini berdasarkan asumsi bahwa pola
pergerakan saat ini dapat diproyeksikan ke masa yang akan
datang menggunakan tingkat pertumbuhan zona (mempunyai
informasi tentang matrik perjalanan). Ada lima macam model
faktor pertumbuhan, yaitu :
1. Uniform Growth Factor
2. Average Model
3. Fratar Model
4. Detroit Model
5. Furness Model

Keuntungan dan kerugian metode faktor pertumbuhan


Keuntungan :
1. mudah dimengerti dan diaplikasikan
2. data yang dibutuhkan hanya data asal-tujuan dan data
faktor pertumbuhan
3. dibutuhkan interasi komputer untuk mendapatkan
keseimbangan perjalanan dalam matrik (hasil model dan
observasi)

Kerugian :
1. distribusi perjalanan hanya tergantung pada pola
perjalanan saat ini dan perkiraan pertumbuhan

34 Bab 5. Perencanaan Transportasi


2. tidak bisa memperhitungkan perubahan atau tambahan
fasilitas baru di masa yang akan datang
3. tidak sesuai untuk daerah dengan pertumbuhan pesat
4. tidak sesuai untuk prediksi waktu yang panjang

5. 3.2. Uniform Growth Factor


Tij = τ tij
τ = faktor pertumbuhan
tij = keadaan sekarang

5. 3.3. Model Gravitasi (Gravity Model)


Diturunkan dari prinsip dasar fisika yang
didasarkan pada pemikiran bahwa daya tarik antara dua buah
tata guna lahan (populasi) sama dengan gaya pada model
gravitasi.
Terdapat 4 model utama dalam model ini :
1. Unconstrained
2. Production constrained
3. Attraction constrained
4. Double constrained

Tabel 5.2 Singly Constrained Growth Factor Methods


1 3 Y Faktor 1 2 3 ∑
1 10 20 50 70 (70/50) = 1,4 1,4 x 28 70 70
10
2 30 10 50 100 (100/50) = 2 2 x 30 20 20 100
3 5 10 22 40 (40/22) = 1,8 1,8 x 13 18 40
5

Tabel 5.3 Doubly Constrained Growth Factor Methods (dua-


duanya dibatasi)

yang akan
Asal/tujuan 1 2 3 ∑ Faktor
datang
1 10 10 20 40 60 60/40 = 1,5
2 30 20 10 60 90 90/60 = 1,5
3 5 10 5 20 40 40/20 = 2
∑ 45 40 35 120
yang akan
60 60 70 190
datang

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 35


Diperlukan proses interaksi yang disebut Furness Method.
yang akan
1 2 3
datang
1 15 15 30 60
2 45 30 15 90
3 10 20 10 40
∑ 70 65 55
yang akan datang 60 60 70
Faktor 60/70 = 60/65 = 70/55 =
0,86 0,92 1,27

Tabel 5.4 Furness Methods

1 2 3 ∑ yang akan datang Faktor


1 13 14 38 65 60 60/65 = 0,92
2 3.9 28 19 96 90 96/90 = 1,07
3 9 18 13 59 40 59/40 = 1,47
∑ 80 60 70

5. 4. Pemilihan Moda (Moda Split)


Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui
propinsi perjalanan yang akan menggunakan salah satu moda,
misalnya : menggunakan kendaraan pribadi atau kendaran
umum. Proses ini digunakan untuk mengkalibrasikan model
pemilihan moda pada tahun dasar. Dengan mengetahui variabel-
variabel unruk masa yang akan datang.
Variabel yang digunakan dalam pemilihan moda antara lain :
a. Karakteristik pergerakan dipengaruhi oleh : jarak, waktu,
tujuan
b. Perilaku pengguna jalan dan tingkat pendidikan dan
pendapatan
c. Karakteristik sistem transportasi (waktu tempuh, biaya,
waktu tunggu, waktu berjalan, frekuensi kenyamanan, dan
pelayanan)
d. Karakteristik kota dan zona.
Dalam modal split, perlu diperhatikan adanya biaya
aktual dan biaya yang dipresepsi pemakai jalan dalam

36 Bab 5. Perencanaan Transportasi


mengambil keputusan serta adanya pemakai angkutan umum (
tidak punya kebebasan memilih moda), jika terdapat lebih dari
beberapa pilihan, maka makin rumit.

5. 5. Pemilihan Rute
Pemilihan rute adalah proses pergerakan antara dua
zona untuk suatu moda tertentu, dibebankan atau dilimpahkan
ke suatu rute yang terdiri dari ruas-ruas jalan tetentu. Analisis
limpahan rute ada 2 bagian :
1. Alasan pemakai jalan memilih rute tertentu
2. Menggabungkan sistem transportasi dengan alasan pemilihan
rute
Alasan pemilihan rute ada tiga hipotesis :
1. All or Nothing Assignment
Pemakai jalan secara rasional memilih rute terpendek yang
meminimalkan transport impedance (jarak, waktu, biaya).
Semua lalu lintas antara zona asal akan menggunakan satu
rute yang sama. Orang akan memilih yang termurah,
terpendek, biasanya digunakan pada jaringan belum kondisi
penuh. Model ini tidak cocok unyuk jaringan yang sudah
penuh.
Kelemahan model ini adalah :
a. Kapasitas tidak diperhitungkan
b. Pertimbangan waktu tidak diperhatikan/presepsi cost
berbeda untuk setiap orang
c. Waktu konstan
2. Multipath Assignment
Diasumsikan pengguna jalan tidak mengetahui informasi
yang tepat mengenai rute tercepat. Pengendara akan
mengambil rute yang dipikir sebagai tercepat. Presepsi yang
berbeda akan mengakibatkan bermacam-macam rute yang
dipilih.
3. Probabilistic Assignment
Pemakai jalan akan menggunakan beberapa faktor dalam
memilih rute selain impedance (aman, panorama indah).
Model pemilihan rute yang disesuaikan dengan hipotesis di
atas adalah :
d. All or Nothing Assignment
e. Multipath Assignment

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 37


f. Probabilistic Assignment
g. Capacity Restraint

5. 6. Proses Perencanaan Transportasi Sederhana


PERUMUSAN TUJUAN DAN SASARAN

PENGUMPULAN DATA

PENAFSIRAN

PERENCANAAN JARINGAN

ANALISIS ALTERNATIF

EVALUASI

PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN

Bagan 5.4. : Perencanaan Transportasi (Burton, 1985)

1. Tujuan dan Sasaran


Tujuan dan sasaran perencanaan transportasi adalah untuk
mengoptimalkan prasarana transportasi agar sistem
transportasi dapat lebih efisien secara teknis ekonomis, dan
lingkungan sesuai dengan tujuan pengembangan
wilayah/kota tersebut, agar terjadi transportasi yang
berkelanjutan.
2. Pengumpulan data

38 Bab 5. Perencanaan Transportasi


Pengumpulan data meliputi : organisasi, pelaksanaan survei,
analisis kondisi sekarang, kalibrasi model, tata guna lahan
dan model pergerakan.
3. Penafsiran
Meliputi estimasi perjalanan masa mendatang, sesuai
tanggal (data tanggal, populasi, tenaga kerja, rencana dan
tanggal pergerakan)
4. Perencanaan Jaringan
Pengembangan altenatif jaringan jalan dan angkutan umum
sesuai tanggal dan estimasi pergerakan masa mendatang
5. Analisis Alternatif
Pengalokasian estimasi pergerakan ke dalam alternatif
jaringan, melalui moda dan rute tertentu
6. Evaluasi
Evaluasi alternatif jaringan untuk biaya, keuntungan
dampak dan pelaksanaan
7. Pemilihan dan Pelaksanaan
Memilih dan melaksanakan strategi pengembangan jaringan
transportasi yang sesuai untuk kondisi yang ada.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 39


Konsep Transportasi di Indonesia

Landasan Idiil : Pancasila


Landasan Konstitusional : UUD 45
Landasan Konseptual : Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional
Landasan Operasional : REPELITA, RAPBN, UU, PP, KEPRES,
INPRES, dll.

SUBYEK OBYEK METODE

Sejarah Transportasi Aparatur Strategi Transportasi TANAS


Transportasi Dewasa ini Pemerintah yang
diharapkan

Internasional Masyarakat Kebijaksanaan TUNAS


Regional Sarana Program
Nasional Prasarana
Lokal
Kota Ancaman
Desa Lingkungan strategis ( internasional,regional, Tantangan

Darat nasional, lokal ) Hambatan


Gangguan
Laut
Udara Menunjang Tidak Menunjang
Jauh Dekat
Idiologi Persaingan Pemerintah
Politik TR. Baru Masyarakat
Ekonomi Pemasok Komisaris /
Sosbudtek Pelanggan Pengawas
Hankam Subtitut

40 Bab 5. Perencanaan Transportasi


DESKRIPSI PERKOTAAN REGIONAL

1. Jarak perjalanan jarak dekat jarak jauh

2. Tujuan perjalanan sekolah,pasar,kantor,belanja bisnis, rekreasi

3. Variasi perjalanan harian, mingguan mingguan,tahunan,musiman

4. Moda transportasi jalan kaki, mobil,sepeda, taxi,dll mobil,KA,bus,pesawat

5. Rute elternatif banyak sedikit

6. Pihak terkait banyak sedikit

7. Kriteria desain lebih rumit, faktor lapangan tidak terlalu rumit


Tabel 5.1. : Perbedaan Transportasi Perkotaan dan Regional

Contoh Soal/Latihan :
1. Jelaskan mengapa perencanaan transportasi diperlukan dalam
pengefisienan sistem transportasi.
2. Apa yang dimaksud dengan bangkitan lalu lintas, trip
production, trip distribution, dan trip attraction. Jelaskan.
3. Jelaskan mengapa tata guna lahan menjadi faktor yang
penting dalam penganalisisan bangkitan lalu lintas.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 41


Bab 7
Transportasi
Berwawasan
Lingkungan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui arah pengembangan transportasi yang berorientasi terhadap
lingkungan
2. Mengetahui dan mengerti dampak yang diakibatkan oleh proses
pengoperasian transportasi
3. Mengetahui proses pendanaan untuk pengoperasian transportasi

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami transportasi yang berwawasan lingkungan
2. Menganalisis dan menjelaskan dampak yang ditimbulkan oleh
pengembangan transportasi
3. Memproyeksikan upaya pengembangan transportasi masa mendatang
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, serta memahami proses
pendanaan untuk pengoperasian transportasi

Sistem transportasi seperti proses-proses produksi lainya dari


sektor ekonomi menghasilkan produk sampingan yang tidak diduga
sebelumnya disamping produk utamanya sendiri. Beberapa produk
yang tidak diduga ini mendatangkan keuntungan sedangkan yang

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 57


lainnya mendatangkan kerugian dan tidak diinginkan. Sebagai contoh:
dengan adanya transportasi terjadi perluasan tentang pemasaran
barang yang dibeli oleh penduduk untuk dikonsumsi serta menaikan
tingkat dan standar kehidupan, tetapi disamping itu juga menimbulkan
dampak sampingan yang tidak dikehendaki seperti kecelakaan, polusi
udara oleh kendaraan, kebisingan dan lain sebagainya.

7.1. Dampak Terhadap Lingkungan


Pengangkutan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu
pengangkutan orang atau sering disebut pengangkutan penumpang
dan pengangkutan barang. Proses pengangkutan penumpang dapat
dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan berupa kendaraan
atau tanpa kendaraan ( diangkut oleh orang, misal: jalan kaki ).
Pengangkutan penumpang mempunyai tujuan membantu
orang/kelompok orang untuk menjangkau berbagai tempat yang
dikehendaki. Pengangkutan penumpang umumnya dilakukan dengan
sarana angkutan berupa kendaraan. Dari segi pemilikan kendaraan
dapat dikatagorikan menjadi angkutan ( kendaraan ) pribadi dan
angkutan ( kendaraan ) umum.

7.1.1. Kebisingan
Kebisingan adalah suatu yang tidak dikehendaki, sebagian suara
dari sistem transportasi tidak dikehendaki, terutama sangat
mengganggu manusia atau makhluk hidup lainnya. Akan tetapi dalam
beberapa keadaan kebisingan ini diperlukan seperti suara bel atau
suara lonceng kereta api saat melintas jalan raya yang berguna untuk
memperingatkan pemakai jalan. Walaupun demikian, pengecualian ini
adalah situasi khusus, dan pada umumnya kebisingkan yang
ditimbulkan oleh sistem transportasi yang tidak diinginkan.
Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suatu sarana
transporatasi dalam lingkungan suatu kegiatan yang sensitif terhadap
kebisingan dapat diestimasi. Dalam kasus jalan raya, berbagai
persamaan telah dibuat untuk memperkirakan tingkat kebisingan pada
berbagai jarak dan jalan raya. Tingkat kebisingan ini tergantung pada
volume lalulintas dan percampuran kendaraan ( terutama prosentase
truk ). Kebisingan yang ditimbulkan oleh lalulintas jalan pada

58 Bab 7. Transportasi Berwawasan Lingkungan


kecepatan yang kira-kira konstan dengan volume yang sedemikian
rupa, sehingga selalu terjadi arus lalulintas yang menerus lewat
persamaan berikut ( Galloway dkk, 1969 ):

T = 10 log 10 q – 10 log u + 20

Dimana :
T = tingkat kebisingan rata pada penerima yang berjarak d dari
sumber jarak, dBA
D = jarak antara penerima dan lajur khayal pada pertengahan
lajur lalulintas
Q = volume lalulintas, kend/jam
U = kecepatan lalulintas rata-rata, mil/jam
Persamaan ini berlaku untuk volume diatas 1000 kendaraan/jam.
Diasumsikan bahwa tidak terdapat gangguan atau hambatan ( seperti
bangunan atau dinding tinggi ) diantara jalan dan titik kebisingan,
kecuali beberapa pohon dan semak-semak. Lokasi dari laju khayalan
didasarkan pada perkiraan lokasi dari sumber kebisingan dalam satu
garis yang akan menghasilkan karakteristik kebisingan yang sama
seperti dari banyak lajur lalulintas. Apabila hanya terdapat satu lajur,
maka lajur khayal terletak diantara garis tengah dari lajur terdekat dari
garis lajur terjauh. Jarak antara garis tengah dan lajur terdekat pada
garis pusat lajur khayal merupakan akar pangkat dua dari jarak antara
garis tengah lajur terdekat dan garis tengah lajur yang terjauh. Sebagai
contoh pada jalan bebas hambatan dimana jarak antara garis tengah
dari dua lajur bagian terluar adalah 96 ft, jarak dari garis tengah lajur
yang terdekat ke lajur khayal adalah 9,8 ft. jadi apabila penerima
berada pada jarak 100 ft dari garis tengah lajur terdekat, maka jarak d
pada persamaan diatas adalah sebesar 109,8 ft.

7.1.2. Polusi Udara


Atmosfir adalah semacam sabuk yang menjaga bumi, sebagian
besar sabuk biru berisi. Atmosfir berfungsi sebagai tempat dimana gas
buang yang dihasilkan akibat aktivitas manusia/transportasi didaur
ulang. CO diolah oleh tumbuh-tumbuhab menjadi CO2 yang dihirup
oleh manusia.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 59


Fungsi Atmosfir antara lain sebagai :
1. Sumber bahan baku gas ( Nitrogen, Oksigen, Uap, Air,
CO2, dan lain-lain ) bagi pendukung berbagai kegiatan
manusia dan makhluk hidup.

Ruang Angkasa

Atmosfir (  100 Km )
Bumi

2. Tempat penyerapan dan pendaurulangan sisa kegiatan


manusia
3. Pelindung dari pancaran sinar matahari
Besaran pencemaran atmosfir makin meningkat ( tahun
1999= x, 2000= 2x, 2016= 6x ) sejalan dengan makin
berkembangnya kegiatan disektor energi. Penyumbang
utama pencemaran: sektor energi baik konversi maupun
konsumsi adalah transportasi, industri, rumah tangga.

Sumbangan Sektor Transportasi dalam Pencemaran Atmosfir


a) Penyumbang pencemaran udara terbesar di daerah perkotaan
( terutama di daerah padat kendaraan ).
b) Sumbangan pencemaran berupa:
1. hampir 100 % Pb ( timbal ), yaitu suatu zat yang
sangat toksi yang dapat mematikan manusia.
2. 42 % dari partikel tersuspensi ( spm )
3. 89 % dari Hidro Carbon ( HC )
4. 64 % dari Nitrogen Oksida ( NOx )
5. hampir seluruh Karbon Monoksida ( CO )
c) Pertumbuhan sektor transportasi 6-8 % per tahun yang diikuti
oleh peningkatan-peningkatan konsumsi energi secara dratis (
1990= x, 1998= 2x, 2008= 4,6x, 2018= 9x ) ( world bank,
1993).

60 Bab 7. Transportasi Berwawasan Lingkungan


d) Pertambahan tingkat emisi akibat sektor transportasi sampai
tahun 2000 ( dibanding tahun 1990 )
- Pb ( timbal ) menjadi 9x
- Partikeltersuspensi menjadi 8x (melayang di atmosfir)
- NOx menjadi 14x
Cara menyelesaikan masalah:
- Penghijauan
- Premium tanpa Pb ( disuling, tambahan peralatan
dikendaraan )
- Kombinasi listrik dan bensin ( 1: 100 ) menghemat
biaya energi

Langkah-langkah Yang Diperlukan


1. Pengembangan Sumber Daya Manusia
a. Pendidikan tentang untung rugi penggunaan
transportasi individual dibanding komural ( mass
transit ) ditinjau dari pencemaran lingkungan.
b. Pengembangan kesadaran masyarakat tentang:
- penggunaan bahan bakar bensin bebas (Pb/timbal)
- biaya dan kesadaran tentang akibat emisi
kendaraan
- besaran konstribusi kendaraan yang dimiliki
terhadap pencemaran udara
2. Pengembangan Hukum dan Kelembagaan
a. keterpaduan kebijaksanaan, strategi dan program
antara berbagai departemen/lembaga terkait yaitu:
PU, Perhub., Dep. Dalam Negeri, Pemda,
Kepolisian, Keuangan, dan Bappenas.
b. keterpaduan implementasi program pengurangan
emisi
3. Pengembangan IPTEK
a. pengembangan jenis transportasi kendaraan
b. pengembangan sistem transportasi massal
c. pengembangan jenis transportasi dengan bahan
bakar bukan bensin

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 61


4. Pengembangan sistem informasi untuk peningkatan
kesadaran akan pencemaran udara:
a. menyebarluaskan tentang seriusnya masalah
pencemaran udara akibat kegiatan transportasi
b. informasi yang berkaitan dengan internalisasi biaya
sosial dan ekonomi akibat pencemaran udara
c. informasi tentang konstribusi sektor transportasi
yang sangat besar dalam pencemaran udara
Emisi berbagai gas dan partikel dari kegiatan transportasi ke
atmosfir juga menimbulkan berbagai masalah, yaitu menurunkan mutu
lingkungan yang cukup memprihatinkan. Transportasi ternyata
merupakan sumber polusi utama, disamping sumber-sumber polusi
lainnya seperti tenaga stationer dan proses industri. Maka penting
untuk memperhatikan polusi udara yang berasal dari transportasi dan
berusaha untuk menguranginya. Secara fundamental polusi udara
berbeda dari kebisingan, dalam arti bahwa sekali ia diemisikan
kedalam atmosfir, polutan tadi tetap berada disana untuk beberapa
waktu lamanya dan dapat dihantarkan oleh arus udara ke berbagai
lokasi. Maka difusi polutan udara ke dalam atmosfir dapat
menyebarkan polusi yang mungkin akan mengurangi konsentrasinya,
yang berarti pula mengurangi bahaya, tetapi mungkin pula akan
menambah konsentrasi akibat bercampurnya dengan polutan-polutan
lainnya, dan ini berarti akan bertambah bahaya.

7.1.3. Getaran
Getaran dari sumber transportasi ternyata merupakan masalah
yang terbatas. Tidak dipungkiri bahwa getaran terjadi pada jalan arteri
utama dari jaringan transportasi dimana kendaraan-kendaraan berat
beroperasi secara berdekatan dengan bangunan-bangunan yang
menampung kegiatan manusia yang sangat sensitif terhadap getaran.
Yang paling utama lintasan kereta api, dimana getaran dapat
menimbulkan masalah bagi bangunan-bangunan disekitarnya.
Bangunan-bangunan tua ( bersejarah ) sebaiknya terhindar dari
lalulintas berat/kendaraan berat, karena kendaraan berat akan
menggetarkan bangunan sehingga bangunan tua bersejarah lebih cepat
rusak.
7.1.4. Polusi Air Tanah

62 Bab 7. Transportasi Berwawasan Lingkungan


Banyak sekali kemungkinan terjadi polusi tanah secara
berlebihan akibat emisi-emisi tertentu pada sistem transportasi.
Misalnya minyak yang tumpah dari kereta api, dapat diangkut oleh air
tanah dan berkumpul pada lokasi tertentu sehingga tumbuhan
disekitasrnya akan mati. Suatu konsentrasi yang besar dari berbagai
kegiatan transportasi yang mengeluarkan banyak polutan akan dapat
membahayakan kemurnian air tanah. Demikian juga dengan
pembuang limbah dari oli/bensin bekas jika tidak dibuang dengan baik
dapat mencemari air tanah.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 63


Tabel 7.1.: Dampak Polutan Kendaraan Bermotor pada Kesehatan
JENIS POLUTAN DAMPAK PADA KESEHATAN

Karbon Monoksida ( CO ) Mengganggu proses pengabsorpsi O2 oleh sel


darah merah. Akibatnya dapat menurunkan
kemampuan berpikir, memperlambat refleks,
menjadi pencetus angina dan rasa kantuk. CO
juga mempengaruhi pertumbuhan janin dan
pembentukan jaringan pada bayi dan anak.
CO bisa sebabkan kematian pada orang yang
mempunyai problem sistem pernafasannya.
CO menyebabkan produktifitas pekerja turun.
Nitrogen Oksida ( NO ) Melemahkan sistem pertahanan tubuh,
sehingga virus lebih gampang menyerang
paru-paru, yang menyebabkan Oedama,
bronchitis,dan pneumonia. Para pengindap
asma juga menjadi lebih sensitif terhadap
debu dan serbut tanaman.
Hidrokarbon ( HO ) Mengiritasi mata, menyebabkan batuk
menimbulkan rasa kantuk,dan bercak kulit.
HO diduga karsinogenik, penyebab kanker
serta menyebabkan perubahan kode genetik.
Mengiritasi membran mukosa pada sistem
Ozon HC dan NOx
pernafasan, sebabkan batuk, bersin, dan
kadang tersedak, serta merusak sistem
pernafasan. Mengiritasi mata, penyebab sakit
kepala, menurunkan kekebalan tubuh terhadap
flu dan pneumonia. Menyebabkan serangan
jantung kronis, asma bronchitis dan
empisema.
Timah hitam ( Pb ) Mempengaruhi fungsi reproduksi peredaran
darah, jaringan syaraf, ginjal, menurunkan
kemampuan belajar anak.

Partikel ( TSP ) Mengiritasi membran mukosa, menyebabkan


penyakit saluran pernafasan, penyebab kanker
paru-paru dan penyebab kematian bayi di
kawasan perkotaan.

64 Bab 7. Transportasi Berwawasan Lingkungan


7.2. Perkiraan Mengenai Dampak Lingkungan
Keprihatinan akan kemungkinan terjadinya dampak berbahaya
dari suatu proyek transportasi terhadap lingkungan alamiah, telah
mendorong praktek untuk memasukan suatu perkiraan dalam laporan
dampak proyek yang akan dibangun terhadap lingkungan. Perkiraan
ini biasanya meliputi prediksi terhadap dampak dari proyek dan
pertimbangan mengenai desain alternatif yang mungkin mengurangi
dampak tadi.

7.3. Pendanaan dan Peranan Swasta


Biaya sangat penting bagi perencana dan mengambil keputusan
yaitu sebagai salah satu kriteria dimana rencana-rencana atau desain-
desain alternatif harus dievaluasi. Oleh karena itu pengertian akan
prinsip dasar dari ekonomi sehubungan dengan konsep biaya adalah
sangat penting.
Bagian-bagian yang berbeda dari biaya total dalam penyediaan
pelayanan transport harus ditanggung oleh kelompok-kelompok yang
berbeda. Oleh karena itu pada saat membahas biaya transport harus
ditentukan biaya apa yang ditinjau dan siapa yang harus
menanggungnya.

7.4. Konsep Biaya


Biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk
penetapan tarif, dan cara penyediaan transportasi agar dalam
pengoperasiannya mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi tinggi.
1. Biaya sebagai dasar penentuan tarif jasa angkutan
/transportasi. Tingkat tarif transportasi didasarkan pada
biaya pelayanan yang terdiri dari:
a. biaya langsung
b. biaya tak langsung
2. Biaya modal dan biaya operasional
a. biaya modal ( capital cost ) adalah biaya yang
digunakan untuk investasi awal ( initial invesment )

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 65


b. biaya operasional ( operasional cost ) adalah biaya
yang dikeluarkan untuk pengelolaan transportasi
3. Biaya tetap dan biaya variabel
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan setiap bulannya
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah
tergantung pada pengoperasian alat-alat pengangkutan.
4. Biaya kendaraan ialah jumlah yang diperlukan untuk
pengadaan bahan bakar, oli, suku cadang, perbaikan (
reparasi ). Biaya ini disebut biaya automotif (automotif cost)
5. Biaya angkut gabungan ( joint cost )
Dalam pengoperasian alat-alat transportasi dikenal joint cost
atau dinamakan commont cost sebagai contoh biaya
angkutan barang ( cargo ).
6. Biaya langsung ( direct cost ) dan biaya tidak langsung (
indirect cost )
a. biaya langsung ialah jumlah biaya yang
diperhitungkan dalam produksi jasa angkutan misal
untuk penerbangan untuk biaya langsung terdiri dari
bahan bakar, gaji awak pesawat, biaya pendaratan.
b. biaya tak langsung bagi penerbangan terdiri dari
biaya harga peralatan reparasi, workshop, akuntansi
dan biaya umum/kantor.
7. Biaya unit dan biaya rata-rata
a. Biaya unit ( unit cost ) ialah jumlah total biaya
dibagi unit jasa produk yang dihasilkan
b. Biaya rata-rata ( everage cost ) adalah biaya total
dibagi dengan jumlah produk/jasa yang dihasilkan

7.5. Sumber Dana/Anggaran


Pendanaan untuk penyediaan pelayanan transportasi di Indonesia pada
saat ini umumnya bersumber dari pemerintah pusat dan daerah.
Beberapa bagian dari pajak kepemilikan dan pemasukan dari sektor

66 Bab 7. Transportasi Berwawasan Lingkungan


transportasi sebaiknya dibelanjakan untuk pengembangan sektor
transportasi.
7.5.1. Pengertian Dan Tahap Penganggaran
Anggaran diartikan sebagai suatu rencana operasi dari suatu
kegiatan atau proyek yang mengandung perincian pengeluaran biaya
untuk satu periode tertentu. Sedangkan penganggaran ( budgeting )
adalah proses menyiapkan anggaran. Tahap-tahap terpenting adalah:
Tahap I : IdentiFikasi aktifitas-aktifitas yang harus dilaksanakan
dalam periode anggaran tersebut.
Tahap II : Identifikasi dari sumber-sumber yang dinyatakan dalam
orang, mesin, material, cara dan uang.
Tahap III : Sumber-sumber dinyatakan dalam bentuk uang, karena
anggaran pada dasarnya adalah pernyataan finansial. Oleh
karena itu penentuan biaya merupakan kegiatan didalam
penganggaran.
Tahap IV : Penyajian ( presentasi ) anggaran. Anggaran
diformulasikan menurut format yang telah disepakati.
Tiap negara bahkan departemen memiliki konvensi formal
sendiri yang harus disepakati.
Tahap V : Usaha memperoleh persetujuan dari pengambil keputusan.
Tahap terakhir penganggaran ini dilaksanakan melalui
suatu seri tidak sama dengan rapa-rapat untuk maksud
peninjauan kembali. Ini merupakan tahap dimana
diadakan kompromi-kompromi dan penyesuaian-
penyesuaian berdasarkan pertimbangan obyektif dan
subyektif. Suatu rencana yang hendak dilaksanakan, harus
memperoleh otoritas operasional dalam bentuk anggaran.
Dengan demikian penganggaran merupakan langkah
pertama didalam pelasanaan suatu rencana. Adalah
penting untuk diingat bahwa suatu rencana hanya dapat
dilaksanakan sesuai dengan anggaran yang dialokasikan
untuk pelaksanaan rencana tersebut. Tetapi kenyataannya,
anggaran tidaklah selalu sama dengan apa yang
direncanakan. Seringkali dijumpai bahwa perencanaan
dan penganggaran dikerjakan oleh dua organisasi yang
berbeda dan tidak berhubungan meskipun mereka berada

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 67


pada departemen yang sama. Hal ini bertambah nyata jika
fungsi perencanaan dianggap semata-mata sebagai bahan
nasehat. Situasi demikian harus diubah secara struktural
maupun prosedural.
7.5.2. Fungsi Penganggaran
Suatu rencana harus selalu dicek dengan anggaran yang
tersedia. Apabila hal itu tidak dilakukan, akan timbul kesulitan yaitu
dana yang tersedia tidak mampu dipergunakan untuk mencapai target
dalam rencana. Tidak ada alternatif lain kecuali menciutkan rencana
atau memperoleh tambahan sumber dana. Hal lain yang dapat
dilakukan adalah menghemat pengeluaran biaya yang disediakan.
Fungsi penganggaran adalah:
1) anggaran bisa menjadi alat untuk mendelegasikan
wewenang dalam pelaksanaan suatu rencana
2) anggaran dapat pula menjadi instrumen kegiatan kontrol
dan evaluasi suatu pengambilan keputusan

7.5.3. Bentuk-bentuk Penganggan


Bentuk anggaran yang paling banyak digunakan adalah
anggaran perbutir ( Line Item Budget ). Bila suatu anggaran disebut
sebagai konvensional dan tradisional, itu berarti bahwa bentuknya
adalah sebagai anggaran butir perbutir. Penganggaran ini memiliki
kelemahan yaitu:
1) meskipun memudahkan kontrol pengeluaran, tetapi sistem
penganggaran ini tidak membantu dalam mengambil
keputusan
2) tidak dapat menunjukan hubungan antara masukan
program dan keluarannya
3) tidak dapat berfungsi sebagai perhubungan dalam
pengambilan keputusan karena tidak memberikan analisa
untung rugi dari berbagai alternatif
4) mengarah perhatian pengambil keputusan pada
pembukuan dan tidak pada tujuan dan pencapaian tujuan
pada suatu program.

68 Bab 7. Transportasi Berwawasan Lingkungan


Anggaran Program
Sistem penganggaran ini merupakan perkembangan lebih
lanjut dari penganggaran hasil kerja dan merupakan langkah menuju
SP4 ( Sistem Perencanaan, Penyusunan Program dan Penganggaran )
atau PPBS ( Planning Programing Budgesting System ). Keuntungan
anggaran program adalah :
1) mengorganisasikan sejumlah besar butir pengeluaran
terperinci menjadi rencana yang logis dan konkrit
2) merangsang perencanaan tahunan ganda ( Mult
yearPlanning ) dan reevaluasi periodik dari pelaksanaan
rencana yang telah dibuat
3) menghindari sentralisasi yang berlebihan
Soal :
1. Apakah yang dimaksud dengan transportasi berwawasan
lingkungan
2. Jika suatu daerah dibebaskan/ditekankan dari dampak yang
diakibatkan oleh transportasi, tindakan-tindakan apa saja yang
harus dilakukan.
3. Bagaimana cara agar perencanaan transportasi dapat berjalan
dengan baik ( sesuai rencana ).

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 69


DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 1997, Agenda 21 Indonesia Strategi Nasional Untuk


Pembangunan Berkelanjutan, Kantor Lingkungan Hidup.
2. Bapedal, 1993, Himpunan Peraturan Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara, Bapedal.
3. David W. Pearce, 1996, Economic, Environment and Sustainable
Development, oxford UniversityPress, USA.
4. Dept. Perhub. Dirjen. Perhub. Darat, 1993, Undang-undang RI
No. 14 tahun 1992, tentang Lalulintas Dan Angkutan Jalan,
Yayasan Telapak.
5. Edward K. Morlok, 1988, Pengantar Teknik Dan Perencanaan
Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Environment Sustainable Development Transportation, Water and
Urban Development Departement Sustainable Transport:
Priorities for Policy Refrom, The Word Bank.
7. Fidel Miro, 2005, Perencanaan Transportasi, Airlangga, Jakarta.
8. Gavin Macpherson, 1993, Highway Capacity and Transportasi
Engeneering and Planning, Longman Group, New York.
9. Harry T. Dimitrou, 1990, Transport Planning for Third World
Cities, Routledge, London.
10. Herbert S. Levinson and Robert A. Weant, 1982, Urban
Transportation, Eno Fondation For Transportation inc,West Port.
11. Lab Termodinamika Pusat Antar Universitas Ilmu Rekayasa
Institut Teknologi Bandung, 1993, Aspek Polusi Gas Buang dari
Proses Pembakaran Terhadap Lingkungan, Universitas ITB.
12. Luis G. Willumsen and Juan de Dios Ortuzar, 1994, Modelling
Transport, John W and Son Ltd., Baffin Lane, Chichester,
England.
13. Mudjiastuti H, 1996, Evaluasi Ukuran Kendaraan Angkutan
Umum di Semarang Dengan Pendekatan Ekonomi dan
Lingkungan, Universitas Gadjah Mada.

70 Bab 7. Transportasi Berwawasan Lingkungan


14. Ofyar Z. Tamin, 1997, Perencanaan Transportasi, ITB.
15. Pelatihan Manajemen Transportasi Pertokoan Yang Berwawasan
Lingkungan, 1997, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
16. PT. Bina Karya ( Persero ), 1996, Manual Kapasitas Jalan
Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga.

Sistem Transportasi dan Transportasi Perkotaan 71

Anda mungkin juga menyukai