f. bahwa . . .
-2-
Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 25A, dan Pasal 33
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
M E M U T U S K A N:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
5. Angkutan . . .
-3-
14. Kepelabuhanan . . .
-4-
29. Kolam . . .
-6-
38. Kapal . . .
-7-
48. Pemanduan . . .
-8-
58. Mahkamah . . .
-9-
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
g. asas . . .
- 10 -
g. asas keterpaduan;
h. asas tegaknya hukum;
i. asas kemandirian;
j. asas berwawasan lingkungan hidup;
k. asas kedaulatan negara; dan
l. asas kebangsaan.
Pasal 3
BAB III
RUANG LINGKUP BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG
Pasal 4
BAB IV . . .
- 11 -
BAB IV
PEMBINAAN
Pasal 5
c. mengembangkan . . .
- 12 -
BAB V
ANGKUTAN DI PERAIRAN
Bagian Kesatu
Jenis Angkutan di Perairan
Pasal 6
Bagian Kedua . . .
- 13 -
Bagian Kedua
Angkutan Laut
Paragraf 1
Jenis Angkutan Laut
Pasal 7
Paragraf 2
Angkutan Laut Dalam Negeri
Pasal 8
Pasal 9
(4) Jaringan . . .
- 14 -
Pasal 10
Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan angkutan laut
dalam negeri diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Paragraf 3 . . .
- 15 -
Paragraf 3
Angkutan Laut Luar Negeri
Pasal 11
Pasal 12
Paragraf 4 . . .
- 16 -
Paragraf 4
Angkutan Laut Khusus
Pasal 13
Pasal 14 . . .
- 17 -
Pasal 14
Paragraf 5
Angkutan Laut Pelayaran-Rakyat
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17 . . .
- 18 -
Pasal 17
Bagian Ketiga
Angkutan Sungai dan Danau
Pasal 18
Pasal 19
(2) Kegiatan . . .
- 19 -
Pasal 20
Bagian Keempat
Angkutan Penyeberangan
Pasal 21
Pasal 22
b. fungsi . . .
- 20 -
Pasal 23
Bagian Kelima
Angkutan di Perairan untuk Daerah masih Tertinggal
dan/atau Wilayah Terpencil
Pasal 24
(5) Pelayaran . . .
- 21 -
Pasal 25
Pasal 26
Bagian Keenam
Perizinan Angkutan
Pasal 27
Pasal 28
c. Menteri . . .
- 22 -
(6) Selain . . .
- 23 -
Pasal 29
Pasal 30
Bagian Ketujuh . . .
- 24 -
Bagian Ketujuh
Usaha Jasa Terkait dengan Angkutan di Perairan
Pasal 31
Pasal 32
(4) Kegiatan . . .
- 25 -
Pasal 33
Pasal 34
Bagian Kedelapan
Tarif Angkutan dan Usaha Jasa Terkait
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37 . . .
- 26 -
Pasal 37
Bagian Kesembilan
Kewajiban dan Tanggung Jawab Pengangkut
Paragraf 1
Wajib Angkut
Pasal 38
Pasal 39
Paragraf 2
Tanggung Jawab Pengangkut
Pasal 40
Pasal 41 . . .
- 27 -
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
Paragraf 3
Pengangkutan Barang Khusus dan Barang Berbahaya
Pasal 44
Pasal 45 . . .
- 28 -
Pasal 45
Pasal 46
Pengangkutan barang berbahaya dan barang khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 wajib memenuhi
persyaratan:
a. pengemasan, penumpukan, dan penyimpanan di
pelabuhan, penanganan bongkar muat, serta penumpukan
dan penyimpanan selama berada di kapal;
b. keselamatan . . .
- 29 -
Pasal 47
Pasal 48
Pasal 49
Bagian Kesepuluh
Angkutan Multimoda
Pasal 50
Pasal 51 . . .
- 30 -
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 53
Pasal 54
Pasal 55
Bagian Kesebelas . . .
- 31 -
Bagian Kesebelas
Pemberdayaan Industri Angkutan Perairan Nasional
Pasal 56
Pasal 57
g. membangun . . .
- 32 -
Pasal 58
Pasal 59
BAB VI . . .
- 33 -
BAB VI
HIPOTEK DAN PIUTANG-PELAYARAN
YANG DIDAHULUKAN
Bagian Kesatu
Hipotek
Pasal 60
Pasal 61
Pasal 62
Pasal 63 . . .
- 34 -
Pasal 63
Pasal 64
Bagian Kedua
Piutang-Pelayaran yang Didahulukan
Pasal 65
e. untuk . . .
- 35 -
Pasal 66
BAB VII
KEPELABUHANAN
Bagian Kesatu
Tatanan Kepelabuhanan Nasional
Paragraf 1
Umum
Pasal 67
Paragraf 2
Peran, Fungsi, Jenis, dan Hierarki Pelabuhan
Pasal 68
e. tempat . . .
- 37 -
Pasal 69
Pasal 70
Paragraf 3
Rencana Induk Pelabuhan Nasional
Pasal 71
(3) Rencana . . .
- 38 -
Paragraf 4
Lokasi Pelabuhan
Pasal 72
Pasal 73
Pasal 74 . . .
- 39 -
Pasal 74
Pasal 75
(5) Daratan . . .
- 40 -
Pasal 76
Pasal 77
Pasal 78
Bagian Kedua . . .
- 41 -
Bagian Kedua
Penyelenggaraan Kegiatan di Pelabuhan
Paragraf 1
Umum
Pasal 79
Paragraf 2
Kegiatan Pemerintahan di Pelabuhan
Pasal 80
Paragraf 3 . . .
- 42 -
Paragraf 3
Penyelenggara Pelabuhan
Pasal 81
Pasal 82
(5) Hasil . . .
- 43 -
Pasal 83
Pasal 84 . . .
- 44 -
Pasal 84
Pasal 85
Pasal 86
Pasal 87
e. menyusun . . .
- 45 -
Pasal 88
Pasal 89
Paragraf 4
Kegiatan Pengusahaan di Pelabuhan
Pasal 90
b. penyediaan . . .
- 46 -
Pasal 91
(4) Dalam . . .
- 47 -
Pasal 92
Paragraf 5
Badan Usaha Pelabuhan
Pasal 93
Pasal 94
f. memenuhi . . .
- 48 -
Pasal 95
Paragraf 6
Pembangunan dan Pengoperasian Pelabuhan
Pasal 96
Pasal 97
Pasal 98
(2) Pembangunan . . .
- 49 -
Pasal 99
Paragraf 7
Tanggung Jawab Ganti Kerugian
Pasal 100
Pasal 101
(2) Pengguna . . .
- 50 -
Bagian Ketiga
Terminal Khusus dan Terminal
untuk Kepentingan Sendiri
Pasal 102
Pasal 103
Pasal 104
(2) Untuk . . .
- 51 -
Pasal 105
Pasal 106
Pasal 107
(2) Dalam . . .
- 52 -
Pasal 108
Bagian Keempat
Penarifan
Pasal 109
Pasal 110
Bagian Kelima . . .
- 53 -
Bagian Kelima
Pelabuhan yang Terbuka bagi Perdagangan Luar Negeri
Pasal 111
Pasal 112 . . .
- 54 -
Pasal 112
Pasal 113
Bagian Keenam
Peran Pemerintah Daerah
Pasal 114
Pasal 115
e. membina . . .
- 55 -
BAB VIII
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 116
Bagian Kedua
Keselamatan dan Keamanan Angkutan Perairan
Pasal 117
(2) Kelaiklautan . . .
- 56 -
Pasal 118
Pasal 119
Bagian Ketiga . . .
- 57 -
Bagian Ketiga
Keselamatan dan Keamanan Pelabuhan
Pasal 120
Pasal 121
Pasal 122
Bagian Keempat
Perlindungan Lingkungan Maritim
Pasal 123
BAB IX . . .
- 58 -
BAB IX
KELAIKLAUTAN KAPAL
Bagian Kesatu
Keselamatan Kapal
Pasal 124
Pasal 125
Pasal 126
(2) Sertifikat . . .
- 59 -
Pasal 127
(3) Ketentuan . . .
- 60 -
Pasal 128
Pasal 129
Pasal 130
Pasal 131 . . .
- 61 -
Pasal 131
Pasal 132
Pasal 133
Bagian Kedua
Pencegahan Pencemaran dari Kapal
Pasal 134
(3) Kapal . . .
- 62 -
Bagian Ketiga
Pengawakan Kapal
Pasal 135
Pasal 136
Pasal 137
(4) Nakhoda . . .
- 63 -
Pasal 138
Pasal 139
Pasal 140
(2) Apabila . . .
- 64 -
Pasal 141
Pasal 142
(2) Dalam . . .
- 65 -
Pasal 143
Pasal 144
Pasal 145
Pasal 146
Bagian Keempat . . .
- 66 -
Bagian Keempat
Garis Muat Kapal dan Pemuatan
Pasal 147
Pasal 148
Pasal 149
Pasal 150
Bagian Kelima . . .
- 67 -
Bagian Kelima
Kesejahteraan Awak Kapal
dan Kesehatan Penumpang
Pasal 151
Pasal 152
Pasal 153
Bagian Keenam . . .
- 68 -
Bagian Keenam
Status Hukum Kapal
Pasal 154
Pasal 155
Pasal 156
(1) Pada kapal yang telah diukur dan mendapat Surat Ukur
wajib dipasang Tanda Selar.
(2) Tanda Selar harus tetap terpasang di kapal dengan baik
dan mudah dibaca.
Pasal 157 . . .
- 69 -
Pasal 157
Pasal 158
(1) Kapal yang telah diukur dan mendapat Surat Ukur dapat
didaftarkan di Indonesia oleh pemilik kepada Pejabat
Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal yang
ditetapkan oleh Menteri.
(2) Kapal yang dapat didaftar di Indonesia yaitu:
a. kapal dengan ukuran tonase kotor sekurang-
kurangnya GT 7 (tujuh Gross Tonnage);
b. kapal milik warga negara Indonesia atau badan
hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia
dan berkedudukan di Indonesia; dan
c. kapal milik badan hukum Indonesia yang merupakan
usaha patungan yang mayoritas sahamnya dimiliki
oleh warga negara Indonesia.
(3) Pendaftaran kapal dilakukan dengan pembuatan akta
pendaftaran dan dicatat dalam daftar kapal Indonesia.
(4) Sebagai bukti kapal telah terdaftar, kepada pemilik
diberikan grosse akta pendaftaran kapal yang berfungsi
pula sebagai bukti hak milik atas kapal yang telah
didaftar.
(5) Pada kapal yang telah didaftar wajib dipasang Tanda
Pendaftaran.
Pasal 159
Pasal 160 . . .
- 70 -
Pasal 160
Pasal 161
Pasal 162
Pasal 163
b. Pas . . .
- 71 -
Pasal 164
Pasal 165
Pasal 166
Pasal 167
Pasal 168
Bagian Ketujuh . . .
- 72 -
Bagian Ketujuh
Manajemen Keselamatan dan Pencegahan Pencemaran
dari Kapal
Pasal 169
Bagian Kedelapan
Manajemen Keamanan Kapal
Pasal 170
(3) Sertifikat . . .
- 73 -
Bagian Kesembilan
Sanksi Administratif
Pasal 171
BAB X . . .
- 74 -
BAB X
KENAVIGASIAN
Bagian Kesatu
Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran
Pasal 172
Pasal 173
Pasal 174 . . .
- 75 -
Pasal 174
Pasal 175
Pasal 176
Pasal 177
Bagian Kedua
Telekomunikasi-Pelayaran
Pasal 178
(2) Penyelenggaraan . . .
- 76 -
Pasal 179
Pasal 180
Pasal 181
(3) Perbaikan . .
- 77 -
Pasal 182
Pasal 183
Pasal 184
Bagian Ketiga
Hidrografi dan Meteorologi
Pasal 185
Pasal 186
b. kalibrasi . . .
- 78 -
Bagian Keempat
Alur dan Perlintasan
Pasal 187
Pasal 188
Pasal 189 . . .
- 79 -
Pasal 189
Pasal 190
Pasal 191
Pasal 192
Pasal 193 . . .
- 80 -
Pasal 193
Pasal 194
Pasal 195 . . .
- 81 -
Pasal 195
Pasal 196
Bagian Kelima
Pengerukan dan Reklamasi
Pasal 197
(3) Ketentuan . . .
- 82 -
Bagian Keenam
Pemanduan
Pasal 198
Pasal 199
(2) Petugas . . .
- 83 -
Pasal 200
Pasal 201
Bagian Ketujuh
Kerangka Kapal
Pasal 202
Pasal 203
(2) Pemerintah . . .
- 84 -
Bagian Kedelapan
Salvage dan Pekerjaan Bawah Air
Pasal 204
Pasal 205
Bagian Kesembilan . . .
- 85 -
Bagian Kesembilan
Sanksi Administratif
Pasal 206
BAB XI
SYAHBANDAR
Bagian Kesatu
Fungsi, Tugas, dan Kewenangan Syahbandar
Pasal 207
(3) Syahbandar . . .
- 86 -
Pasal 208
Pasal 209 . . .
- 87 -
Pasal 209
Pasal 210
Bagian Kedua
Koordinasi Kegiatan Pemerintahan
di Pelabuhan
Pasal 211
Pasal 212 . . .
- 88 -
Pasal 212
Bagian Ketiga
Pemeriksaan dan Penyimpanan Surat,
Dokumen, dan Warta Kapal
Pasal 213
Pasal 214 . . .
- 89 -
Pasal 214
Pasal 215
Bagian Keempat
Persetujuan Kegiatan Kapal di Pelabuhan
Pasal 216
Bagian Kelima
Pemeriksaan Kapal
Pasal 217
Pasal 218
(2) Syahbandar . . .
- 90 -
Bagian Keenam
Surat Persetujuan Berlayar
Pasal 219
Bagian Ketujuh
Pemeriksaan Pendahuluan Kecelakaan Kapal
Pasal 220
(2) Pemeriksaan . . .
- 91 -
Pasal 221
Bagian Kedelapan
Penahanan Kapal
Pasal 222
Pasal 223
Bagian Kesembilan . . .
- 92 -
Bagian Kesembilan
Sijil Awak Kapal
Pasal 224
Bagian Kesepuluh
Sanksi Administratif
Pasal 225
BAB XII . . .
- 93 -
BAB XII
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM
Bagian Kesatu
Penyelenggara Perlindungan Lingkungan Maritim
Pasal 226
Bagian Kedua
Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran
dari Pengoperasian Kapal
Pasal 227
Pasal 228
(2) Kapal . . .
- 94 -
Pasal 229
Pasal 230
Pasal 231 . . .
- 95 -
Pasal 231
Pasal 232
Pasal 233
Bagian Ketiga
Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran
dari Kegiatan Kepelabuhanan
Pasal 234
Pasal 235 . . .
- 96 -
Pasal 235
Pasal 236
Pasal 237
Pasal 238
Bagian Keempat . . .
- 97 -
Bagian Keempat
Pembuangan Limbah di Perairan
Pasal 239
Pasal 240
Bagian Kelima
Penutuhan Kapal
Pasal 241
Pasal 242
Bagian Keenam
Sanksi Administratif
Pasal 243
c. pembekuan . . .
- 98 -
BAB XIII
KECELAKAAN KAPAL SERTA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN
Bagian Kesatu
Bahaya Terhadap Kapal
Pasal 244
Bagian Kedua . . .
- 99 -
Bagian Kedua
Kecelakaan Kapal
Pasal 245
Pasal 246
Pasal 247
Pasal 248
Pasal 249
Bagian Ketiga . . .
- 100 -
Bagian Ketiga
Mahkamah Pelayaran
Pasal 250
Pasal 251
Pasal 252
Pasal 253
Pasal 254 . . .
- 101 -
Pasal 254
Pasal 255
Bagian Keempat
Investigasi Kecelakaan Kapal
Pasal 256
Pasal 257 . . .
- 102 -
Pasal 257
Bagian Kelima
Pencarian dan Pertolongan
Pasal 258
Pasal 259
Pasal 260
BAB XIV . . .
- 103 -
BAB XIV
SUMBER DAYA MANUSIA
Pasal 261
Pasal 262
Pasal 263 . . .
- 104 -
Pasal 263
Pasal 264
Pasal 265
Pasal 266 . . .
- 105 -
Pasal 266
Pasal 267
Pasal 268
BAB XV . . .
- 106 -
BAB XV
SISTEM INFORMASI PELAYARAN
Pasal 269
Pasal 270
7) tarif . . .
- 107 -
Pasal 271
Pasal 272
(2) Pemerintah . . .
- 108 -
Pasal 273
BAB XVI
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 274
(2) Peran . . .
- 109 -
Pasal 275
BAB XVII . . .
- 110 -
BAB XVII
PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI
(SEA AND COAST GUARD)
Pasal 276
Pasal 277
b. menyusun . . .
- 111 -
Pasal 278
Pasal 279
(3) Pelaksanaan . . .
- 112 -
Pasal 280
Pasal 281
BAB XVIII
PENYIDIKAN
Pasal 282
Pasal 283 . . .
- 113 -
Pasal 283
m. menyuruh . . .
- 114 -
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 284
Pasal 285
Pasal 286
(2) Jika . . .
- 115 -
Pasal 287
Pasal 288
Pasal 289
Pasal 290
Pasal 291 . . .
- 116 -
Pasal 291
Pasal 292
Pasal 293
Pasal 294
Pasal 295 . . .
- 117 -
Pasal 295
Pasal 296
Pasal 297
Pasal 298
Pasal 299 . . .
- 118 -
Pasal 299
Pasal 300
Pasal 301
Pasal 302
Pasal 303 . . .
- 119 -
Pasal 303
Pasal 304
Pasal 305
Pasal 306
Pasal 307 . . .