1
2.1. TINJAUAN REGULASI DAN KEBIJAKAN
2.1.1. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan,
kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.
Pelayaran di dalamnya terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan
keamanan pelayaran, dan perlindungan lingkungan maritim, merupakan bagian dari sistem
transportasi nasional yang harus dikembangkan potensi dan peranannya untuk mewujudkan
sistem transportasi yang efektif dan efisien, serta membantu terciptanya pola distribusi
nasional yang mantap dan dinamis. Undang-Undang tentang Pelayaran yang memuat empat
unsur utama yakni angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan
pelayaran, serta perlindungan lingkungan maritim dapat diuraikan sebagai berikut:
1. pengaturan untuk bidang angkutan di perairan memuat prinsip pelaksanaan asas
cabotage dengan cara pemberdayaan angkutan laut nasional yang memberikan iklim
kondusif guna memajukan industri angkutan di perairan, antara lain adanya kemudahan
di bidang perpajakan, dan permodalan dalam pengadaan kapal serta adanya kontrak
jangka panjang untuk angkutan;
2. Dalam rangka pemberdayaan industri angkutan laut nasional, dalam Undang Undang ini
diatur pula mengenai hipotek kapal. Pengaturan ini merupakan salah satu upaya untuk
meyakinkan kreditor bahwa kapal Indonesia dapat dijadikan agunan berdasarkan
peraturan perundang-undangan, sehingga diharapkan perusahaan angkutan laut nasional
akan mudah memperoleh dana untuk pengembangan armadanya;
3. pengaturan untuk bidang kepelabuhanan memuat ketentuan mengenai penghapusan
monopoli dalam penyelenggaraan pelabuhan, pemisahan antara fungsi regulator dan
operator serta memberikan peran serta pemerintah daerah dan swasta secara
proposional di dalam penyelenggaraan kepelabuhanan;
4. pengaturan untuk bidang keselamatan dan keamanan pelayaran memuat ketentuan yang
mengantisipasi kemajuan teknologi dengan mengacu pada konvensi internasional yang
cenderung menggunakan peralatan mutakhir pada sarana dan prasarana keselamatan
pelayaran, di samping mengakomodasi ketentuan mengenai sistem keamanan pelayaran
yang termuat dalam “International Ship and Port Facility Security Code”; dan
5. pengaturan untuk bidang perlindungan lingkungan maritim memuat ketentuan mengenai
pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan laut yang bersumber dari
pengoperasian kapal dan sarana sejenisnya dengan mengakomodasikan ketentuan
internasional terkait seperti “International Convention for the Prevention of Pollution from
Ships (MARPOL)”
International
Convention for the
Prevention of
Pollution from Ships
(MARPOL)”
Kenavigasian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan Sarana Bantu Navigasi-
Pelayaran, Telekomunikasi-Pelayaran, hidrografi dan meteorologi, alur dan perlintasan,
pengerukan dan reklamasi, pemanduan, penanganan kerangka kapal, salvage, dan
pekerjaan bawah air untuk kepentingan keselamatan pelayaran kapal.
Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran adalah peralatan atau sistem yang berada di luar
kapal yang didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi
bernavigasi kapal dan/atau lalu lintas kapal.
Telekomunikasi-Pelayaran adalah telekomunikasi khusus untuk keperluan dinas
pelayaran yang merupakan setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan tiap jenis
tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui sistem kawat, optik,
radio, atau sistem elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak-pelayaran yang
merupakan bagian dari keselamatan pelayaran. Pada alur-pelayaran diselenggarakan
sistem Telekomunikasi-Pelayaran.
Angkutan Laut adalah kegiatan angkutan yang menurut kegiatannya melayani kegiatan
angkutan laut. Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan angkutan dengan
menggunakan kapal yang dilakukan di sungai, danau, waduk, rawa, banjir kanal, dan
terusan untuk mengangkut penumpang dan/atau barang yang diselenggarakan oleh
perusahaan angkutan sungai dan danau. Angkutan Sungai dan Danau Untuk
Kepentingan Sendiri adalah kegiatan angkutan sungai dan danau yang dilakukan
untuk melayani kepentingan sendiri dalam menunjang usaha pokoknya. Angkutan
Penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang
menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh
perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya.
Angkutan di perairan, sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, memiliki peranan
yang sangat penting dalam memperlancar roda perekonomian, memantapkan perwujudan
wawasan nusantara, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan
ketahanan nasional, dan mempererat hubungan antarbangsa. Angkutan di perairan memiliki
fungsi yang strategis, yaitu menunjang kegiatan perdagangan dan perekonomian (ship
follows the trade) serta merangsang pertumbuhan perekonomian dan wilayah (ship
promotes the trade), sehingga angkutan di perairan berfungsi sebagai infrastruktur yang
Alur-Pelayaran Sungai dan Danau adalah perairan sungai dan danau, muara sungai,
alur yang menghubungkan 2 (dual atau lebih antar muara sungai yang merupakan satu
kesatuan alur-pelayaran sungai dan danau yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari. Pelabuhan
Sungai dan Danau adalah pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan sungai
dan danau yang terletak di sungai atau danau. Fasilitas Alur-Pelayaran Sungai dan
Danau adalah sarana dan prasarana yang wajib dilengkapi untuk menjamin
keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan pada suatu
alur-pelayaran.
Penyelenggaraan alur-pelayaran sungai dan danau dilakukan untuk keterketiban lalu lintas
kapal sungai dan danau, memonitor pergerakan kapal sungai dan danau, dan mengarahkan
pergerakan kapal sungai dan danau. Sistem informasi Alur-Pelayaran dan lalu lintas sungai
dan danau mencakup pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penyimpanan, penyajian,
dan penyebaran data untuk mendukung operasional pelayaran sungai dan danau,
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat atau public, dan mendukung perumusan
kebijakan di bidang lalu lintas sungai dan danau. Dalam penyelenggaraan sistem informasi,
Direktur Jenderal, gubemur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan
penyusunan dan penetapan rencana pengembangan sistem informasi alur-pelayaran dan
lalu lintas sungai dan danau, pembangunan dan pengembangan infrastruktur, jaringan
komunikasi data, perangkat keras dan perangkat lunak, serta pusat datal data warehouse
yang mudah diintegrasikan dan dikembangkan, pemberian bimbingan dan bantuan teknis.
evaluasi, penyajian, dan pendayagunaan sistem informasi alur-pelayaran dan lalu lintas
B. Navigasi adalah proses mengarahkan gerak kapal dari satu titik ke titik yang lain dengan
aman dan lancar serta untuk menghindari bahaya dan/atau rintangan- pelayaran.
C. Alur-Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan
pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari.
D. Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran adalah peralatan atau system yang berada di luar
kapal yang didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi
bernavigasi kapal dan/atau lalu lintas kapal.
E. Telekomunikasi-Pelayaran adalah telekomunikasi khusus untuk keperluan dinas
pelayaran yang merupakan setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan tiap jenis
tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apa pun melalui sistem kawat, optik,
radio, atau system elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak-pelayaran yang
merupakan bagian dari keselamatan pelayaran.
Adapun kenavigasian
Dalam paradigma service base, pengembangan transportasi sungai dan danau mengarah
pada konsep penciptaan harapan atau peluang (making opportunity) yang berfokus pada
pelayanan. Pengembangan ini didasarkan pada keinginan untuk mencapai keunggulan-
keunggulan tema pengembangan di setiap daerah, sehingga meningkatkan daya saing.
Untuk mendukung pendekatan service oriented ini, diperlukan konsep pengembangan
inovatif yang melibatkan modernisasi pelayanan berbasis teknologi. Terutama,
pengembangan teknologi yang ramah pengguna (user-friendly) harus menjadi fokus utama.
Artinya, teknologi yang digunakan harus diterima dan dapat digunakan dengan mudah oleh
masyarakat, bukan teknologi asing yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara
luas. Pengembangan inovatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
transportasi sungai dan danau dengan memanfaatkan teknologi yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, perhatian khusus diberikan
pada pengembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan dapat diterima oleh
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kepercayaan publik terhadap
sistem transportasi tersebut
Saat ini, sistem navigasi dalam transportasi sungai dan danau dioperasikan melalui Ship
Traffic Control (STC) oleh PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) di bawah Ditjen Hubdat,
namun sistem ini hanya berkomunikasi dengan kapal penyeberangan di area kolam
pelabuhan dan tidak berkoordinasi dengan Vessel Traffic System (VTS) yang dikelola oleh
Ditjen Hubla maupun BMKG. Secara prinsip, pengelolaan sistem navigasi dalam transportasi
sungai dan danau seharusnya menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat, bukan badan usaha atau swasta, meskipun badan usaha tersebut merupakan milik
negara. Hal ini dikarenakan wilayah pelayanan navigasi merupakan bagian dari pelayanan
publik. Ke depan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat harus membangun sistem navigasi
sendiri, terutama untuk lalu lintas sungai dan danau, yang meliputi stasiun radio (seperti
Kim & Son (2021) berpendapat hingga saat ini, teknologi telekomunikasi dalam industri
pelayaran belum mencapai tingkat yang memungkinkan komunikasi organik dengan awak
kapal sambil mempertahankan kontrol mandiri kapal. Saat ini, upaya lebih difokuskan pada
Maritime
Communication Use
Case
Di antara sistem yang saat ini beroperasi di kapal, semua sistem yang mengkomunikasikan
situasi dan berbagi data dengan sistem telekomunikasi diklasifikasikan sebagai sistem
telekomunikasi. Secara khusus, ketika teknologi manajemen kapal diaktifkan seperti pada
kapal pintar, batas-batas sistem sesuai fungsinya akan hilang seperti sekarang. Sistem
telekomunikasi meliputi komunikasi nirkabel jarak jauh dan sistem komunikasi satelit. Sistem
komunikasi nirkabel jarak jauh digunakan dalam situasi darurat kapal atau ketika komunikasi
antar kapal diperlukan. Sistem telekomunikasi onboard termasuk sistem telepon otomatis,
sistem jaringan nirkabel, dan sistem UHF (Frekuensi Ultra Tinggi) untuk komunikasi nirkabel
onboard. Dalam struktur besi kapal yang rumit, sistem komunikasi nirkabel jarang dipasang
dalam praktiknya karena stabilitas dan efisiensinya yang rendah dibandingkan dengan biaya
awalnya yang tinggi. Sistem telekomunikasi keselamatan dan alarm terdiri dari sistem untuk
kontrol onboard dan alarm. Ini adalah sistem penting untuk penilaian situasi di atas kapal
dan bertanggung jawab atas operasi kapal yang aman.
Jika mengacu pada Alqurashi et al., (2023) yang melakukan penelitian mengenai tantangan
dan opportunity dari pemanfaatan teknologi informasi dalam telekomunikasi pelayaran
terdapat beberapa kekurangan pada beberapa sistem yang biasanya digunakan. Dalam
pengembangan teknologi komunikasi maritim, perlu diperhatikan bahwa sinyal yang
digunakan tunduk pada kondisi kanal yang berbeda dibandingkan dengan sambungan darat.
Sejumlah upaya telah dilakukan untuk memodelkan saluran komunikasi RF (Radio
Frekuensi), FSO (Free Space Optics), dan berbasis ruang angkasa. Model-model saluran
statistik telah diusulkan untuk komunikasi RF yang terutama tergantung pada jarak antara
kapal-kapal atau kapal-pantai. Sementara itu, model saluran FSO sangat dipengaruhi oleh
turbulensi lautan dan kondisi cuaca. Meskipun sudah ada banyak penelitian tentang
pemodelan saluran komunikasi maritim dalam literatur dibandingkan dengan jaringan darat,
masih diperlukan upaya lebih lanjut dalam pemodelan berdasarkan analisis statistik dan
pemahaman yang lebih mendalam terhadap karakteristik saluran tersebut. Meskipun
cakupan dan kapasitas teknologi komunikasi maritim terus meningkat, namun perlu diingat
bahwa lautan sangat luas dan industri kelautan terus berkembang. Teknologi saat ini masih