Anda di halaman 1dari 13

PENATAAN RUANG WILAYAH DENGAN MUATAN ANALISIS AL-

QURAN DAN HADIST

Mata Kuliah : Tata Ruang Islami

Oleh :

Milda Apriliana

60800120003

Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (A)

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT, Tuhan yang bergantung kepada-
Nya segala sesuatu. Tuhan yang senangtiasa membimbing hamba-hamba-Nya. Atas
bantuan dan tuntunan-Nya penyusunan makalah yang bertema “Penataan Ruang
Wilayah dengan Muatan Analisis AlQuran dan Hadis” dapat diselesaikan.
Kepada dosen mata kuliah Tata Ruang Islami, H. Juhanis, S.Sos, M.M dan
Nursyam Aksa, S.T., M.Si yang telah membimbing penyusun hingga dapat
menyelesaikan makalah singkat ini
Penyusun telah berusaha menampilkan makalah ini dalam kondisi yang terbaik
dan setepat mungkin, namun karena keterbatasan dan kelemahan sumber yang ada,
pasti terbuka kemungkinan kesalahan. Untuk itu penyusun mengharap masukan positif
dari pembaca maupun semua pihak untuk perbaikan makalah ini.
Dengan penuh kerendahan hati, penyusun mengucapkan banyak terima kasih
yang tak terhingga kepada semua pihak yang langsung maupun tidak langsung, turut
ikut serta dan memotivasi penyelesaian tugas ini. Alhamdulillah, semoga makalah ini
membawa manfaat untuk penulis dan pembaca. Amin.

Gowa, 28 Oktober 2021

Milda Apriliana
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i

KATA PENGANTAR ..........................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat ................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat ................................................................... 7
BAB III PENUTUP .............................................................................. 9

A. Kesimpulan .......................................................................... 9
B. Saran..................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang memiliki lingkungan lestari, dengan mengedepankan

kesejahteraan rakyat maka keseimbangan lingkungan hidup sudah sepantasnya di jaga,

sehingga segala aspek yang menjadi kebutuhan rakyat dapat ditunjang dengan lingkungan yang

baik, salah satu bentuk pencapaian kemakmuran rakyat dapat terlaksana melalui proses yang

disebut dengan pembangunan nasional, pembangunan nasional dapat terlaksana terus menerus

dengan baik apabila dalam pelaksanaannya pemerintah memperhatikan tantangan secara

global, dalam hal ini yang menjadi pertimbangan untuk menghadapi tantangan pembangunan

secara global yaitu resiko yang timbul akibat dari pembangunan. Untuk memenuhi kebutuhan

hidup masyarakat, tentunya pemerintah dapat mengelola sumber daya alam dengan baik, satu

hal penting untuk menunjang kesejahteraan masyarakat supaya dapat hidup sehat yaitu

tersedianya lingkungan yang stabil, dengan sirkulasi udara yang lancar, dan kelestarian cagar

budaya yang baik, berbeda dengan sirkulasi udara yang dewasa ini semakin memburuk, hal ini

disebabkan karena berkurangnya keberadaan Ruang Terbuka hijau di kawasan perkotaan yang

selama ini berfungsi sebagai paru-paru kota.

Terkait dengan pembangunan nasional, pemerintah secara otonom telah membuat

perencanaan yang kemudian ditetapkan dalam isi peraturan masingmasing daerah, sehingga

dibuatnya rencana tata ruang wilayah (RTRW) oleh setiap daerah, sebagai alat pengaturan dan

pengarahan untuk pemanfaatan ruang kota. Pembangunan kini kian berkembang tanpa
memperhatikan keselarasan tata ruang kota, akibatnya yaitu daerah resapan air di perkotaan

semakin berkurang dan nilai estetika kota semakin menurun, dalam perencanaan pembangunan

seharusnya pemerintah tidak lupa untuk menyediakan kawasan lindung pada lingkungan kota,

sebagai kendali pencemaran udara, air dan tanah, serta memperhatikan tata perairan dalam

kota, karena hal tersebut sangat mempengaruhi kenyamanan masyarakat secara umum. Sedikit

banyak dari hasil pembangunan secara global telah memberikan dampak terhadap lingkungan,

baik dampak positif maupun negatif, dampak positif dari pembangunan sudah banyak kita

rasakan, mulai dari meningkatnya kemakmuran rakyat, meninngkatnya pendapatan perkapita,

meningkatnya mutu pendidikan masyarakat, meningkatnya kesadaran akan kesehatan

masyarakat dan masih banyak lagi sisi positif dari pembangunan, namun pertumbuhan dan

perkembangan masyarakat dalam pembangunan dapat mengakibatkan penurunan kualitas

pemanfaatan ruang, sehingga terjadi ketidak seimbangan struktur dan fungsi ruang dalam kota.

Semua jenis pembangunan dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, terkadang

dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintah kurang memperhatikan kebijaksanaan yang

mengatur tentang dampak negatif dari pembangunan tersebut, mulai dari kerusakan hutan

lindung sebagai daerah resapan air di wilayah kota, penurunan mutu air minum, timbulnya

genangan air diwaktu hujan (gejala banjir pada tengah kota). Salah satu sisi negatif yang

menonjol akhibat dari pelaksanaan pembangunan suatu wilayah yaitu berkurangnya ruang

terbuka hijau kota yang dapat menimbulkan berbagai macam pencemaran lingkungan, seperti

akhibat penggunaan mesin-mesin dalam industri maupun mesin-mesin sebagai hasil produksi

dari industri. Ada berbagai pencemaran lingkungan yang akan timbul setelah berkembangnya

insfratuktur daerah, seperti pencemaran air dikarenakan penataan aliran yang kurang

diperhatikan, pencemaran udara dikarenakan kurangnya pepohonan dalam lingkungan yang


padat, termasuk berkurangnya ruang terbuka hijau dalam kota yang dapat mengakibatkan

pencemaran udara oleh asap yang dihasilkan dari sisa pembakarang mesin kendaraan atau

mesin industry, tergenangnya air hujan karena kurangnya daerah resapan air dalam kota,

sehingga dapat menimbulkan potensi banjir dalam kota.

B. Rumusan dan pembatasan masalah

1. Apa ayat al-quran dan hadist yang memiliki makna terhadap perencanaan dan penataan

ruang wilayah

2. Apa analisis terkait dengan ayat al-quran dan hadist berdasarkan fenomena dan

permasalahan yang terjadi

3. Apa langkah-langkah pendekatan yang dilakukan berdasarkan permasalahannya.

C. Tujuan Penulisan.

Tujuan penulisan ini yaitu :

1. Mengetahui ayat al-quran dan hadist yang memiliki makna terhadap perencanaan dan

penataan ruang wilayah

2. Mengetahui analisis terkait dengan ayat al-quran dan hadist berdasarkan fenomena dan

permasalahan yang terjadi

3. Menguraikan langkah-langkah pendekatan yang dilakukan berdasarkan

permasalahannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ayat al-quran dan hadist yang memiliki makna terhadap perencanaan dan penataan

ruang wilayah.

Konsep perencanaan Tata ruang didalam Islam sudah lama terkonsep dengan baik

terbukti bahwa adanya bangunan bernuansa Islam misalnya di Majene sendiri terdapat

situs Masjid tua di Lingkungan Salabose Kelurahan Banggae Kecamatan Banggae dan

di Negara luar misalnya di Iskandariah, Madinah, Andalusia ( Spanyol), Basrah, Kufah,

Baitul Maqdis, Baitul Laham (Bethelem), Darussalam (Yerussalem), artinya hasil

karya Islam tersebut telah menjadi sejarah dunia (Drs Dyayadi MT, Tata Ruang kota

menurut Islam). Sehingga sebagai generasi penerus senantiasa untuk tetap berpegang

teguh kepada ajaran Islam tentunya dalam kontek penataan ruang.

Penjelasan dari Al-Furqan 48-89 adalah bahwa manusia haruslah selalu

mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Oleh Allah SWT. Tentunya nikamat

tersebut senantiasa kita jaga kita rawat dan kita lestarikan agar kelak nanti anak cucu

kita masih dapat menikmati atas apa yang telah diberikan-Nya. Serta merencanakan

pembangunan tata ruang yang tidak merugikan masyarakat, berharap pembangunan

dan perkembangan kota menuju Button Up Top Down yaitu perekembangan kota

mengarah kepada masyarakat lapisan bawah.

‫ي ِب ِهۦ بَ ۡلدَ ٗة َّم ۡي ٗتا َونُ ۡس ِقيَ ۥهُ ِم َّما‬


َ ِ‫ ِلنُ ۡحـ‬٤٨ ‫ور‬ َّ ‫ٱلر َٰيَ َح ب ُۡش َۢ َرا بَ ۡينَ يَدَ ۡي َر ۡح َمتِِۦه َوأَنزَ ۡلنَا ِمنَ ٱل‬
َ ‫س َما ٓ ِء َما ٓ ٗء‬
ٗ ‫ط ُه‬ ِ ‫س َل‬ ٓ ‫َوه َُو ٱلَّذ‬
َ ‫ِي أ َ ۡر‬

َّ ‫َخلَ ۡقنَا ٓ أ َ ۡن َٰعَ ٗما َوأَنَا ِس‬


٤٩ ‫ي َكثِ ٗيرا‬
“Dialah (Allah) yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum

kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih,

agar kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, agar kami member

minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk kami, binatang-binatang ternak dan

manusia yang banyak”. (Al-Furqan : 48-49).

Selama ini masih banyak kita temui penataan ruang dalam rangka mempercantik

estetika ruang dengan menggunakan Patung-patung, padahal dalam islam pembuatan

patung dilarang oleh Allah, sebagai Hadist Rosullullah ”barang siapa membuat patung

maka sesungguhnya allah akan menyiksanya sehingga ia memberi nyawa pada patung

untuk selama-lamanya” (HR. Al Bukhari).

B. Analisis terkait dengan ayat al-quran dan hadist berdasarkan fenomena dan

permasalahan yang terjadi

Pembangunan tata ruang setidaknya memperhatikan pula akan kondisi sosial

masyarakat, kelestarian alam, dan aturan-aturan yang berlaku suatu contoh :

Pembangunan tata ruang yang telah melanggar aturan,misalnya alih fungsi lahan, serta

pembangunan kota yang keluar dari nilai-nilai Islam misalnya : Merebaknya

gemerlapan kehidupan kota yang tidak Islami dengan adanya beberapa tempat

lokalisasi dengan fasilitas-fasilitas seperti itu suasana kota semakin buram, runyam

karena telah keluar jauh sekali dari tatanan nilai-nilai islam.

Dari paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa pembangunan kota yang

sebenarnya merusak moral bangsa, merusak kaidah islam, tunggu saatnya kehancuran

dan bencana akan menanti. Suatu contoh yang pernah terjadi adalah , sebagaimana
Allah telah pernah menimpakan bencana kepada dua buah kota Zaman nabi Luth yaitu

kota Sadum dan Gamuroh karena mereka melakukan Homo sexual (Liwath) demikian

pula kota Aad dan Iram yang juga dihancurkan Allah karena penduduknya yang Zhalim

dan melakukan maksiat. Seperti halnya firman Allah “Berapalah banyaknya kota yang

kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam kedaan Zalim, maka (tembok-

tembok) kota roboh menutupi atap-atapnya dan (beberapa banyak pula) sumur yang

telah ditinggalkan dan Istana yang tinggi tidak ada penghuninya ( Al-Hajj:45). Azab

yang diberikan oleh Allah banyak bentuknya bisa berupa banjir bandang (Nabi Nuh, ),

penyakit menular(zaman nabi Musa), hujan batu(zaman nabi Luth) dan gempa bumi

sebagaimana termaktub dalam AL Quran.

Firman Allah ”Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi sesudah

(allah)memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut(tidak akan

diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat

kepada orang-orang yang berbuat baik.( Al- A’raf :56). Namun pada kenyataannya

yang terjadi di Negara Indonesia selama ini masyarakatnya banyak merusak

lingkungan. Sehingga permasalahan tata ruang kota yang semakin komplek.a

Suatu ketika kita akan melihat bencana dan kerusakan-kerusakan di suatu wilayah,

daerah maupun kawasan yang telah ingkar apa yang diberikan Oleh Allah. Di Indonesia

kita dapat melihat bencana yang terjadi selama ini merupakan bentuk dari peringatan

Allah SWT kepada manusia untuk senantiasa menjaga lingkungan jangan ada yang

mengekploitasi dan menyalahgunakannya.


C. Menguraikan langkah-langkah pendekatan yang dilakukan berdasarkan

permasalahannya

Kita Sebagai Umat Islam hendaknya menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian

dan keserasian Lingkungan, sebab dalam berbagai ayat Al-Quran telah melarang umat

Islam merusak ekosistemnya atau lingkungan hidupnya. Jika hal ini kita langgar, kita tidak

saja melakukan dosa besar, tetapi kita juga akan menyengsarakan masyarakat banyak

(Publik) yang harus menerima social cost akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggung

jawab.

Dikaitkan dengan hal ini Allah SWT berfirman “oleh karena itu kami tetapkan

(suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa yang telah membunuh seorang

manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat

kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan

barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah

memelihara kehidupan seorang manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang

kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,

kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampui batas dalam

berbuat kerusakan-kerusakan di muka bumi.” ( Al-Ma’idah : 32 ).

Dari ayat tersebut diatas jelaslah Allah membolehkan menghukum mati orang-

orang yang melakukan pengrusakan di muka bumi. Perusakan dimuka bumi dengan arti

luas yakni melakukan pemboman tanpa alasan, mengebom masyarakat sipil ketika

berperang (bombardier ), merusak hutan, mencemarkan daratan, lautan dan sungai dengan

bahan beracun dan berhaya, pembocoran radio aktif (reactor nuklir) mengepras bukit untuk

kepentingan pribadi dan sebagainya. Artinya perbuatan merusak lingkungan, selain


pengeboman yang jelas-jelas merupakan kesejahteraan perang sangat bertentangan dengan

konferensi jenewa, maka perusakan lingkungan selain karena perang akan sangat

membahyakan masyarakat pada umunnya. Sebab hal ini dapat menyebabkan banjir, tanah

longsor, keracunan masal (terkontaminasi)penyakit menular dan sebagainya.

Saat ini kita perlu berbenah diri untuk senantiasa mengharap ridho kepada Allah

SWT, selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya.jangan melanggar aturan-

aturan dalam syaria’at Islam, mengetahui posisi kita ada dimana sehingga kita tidak akan

salah dalam melangkah. Dalam ajaran Islam siapa yang mengerjakan baik maka kelak

hidupnya akan bermanfaat, tetapi apabila siapa yang curang, culas, serakah maka kelak

akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Balasan yang sifatnya kecil hingga balasan

yang manusia tidak bisa memperhitungkan, kerusakan material dan kematian yang dasyat..

Jika secara hukum tidak bisa membuat mereka jera(pengambil keputusan) maka balasan

dari Allah SWT lah yang akan membuat mereka jera. wallahu alam.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembangunan tata ruang selain memperhatikan akan kondisi sosial masyarakat, kelestarian

alam, dan aturan-aturan yang berlaku suatu contoh : Pembangunan tata ruang yang telah melanggar

aturan,misalnya alih fungsi lahan, serta pembangunan kota yang keluar dari nilai-nilai Islam

misalnya : Merebaknya gemerlapan kehidupan kota yang tidak Islami dengan adanya beberapa

tempat lokalisasi dengan fasilitas-fasilitas seperti itu suasana kota semakin buram, runyam karena

telah keluar jauh sekali dari tatanan nilai-nilai islam.

B. SARAN

Penulis mengharapkan kepada seluruh pembaca dapat mengambil saya sebagai penulis

menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah ini dan jauh dari kata kesempurnaan.

Tentunya penulis akan selalu berusaha memperbaiki kesalahan yang dapat dipertanggung

jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang

pembahasaan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

https://renlitbang.banjarmasinkota.go.id/2016/06/al-qur-tentang-tata-ruang-dan.html (Diakses

pada tanggal 25 Oktober 2021)

Awaluddin, Heru.2010 “ANALISA TERHADAP PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

PADA PERMENDAGRI NO 8 TAHUN 1998 DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM”,

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/18814 diakses pada 22 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai