PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
IMAM MUHADI
NPM.14141021
0
BAB I
PENDAHULUAN
adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di
salah satu rantai perdagangan yang sangat penting dari seluruh proses
titik temu antar transportasi darat dan laut, peranan pelabuhan menjadi sangat
secara efesien. Salah satu komponen penting dari sistem transportasi laut
1
digunakan sebagai tempat keluar masuk barang khususnya petikemas
tempat bongkar dan muat barang, embarkasi dan debarkasi bagi penumpang
efisiensi distribusi internal, dan yang lebih umum, kepaduan dan integritas
perairan baik sungai, danau maupun laut, dengan adanya transportasi ini,
jarak tempuh yang dibutuhkan akan terasa lebih cepat, terutama bagi
(2004) dalam Setiawan (2012). Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas
berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
2
Undang 17 Tahun 2008). Dengan demikian perencanaan sistem transportasi
laut perlu memperhatikan aspek pelayanan kapal dan kecepatan bongkar muat
barang.
hal ini adalah terminal yang merupakan unsur utama dan merupakan fasilitas
sandar dan tambat di pelabuhan termasuk pengguna jenis peralatan yang akan
sebagai titik singgung atau tempat pertemuan dua moda atau sistem
transportasi, (2) link, sebagai salah satu mata rantai dari sistem transportasi.
Sebagai bagian dari mata rantai transportasi, pelabuhan tidak terlepas dari
mata rantai transportasi lainnya baik dilihat dari kinerja maupun dari segi
secara keseluruhan, (3) gateway, sebagai pintu gerbang dari suatu negara atau
2011).
unsur utama dan merupakan fasilitas tempat sandar kapal serta melakukan
3
tambat/sandar, bongkar dan muat barang serta penyediaan gudang dan
dilaksanakan dengan alat angkutan darat, laut dan udara (secara terbatas) dan
komputer.
secara terpadu antara pengangkutan yang menggunakan truk, kereta api, kapal
domestik (kapal laut atau sungai dan danau), kapal samudera secara berganti-
mencapai sekitar 1.000 ton per hari untuk muatan umum (general cargo).
Selain itu, biaya tenaga kerja yang merupakan bagian terbesar dari
4
di hampir seluruh negara di dunia. Hal ini berarti bahwa waktu yang
Wahyu,2008).
persaingan dalam pasar globalisasi saat ini, sehingga memicu bagi pihak
5
besarnya pangsa pasar yang diperoleh maka dimungkinkan suatu perusahaan
tersebut memperoleh pasar yang tinggi agar dapat terus bersaing dan
dan jasa yang memberikan nilai terbesar bagi mereka. Jadi, kunci agar
6
pelanggan adalah evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih
harapannya.
Di Solo Grand Mall. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa variabel
independen yang terdiri dari bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan,
Disamping itu, Yuliarmi dan Riyasa (2007) juga pernah melakukan penelitian
pencatatan meter air berada dalam kategori tingkat kepuasan sedang, lokasi
7
(reliability) (X1), faktor ketanggapan (responsiveness) (X2), faktor keyakinan
faktor keyakinan (assurance) (X3), faktor empati (emphaty) (X4), dan faktor
(X1) dalam model ini tidak berpengaruh nyata dan positif terhadap kepuasan
menghasilkan laba yang lebih besar. Dari uraian diatas maka diperlukan suatu
apakah pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan dalam hal ini adalah
8
I.2 Rumusan Masalah
9
Hasil penelitian diharapkan dapat mengungkapkan berbagai
Penampilan Fisik
Petikemas Surabaya.
Petikemas Surabaya.
1. Bagi perusahaan
10
akan dapat menambah jumlah pelanggan pada PT. Terminal Petikemas
Surabaya.
2. Bagi Fakultas
khasanah pengetahuan.
3. Bagi penulis
mengenai materi dan halhal yang dibahas dalam tiaptiap bab. Adapun
BAB I PENDAHULUAN
11
Bab dua berisi tentang konsep dan teori mengenai kepuasan pelanggan,
Bab V PENUTUP
Dan bab lima ini berisi tentang kesimpulan atas hasil penelitian dan
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tahun 1970-an yang ditandai dengan adanya kapal dan pelabuhan petikemas
petikemas baru dimulai pada akhir dasawarsa enam puluhan di mana satu
feeder service Indonesia Singapura atau oleh kapal lain yang menjalani
itu masa itu di Indonesia belum terdapat fasilitas dermaga petikemas dan
13
petikemas langsung dari pelabuhan asal muatan ke pelabuhan tujuannnya di
Tanjung Perak Surabaya. Atas dasar sikap ini maka mulai tahun 1974
ini mendapat bantuan dari bank Dunia dan karena pelabuhan petikemas
bahwa seluruh kawasan yang terletak pada Pelabuhan III timur tersebut
sarana pendukungnya.
dimulai tahun 1974 tersebut dinyatakan sudah selesai dan sudah mulai
difungsikan pada tahun 1978 dengan sarana pendukung utama berupa dua
14
lainnya seperti pesawat terbang. Hal ini mengingat kapal memiliki kapasitas
angkut yang jauh lebih besar dibandingkan dengan alat transportasi lainnya
gantry crane.
trailer yang sudah siap dibawah portal gantry, yang akan segera
15
shipment ke satu lokasi penumpukan (tadinya terpencar pada beberapa
lokasi / kapling.
membutuhkan pelayanan yang baik agar arus bongkar muat dapat berjalan
dengan baik, maka setiap kapal yang merapat ke sebuah pelabuhan akan
kapal untuk melakukan bongkar muatan cukup mahal, tetapi disisi lain ada
tersebut seperti dapat mengangkut barang yang cukup besar seperti peti
melalui jalan, kereta api maupun laut, karena memiliki dimensi yang baku,
berat maksimal yang baku pula sehingga overloading seperti yang sering
terjadi dijalan raya bisa dihindari, tidak memerlukan gudang karena bisa
muat yang singkat. Mark Levinson dalam bukunya The Box (2003)
16
mengatakan bahwa the container made shipping cheap, and by doing so
Indonesia biaya resmi pelayanan peti kemas diatur dalam Surat Keputusan
diperlukan alat - alat bongkar muat petikemas yang tentunya memiliki nilai
efektifitas dan efisiensi kerja. Seperti contohnya waktu standart container crane
kegiatan muat sebesar 113.8 detik dengan output standar adalah sebesar 31.6 32
rubber tyred gantry kegiatan muat sebesar 122 detik dengan output standar adalah
sebesar 105 detik dengan output standar adalah sebesar 34 petikemas/jam. Untuk
lebih jelas mengenai alat alat yang digunakan untuk proses bongkar muat secara
a. Gantry Crane
Gantry crane merupakan alat bongkar muat petikemas yang letaknya berada
disisi dermaga. Cara kerjanya meliputi pada saat alat ini tidak beroperasi,
manuver kapal ketika merapat ke dermaga atau keluar dari dermaga, jika
17
beroperasi membongkar Petikemas, setelah mengambil Petikemas dari
cara tersebut dinamakan Hook Cycle berjalan cukup cepat yaitu kurang lebih 2
sampai 3 menit per box. Dengan demikian produktivitas hook cycle berkisar
20 sampai 25 box tiap jam. Hook cycle adalah waktu yang diperlukan dalam
Gambar 2.1.
Gantry Crane PT. Terminal Petikemas Surabaya
b. Container Spreader
Container Spreader adalah alat bongkar muat Petikemas yang terdiri dari
kerangka baja segi empat yang dilengkapi dengan pena pengunci pada bagian
bawah keempat sudutnya dan digantung pada kabel baja dari gantry crane,
transtainer, Straddler Loader, dan dengan konstruksi yang sedikit berbeda juga
18
Gambar 2.2
Container spreader PT. Terminal Petikemas Surabaya
c. Staddler Loader
depan dan belakang lokasi semula. Fungsi alat ini adalah untuk
lain menyiapkan petikemas yang akan dimuat oleh gantry crane atau
bawah kaki / portal gantry, guna dijauhkan ketempat lain supaya tidak
Gambar 2.3
Staddler loader PT. Terminal Petikemas Surabaya
19
d. Transtainer / Rubber Tyred Gantry
Alat ini disebut juga dengan RTG (Rabber Tayred Gantry) fungsinya adalah
tumpukan lainnya.
Gambar 2.4
Staddler loader PT. Terminal Petikemas Surabaya
e. Container Forklift
angkatnya jauh lebih besar, lebih dari 20 ton dengan jangkauan lebih
20
Gambar 2.5
Container forklift PT. Terminal Petikemas Surabaya
f. Side Loader
untuk menurunkan dan menaikan Petikemas dari dan ke atas trailer atau
chasis dimana untuk keperluan tersebut trailer trailer atau chasis dibawa
petikemas.
Gambar 2.6
Side Loader PT. Terminal Petikemas Surabaya
21
Setelah barang -barang diangkut dari kapal, kemudian dibawa ke
barang mana yang akan disimpan di pelabuhan. Selain itu terminal petikemas
dengan sebuah lapangan (yard) yang luas dan diperkeras untuk bongkar/
muat dan menumpuk petikemas yang dibongkar atau yang akan dimuat
crane, yaitu derek darat yang hanya dapat digunakan untuk membongkar
di dalam Kapal.
untuk menimbun Petikemas FCL yang akan dimuat atau dibongkar dari
Kapal.
22
3. Container Freight Station (CFS)
5. Menara Pengawas
6. Bengkel Pemeliharaan
23
7. Apron
gantry crane, rel rel kereta api dan jalan truk trailer, serta
tersebut memberikan beban yang sangat besar pada dermaga dan harus
untuk pekerjaan pada malam hari dan keamanan. Pergerakan barang dan
(consignee).
Indonesia, maka Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan surat No. S-
24
263/BC/1981 tanggal 3 Juli 1981 telah menetapkan ketentuan tentang
sebagai berikut :
kembali.
bersangkutan.
25
d. Peti Kemas dibuat kokoh/kuat dan dilengkapi dengan pintu yang
dikunci dari luar. Semua bagian dari Peti Kemas termasuk pintunya
tidak dapat dilepas atau dibuka dari luar tanpa meninggalkan bekas
nyata.
b. Selain dari itu ada juga petikemas yang dilengkapi dengan mesin
3. Penggunaan Petikemas
impor
26
4. Istilah-istilah dalam penggunaan Peti Kemas
(Container)
container satu jenis barang dari satu orang pengirim dan satu
orang
penerima.
door-to-door service
kaki, 20 kaki, dan 40 kaki. Ukuran dasar yang dipakai adalah Peti
27
terminal disebut stuffing.
unstuffing
h. Roro (Roll on roll of) Roro adalah Peti Kemas yang beroda
didorong atau ditarik dan ada pula yang dilengkapi dengan mesin
lambung.
28
diapungkan di air untuk memuat atau menurunkan lash. Flash
strategi untuk sukses dan tetap hidup dalam lingkungan persaingan saat ini.
Zeithaml & Berry (1985:42), kualitas jasa adalah ukuran untuk mengukur
29
konsumen. Memberikan kualitas pelayanan berarti menyesuaikan dengan
bahwa kepuasan itu berhubungan dengan ukuran dan langsung terarah pada
30
tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain, yaitu
suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas
keseluruhan cirri-ciri dan karakteristik dari suatu produk jasa dalam hal
Kualitas jasa yang dipengaruhi oleh dua variabel yaitu jasa yang dirasakan
dan jasa yang diharapkan. Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada
yang diharapakan, para pelanggan menjadi tidak tertarik pada penyedia jasa
jasa yaitu expected service dan perceived service seperti yang dikemukan
jasa yang dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima
31
melampuai harapan pelanggan, maka kualitas jasa yang dipersepsikan
sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah
1. Intangibility
hanya bisa dikonsumsi tetapi tidak bisa dimiliki. Jasa bersifat intangible
sendiri.
2. Inseparability
3. Variability
32
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standarized
pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli
jasa sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali
4. Perishability
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
Hal ini tidak menjadi masalah bila permintaannya tetap karena mudah
33
penanganan masalah konsumen, dan penyediaan pelayanan tepat waktu.
perusahaan.
para karyawan.
pretasi.
34
kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,
berikut:
orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin
35
kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa berkualitas
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas
harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk
dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Pengertian ini didasarkan pada
36
disconfirmation paradigm dari Oliver (dalam Engel, et al.., 1990;
Pawitra, 1993). Konsep kepuasan pelanggan ini dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Tujuan Perusahaan
Kebutuhan dan
Produk Barang/ jasa keinginan konsumen
Tingkat kepuasan
Gambar 2.7
Bagan Konsep Kepuasan Pelanggan
menjadi hal yang sangat esensial bagi setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan
langkah tersebut dapat memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan
Pada prinsipnya kepuasan pelanggan itu dapat diukur dengan berbagai macam
metode dan teknik. Metode dan teknik pengukuran kepuasan pelanggan dapat
37
Kotler, et al.,(1995) mengidentifikasi 4 metode untuk mengukur
b. Ghost Shopping
38
potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka
sedang dinilai, tentu saja perilaku mereka akan menjadi sangat manis
39
pelanggannya. Metode ini dilakukan dengan harapan memperoleh
perusahaan.
2) Derived dissatisfaction
3) Problem analysis
40
Saran-saran untuk melakukan perbaikan.
satisfaction).
41
rasakan (derived dissatisfaction).
aman, jumlah kasir agar antrian tidak terlalu panjang. Sarana fisik
pendukung dari produk jasa yang diberikan, apabila fasilitas fisik yang
42
dan Riyasa (2007) membuktikan bahwa aspek fisik (Tangible)
pelayanan memiliki aspek fisik yang bagus, maka kepuasan nasabah akan
pelanggan.
Tingkat kesediaan atau kepedulian ini akan dilihat sampai sejauh mana
43
pelayanan memiliki daya tanggap yang bagus, maka kepuasan nasabah
dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf, bebas dari bahaya atau
pelanggan.
44
4. Pengaruh Kehandalan (Reliability) terhadap kepuasan pelanggan
sebagai suatu perusaha an penyedia produk dan jasa PT. Apex Semarang
produk dan pelayanan yang diberikan secara baik dan tepat akan
baik atas produk dan pelayanan yang diberikan yang berarti bahwa
45
lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dimensi
46
2.10 Kerangka Konsep/ Pemikiran
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.8, dimana pada gambar tersebut
kepuasan pelanggan.
Gambar 2.8
Kerangka Konsep/ Pemikiran
2.11 Hipotesis
47
Hipotesis 2 : Responsiveness berpengaruh positif terhadap kepuasan
pelanggan
pelanggan
pelanggan
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa yg akan datang. Metode yang
variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini memiliki dua sifat yang
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki ( Nazir, 2005 : 54). Kedua
49
Surabaya maka dilakukan penelitian yang berjenis deskriptif dengan
menggunakan sumber data primer yang diperoleh dari hasil observasi dan
yang mana:
50
X2 Kehandalan (reliability), kemampuan perusahaan untuk
akurat.
membantu
keramahtamahan
terhadap pelanggan
51
3.2.2 Definisi Operasional
sebagai berikut :
52
Kehandalan a. Kecepatan pemrosesan dokumen CEIR
(Reliability) (Container Equipment Interchange
Receipt)/Job Slip (Job Order), baik
pengiriman (ekspor) maupun pengambilan
(Impor) Peti Kemas dari pihak TPKS
b. Pelayanan yang cepat, tepat dan ramah
serta selalu siap menolong yang diberikan
karyawan TPKS
c. Pelayanan operator bongkar Muat Peti
Kemas yang cepat dan tepat (waktu
pelayanan ekspor maupun impor)
PT. Terminal Petikemas Surabaya (PT. TPS) bongkar muat petikemas Jl.
53
3.4 Populasi dan Sample Penelitian
1. Populasi
2002:115).
Tabel 3.1
Daftar Agen-Agen Pelayaran di PT. TPS
NO AGEN PERWAKILAN
1 PT.SURI ADIDAYA KAPUAS 2 Org
2 PT.SWADAYA WIRA MARITIM 2 Org
3 PT.BAHANA UTAMA LINE 2 Org
4 PT.UTAMA LESTARI BAHARI 2 Org
5 PT.SIANTAN KEMBANG 2 Org
6 PT.TANJUNG CEMERLANG SHIPPING 2 Org
7 PT.PULAU LAUT 2 Org
8 PT.TANJUNG MAS BAHARI P. 2 Org
9 PT.FITRIA ANTAR NUSA 2 Org
10 PT.DASA KARINDO UTAMA 2 Org
11 PT.DJAKARTA LLOYD 2 Org
12 PT.SAMUDERA INDONESIA 2 Org
13 PT.KANAKA DWIMITRA M. 2 Org
14 PT.AGRABUDI JASA PELAYARAN 2 Org
15 PT.SUFI BAHARI LINE 2 Org
16 PT.CONTAINER MARITIME ACTIVITIES 2 Org
17 PT.ANDAL LAUTAN NIAGA 2 Org
18 PT.PILINDO MEGAH SELATAN 2 Org
19 PT.EVERGREEN 2 Org
20 PT.BIMAS RAYA 2 Org
21 PT.BINTIKA BANGUN NUSA 2 Org
54
22 PT.LAYAR SENTOSA SHIPPING 2 Org
23 PT.ANDROMEDA PACIFIC LINE 2 Org
24 PT.CAHAYA ANUGERAH SARANA 2 Org
25 PT.DIAMOND MARINE INDAH 2 Org
26 PT.TRESNA MUDA SEJATI 2 Org
27 PT.PELNI 2 Org
28 PT.DHARMA LAUTAN UTAMA 2 Org
29 PT.PRIMA VISTA 2 Org
30 PT.ARPENI 2 Org
55
NO AGEN PERWAKILAN
31 PT.SAMURA RAYA 2 Org
32 PT.AMERICA PACIFIC LINE 2 Org
33 PT.SEKAR SARI 2 Org
34 PT.ASMA RAYA 2 Org
35 PT.JAYAKARTA BAHAGIA 2 Org
36 PT.SURYA SUMEKAR ABADI 2 Org
37 PT.CAHAYA TOANA 2 Org
38 PT.PT.BINA MANDIRI 2 Org
39 PT.CAHAYA KALIMANTAN RAYA 2 Org
40 PT.BERKAT NUR 2 Org
41 PT.GPIM 2 Org
42 PT.NIAGARA RAYA 2 Org
43 PT.RESTU BERSAMA 2 Org
44 PT.PANDAWA RAHMAT USAHA 2 Org
45 PT.AKABATAMA RAYA 2 Org
46 PT.ABNA JAYA 2 Org
47 PT.BINA BAHARI RAYA 2 Org
48 PT.CAHAYA BUANA SETIA 2 Org
49 PT.ALAM SEJATI 2 Org
50 PT.KECUBUNG SAMUDERA 2 Org
TOTAL 100 org
2. Sample Penelitian
yang sama untuk dipilih. Sampel yang baik adalah sampel yang
56
untuk mengatasi itu semua, yaitu dengan rumus error. Bila
P(1 P)
E = 1,64
n
Dimana :
E = Error
P = Proporsi sampel
N = Jumlah sampel
f(P) = P P2
df(P) / d(P) = 1 2P
0 = 1 2P
P = 0,5
(confidence level) 90% dan kesalahan yang terjadi tidak lebih dari
57
3.5 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)
58
3. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
2. Wawancara
3. Studi Pustaka
lainnya.
59
bentuk penggambaran / uraian-uraian terutama untuk mengolah
1. Uji Validitas
60
valid.
2. Uji Reliabilitas
Cronbach alpha lebih kecil dari 0,6 (Ghozali, 2006 : 16). Dalam
bantuan SPSS 13.0 dan batas kritis untuk nilai alpha untuk
digunakan adalah :
a. Uji Normalitas
61
Probability Plot. Data dapat dikatakan normal jika titik data
imbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dan kurva
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskidastisitas.
Dasar analisis :
62
telah terjadi heteroskedastisitas.
terjadi heteroskidastisitas.
c. Uji Multikolonieritas
(VIF).
63
=1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang
tinggi. Nilai Cut Off yang umum dipakai adalah nilai tolerance
< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus
2
dependen secara parsial , uji F (Ftest), koefisien determinasi (R ) untuk
Y = o + 1 X1 +2X2 +3X3 +e
Dimana :
Y = Kepuasan Pelanggan
o = Intercept (konstanta)
1, 2, 3 = Koefisie Regresi
X1 = Variabel yang mewakili tangible
X2 = Variabel yang mewakili reliability
X3 = Variable yang mewakili responsiveness
e = Residual atau kesalahan prediksi
64
3.6.4 Analisis Koefisien Determinasi
Tidak seperti R, nilai Adjusted R dapat naik atau turun apabila satu
83).
square.
65
3.6.5 Uji F (goodness of fit model)
Jika t hitung < t tabel, maka Ho alternatif ditolak. Jadi tidak ada
dependen.
66
DAFTAR PUSTAKA
Amir M.S. (1979). Peti Kemas (Masalah dan Aplikasinya), PT. Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta.
Engel, J.F., et al. (1990). Consumer Behaviour, 6th ed, Chicago, The
Dryden Press. Fandy Tjiptono (1996). Manajemen Jasa, Penerbit
ANDI, Yogyakarta.
Martila A. John and James C. John (1997). The Analysis of the Importance
and Satisfaction level of the Customers
MTS UNDIP. (2003). Pedoman Penulisan Tesis, Magister Teknik Sipil, PPs-
MTS UNDIP, Semarang.
Pelabuhan Indonesia III, PT (2001). Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT.
(Persero) Pelabuhan Indonesia III Terminal Peti Kemas Semarang,
Pelabuhan Indonesia III
67
Pelabuhan Indonesia III, PT (2002). Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa
Petikemas, Terminal Peti Kemas Semarang.
Santoso, Singgih (2001). SPSS versi 11, Mengolah Data Statistik secara
Profesional, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia Jakarta.
Zeithaml dan Berry (1995) dan Cronin dan Taylor (1994). Service Quality,
Jurnal Marketing American Association, Diterjemahkan oleh
Parasuraman.
68