Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN TRANSPORTASI MODA

TRANSPORTASI DARAT

OLEH :
MILDA APRILIANA
60800120003
T. PWK A

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

َ ‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َو‬


َُُ‫برََ كَا ت ه‬ َّ َ‫ال‬
َ ‫سلَََ ُم‬
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafa’at di yaumul kiamah nanti. Dengan
pertolongan Allah SWT dan usaha yang sungguh-sungguh, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul :
“Manajemen Transportasi Moda Transportasi Darat”
Saya selaku penulis mnyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran. Adapun kritik dan
sarannya semoga menjadi motivasi bagi penulis.
Dengan hasil yang tak seberapa ini semoga menjadi segudang manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan yang luas bagi penulis dan pmbaca. Semoga
makalah ini dapat diterima dan menjadi amal ibadah yang di tempatkan di sisi Allah
SWT. Aamiin.
Gowa, 10 April 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi yang menyangkut pergerakan orang dan barang pada
hakekatnya sudah dikenal secara alamiah semenjak manusia ada di bumi, meskipun
pergerakan atau perpindahan itu dilakukan dengan sederhana. Sepanjang sejarah
transportasi baik volume maupun teknologinya berkembang dengan pesat. Sebagai
akibat dari kebutuhan akan transportasi, maka timbulah tuntutan untuk
menyediakan sarana dan prasarana agar pergerakan tersebut dapat berlangsung
dengan aman, nyaman dan lancar serta ekonomis dari segi waktu dan biaya. Pejalan
kaki adalah perpindahan orang tanpa alat angkut (alat angkutnya adalah kaki).
Angkutan jalan/kendaraan bermotor adalah moda transportasi yang
menggunakan kendaraan bermotor scbagai fasilitas operasinya yang bergerak di
jalan raya. Tatap muka antara operator dan user/pengguna dimungkinkan oleh
tersedianya jasa angkutan jalan. Penjualan langsung pada user bisa mengurangi
biaya pengurusan posisi antara operator dan user. Ciri khusus angkutan kendaraan
bermotor atau jalan dapat melayani jasa angkutan dari pintu ke pintu (door to door
services). Dengan makin majunya sistem pergudangan, pengecer (retailer) dapat
mendatangi gudang-gudang setempat milik grosir (wholesaler). Kemudahan ini
memungkinkan para pengecer membeli dalam Jumlah terbatas, menyediakan
persediaan (stock) barang secara terbatas pula, yang berarti ditekannya investasi
modal seefisien mungkin. Selain itu, angkutan jalan telah mengurangi pula
pengurusan barang-barang transit karena pengiriman barang menjadi langsung
(through shipment) dan distributor ke konsumen. Pengoperasian kendaraan
bermotor terbatas untuk muatan yang beratnya adalah sekitar 3-15 ton. Jarak yang
ekonomis sekitar 250 km. Di atas batas-batas tersebut ,penggunaan kendaraan
bermotor kurang ekonomis. Sistem transportasi Jalan meliputi atas alat angkut
(vehicles), yaitu bis, truk, trailer, taksi, oplet dan bemo ,Jalan (ways); yaitu jalan
raya, rambu-rambu lalu lintas, traffic light, jembatan, Jembatan timbang trotoir,
serta terminal..
Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menetapkan faktor
dominan yang mempengaruhi kinerja pelayanan air bersih (Nuryana ahmad).
Perkembangan penduduk menyebabkan tingginya kebutuhan akan huniansarana
dan prasarana penduduknya. padahal luas wilayah relatif tetap.hal ini penyebabkan
tingginya ahli fungsi ruang terbuka menjadi terbangun.sehingga apabilaterjadi
hujan,selalu terdapat genangan. (Awaliana Kandow). Saat ini sangat sulit bagi
beberapa masyarakat di beberapa daerah di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan
air bersih. Sehingga salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk penyediaan air
bersih adalah dengan menggunakan sumber air yang ada, salah satunya dengan air
laut.(Mustakin Djiha).
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Jelaskan pengertian transportasi dan manajemen transportasi?
2. Bagaimana permasalahan manajemen transportasi di Kota Bukittinggi ?
3. Bagaimana manajemen dan organisasi perusahaan angkutan bermotor?
C. TUJUAN
Dari latar belakang di atas, maka adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian transportasi dan manajemen transportasi,
2. Mengetahui pengertian transportasi dan manajemen transportasi ,
3. Mengetahui manajemen dan organisasi perusahaan angkutan bermotor.

.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Transportasi dan Manajemen Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dengan menggunakan
wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk
memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Banyak ahli telah
merumuskan dan mengemukakan pengertian transportasi. Para ahli memiliki
pandangannya masing-masing yang mempunyai perbedaan dan persamaan antara
yang satu dengan lainnya. Kata transportasi berasal dari bahasa latin yaitu
transportare yang mana trans berarti mengangkat atau membawa. Jadi transportasi
adalah membawa sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain. Proses
pengangkutan/transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan
angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan di akhiri.
Dalam hubungan ini, terlihat bahwa unsur-unsur pengangkutan meliputi: ada
muatan yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya, ada jalanan
atau jalur yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan, serta sumber
daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan
transportasi tersebut.
Dalam melakukan proses pengangkutan/transportasi bukan hanya berupa
gerakan barang dan orang dari satu tempat ke tempat lain dengan cara dan kondisi
yang statis, akan tetapi transportasi itu selalu diusahakan perbaikan dan
kemajuannya sesuai dengan perkembangan peradaban dan teknologi. Dengan
demikian transportasi itu selalu diusahakan perbaikan dan peningkatannya,
sehingga akan tercapai efesiensinya yang lebih baik. Ini berarti bahwa orang akan
selalu berusaha mencapai efesiensi transportasi, Sehingga pengangkutan barang dan
orang itu akan memakan waktu secepat mungkin dengan pengeluaran biaya sekecil
mungkin. Transportasi merupakan suatu proses pindah, proses gerak dan proses
mengangkut sesuai dengan waktu yang diinginkan. Transportasi bermanfaat bagi
masyarakat. Masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi memiliki pengaruh
yang sangat besar terhadap kemajuan sarana dan prasarana transportasi.
Transportasi di sebuah daerah dikatakan berjalan dengan baik apabila system
transportasi tersebut memenuhi kebutuhan masyarakatnya dengan lancar.
Banyak negara yang sudah berkembang maupun yang sedang berkembang
mulai dapat menerima kenyataan bahwa laju peningkatan kebutuhan transportasi
tidak akan pernah ditampung oleh sistem prasarana transportasi. Hal ini dikarenakan
usaha peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan sistem prasarana transportasi
pada suatu daerah tertentu akan dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas di
daerah tertentu yang sebaliknya akan dapat merangsang kembali terjadinya
peningkatan kebutuhan transportasi. Transportasi dalam kehidupan saat ini telah
menjadi suatu kebutuhan pokok terutama untuk masyarakat perkotaan. Fungsi
transportasi dalam aktifitas di perkotaan memiliki peranan penting yang
berpengaruh dalam segala aspek. Masyarakat pada umumnya sangat membutuhkan
transportasi publik, disamping kendaraan pribadi sebagai alat penunjang
transportasi kegiatan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya. Transportasi
bidang angkutan kota sangat membantu masyarakat dalam menjalani aktivitas
seperti pergi ke kantor, ke sekolah, kampus dan lain-lainnya. terdapat beberapa
permasalahan transportasi kota yang dirasakan oleh masyarakat dalam
memanfaatkan transportasi.
Transportasi dalam kehidupan saat ini telah menjadi suatu kebutuhan pokok
terutama untuk masyarakat perkotaan. Fungsi transportasi dalam aktifitas di
perkotaan memiliki peranan penting yang berpengaruh dalam segala aspek.
Masyarakat pada umumnya sangat membutuhkan transportasi publik, disamping
kendaraan pribadi sebagai alat penunjang transportasi kegiatan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhannya. Transportasi bidang angkutan kota sangat membantu
masyarakat dalam menjalani aktivitas seperti pergi ke kantor, ke sekolah, kampus
dan lain-lainnya. terdapat beberapa permasalahan transportasi kota yang dirasakan
oleh masyarakat dalam memanfaatkan transportasi. Pengertian manajemen
transportasi adalah sebagai usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan penghasilan jasa angkutan oleh perusahaan angkutan sedemikian rupa,
sehingga dengan tarif yang berlaku dapat memenuhi kepentingan umum. Pada
umumnya manajemen transportasi menurut Nasution (1996) menghadapi tiga tugas
utama:
1) Menyusun rencana dan progam untuk mencapai tujuan dan misi organisasi
secara keseluruhan.
2) Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.
3) Dampak sosial dan tanggung jawab sosial dalam pengoperasikan angkutan
kota.
Manajemen transportasi secara umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh
bagian transportasi atau unit dalam organisasi industri atau perdagangan dan jasa
lain untuk memindahkan atau mengangkut barang atau penumpang dari suatu lokasi
ke lokasi lain secara efektif dan efesien.14 Jadi, dalam mengawali jalannya suatu
sistem manajemen transportasi, dibutuhkan suatu proses awal perencanaan,
dilengkapi dengan lembaga dan peraturan hukum yang berlaku yang mengatur
tentang kegiatan transportasi, kemudian sumber daya manusia atau actor penggerak
dalam berjalannya rencana yang akan dilaksanakan, kemudian angkutan kota yang
membawa barang dari satu tempat ke tempat lain, seperti penumpang yang
membutuhkan kendaraan angkutan, dalam membawa angkutan tentu di
butuhkannya sarana dan prasarana yang memadai seperti ramb lalu lintas agar tidak
terjadi pelanggaran di lalu lintas, tersedianya terminal tempat angkutan kota untuk
berhenti dan juga digunakan untuk mencari penumpang, Semua kegiatan tersebut
saling terkait satu sama lain dan dilaksanakan dengan efektif dan efesien.
B. Permasalahan Manajemen Transportasi Kota Bukittinggi
Masalah transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh
negaranegara yang telah maju dan juga oleh negara-negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia, baik di bidang transportasi perkotaan maupun
transportasi regional antar kota. Terciptanya sistem transportasi atau perhubungan
yang menjamin pergerakan manusia dan barang secara lancar, aman, cepat, murah,
dan nyaman merupakan tujuan pembangunan dalam sektor perhubungan
transportasi. Kemacetan lalu lintas, pelayanan transportasi umum yang buruk,
polusi udara, dan berbagai macam masalah transprotasi lainnya, masalah ini sedikit
banyaknya telah menurunkan kualitas hidup masyarakat. Sebagai dampaknya,
terjadi pembengkakan permintaan perjalanan, yang pada kenyataannya sampai saat
ini belum dapat diimbangi oleh sediaan sistem trasnportasi yang ada. Permasalahan
transportasi lain yang terjadi dalam perkotaan antara lain berupa penertiban arus
lalu lintas, penentuan jenis moda kendaraan umum, pola jaringan, izin trayek
angkutan, kebijakan perpakiran, dan perambuan lalu lintas.
Arus lalu lintas yang identik dengan kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan
menjadi hal yang dianggap wajar bagi masyarakat, terutama di wilayah perkotaan.
Maka untuk mencari alternatif pemecahan masalah transportasi, transportasi
bukanlah sektor pembangunan yang berdiri sendiri, dia berkaitan erat dengan sektor
pembangunan lain, seperti ekonomi, kependudukan dan pendidikan. Pembenahan
sistem transportasi harus melalui jangkauan yang luas, menyeluruh, saling bekerja
sama dan tentu saja konsisten. Untuk itu diperlukannya kerja sama yang baik dari
setiap aktor penentu kebijakan yang langsung atau tidak langsung kebijakannya
berpengaruh terhadap kinerja sistem transportasi10. Dengan demikian pengamatan
tentang bagaimana mengelola transportasi di kota-kota metropolitan, kota besar dan
kota kecil menarik untuk dilakukan. Salah satu program yang dilakukan oleh
pemerintah dalam memotivasi dan mengapresiasi keberhasilan pengelolaan atau
manajemen transportasi di daerah, terutama di wilayah perkotaan adalah melalui
Pemberian Penghargaan Wahana Tata Nugraha. Penghargaan Wahana Tata
Nugraha adalah kegiatan pemberian penghargaan atas kemampuan daerah dan
peran serta masyarakatnya dalam meningkatkan kinerja penyelenggaraan dan
kinerja operasional sistem transportasi perkotaan, yang diikuti oleh seluruh kota di
Indonesia, dan dalam rangka pembinaan Pemerintah kepada Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten/Kota terhadap penyelenggaraan kinerja sistem
transportasi perkotaan sehingga tercipta system lalu lintas dan angkutan kota yang
tertib, lancar, selamat, aman, efisien, berkelanjutan dan menjamin ekuitas hak
pengguna jalan.
Salah satu permasalahan Kota Bukittinggi sebagai kota sedang yang juga
merupakan kota wisata sehingga pendatang lebih banyak berkumpul di kota
Bukittinggi adalah kemacetan. Hal ini berkaitan dengan penataan akan transportasi
publik juga harus dilaksanakan guna menunjang keselamatan dan keamanan lalu
lintas dan angkutan jalan. Penataan transportasi tersebut meliputi penyediaan,
pembenahan sarana dan prasarana yang ada. Hal tersebut perlu dilakukan untuk
menunjang keselamatan dan keamanan lalu lintas. Jika tidak di manajemen dengan
baik tentu akan timbul permasalahan seperti terjadi kemacetan. Hal ini terjadi
karena masih kurangnya kemampuan Kota Bukittinggi dalam manajemen penataan
transportasi publik. Berdasarkan survei awal peneliti masih melihat terjadi
kemacetan di pusat kota seperti di Jalan Minang. Kemacetan tidak hanya terjadi
akibat kendaraan yang berlalu lintas seperti di jalan raya pada umumnya dan pusat
kota. Tetapi juga bisa disebabkan oleh kegiatan yang dilakukan secara bersama-
sama pada pagi hari seperti siswa dan pegawai kantor yang masuk pada jam yang
sama. Hal ini menjadi penyebab terjadi kemacetan di titik tertentu. Namun demikian
Pemerintah Kota Bukittinggi sudah menetapkan jam-jam masuk yang berbeda
untuk anak sekolah dan pegawai kantoran, sebagaimanawawancara bersama Bapak
Mashar Danil, (Kasi Angkutan Orang Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi).
C. Manajemen dan Organisasi Perusahaan Angkutan Bermotor
1. Perencanaan Kapasitas Angkutan Bis
Tahap awal dalam menyusun perencanaan angkutan bis setiap hari
adalah menentukan jumlah pelayanan yang dibutuhkan pada setiap
rute/trayek yang akan dilayani. Dengan mengetahui jumlah kuantitas
pelayanan pada setiap rute, maka dapat diketahui jumlah bis dan jadwal
perjalanan. Kuantilas pelayanan pada suatu rute adalah besarnya kapasitas
rute, yaitu jumlah tempat duduk yang tersedia pada setiap jam. Kapasilas
rute tergantung pada kapasitas bis dan frekuensi perjalanan bis.
2. Penentuan Kendaraan Dan Pendapatan Berdasarkan Waktu Perjalanan
a) Waktu perjalanan
Efisiensi pelayanan angkutan umum jalan raya adalah suatu
fungsi dari banyak faktor antara lain adalah waktu bepergian
(journey time). Waktu perjalanan adalah waktu yang diperlukan oleh
bis untuk melakukan perjalanan dari satu tempat permulaan rute
sampai ke ujung akhir. Waktu perjalanan merupakan fungsi panjang
rute. Untuk melakukan perjalanan pada rute dalam kota yang
panjangnya 20 km dapat diperkirakan akan mempunyai waktu
perjalanan lebih lama daripada untuk rute dalam kota yang
panjangnya 5 km. Waktu perjalanan juga merupakan fungsi
kecepatan rata-rata kendaraan. Banyak faktor yang berpengaruh
terhadap kecepatan rata-rata kendaraan.
b) Waktu Perjalanan dan Pendapatan
Dari hasil perhitungan waktu perjalanan dan pendapatan bis
tersebut . maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
• Waktu perjalanan memunyai kaitan yang sangat: erat dengan
kelangsungan hidup secara finansial dari pelayanan angkutan
umum.
• Bila waktu perjalanan meningkat (misalnya karena
kemacetan lalu lintas , bis yang diperlukan untuk dapat
memberikan tingkat pelayanan tertentu (yaitu frekuensi)
akan lebih banyak. Dengan demikian, biaya modal dan biaya
operasi meningkat, sedangkan pendapatan per bis perjam
menurun.
• Dari sudut pandang operator, setiap tindakan instansi
pemerintah yang mengurangi waktu perjalanan sangat
diharapkan karena kemampuan umuk memperbaiki
keuntungan akan naik.
• Dalam hal disini sistem angkutan,jika kemacetan lalu lintas
dapat dikurangi, maka kecepatan akan meningkat, yang
selanjutnya akan mengurangi waktu perjalanan untuk
operator angkutan umum. Oleh karena itu, investasi modal
dalam kendaraan yang diperlukan umuk mengangkut
sejumlah orang akan berkurang. Begitu pula jumlah biaya
operasi kendaraan (bahan bakar, oli, awak kendaraan, dan
sebagainya)juga akan berkurang. Hal ini akan
memungkinkan operator-operator angkutan umum tetap
dapat melangsungkan hidup secara finansial pada tarif yang
ada sekarang.
• Efisiensi sistem angkutan jalan dapat menghasilkan manfaat
untuk umum dalam hal waktu bepergian (journey time) yang
lebih pendek dan tarif yang lebih murah.
3. Route Costing
Route costing atau perhitungan biaya trayek adalah alat manajemen
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan perusahaan dan bagi pemerintah
route costing dipergunakan dalam Proses perencanaan trayek. Bagi
perusahaan yang hanya beroperasi pada satu trayek, perhitungan biaya
trayek sangat sederhana. Namun, bagi perusahaan yang mengoperasikan
kendaraannya pada beberapa trayek akan timbul masalah. Ada beberapa
tujuan perhitungan biaya trayek: Pertama, untuk memungkinkan
diperkirakannya biaya per trayek sehingga dapat dihitung besarnya
keuntungan atau kerugian perusahaan. Kedua , untuk meunjukan bagaimana
biaya-biaya dikeluarkan pada masing- masing trayek. Ketiga, untuk
mengetahui struktur biaya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dengan menggunakan
wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk
memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah transportasi
merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh negaranegara yang telah maju dan
juga oleh negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, baik di bidang
transportasi perkotaan maupun transportasi regional antar kota. Salah satu
permasalahan Kota Bukittinggi sebagai kota sedang yang juga merupakan kota
wisata sehingga pendatang lebih banyak berkumpul di kota Bukittinggi adalah
kemacetan. Hal ini berkaitan dengan penataan akan transportasi publik juga harus
dilaksanakan guna menunjang keselamatan dan keamanan lalu lintas dan angkutan
jalan. Penataan transportasi tersebut meliputi penyediaan, pembenahan sarana dan
prasarana yang ada. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menunjang keselamatan dan
keamanan lalu lintas. Jika tidak di manajemen dengan baik tentu akan timbul
permasalahan seperti terjadi kemacetan. Hal ini terjadi karena masih kurangnya
kemampuan Kota Bukittinggi dalam manajemen penataan transportasi publik.
Berdasarkan survei awal peneliti masih melihat terjadi kemacetan di pusat kota
seperti di Jalan Minang. Kemacetan tidak hanya terjadi akibat kendaraan yang
berlalu lintas seperti di jalan raya pada umumnya dan pusat kota. Terdapat tiga hal
dalam manajemen dan organisasi perusahaan angkutan bermotor yaitu perencanaan
kapasitas angkutan bis, penentuan kendaraan dan pendapatan berdasarkan waktu
perjalanan, dan Route costing.

DAFTAR PUSTAKA
Andrianysah, Manajemen Transportasi Dalam Kajian dan Teori, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof.Dr.MoestopoBeragama, Jakarta,
2014, hlm.1.
Nasution, Manajemen Transportasi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2008, hlm.3.
Rustian Kamaludin, Ekonomi Transportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1987, hlm.9.
Fidel Miro, Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan
Praktisi, Erlangga, Jakarta, 2005, hlm. 4.
Ofyar Z Tamin. “Konsep Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT) Sebagai
Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan Di DKI Jakarta”
Jurnal PWK- 10 Vol.10 No.1/Maret”. 1999, dalam
http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/wp-content/uploads/2014/02/VOL-10 NO-
1-2.pd diakses 26 Februari 2018, hlm 1.
Ofyar Z, Tamin, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung, 2016,
hlm. 495
Muhamad Isnaeni, Harun. “Kebijakan Kunci Manajemen Transportasi Kota
Dalam Masa dan Pasca Reformasi”. Jurnal PWK Vol.10, No.1, 1999, dalam
http://journals.itb.ac.id/index.php/jpwk/article/view/4350 diakses 28
Oktober 2017, hlm. 23.

Anda mungkin juga menyukai