Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TRANSPORTASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran ips

Disusun oleh :

SMPN PASIRWANGI 1
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat,
inayah dan izin-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., beserta para sahabat, keluarga
hingga pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, kami menyadari bahwa makalah kami ini sangat jauh dari sempurna,
baik dalam hal penulisan, isi, maupun kekurangan lainnya. Untuk itu, kritik dan saran
sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah di masa yang akan datang.

GARUT, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG..........................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH......................................................................2
3. TUJUAN PENULISAN......................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................4

BAB III PEMBAHASAN

1. TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI FISIK.......................................5

2. LOKASI DAN TRANSPORTASI........................................................6

3. MANAJEMEN ANGKUTAN/LALU LINTAS (TRAFFIC MANAGEMENT) 7

4. 4.MATERIAL HANDLING DAN TRANSPORTASI.............................7

5. DOKUMEN ANGKUTAN...................................................................8

BAB IV KESIMPULAN.................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau
dengan total wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat
keempat dari 10 negara berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa
sarana transportasi yang memadai maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh
daerah di kepulauan ini.
Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand)
akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi,
transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan
lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa sistem
transportasi memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan transportasi
sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan
vitaldalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu
dengan daerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih
mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan
berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara wilayah satu
dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil
pembangunan yang ada.
Skala ekonomi (economy of scale), lingkup ekonomi (economy of scope),
dan keterkaitan (interconnectedness) harus tetap menjadi pertimbangan dalam
pengembangan transportasi dalam kerangka desentralisasi dan otonomi daerah
yang kerap didengungkan akhir-akhir ini. Ada satu kata kunci ini disini, yaitu
integrasi, di mana berbagai pelayanan transportasi harus ditata sedemikian rupa
sehingga saling terintegrasi, misalnya truk pengangkut kontainer, kereta api
pengangkut barang, pelabuhan peti kemas, dan angkutan laut peti kemas, semuanya
harus terintegrasi dan memungkinkan sistem transfer yang terus menerus
(seamless).
Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi
oleh sistem transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan
pelabuhan dan bandara yang efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling
terintegrasi dalam satu sistem logistik dan manajemen yang mampu menunjang
pembangunan nasional.
Transportasi jika ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses afiliasi
budaya dimana ketika seseorang melakukan transportasi dan berpindah menuju
daerah lain maka orang tersebut akan menemui perbedaan budaya dalam bingkai
kemajemukan Indonesia. Disamping itu sudut pandang sosial juga
mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola transportasi yang terbentuk juga
merupakan perwujudan dari sifat manusia. Contohnya, pola pergerakan transportasi
penduduk akan terjadi secara massal dan masif ketika mendekati hari raya. Hal ini
menunjukkan perwujudan sifat manusia yang memiliki tendesi untuk kembali ke
kampung halaman setelah lama tinggal di perantauan.
Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan
sedikit lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan
Singapura. Hal ini disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing
negara dalam menangani kinerja sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari
Negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang
integral dari pembangunan perekonomian. Pembangunan berbagai sarana dan
prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel
dapat menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar,
baik dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan
investasi dalam perekonomian lokal dan regional.
Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi
barang dan penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan didalam
menunjang pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan
keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi
secara langsung sehingga transportasi mempunyai peranan yang penting dan
strategis. Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat dari kemampuannya dalam
menunjang serta mendorong peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal,
stabilitas politik termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang
diindikasikan melalui berbagai indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas
pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan, beban publik dan utilisasi.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Uraian umum mengenai pengertian dari transportasi.
2. Transportasi juga merupakan tulang punggung dari perekonomian.
3. Penjelasan tentang manajemen angkutan atau traffic management.

3. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
 Untuk mengetaui secara umum tentang karakteristik dari dunia transportasi
secara keseluruhan terutama pada bagian distribusi transportasi.
 Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi di
Indonesiaa saat ini, terutama distribusi transportasi.
 Sebagai tugas kelompok pada mata kuliah “Ekonomi Transportasi”.
BAB II
LANDASAN TEORI

Secara umum, transportasi dibedakan dalam beberpa jenis yaitu:


Transportasi udara
Transportasi laut
Transportasi darat
Menurut Abbas Salim (1993), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang
(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi
terdapat dua unsur penting yaitu:
1. Pemindahan/pergerakan.
2. Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.
Dalam transportasi terdapat dua kategori penting :
1) Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut
2) Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rustian Kamaludin (1986), bahwa
transportasi adalah mengangkut atau membawa sesuatu barang dari suatu tempat ke
tempat lainnya atau dengan kata lain yaitu merupakan suatu pergerakan pemindahan
barang –barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986), manfaat dari adanya transportasi
dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Nilai guna tempat (Place Utility)
Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu barang
atau komoditi yang diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat ke tempat
lainnya yang mempunyai nilai kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah
dimanabarang tersebut mempunyainilai kegunaan yang lebih besara yang biasanya
diukur dengan uang (interens of money)
2. Nilai guna waktu (Time Utility)
Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
menyediakan barang-barang, tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi
dimana mereka perlukan.
Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari suatu tempat
ke tempat lainnya, hal ini terlihat bahwa :
1) Adanya muatan yang diangkut.
2) Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut.
3) Adanya jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut.
Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah untuk bertujuan
menaikkan atau menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang, dengan demikian
pengangkutan dilakukan karena nilai suatu barang lebih tinggi di tempat tujuan dari
pada tempat asalnya.
BAB III
PEMBAHASAN

A. TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI FISIK


1. Transportasi Tulang Punggung Perekonomian
Pengertian Transportasi secara umum adalah Rangkaian kegiatan
memindahkan/ mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen
dengan menggunakan salah satu moda transportasi, yang dapat meliputi moda
transportasi darat, laut/ sungai maupun udara.
Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen
lazim disebut rantai transportasi (chain of transportation).
Tiap sektor disebut mata rantai (link) yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Kelancaran dan kecepatan arus transportasi ditentukan oleh
mata rantai yang terlemah dari rangkaian kegiatan transportasi tersebut, sampai
pada mata rantai yang terkuat.
Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen
mempunyai kepentingan agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen
tepat waktu, tepat pada tempat yang ditentukan, dan barang dalam kondisi baik.
Di Indonesia dikenal pula transportasi dalam arti mencakup sama dengan
pengertian distribusi dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 10
tahun 1988 tanggal 26 Februari 1988 tentang Jasa pengurusan Transportasi ,
pasal 1 berbunyi :
“yang dimaksud dengan jasa pengurusan transportasi (Freight Forwarding)
dalam keputusan ini adalah usaha yang ditunjukan untuk mewakili kepentingan
pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat,
laut, dan udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan,
sortasi, pengepakan, penundaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan
penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen, perhitungan biaya angkut, klaim,
asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya biaya
lainnya berkenaan dengan pengiriman barang barang tersebut sampai dengan
diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya”
Transaksi perdagangan adalah proses pemindahan barang dari penjual kepada
pembeli dengan pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual
Beralih atau perpindahan barang dagangan tersebut dapat terjadi melalui :
 Dari gudang (stock) yang dimiliki penjual, menuju gudang/ tempat yang
ditunjukan oleh pembeli
 Dari pabrik dimana barang tersebut diproduksi menuju gudang/ tempat
yang ditunjuk oleh pembeli
 Dari gudang/ daerah pertanian atau perkebunan dimana barang (hasil
pertanian) tersebut dihasilkan
 Dari lokasi pertambangan (barang tambang) menuju gudang/ tempat
pabrik dimana hasil tambang tersebut dibutuhkan jadi bahan baku
2. Hinterland dan Intermoda Transportasi
Hinterland adalah daerah belakang suatu pelabuhan. Luas suatu hinterland
relatif dan tidak mengenal batas administratif suatu daerah, provinsi atau batas
suatu negara tergantung kepada ada atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan
dengan daerah tersebut.
Intermoda Transportasi adalah Pengangkutan barang atau penumpang dari
tempat asal sampai ketempat tujuan dengan menggunakan lebih dari satu moda
transport tanpa terputus dalam arti biaya, pengurusan adminisratif, dokumentasi
dan adanya satu pihak yang bertanggung jawab sebagai pengangkut.
Pelayanan intermoda transportasi disebut pula pelayanan dari pintu ke pintu
(door to door service).
Ada 3 aspek yang perlu diperhatikan dalam hal intermoda transportasi, yaitu :
1. Aspek teknis
Secara teknis harus ada hubungan tiap moda dengan fasilitas yang digunakan
untuk menangani jenis barang atau kemasan yang dibawa.
2. Aspek dokumentasi/file
Hanya ada satu macam dokumen pengangkutan yaitu yang dikeluarkan oleh
yang bertindak sebagai pengangkut
3. Aspek tanggung jawab (liability)
Dalam pelaksanaan intermoda transportasion hanya satu pihak yang
bertanggung jawab terhadap terselenggaranya transportasi.
Dari segi nasional ada beberapa faktor yang harus diciptakan agar intermoda
transportation ini berhasil mencapai tujuannya :
1.Prasarana dan sarana transportasi dan komunikasi yang baik, dari/ke
hinterland.
2. Peraturan perundang undangan yang mendukung yang menyangkut
dokumen pengangkutan, prosedur bea cukai, pertanggungan jawab
pengangkutan (liability) termasuk terminal operator liability.
3. Keserasian hubungan antarmoda baik secara teknis maupun sistem operasi.
4. Tersedianya informasi yang akurat tentang kegiatan transportasi.

2.LOKASI DAN TRANSPORTASI


Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi industri/ pabrik
adalah tersedianya jasa pengangkutan. Transportasi merupakan faktor yang penting
diperhatikan, karena aktifitas pengangkutan meliputi mengangkut memindahkan
sampai ketempat tujuan yang membutuhkan biaya pula.
Sebaiknya pabrik/ industri didirikan di daerah yang mempunyai fasilitas
pengangkutan tersedianya jalan jalan kendaraan ke pabrik, dekat dengan stasiun
kereta api atau pelabuhan sehingga pabrik tersebut mudah dihubungi.
Dalam analisis lebih lanjut untuk menentukan lokasi industri/ pabrik, sebagai
patokan utama ialah biaya transportasi.
Penentuan lokasi perusahaan dapat ditempatkan pada lokasi yaitu :
1. Terpusat pada sumber bahan baku
2. Dipusatkan dekat pasar
3. Ditempatkan pada sumber daya manusia
4.Penempatan dimana saja, setiap lokasi sama yang disebut junction yaitu jarak
antara ketempat sumber bahan baku pasar dan SDM sama.

3.MANAJEMEN ANGKUTAN/LALU LINTAS (TRAFFIC MANAGEMENT)


Traffic dapat didefinisikan pengangkutan penumpang dan muatan dengan alat
angkutan dari suatu tempat ke tempat lain.
Angkutan penumpang (passanger traffic) angkutan penumpang dapat dilihat
dari beberapa segi yaitu :
a. Pengangkutan penumpang antarkota dengan kendaraan.
b. Alat pengangkutan yang digunakan adalah bus, mobil, sedan, angkutan
kereta api, angkutan menggunakan kapal laut dan pengangkutan dengan
pesawat udara.
c. Selain itu pengangkutan penumpang penyebaran secara geografis yaitu
transmigrasi, angkutan turis dalam negri dan luar negeri ke daerah daerah.
Angkutan muatan (barang), jumlah muatan yang di angkut untuk antar kota
menggunakan berbagai bagai jenis moda transportasi antara lain menggunakan
kereta api, truk, container (sistem peti kemas) kapal dan tongkang yang ditarik oleh
tugboat.
Barang barang umum yang diangkut dalam jumlah besar atau partai kecil.
Distribusi pengangkutan barang barang berbeda menurut volume yang diangkut,
pengiriman barang dalam jumlah besar maupun kecil, jarak, berat dari muatan yang
diangkut pun berbeda.
Untuk pengangkutan domestik dan perdagangan internasional ada pola
tertentu yang digunakan untuk lalu lintas muatan (barang). Arus barang dan
lembaga penyalur komoditi yang dimanfaatkan dalam rangka pengiriman barang
melalui pengangkutan perlu di analisis mengenai lalu lintas muatan (traffic).
 Analisis traffic
Tujuan dari analisis traffic ini adalah :
a.Untuk menentukan tempat pemasaran dan pemanfaatan angkutan yang
tersedia.
b.Bahan pertimbangan untuk pelayanan, bagi sumber pendapatan dan tarif
angkutan.
c.Menentukan pengaruh dari persaingan sempurna, dalam mengangkut
barang barang serta pertimbangan untuk penentuan tarif jasa angkutan.
d.Untuk mengembangkan pasar baru serta penemuan sumber sumber bahan
baku.

4.MATERIAL HANDLING DAN TRANSPORTASI


Pengertian material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut,
dan meletakkan bahan bahan dan barang barang dengan menggunakan alat
transportasi.
Dalam material handling yang harus diperhatikan adalah peralatan (alat
angkut) yang digunakan alat mekanis atau nin mekanis. Tujuan utama dari material
handling ialah memindahkan barang dari satu titik ke titik lain dengan biaya
minimum tanpa ada pengulangan (delay) untuk pengangkutan tersebut
Adapun jenis alat material handling yang digunakan terdiri dari :
1. Ban berjalan (conveyor), dipakai dalam pabrik untuk proses produksi.
2. Derek (crane)
3. Forklift
4. Kereta Api
5. Truk
6. Container (transtanier)
7. chasis/Trailer
8. Top Loader
Sejalan dengan kemajuan teknologi angkutan dewasa ini untuk pengiriman
barang banyak digunakan peti kemas (container) terutama pelayanan.

5.DOKUMEN ANGKUTAN
Dalam pengiriman barang dibutuhkan beberapa dokumen dalam
pengangkutan yang disebut transportation ducuments.
Dibawah ini diberikan beberapa contoh dokumen dalam transportasi
1. Dokumen pengiriman barang
Suatu perusahaan ekspedisi yang melaksanakan pengiriman barang
menggunakan shipment documents sebagai bukti bagi penerima barang
nantinya, bahwa barang barang tersebut telah diangkut oleh perusahaan
ekspedisi.
2. Surat muatan (Bill of Lading)
Di dalam bill of lading diadakan kontrak barang barang yang diangkut, hal
mana sipengirim barang akan menyerahkan kepada sipenerima atas dasar
perjanjian yang telah dibuat.
Ada pun tujuan daripada bill of lading ialah :
a. Sipenerima akan menerima barang dalam kondisi baik.
b. Pengangkutan berdasar isi kontrak yang telah dibuat.
c. Semua transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam perjanjian.
3. Dokumen bagi manajemen
Ada beberapa jenis manajemen dokumen yaitu :
a. Kontrak
Dalam kontrak dijelaskan jangka waktu, dan asal/tujuan pengiriman barang.
b Tarif
Untuk angkutan harus jelas tarif yang dihitung untuk pengangkutan tersebut.
c. Polis asuransi
Selama dalam perjalanan barang barang yang diangkut diasuransikan terdiri
dari :
 Asuransi atas kerugian barang
 Asuransi atas kerusakan barang barang
d. Biaya biaya/cost
Dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya uang tambang.
e. Cif (cost insurance and freight)
Selama dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya, asuransi dan
uang tambang.
f.Franco gudang artinya si pengirim/si penjual barang hanya bertanggung jawab
atas barang sampai masuk ke dalam gudang.
g.Manifest yaitu surat muatan yang dibawa oleh nahkoda kapal memuat seluruh
barang barang dan penumpang yang diangkut.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1.Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat
aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya.
2.Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan
vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu
dengan daerah yang lain.
3.Kebanyakan dari negara maju menganggap pembangunan transportasi
merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian. Ada baiknya
pemerintah memperhatikan hal tersebut.

B. SARAN
1.Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus
menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan,
pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus
berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur
tersebut.
2.Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu
untuk selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi
masyarakat di daerah terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan
untuk menurunkan harga BBM, memberikan subsidi, melakukan pengawasan
ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.

Kamaludin, Rustian. 1986. Ekonomi Transportasi, Jakarta; Ghalia Indonesia.

Makalah, Berita, Paparan dan Diskusi Masalah Hukum "Law Education"


http://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai