Anda di halaman 1dari 12

PERMASALAHAN MANAJEMEN TRANSPORTASI DARAT DI INDONESIA

DISUSUN OLEH

NIRWANA
60800120022
T.PWK A

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN
ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘allaikumWr. Wb.


Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita semua. Karena atas izin dan ridhlo dari-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini berisi tentang Permasalahan Manajemen Transportasi Darat

Semoga setelah membaca isi dari makalah ini,Anda mendapatkan informasi dengan segudang
ilmu yang bermanfaat.Apabila ada salah dalam penulisan kata, tolong dimaklumi dan dimaafkan.

Sekian dari kami, kami ucapkan banyak terima kasih karena telah membaca makalah ini.

Wassalamu ‘allaikum Wr. Wb.


Selayar, 19 Mei 2022

Nirwana
BAB I

PENDAHAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan total
wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat keempat dari 10 negara
berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa sarana transportasi yang memadai
maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini. Kebutuhan
transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas ekonomi, sosial,
dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi, transportasi merupakan tulang punggung
perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus
diingat bahwa sistem transportasi memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan
transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vitaldalam
aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.
Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana transportasi
yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu
sarana untuk mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk
antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata
maupun hasil pembangunan yang ada. Skala ekonomi (economy of scale), lingkup ekonomi
(economy of scope), dan keterkaitan (interconnectedness) harus tetap menjadi pertimbangan
dalam pengembangan transportasi dalam kerangka desentralisasi dan otonomi daerah yang
kerap didengungkan akhir-akhir ini. Ada satu kata kunci ini disini, yaitu integrasi, di mana
berbagai pelayanan transportasi harus ditata sedemikian rupa sehingga saling terintegrasi,
misalnya truk pengangkut kontainer, kereta api pengangkut barang, pelabuhan peti kemas, dan
angkutan laut peti kemas, semuanya harus terintegrasi dan memungkinkan sistem transfer
yang terus menerus (seamless).
Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi oleh sistem
transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan pelabuhan dan bandara
yang efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling terintegrasi dalam satu sistem
logistik dan manajemen yang mampu menunjang pembangunan nasional. Transportasi jika
ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses afiliasi budaya dimana ketika seseorang
melakukan transportasi dan berpindah menuju daerah lain maka orang tersebut akan menemui
perbedaan budaya dalam bingkai kemajemukan Indonesia. Disamping itu sudut pandang
sosial juga mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola transportasi yang terbentuk
juga merupakan perwujudan dari sifat manusia. Contohnya, pola pergerakan transportasi
penduduk akan terjadi secara massal dan masif ketika mendekati hari raya. Hal ini
menunjukkan perwujudan sifat manusia yang memiliki tendesi untuk kembali ke kampung
halaman setelah lama tinggal di perantauan.
Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih
lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani
kinerja sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju menganggap
pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian.
Pembangunan berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan,
bandara, dan jalan rel dapat menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang
cukup besar, baik dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi
dan investasi dalam perekonomian lokal dan regional.
Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan
penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan didalam menunjang
pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Pertumbuhan
sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi
mempunyai peranan yang penting dan strategis. Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat
dari kemampuannya dalam menunjang serta mendorong peningkatan ekonomi nasional,
regional dan lokal, stabilitas politik termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang
diindikasikan melalui berbagai indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas
pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan, beban publik dan utilisasi.
Oleh karena itu, perlu manajemen transportasi. Tetapi juga terdapat masalah dalam
manajemen transportasi. Dalam makalah ini akan dibahas permasalahan manajemen
transportasi darat di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

Permasalahan Manajemen Transportasi di Indonesiaa adalah masalah yang harus dituntaskan.


Salaha satu masalahnya yaitu Kesadaran masyarakat tentang bahaya emisi serta upaya dari tiap-
tiap individu untukmenguranginya masih rendah, Tingginya mobilitas manusia di darat,
Tingginya penggunaan kendaraan bermotor. Rendahnya kualitas angkutan umumPermasalahan
polusi udara layaknya ditangani dengan optimal karena kondisi bumi saat iniyang sudah hampir
mencapai ambang batas, dimana lingkungan tidak lagi mampumememnuhi semua kebutuhan
manusia. Efek paling buruk dari emisi transportasi ini adalahmeningkatkan resiko pemanasan
global dan kerusakan ozon.

Konsumsi Energi

Permasalahan energi di Indonesia sama seperti yang dihadapi dunia. Jika tidak ada penemuan
ladang minyak dan kegiatan eksplorasi baru, cadangan minyak di Indonesia diperkirakanhanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 18 tahun mendatang. Sementara itu, cadangan gas
cukup untuk 60 tahun dan batu bara sekitar 150 tahun. Kapasitas produksi minyak Indonesia
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan dekade 1970-an yang masih sekitar 1,3 juta
barel per hari. Kini, kapasitas produksi minyak Indonesia hanya 1,070 juta barel per
hari.Tingginya kebutuhan bahan bakar minyak dapat memperparah kondisi krisis energi
duniayang kini sudah mulai menjadi perbincangan. Ketika krisis energi terjadi, maka hal ini
akanmenimbulkan kelangkaan BBM yang kemungkinan akan mempengaruhi harga BBM di
pasaran, tentu hal ini akan semakin menyusahkan masyarakat Indonesia yang didominasi
olehkalangan menengah ke bawah, karena belajar dari pengalaman yang sudah terjadi,
kenaikanharga BBM akan mempengaruhi harga kebutuhan rumah tangga lainnya.

Lahan dan Estetika


Banyaknya urbanisasi dari desa ke kota yang terjadi di Indonesia menjadikan
pengembangankapasitas transportasi perkotaaan sebagai hal yang harus segera dipenuhi.
Pengembangantersebut tentu memerlukan lahan tambahan dan biasanya dalam bentuk jalan
bebas hambatanataupun lintas transit cepat. Tanah untuk transportasi darat harus tersedia sebagai
jalur yangmenerus dengan lebar minimum tertentu dan untuk sarana-sarana yang berkapasitas
tinggiseperti di daerah perkotaan biasanya perlu dihindarkan dari gangguan lalu lintas yang
inginmenyebrang, sehingga perlu mempertinggi ataupun memperendah elevasi jalur tadi
padalokasi-lokasi tertentu. Ini mengakibatkan timbulnya penghalang-penghalang
untukmenghindari penyebrangan di sarana trasnportasi yang baru tadi. Penghalang-penghalang
itu juga akan mengganggu kehidupan bertetangga, akan banyak rumah dan keluarga yang
harusdipindahkan, yang menimbulkan masalah sosial dan ekonomi tersendiri. Sarana baru
tersebutsetelah dibangun mungkin akan memiliki nilai estetika yang rendah sehingga areal
sekitarnyamungkin kurang cocok lagi untuk dihuni. Hainim (1985 : 64).Transportasi darat di
perkotaan mengalami masalah serius akibat tingginya angka migrasidari desa ke kota, hal ini
disebabkan kesenjangan antara fasilitas sarana dan prasaranatransportasi di desa dan di kota yang
sangat berbeda, sehingga mendorong migrasi desa-kota.Peningkatan jumlah penduduk yang ada
di kota tersebut meningkatkan juga angka kebutuhanakan fasilitas transportasi baik sarana
maupun prasarana. Peningkatan kapasitas jalan tentuakan dilakukan untuk mengantisipasi
timbulnya permasalahan-permasalahan lebih lanjutakibat hal ini, namun peningkatan kapasitas
jalan juga menimbulkan masalah baru, yaitu berkurangnya ruang publik.

Masalah Sosial

Kemacetan
Kemacetan merupakan salah satu masalah yang dinilai paling mengganggu kenyamanan
pengguna transportasi darat, kemacetan dapat mengurangi efektifitas kerja maupun
kegiatanmasayarakat, memperlambar manusia untuk melakukan katifitas, meningkatkan polusi
udara, polusi suara serta merupakan pemborosan bahan bakar yang semakin hari semakin
menipis.Kemacetan lalu-lintas di jalan raya disebabkan ruas-ruas jalan sudah tidak
mampumenampung luapan arus kendaraan yang datang serta luasan dari jalan tersebut
tidakseimbang dengan jumlah kendaraan yang melintas. Hal ini terjadi, juga karena
pengaruhhambatan samping yang tinggi, sehingga mengakibatkan penyempitan ruas jalan,
seperti: parkir di badan jalan, berjualan di trotoar dan badan jalan, pangkalan becak dan
angkutanumum, kegiatan sosial yang menggunakan badan jalan, serta adanya masyarakat yang
berjalan di badan jalan. Selain itu, kemacetan juga sering terjadi akibat manajementransportasi
yang kurang baik, ditambah lagi tingginya aksesibilitas kegunaan lahan di sekitarsisi jalan
tersebut.

Kesenjangan Sosial

Dalam perbaikan maupun pengadaan fasilitas transportasi di pedesaan sangatlah berbedadengan


perkembangan fasilitas infrastuktur transportasi di perkotaan, baik sarana maupun prasarana,
ketika di pedesaan masuh ditemui angkutan tradisional seperti delman maka di perkotaan akan
ditemui busway yang tidak akan ditemui di pedesaaan. Kesenjangan sepertiini dikarenakan
tingkat kebutuhan akan transportasi dan jumlah penduduk di pedesaan yanglebih rendah, namun
terkadang kondisi infrastuktur di pedesaan cerderung terlupakan karenaterlalu focus pada
permasalahn di perkotaan, tentu hal ini akan menimbulkan kesenjangansosial desa-kota yang
akan menimbulkan permasalahan baru, contoh terbesarnya adalahmigrasi desa-kota.

Kecelakaan Lalu Lintas

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas terutama di darat sangatlah


beragamyaitu dari faktor pengemudi dan factor kendaraan

a. Faktor Manusia

Faktor manusia sebagai pengemudi merupakan faktor yang paling dominan dalamkecelakaan.
Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambulalu lintas.
Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap artiaturan yang
berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-puratidak tahu.
Banyaknya kasus kecelakaan darat selama ini dikarenakan supir kendaraan yan mengantuk saat
mengemudi, hal ini biasanya terjadi pada kendaraan-kendaraan yangmuatannya berupa barang,
seringkali kendaraan tersebut melakukan perjalanan di malam haridengan menempuh rute yang
cukup jauh sehingga diperlukan kondisi tubuh yang baik.Kecelakaan lalu lintas akan meningkat
seiring dengan peningkatan pergerakan manusia,semisa adalah momen hari raya Idul Fitri,
dimana budaya masyaakat Indonesia adalah mudikatau pulang ke kampung asalnya, karena
banyaknya masayarakat Indonesia yang bekerja atautinggal di luar daerah asalnya, maka
perpindahan atau pergerakan itu sangatlah tinggi, hal inimeningkatkan resiko keelakaan. b.
Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsisebagaimana
seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan patah, peralatan yang sudah
aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya

Masalah Politik

Permasalahan politik yang menyebabkan permasalahan transportasi adalah rendahnya


pengawasan yang dilakukan oleh Departemen Perhubungan atau pejabat yang
memilikikewenangan, contoh dari rendahnya pengawasan ini adalah kurang diawasinya
tentangkelayakan sarana transportasi, seperti bus yang umurnya lebih dari 20 tahun tapi masih
terusdan diperbolehkan untuk beroperasi, kemudian banyaknya kendaraan tanpa STNK atau
surattanda nomor kendaraan.

Masalah Fasilitas dan Pelayanan

Kurangnya Fasilitas Transportasi

Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota yang pesat tanpa diikuti dengan pengadaansistem
trasnportasi yang memadai untuk ukuran kota itu merupakan bentuk besarnya demand daripada
supply nya, begitu pula kebalikannya, lajunya pertumbuhan sistem transportasi yangtidak sesuai
dengan ukuran perkembangan suatu kota, merupakan wujud supply lebih besardaripadademand
untuk transportasi. Kondisi-kondisi yang telah disebutkan di atas akan berakibat pada timbulnya
permasalahan-permasalahan baru dalam sistem transportasimaupun permasalaan perkotaan pada
umumnya. Tarsito (1997:92)

Rendahnya Kualitas Transportasi

Rendahnya kualitas Transportasi di Indonesia ditandai dengan timbulnya


masalahmasalahtransportasi yang saling mempengaruhi satu sama lain, faktor-faktor penyebab
rendahnyakualitas transportasi di Indonesia juga disebabkan oleh berbagai faktor dan masalah
lain yangcukup kompleks. Faktor-faktor penyebab rendahnya kualitas transportasi di Indonesia
adalah:

1. Dana pengadaan atau peremajaan fasilitas transportasi yang tidak mencukupi

2. Kurangnya pengawasan dari pemerintah atau pihak yang berkewajiba


3.Kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga fasilitas sarana dan prasaranatransportasi

4.Kurangnya disiplin masyarakat

Alternatif Penanganan

Transportasi Berkelanjutan

Perencanaan transportasi yang brekelanjutan adalah dimana sebuah perencanaan tersebuttidak


hanya memikirkan keuntungan dan kepentingan jangka pendek namun jugamempertimangkan
keberlanjutan perencanaan tersebut pada jangka menengah hingga jangka panjang.Transportasi
berkelanjutan merupakan suatu transportasi yang tidak menimbulkan dampakyang
membahayakan kesehatan masyarakat atau ekosistem dan dapat memenuhi kebutuhanmobilitas
yang ada secara konsisten dengan memperhatikan: (a) penggunaan sumberdayaterbarukan pada
tingkat yang lebih rendah dari tingkat regenerasinya; dan (b) penggunaansumber daya tidak
terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari tingkat pengembangansumberdaya alternatif yang
terbarukan. Sistem transportasi yang berkelanjutanmengakomodasikan aksesibilitas semaksimal
mungkin dengan dampak negatif yangseminimal mungkin. Sistem transportasi yang
berkelanjutan harus memperhatikan setidaknyatiga komponen penting, yaitu aksesibilitas,
kesetaraan dan dampak lingkungan.(Wikipedia.org)Sistem transportasi berkelanjutan lebih
mudah terwujud pada sistem transportasi yang berbasis pada penggunaan angkutan umum
dibandingkan dengan sistem yang berbasis pada penggunaan kendaraan pribadi. Sistem
transportasi berkelanjutan merupakan tatanan barusistem transportasi di era globalisasi saat
ini.Perencanaan transportasi yang berkelanjutan tidak hanya mempertimbangkan
aspektransportasi saja dalam perencanaannya namun aspek-aspek lain seperti ekonomi
danlingkungan. Dengan konsep seperti itu, maka planner dituntut untuk mengerti dan
pekaterhadap aspek-aspek yang sekiranya menyangkut transportasi yang baik. Dalam hal
ini,transportasi yang berkelanjutan memikirkan bagaimana transportasi bisa berjalan dengan
baiktanpa harus mengorbankan aspek lingkungan tetapi tetap meningkatkan pendapatan
ekonomi.Memang tidak mudah merencanakan transportasi berkelanjutan apalagi melihat
kondisitransportasi di Indonesia yang sudah cukup kompleks, khususnya transportasi darat
dimanatingkat mobilitasnya jauh lebih tinggi daripada transportasi laut ataupun udara.Beberapa
dampak yang bisa timbul akibat penerapan perencanaan transportasi berkelanjutanini adalah :
Mengurangi penggunaan BBM dan Mengurang Polusihal ini bisa didapat karena berkurangnya
orang yang melakukan perjalanan denganmenggunakan kendaraan bermotor, dengan
meningkatkan penggunaan sepeda atau berjalankaki, hal ini tentu akan berdampak positif pada
penurunan tingkat pembuangan emisi keudara, mengingkatkan angka kesehatan pernafasan
masyarakat serta mengurangi bebannegara dalam pendanaan BBM

Mengurangi KemacetanDengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, jumlah kendaraan


yang melintasi jelanraya akan berkurang, hal ini bisa mengurangi resiko kemacetan di jam-jam
sibuk atau di jalan-jalan tertentu, dengan perencaanaan transportasi yang berkelanjutan,
diharapkandampak positif yang akan ditimbulkan dari lengkah-langkah nya bisa saling berkaitan,
seperti halnya pengurangan kendaraan bermotor yang akan mengurangi kemacetan
sehinggamengurangi angka kecelakaan lalu lintas.

Menjaga Kulalitas Lingkungan Untuk Masa DepanGenerasi mendatang yanitu anak cucu
manusia saat ini masih membutuhkan lingkungan alamyang sehat, udara yang bersih dan
ketersediaan kebutuhan alam yang cukup. Hal ini tidakakan bisa diwujudkan apabila manusia
yang hidup saat ini tidak menjaga lingkungan sertakualitas alam, saat ini alam hampir berada
pada batas ambang dimana daya dukunglingkungan sudah tidak mampu menyediakan apa yang
manusia butuhkan.Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi diharapkan mampu
membuat suatukebijakan yang baik dalam hal menangani masalah-masalah transportasi darat
yang makinhari makin bertambah. Perencanaan yang diharapkan tentu merupakan perencanaan
yangcerdas, yang tidak hanya mememntingkan aspek transportasi, menempatkan
transportasisebagai satu sistem yang harus dilaksanakan dengan baik ndan bisa
mengesampingkan aspek-aspek yang lain. Pemerintah diharapkan mamu merencanakan
transportasi darat yang dapatmengurangi polusi udara, menjaga keutuhan lingkungan untuk masa
yang akan datang sertamengurangi angka kecelakaan lalu lintas.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas yang berkaitan dengan Manajemen Transportasi


permasalahan yang dihadapi di Indonesia antara lain:

1. Rendahnya kualitas SDM sebagai pelaku transportasi. Kualitas SDM yang ada belum sesuai
dengan perkembangan teknologi transportasi.
2. Kesisteman dan koordinasi antarmoda. Untuk mendukung penyelenggaraan transportasi
antarmoda/multimoda yang effektif dan effisien, dibutuhkan suatu sistem transportasi yang
terintegrasi, yang mencakup antara lain manajemen dan pengaturan jaringan transportasi
multimoda/antarmoda, penerapan dokumen tunggal, dan sistem tiket terpadu
3. Ketidakseimbangan penggunaan dan ketersediaan sarana transportasi antarmoda juga cukup
dominan.
4. Rendahnya kesadaran manusia dan kurangnya pengawasan dari pemerintah atau institusi
terkait dalam menangani masalah transportasi darat.

Anda mungkin juga menyukai