PENDAHULUAN
Namun jika kita melihat kenyatan yang ada, harus kita akui bahwa memang
pelabuhan – pelabuhan yang ada di Indonesia masih belum dikelola dengan baik.
Sebagaimana yang kita telah ketahui bersama, dua pertiga wilayah Indonesia
berupa perairan. Ribuan pulau berjajar dari Sabang sampai Merauke. Posisi negeri
ini sangat strategis karena berada di persilangan rute perdagangan dunia. Ironisnya,
Indonesia tak mampu memanfaatkan peluang emas itu.
Sebagai negara kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam
perekonomian Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar
dalam menunjang mobilitas barang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi
sarana paling penting untuk menghubungkan antarpulau maupun antarnegara.
Namun, ironisnya, kondisi pelabuhan di Indonesia sangat memprihatinkan. Hampir
semua pelabuhan yang ada di Indonesia saat ini sudah ketinggalan zaman.
Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama ketimbang waktu
untuk berlayar. Melihat buruknya kondisi pelabuhan itu, tak heran bila investor
enggan berinvestasi di bidang perkapalan. Akibatnya, distribusi barang antarpulau
pun tersendat.
Oleh karena itu, melalui makalah kami ini, kami ingin mengidentifikasi cara
– cara yang sekiranya, meskipun kurang signifikan, dapat membantu
menyelesaikan masalah pengelolaan pelabuhan ini. Kami yakin jika pelabuhan
dapat dikelola dengan baik, pemasukan devisa bagi Indonesia akan mengalami
pertumbuhan kea rah yang lebih baik pula.
Selain berfungsi secara sosial dan ekonomi, pelabuhan juga penting dari sisi
politis (Indrayanto, 2005: 3). Artinya, dengan peran strategisnya sebagai pusat
interaksi yang mempunyai nilai ekonomi dan urat nadi dinamika sosial- budaya
suatu bangsa, pelabuhan mempunyai nilai politis yang sangat strategis untuk dijaga
dan dipertahankan eksistensi dan kedaulatannya. Aturan-aturan pengelolaan
pelabuhan yang berdaulat, transparan, aman, dan tidak diskriminatif terhadap
perusahaan asing serta dilakukan secara efektif dan efisien akan meningkatkan sisi
politis yang positif bagi suatu negara tempat pelabuhan itu berada.
Lebih dari itu, sebagai pusat kegiatan ekonomi, pelabuhan biasanya juga
memberikan layanan untuk lima kegiatan berikut. Pertama, pelayanan kapal
(labuh, pandu, tunda, dan tambat). Kedua, handling bongkar muat (peti kemas,
curah cair, curah kering, general cargo, roro). Ketiga, embarkasi dan debarkasi
penumpang. Keempat, jasa penumpukan (general cargo, peti kemas, tangki-tangki,
silo). Kelima, bunkering (mengisi perbekalan seperti air kapal,
BBM). Keenam, reception, alat, lahan industri. Ketujuh, persewaan, alat, lahan
industri (Pelindo: 2013).
Beragamnya fungsi dan layanan yang disediakan pelabuhan membuat
pelabuhan sering dianalogikan sebagai sebuah sistem. Sistem pelabuhan mendapat
dukungan paling tidak dari tiga sub-sistem pendukung utama, yaitu: 1)
penyelenggaraan atau port administration/port authority, yakni
pemerintah/kementerian perhubungan dan 16 institusi pemerintah lainnya; 2)
pengusahaan atau port business, yakni PT Pelindo dan pengguna jasa pelabuhan
atau port users, yaitu sektor swasta, seperti eksportir, importir, dan 3) perusahaan
angkutan khusus pelabuhan (Indrayanto, 2005; Wijoyo, 2012).
Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah
tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar
negara. (Triatmodjo, 2009)
1. Pelabuhan umum
Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh
pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada Badan Usaha Milik
Negara yang didirikan oleh maksud tersebut. Di Indonesia dibentuk empat
Badan Usaha Milik Negara yang diberi wewenang mengelola pelabuhan umum
diusahakan. Keempat badan usaha tersebut adalah sebagai berikut:
PT (persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan di Medan
Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta
Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan
Indonesia IV berkedudukan di Ujung Pandang
Pelabuhan Tg. Perak Surabaya
Gambar 1.1 Pelabuhan Indonesia III Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
2. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk
kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah.
Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintahan maupun
swasta, yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan
tersebut.
Sebagai contoh pelabuhan khusus adalah sebagai berikut:
Pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan untuk mengirimkan
hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain
Pelabuhan Pabrik Alumunium Asahan di Kuala Tanjung Sumatra
Utara digunakan untuk melayani import bahan baku bouksit dan export
alumunium ke daerah lain
Pelabuhan Petrokimia Gresik
Pelabuhan Khusus Semen
Gambar 1.2 Pelabuhan LNG Arun ditinjau dari Segi Pengusahaannya
a. Pelabuhan ikan
Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang
besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar.
b. Pelabuhan minyak
Untuk kemana, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan
umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan
yang harus menahan muatan vertical yang besar, melainkan cukup membuat
jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut.
c. Pelabuhan barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuary dari sungai
besar.
d. Pelabuhan penumpang
Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang.
Pada pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudang-gudang, sedang untuk
pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan
yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti kanror
imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan
sebagainya.
e. Pelabuhan campuran
Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan
barang, sedang untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah.
f. Pelabuhan militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup
terpisah.
a. Pelabuhan alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan
gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk,
estuary dan muara sungai. Estuary adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh
pasang surut air laut. Pada waktu pasang air laut masuk ke hulu sungai.
b. Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari
pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang
(breakwater).
c. Pelabuhan semi alam
Pelabuaha ini merupakan campuran dari kedua tipe diatas. Misalnya sutu
pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada
alur masuk.