Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DASAR REKAYASA TRANSPORTASI

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DIINDONESIA

DISUSUN OLEH:

DANDY ISRAQ WIJAYA (198110005)

DOSEN PEMBIMBING:

Ir. NURIL MAHDA RANGKUTI, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2020
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................3

PENDAHAHULUAN...........................................................................................................................3

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................3

1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5

1.3 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................5

BAB II...................................................................................................................................................7

LANDASAN TEORI............................................................................................................................7

2.1 Nilai guna tempat (Place Utility)................................................................................................7

2.2 Nilai guna waktu (Time Utility)..................................................................................................8

BAB III..................................................................................................................................................9

PEMBAHASAN...................................................................................................................................9

3.1 TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI FISIK.............................................................................9

3.1.1 Transportasi Tulang Punggung Perekonomian.....................................................................9

3.1.2 Hinterland dan Intermoda Transportasi...............................................................................10

3.2 Aspek tanggung jawab (liability)...............................................................................................10

3.3 Lokasi Dan Transportasi............................................................................................................11

3.4 Manajemen Angkutan/Lalu Lintas (Traffic Management).........................................................11

3.5 Material Handling Dan Transportasi..........................................................................................12

3.6 DOKUMEN ANGKUTAN.......................................................................................................13

3.6.1 Dokumen pengiriman barang..............................................................................................13

2
3.6.2 Surat muatan (Bill of Lading).............................................................................................14

3. 6.3 Dokumen bagi manajemen.................................................................................................14

4.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................15

4.2 SARAN.....................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16
BAB I

PENDAHAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan

total wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat keempat dari 10

negara berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa sarana transportasi yang

memadai maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.

Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat

aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi, transportasi

merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan

maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa sistem transportasi memiliki sifat sistem jaringan

di mana kinerja pelayanan transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan

jaringan.

Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan

vitaldalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah

yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana

transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi dapat menjadi

salah satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi

penduduk antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi

yang rata maupun hasil pembangunan yang ada.

Skala ekonomi (economy of scale), lingkup ekonomi (economy of scope), dan

keterkaitan (interconnectedness) harus tetap menjadi pertimbangan dalam pengembangan

transportasi dalam kerangka desentralisasi dan otonomi daerah yang kerap didengungkan

4
akhir-akhir ini. Ada satu kata kunci ini disini, yaitu integrasi, di mana berbagai pelayanan

transportasi harus ditata sedemikian rupa sehingga saling terintegrasi, misalnya truk

pengangkut kontainer, kereta api pengangkut barang, pelabuhan peti kemas, dan angkutan

laut peti kemas, semuanya harus terintegrasi dan memungkinkan sistem transfer yang terus

menerus (seamless).

Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi oleh

sistem transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan pelabuhan dan

bandara yang efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling terintegrasi dalam satu

sistem logistik dan manajemen yang mampu menunjang pembangunan nasional.

Transportasi jika ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses afiliasi budaya dimana

ketika seseorang melakukan transportasi dan berpindah menuju daerah lain maka orang

tersebut akan menemui perbedaan budaya dalam bingkai kemajemukan Indonesia. Disamping

itu sudut pandang sosial juga mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola transportasi

yang terbentuk juga merupakan perwujudan dari sifat manusia. Contohnya, pola pergerakan

transportasi penduduk akan terjadi secara massal dan masif ketika mendekati hari raya. Hal

ini menunjukkan perwujudan sifat manusia yang memiliki tendesi untuk kembali ke kampung

halaman setelah lama tinggal di perantauan.

Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih

lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini

disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani

kinerja sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju menganggap

pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian.

Pembangunan berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan,

bandara, dan jalan rel dapat menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang
cukup besar, baik dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi

dan investasi dalam perekonomian lokal dan regional.

Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi barang

dan penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan didalam menunjang

pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Pertumbuhan

sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi

mempunyai peranan yang penting dan strategis. Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat

dari kemampuannya dalam menunjang serta mendorong peningkatan ekonomi nasional,

regional dan lokal, stabilitas politik termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang

diindikasikan melalui berbagai indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas

pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan, beban publik dan utilisasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Uraian umum mengenai pengertian dari transportasi.

2. Transportasi juga merupakan tulang punggung dari perekonomian.

3. Penjelasan tentang manajemen angkutan atau traffic management.

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

Untuk mengetaui secara umum tentang karakteristik dari dunia transportasi secara

keseluruhan terutama pada bagian distribusi transportasi.

6
Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi di Indonesiaa saat ini,

terutama distribusi transportasi.

Sebagai tugas kelompok pada mata kuliah “Ekonomi Transportasi”.


BAB II

LANDASAN TEORI

Secara umum, transportasi dibedakan dalam beberpa jenis yaitu, Transportasi udara

Transportasi laut dan Transportasi darat. Menurut Abbas Salim (1993), transportasi adalah

kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Dimana dalam ransportasi terdapat dua unsur penting yaitu:

1. Pemindahan/pergerakan.

2. Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.

Dalam transportasi terdapat dua kategori penting :

1) Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut

2) Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rustian Kamaludin (1986), bahwa transportasi

adalah mengangkut atau membawa sesuatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau

dengan kata lain yaitu merupakan suatu pergerakan pemindahan barang –barang atau orang

dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986), manfaat

dari adanya transportasi dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:

2.1 Nilai guna tempat (Place Utility)

Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu barang atau komoditi

yang diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat ke tempat lainnya yang mempunyai

nilai kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah dimanabarang tersebut

8
mempunyainilai kegunaan yang lebih besara yang biasanya diukur dengan uang (interens of

money)

2.2 Nilai guna waktu (Time Utility)

Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan

menyediakan barang-barang, tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi dimana

mereka perlukan.

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari suatu tempat ke tempat

lainnya, hal ini terlihat bahwa :

1) Adanya muatan yang diangkut.

2) Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut.

3) Adanya jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut.

Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah untuk bertujuan menaikkan atau

menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang, dengan demikian pengangkutan dilakukan

karena nilai suatu barang lebih tinggi di tempat tujuan dari pada tempat asalnya.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI FISIK

3.1.1 Transportasi Tulang Punggung Perekonomian

Pengertian Transportasi secara umum adalah Rangkaian kegiatan memindahkan/

mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu

moda transportasi, yang dapat meliputi moda transportasi darat, laut/ sungai maupun udara.

Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut

rantai transportasi (chain of transportation).

Tiap sektor disebut mata rantai (link) yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

Kelancaran dan kecepatan arus transportasi ditentukan oleh mata rantai yang terlemah dari

rangkaian kegiatan transportasi tersebut, sampai pada mata rantai yang terkuat.

Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen mempunyai

kepentingan agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada

tempat yang ditentukan, dan barang dalam kondisi baik.

Di Indonesia dikenal pula transportasi dalam arti mencakup sama dengan pengertian

distribusi dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 10 tahun 1988 tanggal 26

Februari 1988 tentang Jasa pengurusan Transportasi , pasal 1 berbunyi :

“yang dimaksud dengan jasa pengurusan transportasi (Freight Forwarding) dalam

keputusan ini adalah usaha yang ditunjukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang

untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan

penerimaan barang melalui transportasi darat, laut, dan udara yang dapat mencakup kegiatan

10
penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penundaan, pengukuran, penimbangan,

pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen, perhitungan biaya angkut, klaim,

asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya biaya lainnya

berkenaan dengan pengiriman barang barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh

yang berhak menerimanya”

3.1.2 Hinterland dan Intermoda Transportasi

Hinterland adalah daerah belakang suatu pelabuhan. Luas suatu hinterland relatif dan

tidak mengenal batas administratif suatu daerah, provinsi atau batas suatu negara tergantung

kepada ada atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan dengan daerah tersebut.

Intermoda Transportasi adalah Pengangkutan barang atau penumpang dari tempat asal sampai

ketempat tujuan dengan menggunakan lebih dari satu moda transport tanpa terputus dalam

arti biaya, pengurusan adminisratif, dokumentasi dan adanya satu pihak yang bertanggung

jawab sebagai pengangkut. Pelayanan intermoda transportasi disebut pula pelayanan dari

pintu ke pintu (door to door service).

3.2 Aspek tanggung jawab (liability)

Dalam pelaksanaan intermoda transportasion hanya satu pihak yang bertanggung

jawab terhadap terselenggaranya transportasi.

Dari segi nasional ada beberapa faktor yang harus diciptakan agar intermoda transportation

ini berhasil mencapai tujuannya :

1. Prasarana dan sarana transportasi dan komunikasi yang baik, dari/ke hinterland.

2. Peraturan perundang undangan yang mendukung yang menyangkut dokumen

pengangkutan, prosedur bea cukai, pertanggungan jawab pengangkutan (liability)

termasuk terminal operator liability.


3. Keserasian hubungan antarmoda baik secara teknis maupun sistem operasi.

4. Tersedianya informasi yang akurat tentang kegiatan transportasi.

3.3 Lokasi Dan Transportasi

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi industri/ pabrik adalah

tersedianya jasa pengangkutan. Transportasi merupakan faktor yang penting diperhatikan,

karena aktifitas pengangkutan meliputi mengangkut memindahkan sampai ketempat tujuan

yang membutuhkan biaya pula.

Sebaiknya pabrik/ industri didirikan di daerah yang mempunyai fasilitas

pengangkutan tersedianya jalan jalan kendaraan ke pabrik, dekat dengan stasiun kereta api

atau pelabuhan sehingga pabrik tersebut mudah dihubungi.

Dalam analisis lebih lanjut untuk menentukan lokasi industri/ pabrik, sebagai patokan utama

ialah biaya transportasi.

Penentuan lokasi perusahaan dapat ditempatkan pada lokasi yaitu :

1. Terpusat pada sumber bahan baku

2. Dipusatkan dekat pasar

3. Ditempatkan pada sumber daya manusia

4. Penempatan dimana saja, setiap lokasi sama yang disebut junction yaitu jarak antara

ketempat sumber bahan baku pasar dan SDM sama.

3.4 Manajemen Angkutan/Lalu Lintas (Traffic Management)

Traffic dapat didefinisikan pengangkutan penumpang dan muatan dengan alat

angkutan dari suatu tempat ke tempat lain.

12
Angkutan penumpang (passanger traffic) angkutan penumpang dapat dilihat dari

beberapa segi yaitu :

a. Pengangkutan penumpang antarkota dengan kendaraan.

b. Alat pengangkutan yang digunakan adalah bus, mobil, sedan, angkutan kereta api,

angkutan menggunakan kapal laut dan pengangkutan dengan pesawat udara.

c. Selain itu pengangkutan penumpang penyebaran secara geografis yaitu

transmigrasi, angkutan turis dalam negri dan luar negeri ke daerah daerah.

Angkutan muatan (barang), jumlah muatan yang di angkut untuk antar kota

menggunakan berbagai bagai jenis moda transportasi antara lain menggunakan kereta api,

truk, container (sistem peti kemas) kapal dan tongkang yang ditarik oleh tugboat.

Barang barang umum yang diangkut dalam jumlah besar atau partai kecil. Distribusi

pengangkutan barang barang berbeda menurut volume yang diangkut, pengiriman barang

dalam jumlah besar maupun kecil, jarak, berat dari muatan yang diangkut pun berbeda.

Untuk pengangkutan domestik dan perdagangan internasional ada pola tertentu yang

digunakan untuk lalu lintas muatan (barang). Arus barang dan lembaga penyalur komoditi

yang dimanfaatkan dalam rangka pengiriman barang melalui pengangkutan perlu di analisis

mengenai lalu lintas muatan (traffic).Tujuan dari analisis traffic ini adalah :

a. Untuk menentukan tempat pemasaran dan pemanfaatan angkutan yang tersedia.

b. Bahan pertimbangan untuk pelayanan, bagi sumber pendapatan dan tarif angkutan.

c. Menentukan pengaruh dari persaingan sempurna, dalam mengangkut barang barang

serta pertimbangan untuk penentuan tarif jasa angkutan.

d. Untuk mengembangkan pasar baru serta penemuan sumber sumber bahan baku.
3.5 Material Handling Dan Transportasi

Pengertian material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut, dan

meletakkan bahan bahan dan barang barang dengan menggunakan alat transportasi.

Dalam material handling yang harus diperhatikan adalah peralatan (alat angkut) yang

digunakan alat mekanis atau nin mekanis. Tujuan utama dari material handling ialah

memindahkan barang dari satu titik ke titik lain dengan biaya minimum tanpa ada

pengulangan (delay) untuk pengangkutan tersebut

Adapun jenis alat material handling yang digunakan terdiri dari :

1. Ban berjalan (conveyor), dipakai dalam pabrik untuk proses produksi.

2. Derek (crane)

3. Forklift

4. Kereta Api

5. Truk

6. Container (transtanier)

7. chasis/Trailer

8. Top Loader

Sejalan dengan kemajuan teknologi angkutan dewasa ini untuk pengiriman barang

banyak digunakan peti kemas (container) terutama pelayanan.

3.6 DOKUMEN ANGKUTAN

Dalam pengiriman barang dibutuhkan beberapa dokumen dalam pengangkutan yang

disebut transportation ducuments. Dibawah ini diberikan beberapa contoh dokumen dalam

transportasi

14
3.6.1 Dokumen pengiriman barang

Suatu perusahaan ekspedisi yang melaksanakan pengiriman barang menggunakan

shipment documents sebagai bukti bagi penerima barang nantinya, bahwa barang barang

tersebut telah diangkut oleh perusahaan ekspedisi.

3.6.2 Surat muatan (Bill of Lading)

Di dalam bill of lading diadakan kontrak barang barang yang diangkut, hal mana

sipengirim barang akan menyerahkan kepada sipenerima atas dasar perjanjian yang telah

dibuat. Ada pun tujuan daripada bill of lading ialah :

a. Sipenerima akan menerima barang dalam kondisi baik.

b. Pengangkutan berdasar isi kontrak yang telah dibuat.

c. Semua transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam perjanjian.

3. 6.3 Dokumen bagi manajemen

Ada beberapa jenis manajemen dokumen yaitu :

a. Kontrak

b. Tarif

c. Polis asuransi

d. Biaya biaya/cost

e. Cif (cost insurance and freight)

f. Franco gudang artinya si pengirim/si penjual barang hanya bertanggung

jawab atas barang sampai masuk ke dalam gudang.

g. Manifest yaitu surat muatan yang dibawa oleh nahkoda kapal memuat

seluruh barang barang dan penumpang yang diangkut.


BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat

aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya.

2. Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital

dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan

daerah yang lain.

3. Kebanyakan dari negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan

bagian yang integral dari pembangunan perekonomian. Ada baiknya pemerintah

memperhatikan hal tersebut.

4.2 SARAN

1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus

menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan,

dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus berupaya

meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur tersebut.

2. Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu

untuk selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat

di daerah terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk

menurunkan harga BBM, memberikan subsidi, melakukan pengawasan ketat

terhadap tata niaga dan distribusinya dan sebagainya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Zito, P., & Salvo, G. (2012). Latent Class Approach To Estimate The Willingness To Pay For

Transit User Information. Journal Transportation Technologies.

Yuniarti, T. (2009). Analisis Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan,

Ability To Pay dan Willingness To Pay (Studi Kasus PO. ATMO Trayek PalurKartasura di

Kartasura). Surakarta: Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri

Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai