Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERMASALAHAN TRASPORTASI LAUT

OLEH

JERI IRWAN (201910009)


MUHAMMAD ASGAF (201910056)
MUH FEBRIANSYAH (201910045)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan
sehingga Saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Permasalahan
trasportasi laut”. Dari tugas yang telah saya buat ini saya berharap dapat memberikan manfaat
untuk menambah wawasan bagi mereka yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang
permasalahan-permasalahan yang ada pada trasportasi laut.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata kulia Pemodelan
Trasportasi. Makalah ini berisi informasi yang berhubungan dengan “permasalahan trasportasi
laut yang ada di indonesia.

Saya menyadari bahwa makalah yang telah saya buat ini masih banyak memiliki
kekurangan sehingga saya harapkan kritik dan saran yang dapat membuat saya dapat
memberikan hasil yang lebih baik lagi kedepannya baik dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Transportasi laut sebagai bagian dari sistem transportasi nasional perlu
dikembangkan dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara yang mempersatukan
seluruh wilayah Indonesia, termasuk lautan nusantara sebagai kesatuan wilayah
nasional. Pengembangan transportasi laut harus mampu menggerakkan pembangunan
Indonesia.
Mengingat keadaan geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar
didunia dan dua pertiga wilayahnya merupakan perairan, Indonesia membutuhkan
angkutan laut masal dalam jumlah yang cukup besar untuk mendukung distribusi
barang serta untuk mobilisasi penumpang.
Sistem transportasi yang efektif dan efisien serta terpadu antar moda transportasi,
merupakan hal yang penting untuk menciptakan pola distribusi nasional yang handal
dan dinamis. Tidak dapat dipungkiri bahwa sarana transportasi laut di Negara
kepulauan seperti Indonesia telah menjadi tulang punggung utama pergerakan
distribusi barang dalam skala besar dengan menggunakan kapal laut.
Pulau-pulau di Indonesia hanya bisa tersambung melalui laut-laut di antara pulau-
pulaunya. Laut bukan pemisah, tetapi pemersatu berbagai pulau, daerah dan kawasan
Indonesia. Hanya melalui perhubungan antar pulau , antar pantai, kesatuan Indonesia
dapat terwujud. Pelayaran yang menghubungkan pulau-pulau, adalah urat nadi
kehidupan sekaligus pemersatu bangsa dan Negara Indonesia. Sejarah kebesaran
Sriwijaya atau Majapahit menjadi bukti nyata bahwa kejayaan suatu Negara
dinusantara hanya bisa dicapai melalui keunggulan Laut. Karenanya, pembangunan
industry pelayaran nasional sebagai sektor strategis, perlu diprioritaskan agar
dapatmeningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Karena nyaris seluruh
komoditi untuk perdagangan internasional diangkut dengan menggunakan sarana dan
prasarana transportasi Laut, dan menyeimbangkan pembangunan kawasan (antara
kawasan timur Indonesia dan barat) demi kesatuan Indonesia, karena daerah terpencil
dan kurang berkembang (yang mayoritas berada dikawasan Indonesia timur yang
kaya umber daya alam) membutuhkan akses ke pasar dan mendapat layanan, yang
sering kali hanya bisa dilakukan dengan transportasi Laut.
Pelayaran adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan
diperaiaran,kepelabuhan, serta keamanan dan keselamatannya. Secara garis besar
pelayarandibagi menjadi dua yaitu pelayaran niaga (yang terkait dengan kegiatan
komersial) dan pelayaran Non Niaga (yang terkait dengan kegiatan non komersil
seperti pemerintahan dan bela Negara).
Angkutan diperairan (transportasi Laut) adalah kegiatan pengangkutan
penumpang, dan atau barang, dan atau hewan, melalui suatu wilayah perairan
(laut,sungai, dan danau penyeberangan) dan teritori tertentu (dalam negeri atau luar
negeri), dengan menggunakan kapal, untuk layanan khusus dan umum. Wilayah
perairan terbagi menjadi:

1. Perairan laut : wilayah perairan lau


2. Perairan sungai dan danau : wilayah perairan pedalaman, yaitu : sungai,danau,
waduk, rawa, banjir, kanal dan terusan
3. Perairan penyeberangan : wilayah perairan yang memutuskan jaringan jalanatau jalur
kereta api. Angkutan penyeberangan berfungsi sebagai jembatan penggerak,
penghubung jalur.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Transportasi Laut

Transportasi laut yang merupakan salah satu bagian dari Sistem Transportasi
Nasional memegang peranan penting dan strategis dalam mobilitas penumpang,
barang dan jasa baik di dalam negeri maupun ke dan dari luar negeri,disamping
itusebagai urat nadi kehidupan bidang ekonomi, sosial, budaya,pertahanan
dankeamanan serta sebagai sarana untuk meningkatkan dan memeratakan
kesejahteraanmasyarakat. Sehubungan dengan peranan tersebut,sudah selayaknya
apabila bangsaIndonesia memiliki sarana dan prasarana transportasi laut yang
tangguh dan potensialagar peranannya dapat berfungsi secara optimal.

Pelabuhan laut yang merupakan salah satu sub sistem transportasi laut adalah
merupakan titik atau node dimana pergerakan barang dan atau penumpang dengan
menggunakan moda laut akan dimulai, diakhiri atau transit. Selain itu pelabuhan laut
berperan besar dalam pencapaian sistem transportasi laut yang efektif dan efisien,
untuk tercapainya sistem yang efektif dan efisien sangat dipengaruhi oleh kinerja
pelabuhan laut yang menghubungkan jaringan transportasi darat dan laut.Peran
pelabuhan tersebut hanya dapat dicapai jika pelabuhan tersebut didukung
olehfasilitas yang memadai, sumber daya manusia yang profesional dan system
manajemen yang baik.

Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit


lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan
Singapura. Hal ini disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing
negara dalam menangani kinerja sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari
Negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang
integraldari pembangunan perekonomian. Pembangunan berbagai sarana dan
prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel
dapat menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar,
baik dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi
daninvestasi dalam perekonomian lokal dan regional.

Kurang tanggapnya pemerintah dalam menanggapi prospek perkembangan


ekonomi yang dapat diraih dari tansportasi merupakan hal yang seharusnya
dihindari.Sistem transportasi dan logistik yang efisien merupakan hal penting dalam
menentukan keunggulan kompetitif dan juga terhadap pertumbuhan kinerja
perdagangan nasional dalam ekonomi global. Jaringan urat nadi perekonomian akan
sangat tergantung pada sistem transportasi yang andal dan efisien, yang dapat
memfasilitasi pergerakan barang dan penumpang di berbagai wilayah di Indonesia.

Pada hakikatnya transportasi merupakan proses perpindahan barang,


manusia,maupun jasa. Dalam proses perpindahan tersebut terdapat suatu proses
dimana seseorang akan melakukan aktivitas ekonomi. Salah satu contoh yang paling
sederhana adalah ketika seorang mahasiswa berangkat menuju kampus menggunakan
sarana transportasi umum berupa bus. Ketika mahasiswa menumpang bus
tersebuttelah terjadi aktivitas ekonomi disaat mahasiswa membayar ongkos kepada
kernet.Dalam perjalanan biasanya pedagang asongan akan turut menumpang bus
dengan menawarkan barang daganganya. Ketika itu kembali lagi terjadi aktivitas
ekonomi disaat mahasiswa tersebut membeli barang dagangan pedagang tersebut.
Melalui contoh sederhana tersebut dapat dimaknai bahwa transportasi merupakan
sarana penunjang bagi aktifitas ekonomi.

Dalam hal ini transportasi memegang peranan vital bagi pembangunanekonomi


daerah. Melalui tersedianya sarana dan prasarana yang baik maka distribusi barang,
jasa, maupun manusia akan mampu berjalan lebih lancar, cepat, dan dalamkuantitas
yang besar sehingga pembangunan di daerah akan berjalan dengan mulus.Peranan
transpotsi laut yang menunjang salah satunya yaitu Teknologi pembuatankapal.
Teknologi pembuatan kapal di Indonesia mengalami perkembangan yangsangat pesat
setelah mendapat pengaruh asing. Dari para pelaut asing itulah bangsaIndonesia
memperoleh tambahan pengetahuan teknologi navigasi dan pelayaran,sehingga
akhirnya Indonesia memiliki Idustri kapal yang modern. ndustri perkapalan berawal
dari sebuah bengkel tempat mereparasi kapal. Kemudian bengkel itu berkembang
menjadi industri yang merancang dan membangun kapalsebagai sarana transportasi
laut, dan dioperasikan oleh PT. Pelayaran laut NasionalIndonesia (PT. PELNI).
Industri kapal Indonesia dimotori oleh PT. PAL Indonesia.Perusahaan ini merupakan
sebuah BUMN. Pendiri perusahaan kapal ini telah dirintissejak tahun 1823, yaitu
pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Ide pendirian bengkel reparasi kapal laut
ini dimunculkan oleh Gubernur General Hindia belandaV.D. Capellen. Nama
perusahan itu adalah NV. Nederlandsch Indische Industrie.Pada tahun 1849, sarana
perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di daerahUjung, surabaya. namun
pada tahun 193 pemerintah Hindia Belanda mengganti namamenjadi Marine
Establishment (ME). ME berfungsi sebagai sebuah pabrik pemeliharaan dan
perbaikan kapal. Pada masa pendudukan jepang, ME tidak berubahfungsi dan tetap
menjadi bengkel reparasi dan perbaikan kapal-kapal angkatan lauttentara Jepang
dibawah pengawasan Kaigun. Tetapi pada masa perang kemerdekaan,ME kembali
dikuasai Belanda dan baru diserahkan pada Indonesia pada tanggal 27Desember
1949. Sejak saat itu nama perusahaan kapal laut tersebut diubah menjadiPenataran
Angkatan Laut (PAL).

Pada athun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum)
PAL. 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1981 bentuk badan usaha Perum PAL
diubah menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (saat itu
menjabat sebagai menristek). PT. PAL memproduksi berbagai jenis kapal, mulai dari
kapal ikan, kapal niaga, kapal perang, tugboat, tanker, kapal penumpang dan kapal
riset. Kapal riset buatan PT. PAL adalah kapal Baruna Jaya VIII milik LIPI.

Sementara itu upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang


trasportasi laut antara lain merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur
yang ada, seperti pengadaan kapal Feri dan kapal pengangkut barang, perbaikan
pelabuhan-pelabuhan laut, terminal peti kemas dan dermaga-dermaga. hal itu
bertujuan untuk lebih memperlancar lalu lintas antar pulau, meningkatkan
perdagangan domestik dan internasional Indonesia Perkembangan trasportasi laut
pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan teknologitersebut telah membuat
bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal angkut penumpang yaitu Palindo jaya
500. kapal tersebut diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995. Kapal
tersebut dibuat untuk menunjang sarana trasportasi lautyang lebih cepat dan aman.
Dengan demikian, kegiatan trasportasi laut akan berdampak dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Beberapa contoh peranan transportasi dalam memprcepat pembangunan di Indonesia


yaitu:

1. Usaha bongkar muat barang, yaitu kegiatan usaha pembongkaran dan barangdan
atau hewan dari dan ke kapal
2. Usaha jasa pengurusan transportasi (freight forwarding), yaitu kegiatan
usahauntuk pengiriman dan penerimaan barang dan hewan melalui angkutan
darat,laut, dan udara
3. Usaha ekspedisi muatan kapal laut, yaitu kegiatan usaha pengurusan dokumendan
pekerjaan yang berkaitan dengan penerimaan dan penyerahan muatanyang
diangkut melalui laut
4. Usaha angkutan di perairan pelabuhan, yaitu kegiatan usaha pemindahan
penumpang dan atau barang atau hewan dari dermaga ke kapal atausebaliknya
dan dari kapal ke kapal, di perairan pelabuhan
5. Usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau alat apung, yaitu kegiatanusaha
menyediakan dan penyewaan peralatan penunjang angkutan laut danatau alat
apung untuk pelayanan kapal
6. Usaha tally, yaitu kegiatan usaha perhitungan, pengukuran, penimbangan, dan
pencatatan muatan kepentingan pemilik muatan atau pengangkut
7. Usaha depo peti kemas, yaitu kegiatan usaha penyimpanan, penumpukan,
pembersihan, perbaikan, dan kegiatan lain yang terkait dengan pengurusan peti
kemas.

2.2 Permasalahan Transpotasi Laut

Beberapa permasalahan yang timbul dalam peranan transportasi laut untuk


mempercepat pembangunan di Indonesia yaitu ;

1. Masalah Transportasi Laut Di Indonesia


Dalam periode 5 tahun (1996-2000) jumlah perusahaan pelayaran di
Indonesiameningkat, dari 1,156 menjadi 1,724 buah, atau bertambah
perusahaan (peningkatanrata-rata 10.5% p.a). Sementara kekuatan armada
pelayaran nasional membesar, dari6,156 menjadi 9,195 unit (peningkatan rata-
rata 11.3% p.a). Tapi dari segi kapasitasdaya angkut hanya naik sedikit, yaitu
dari 6,654,753 menjadi 7,715,438 DWT. Berartikapasitas rata-rata perusahaan
pelayaran nasional menurun. Sepanjang periodetersebut, volume perdagangan
laut tumbuh 3% p.a. Volume angkutan naik dari379,776,945 ton (1996) menjadi
417,287,411 ton (2000), atau meningkat sebesar 51,653,131 ton dalam waktu
lima tahun, tapi tak semua pertumbuhan itu dapatdipenuhi oleh kapasitas
perusahaan pelayaran nasional (kapal berbendera Indonesia), bahkan untuk
pelayaran domestic (antar pelabuhan Inonesia). Pada tahun 2000, jumlah kapal
asing yang mencapai 1,777 unit dengan kapasitas 5,122,307 DWTmeraup
muatan domestic sebesar 17 juta ton atau sekitar 31%
Walhasil, saat ini industri pelayaran Indonesia sangat buruk. Perusahaan
pelayaran nasional kalah bersaing di pasar pelayaran nasional dan
internasional,karena kelemahan di semua aspek, seperti ukuran, umur,
teknologi, dan kecepatankapal. Di bidang muatan internasional (ekspor/import)
pangsa perusahaan pelayarannasional hanya sekitar 3% to 5%, dengan
kecenderungan menurun. Proporsi inisangat tidak seimbang dan tidak sehat bagi
pertumbuhan kekuatan armada pelayarannasional.
Data tahun 2002 menunjukan bahwa pelayaran armada nasional
Indonesiasemakin terpuruk dipasar muatan domestic. Penguasaan pangsanya
menciut 19%menjadi hanya 50% (2000:69%). Sementara untuk muatan
internasional tetapdikisaran 5%. Dari sisi financial, Indonesia kehilangan
kesempatan meraih devisa sebesar US$10.4 Milyar, hanya dari transportasi laut
untuk muatan ekspor/ importsaja. Alih-alih memperoleh manfaat dari penerapan
prinsip cabotage (yang tidak ketat) industri pelayaran Indonesia malah sangat
bergantung pada kapal sewa asing.Armada nasional pelayaran Indonesia
menghadapi banyak masalah, seperti : banyak kapal, terutama jenis
konvensional, menganggur Karena waktu tunggu kargo yang berkepanjangan;
terjadi kelebihan kapasitas, yang kadang-kadang memicu perangharga yang
tidak sehat; terdapat cukup banyak kapal, tetapi hanya sedikit yangmampu
memberikan pelayanan memuaskan; tingkat produktivitas armada drycargo
sangat rendah, hanya 7,649 ton-miles/ DWT atau sekitar 39.7%
dibandingkanarmada sejenis di Jepang yang 19,230 ton-miles / DWT.
Situasi pelayaran sangat pelik, karena ketergantungan pada kapal sewa
asingterjadi bersamaan dengan kelebihan kapasitas armada domestic. Situasi
bagailingkaran tak berujung itu disebabkan lingkungan investasi perkapalan
yang tidak kondusif. Banyak perusahaan pelayaran ingin meremajakan
armadanya, tapi sulitmemperoleh pinjaman di pasar uang domestic. Dan disisi
lain lebih mudahmemperoleh pinjaman dari sumber-sumber luar negeri.
Beberapa perusahaan besar cenderung mendaftarkan kapalnya di luar negeri
(flagged-out). Tapi perusahaan kecildan menengah tidak mampu melakukannya,
sehingga tak ada alternative kecualimenggunakan kapal berharga murah, tapi
tua dan scrappy. Akibatnya terjadiketergantungan yang semakin besar pada
kapal sewa asing dan pemrosotan produktivitas armada.

2. Masalah Investasi Transportasi Laut


Di Indonesia terdapat dua kelompok besar penyelenggara transportasi
Laut,yaitu oleh pemerintah (termasuk BUMN) dan swasta. Masing-masing
kelompok terbagi dua. Di pihak pemerintah terbagi menjadi BUMN pelayaran
yangmenyelenggarakan transportasi umum dan BUMN non pelayaran yang
hanyamenyelenggarakan pelayaran khusus untuk melayani kepentingan sendiri.
Pihak swasta terbagi menjadi perusahaan besar dan perusahaan kecil (termasuk
pelayaran rakyat). Ragam mekanisme penyaluran dana investasi pengadaan
kapal ternyatasejalan dengan pembagian tersebut. Masing-masing pihak di tiap-
tiap kelompok memiliki mekanisme pembiayaan tersendiri.

3. Hambatan dalam Pendanaan Kapal


Dunia pelayaran Indonesia menghadapi banyak hambatan structural dan
sistematisdi bidang financial, seperti di paparka di bawah ini.
 Keterbatasan lingkup dan skala sumber dana :Official Development
Assistance (ODA), terkonsentrasi untuk investasi public di berbagai sector
pembangunan, kecuali pelayaran. Other Official Finance (OOF), kredit
ekspor dari Jepang sedang terjadwal ulang. Foreign Direct Investment
(FDI), sejauh initidak ada anggaran pemerintah hanya dialokasikan untuk
pengadaan kapal pelayaran perintis. Pinjaman Bank asing tersedia hanya
untuk perusahaan pelayaran besar (credit worthby) pinjaman Bank swasta
nasional hanyadisediakan dalam jumlah sangat kecil.
 Tingkat suku bunga pinjaman domestic 15-17% p.a untuk jangka waktu
pinjaman 5 tahun
 Jangka waktu pinjaman yang hanya 5 tahun terlalu singkat untuk industri
pelayaran
 Saat ini kapal yang dibeli tidak bisa dijadikan sebagai kolateral
 Tidak ada program kredit untuk kapal feeder termasuk pelayaran rakyat,
kecuali pinjaman jangka pendek berjumlah sangat kecil dari bank nasional
 Tidak ada kebijakan pendukung,serta Prosedur peminjaman (appraisal,
penyaluran, angsuran) kurang ringkas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Industri pelayaran, bahkan transportasi Laut yang merupakan salah satu


bagiannya memiliki banyak aspek yang saling terkait. Karena itu, upaya
peningkatan daya saing pada aspek yang relevan perlu dilakukan secarasimultan.
Aspek relevan tersebut meliputi : Pembenahan administrasi danmanajemen
pemerintahan di laut, termasuk keselamatan dan keamanan Lautserta
perlindungan laut.
2. Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang baik maka distribusi barang, jasa,
maupun manusia mampu berjalan lebih lancar, cepat, dan dalamkuantitas yang
besar sehingga pembangunan di daerah akan berjalan denganmulus.

3.2 Saran

1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah


harusmenaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan,
pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus
berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur
tersebut.
2. Dalam hal peningkatan kualitas pelayanan transportas, pemerintah wajib
menerapkan kebijakan-kebijakan regulasi dan manajemen transportasi yang
efektif, serta melakukan pengawasan-pengawasan ketat terhadap pengoperasian
kebijakan-kebijakan tersebut untuk meminimalisir penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan oleh perusahan atau organisasi penyelenggara
transportasi.

Anda mungkin juga menyukai