Anda di halaman 1dari 26

portas

s i
n

La
Tra Kelompok 3

ut
Our Team
Vira Dian Fauziah Regina Cahyani
B2C1 23 002 B2C1 23 012

Yeheskhiel Sesario M. Nurul Fahmi


B2C1 23 009 B2C1 23 016
pendahuluan
Transportasi laut sangat berperan penting bagi Negara diseluruh dunia salah
satunya dinegara Indonesia. Armada transportasi laut yang mendukung
sarana lintas nasional maupun internasional, dimana indonesia menjadi
salah satu negara kepulauan terbesar didunia. Transportasi laut dapat
mendorong terjadinya perpindahan manusia dan barang antar pulau
sehingga mendorong kemajuan perekonomian masyarakat indonesia.
Wilayah indonesia sebagian besar perairan maka sangatlah diperlukan
sarana transportasi laut shingga bisa terhubung pulau-pulau yang susah
untuk dilalui transportasi udara sehingga transportasi lautlah yang
digunakan
pendahuluan
Akhirnya transportasi laut menjadi
sarana alternatif untuk menja dipilihan masyarakat indonesia dengan
menggunakan kapal, karna dengan menggunakan kapal dapat mengangkut
lebih banyak dari pada moda tranportasi yang lain.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan wilayah geografis
terdiri dari 17.504 pulau, Indonesia sangat membutuhkan sistem transportasi
laut yang berpihak pada kepentingan ekonomi maritim.

pendahuluan
Sebagai gambaran, pada 1994, moda laut mengangkut lebih 430,6 juta ton
dari 453 juta ton jumlah angkutan barang secara nasional atau mendekati 95
persen. Sedangkan moda angkutan kereta api dan udara masing-masing
hanya 4,9 persen dan 0,1 persen. Untuk angkutan penumpang, pada tahun
yang sama, terdapat sekitar 146,2 juta penumpang. Di mana moda kereta api
menempati urutan teratas sebesar 79,3 persen, diikuti moda angkutan laut
sebesar 13,21 persen atau sekitar 13.21 juta penumpang dan angkutan udara
7,44 persen atau sekitar 10.87 juta penumpang. Rendahnya infrastruktur
transportasi dalam kaitannya Indonesia sebagai negara maritim dan
kepulauan, mengingat Indonesia adalah negara yang 75 persen wilayahnya
laut.

pendahuluan
Rendahnya infrastruktur transportasi dalam kaitannya Indonesia sebagai
negara maritim dan kepulauan, mengingat indonesia adalah negara yang 75
persen wilayahnya laut. Karena itu, transportasi merupakan masalah
penting, karena merupakan gerbang keterisolasian atas wilayah-wilayah
terpencil, dan jauh dari pusat kegiatan ekonomi.
Tujuan pembangunan Transportasi (terutama transportasilaut) antar
pulau-pulau bagi bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan perhubungan
laut sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan
keamanan,sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan, serta
sebagai penyedia lapangan kerja dan penghasil devisa negara

pendahuluan
Begitu pentingnya peran trasportasi, sehingga dapat dibayangkan
bagaimana jadinya bila jasa transportasi antar pulau tidak berjalan atau
berhenti. Untuk itu, perlu disiapkan segera infrastruktur transportasi
sehingga pendayagunaan potensi ekonomi di wilayah kepulauan dapat
dimanfaatkan secara optimal. Kondisi Tata Kelola Pelabuhan di Indonesia
masih ambruadul. Indonesia masih berjibaku dalam perebutan hak
pengelolaan pelabuhan. Kondisi ini diperparah dengan belum profesionalnya
operator pelabuhan nasional dalam hal ini Pelindo. Sebanyak 57
kabupaten/kota berusaha memperebutkan pengelolaan pelabuhan dari PT
Pelindo, menyusul gugatan uji materiil (iudicial review) terhadap PP No
69t12001, tentang pelaksanaan teknis kepelabuhanan yang dikabulkan MA.

Tata Kelola
amburadul
Negara Maritim Tanpa
International Hub Port

Secara geografis lndonesia sangat
Wacana membangun lnternational

diuntungkan dalam sistem perdagangan


Hub Port atau Hub Transhipment
internasional melalui laut (sea borne
Port (IHP) di Indonesia telah traf6c) karena meniadi lintasan kapal
berkembang cukup lama Namun niaga dari mancanegara. Namun
tidak banyak yarg mengetahui keuntungan itu tidak dapat dioptimalkan
seberapa viral dan strategis sebagai sebuah peluang karena kebijakan
pernbangunan internationol Hub yang keliru. Sudah saatnya Indonesia
Port bagi perkembangan sektor riil mempunyai IHP. Di samping untuk
mengurangi ketergantungan pada
di bidang ekonomi dan industri bila
pelabuhan di Singapura dan Malaysia,
konseptersebut dikembangkan di
juga kepentingan negara jauh lebih besar.
tanah air. Yaitu penghematan devisa negara
Pelabuhan dan Logistik Tak Sinkron

Untuk membangun pelabuhan perlu


Indonesia kalah bersaing dari Singapura mempertimbangkan pendekatan
yang telah berhasil mengoptimalkan posisi logistik. PSA menjadi besar saperti
strategis negaranya menjadi perlintasan sekarang, juga karena di bangun tepat
perdagangarr dunia (crossroads of world di center of grafity perdagangan dunia.
trade) dengan menjadikan Port of Selat Malaka merupakan center Gravity
Singapore Authority (PSA) menjadi dari Perdagangan Dunia lewat laut (Sea
pelabuhan tersibuk di dunia. PSA Borne Traffic) Beberapa waktu lalu
mempunyai akses lebih dari 750 pelabuhan telah berkembang wacana bahwa
dari seluruh dunia dan tidak kurang dari Indonesia akan membangun 4 (empat)
800 shipping lines dilayani di sana. hub port di Taniung Priok, Tanjung

Perak, Bitung dan Kupang.

Kisruh Otonomi
Pelabuhan
Selama ini dalam pembangunan dan pengelolaan pelabuhan,
daerah belum dilibatkan. Pemerintah daerah hanya
menyediakan lahan. Setelah lahan dibebaskan, pembangunan
pelabuhan mulai dari kontraktor dan pengelolaan diambil
pusat. Sebenamya pembangunan pelabuhan bisa
mengguriakan anggaran DAK dan DAU, sehingga pelabuhan itu
bisa dikelola pemerintah daerah.

Perebutan Kewenangan
Pelabuhan
Secara legal formal kewenangan pelabuhan telah didesentralisasikan terhadap
daerah. Hal ini diatur dalam ketentuan Pasal 119 UU No 22/1999 yang menyatakan, "
Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota.. sebagaimana dimaksud Pasal 11
berlaku juga di kawasan otorita yang terletak dalam daerah otonom, meliputi
badan otorita, kawasan pelabuhan, kawasan bandar udara, kawasan perumahan,
kawasan industri, kawasan perkebunan, kawasan pertambangan, kawasan
kehutanan, kawasan pariwisata, karaosart jutan bebas hambatan, dan knwasan
lain sejenis".
Perebutan Kewenangan
Pelabuhan
Hal lain pengertian pengelolaan pelabuhan sesungguhnya bukan dalam arti sempit
sebagai pengelolaan dermaga dan infrastruktur fisik pelabuhan lainnya; tetapi
menyangkut keselamatan lalu lintas Pelayaran, sistem navigasi dan persandian,
perizinan kapal yang akan berlabuli atau berlayar, administrasi bongkar muat, dan
sebagainya. Kewenangan terknis seperti itu sangat mensyaratkan kemampuan
yang handal dari SDM dan perangkat sistern kediklatan pendukungnya. Tanpa
human-ware yang memadai, maka pengambilalihan pengelolaanpelabuhan hanya
akan mendatangkan kerugian baik bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah,
maupun masyarakat di wilayah tersebut.
Namun dalam praktiknya, tidak ada kriteria yang jelas memasukkan pelabuhan
dalam kategori nasiona/internasional, regional, atau local
Tumpang Tindih
Peraturan Pelabuhan

Diberlakunya UU No 22/1999, pada dasarnyatidak secara otomatis


membatalkan atau rnenghapuskan peraturanorganik di sektor lain,
Pasal 133 UU ini hanya menyatakan, Ketentuan peraturan perundang-
undangan yang bertentangan dan/atau tidak sesuai dengan undang-
undang ini, diadakan penyesuaian. Ini berarti, UU/PP/Keppres/Permen
tentang pelabuhan, kehutanan, pertanahan, dan sebagainya masih terus
berlaku sepanjang belum diganti.
pelayaran Nasional
Terburuk
Pelayaran Nasional dikuasai Asing

Pemberlakuan asas cabotage belum efektil muncul gagasan untuk


melakukan perubahan atau revisi terhadap UU Nomor 17 tahun 2008
khusunya tentang asas cabotage.Implementasi asas cabotage
merupakan pertaruhan harga diri kedaulatan bangsa, guna menjadikan
industri pelayaran sebagai tuan rumah di negeri sendiri, sesuai amanat
instruksi Presiden No 5/2005 dan UU No 17 Tahun 2008. Kendala yang
dihadapi dalam menerapkan asas cabotage adalah perusahaan
pelayaran nasional tidak sepenuhnya memiliki kapal Mereka hanya
menggantungkan usahanya pada kegiatan keagenan kapal.

Pelayaran Nasional dikuasai Asing

Dari sisi pertahanan dan keamanan negara, armada angkutan nasional


dapat menjadi komponen pertahanan Negara Kesatuan Republik
lrdonesia (NKRI) dan dapat dimobilisasikan sebagai pendukung
pertahanan negara di laut. Ini dapat dilakukan apabila negara dalarn
keadaan bahaya. Seperti tercantum dalam UU No 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara dan UU No 27 Tahun L997 tertartg
Mobilisasi dan Demobilisasi. Karena itu, pelayaran nasional harus
dipegang bangsa dan kapal milik sendiri dengan mengimplementasikan
asas cabotage secara utuh.

Pelayaran Nasional dikuasai Asing

Hal tersebut sesuai dengan dasar dan kepentingan utama penerapan


asas cabbtage:
Menjamin dan melindungi infrastruktur pembangunan kelautan
nasional
Membangun armada niaga yang kuat dan memadai, mengisi
kebutuhan angkutan laut dalam negeri, dan mendukung kegiatan
ekonomi kelautan lainnya
Mendukung kepentingan keamanan, pertahanan, dan ekonomi
nasional.
Armada pelayaran niaga menjadi bagian dari sistem pertahanan
negara yang siap dimobilisasi saat negara membutuhkan
Kecelakaan Kapal Laut
Membunuh Rakyat

Kecelakaan kapal laut menyebabkan ratusan nyawa rakyat Indonesia


melayang. Penyebab kecelakaan beragam, mulai dari kebakaran, kelebihan
muatan sampai dengan usia kapal yang dimanipulasi. Kondisi ini diperparah
oleh lemahnya tingkat Pengawasan dari para pemangku kebijakan.
Kesalahan pemerintah dalam kebijakan pembangunan nasionalnya saat ini
adalah lebih mengedepankan l-and base oriented. Sehingga strategiyang
terkait dengan urusan laut tidak mendapatkan prioritas. Akibat dari
strategi yang keliru, maka kebijakan dan implementasi dibidang
transportasi laut amburadul.
Sistem Navigasi Laut
Mengkhawatirkan
Navigasi Sistem Navigasi
Pelabuhan Terpadu (SNT)
Melihat luas wilayah Indonesia dua per tiga adalah laut
nusantara memiliki potensi kelautan yang sangat besar. Namun
Navigasi dalam pelabuhan
yang terjadi saat ini sebaliknya. Permasalahan kerap muncul
meliputi penetapan frekuensi akibat minimnya fasilitas dan informasi. Belum lagi masalah
kapal yang dapat diterima mulai illegal fishing yang kerap dilakukan nelayan asing di wilayah laut
dari alur masuk pelabuhan, pintu Indonesia. Namun, sangat sedikit kasus penangkapan ikan ilegal
masuk dan kolam pelabuhan. mampu ditangani TNI AL. Karena itu dibutuhkan Sistem Navigasi
Untuk menghindari bahaya bagi Terpadu (SNT). Melalui sistem ini data posisi nelayan ditangkap
melalui Global Position System (GPS) pada kapal. Data
kapal yang masuk-keluar
dilanjutkan ke modem dan diteruskan melalui antena untuk
pelabuhan diwajibkan dipancarkan. Kemudian diterima komputer sebagai induk
menggunakan pandu serta monitoring. Sebagai salah satu inovasi, data bisa ditampilkan
melalui internet atau bisa dikirim lewat SMS. Semua instalasi
alat tersebut iuga mudah didapat, bahkan bisa diperoleh di
laboratorium Riset Komunikasi Data yang menjadi base camp
ketiganya.

Sistem Logistik Nasional Masih


Lemah

sistem logistik transportasi laut Indonesia amburadul. Dalam


sistem logistik kapal laut pengembangan teknologi dan
manajemen transportasi merupakan salah satu fokus yang harus
mendapat perhatian serius dari semua pihak. Hal ini bukan saja
karena fakta masih terbatasnya pasokan teknologi transportasi,
tetapi juga adanya kenyataan masih buruknya manajemen
transportasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sistem Logistik Nasional Masih


Lemah

Permasalahan mendasar dari sistem logistik tranportasi laut


Indonesia adalah masih kurang memadainya sarana dan prasarana
dibandingkan dengan permintaan pelayanan jasa transportasi.
Penyediaan, kepemilikan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana
dan sarana transportasi selama ini masih didominasi pemerintah dan
BUMN, yang tarif pelayanannya cenderung dibawah harga (under
priced). Hal tersebut terjadi karena kebijakan tarif yang diambil masih
lebih menekankan pertimbangan politis daripada pertimbangan
finansial
Sistem Logistik Nasional Masih
Lemah

Akibatnya kinerja dan pelayanan transportasi di Indonesia pada


umumnya masih sangat buruk. Hal itu diperparah dengan
ketidakmampuan pendanaan pemerintah untuk melakukan
pemeliharaan dan rehabilitasi terhadap aset yang sudah dibangun
serta ketidakmampuan melakukan investasi baru (underinvestment)
untuk memenuhi pertambahan permintaan pelayanan. Sementara
partisipasi investor swasta masih sangat rendah. Implikasinya adalah
terjadi excess demand yang dicirikan dengan overcrowded dan
kemacetan transportasi.

Sistem Logistik Nasional Masih


Lemah
Rendahnya investasi swasta di sektor transportasi laut disebabkan masih adanya
ketidakpastian dalam penetapan tarif awal atau dalam rangka penyesuaian
terhadap inflasi, pajak pembelian kapal, dan suku cadang. Tarif yang berlaku saat ini
hampir di semua subsektor transportasi belum merefleksikan biaya. Sementara
kebijakan subsidi silang (cross-subsidy) tidak dapat menyelesaikan masalah. Justru
menambah masalah baru. Tarif yang terdistorsi oleh subsidi telah memberikan sinyal
keliru kepada investor swasta dan konsumen. Padahal, tarif atau harga merupakan
sinyal utama bagi produsen (investor), dun konsumen , dalam pengambilan
keputusan investasi. Akibat tarif yang berlaku tidak relevan, mereka tidak tertarik
untuk berinvestasi. Implikasi lain dari permasalahan mendasar tersebut adalah
terjadinya penurunan kualitas pelayanan sarana dan prasarana transportasi.
KESIMPULAN
Indonesia merupakan salah satu Untuk memajukan moda
negara maritim dengan jumlah transportasi di laut Indonesia, Dengan tersedianya sarana dan
pulau terbesar di dunia. pemerintah harus menaruh prasarana yang baik maka
sehingga tanpa sarana perhatian besar pada distribusi barang, jasa, maupun
angkutan transportasi yang pembangunan infrastruktur manusia mampu berjalan lebih
memadai maka akan sulit untuk seperti jalan, pelabuhan, dan lancar, cepat, dan dalam
menghubungkan seluruh daerah bandar udara. Selain itu yang kuantitas yang besar sehingga
di kepulauan.Kebutuhan akan tak kalah penting adalah terus pembangunan di daerah akan
transportasi ini merupakan berupaya meningkatkan berjalan dengan mulus.
kebutuhan yang diakibatkan pelayanan dan pemeliharaan

oleh aktivitas ekonomi, sosial infrastruktur-infrastruktur


dan sebagainya tersebut

Anda mungkin juga menyukai