Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


A. Pengertia Pelabuhan
Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu
wilayah atau negara dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar
pulau atau bahkan antar negara, benua dan bangsa mempunyai daerah berupa
pulau-pulau dan laut-laut disekitarnya(Bambang Triatmodjo,2009).
Pelabuhan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi
pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu
lintas kapal, penumpang atau barang, keselamatan berlayar, serta tempat
perpindahan intra dan atau antar moda transportasi(Capt.R. P. Suyono,2007).
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008
pasal 1 (16) tentang pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan atau
perairan dengan batas –batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
naik turun penumpang, atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
Sedangkan Pelabuhan menurut fungsi pokoknya ada 3 yaitu:
a. Pelabuhan Utama
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut
dalam negri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negri dan
internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang
atau barang, serta angkutan penyebrangan dengan jangkauan antar provinsi.
Pasal 1 (17)

6
7

b. Pelabuhan Pengumpul
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan
laut dalam negri, alih muat angkutan laut dalam negri dalam jumlah
menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan barang serta
angkutan penyebrangan dengan jangkauan palayanan antar provinsi. Pasal 1
(18)
c. Pelabuhan Pengumpan
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan
laut dalam negri, alih muat angkutan laut dalam negri dalam jumlah
terbatas,merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan
pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan barang, serta
angkutan penyebrangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi. Pasal 1
(19)
Selain dilihat dari fungsinya menurut “(Suyono, Capt, R.P, 2001 : 1 –
4)” Jenis pelabuhan dapat dibagi menurut :

a) Alamnya

Menurut alamnya, Pelabuhan laut dibagi menjadi pelabuhan terbuka


dan pelabuhan tertutup. Pelabuhan Terbukaadalah pelabuhan dimana kapal
–kapal bisa masuk dan merapat secara langsung tanpa bantuan pintu –pintu
air.

b) Pelayanannya
Menurut sasaran pelayanannya, jenis pelabuhan dapat dibagi menjadi
pelabuhan umum dan pelabuhan khusus, Pelabuhan Umum, menurut
Keputusan Menteri Perhubungan Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
8

Laut No. KM 26 tahun 1998, adalah pelabuhan yang diselenggarakan


untuk kepentingan masyarakat umum.
Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang penggunaanya khusus
untuk kegiatan sektor perindustrian, pertambangan, atau pertanian yang
pembangunannya dilakukan oleh instansi yang bersangkutan untuk bahan
baku serta dari hasil produksinya.
c) Lingkup Pelayaran yang Dilayani
Menurut lingkup pelayaran yang dilayani, jenis pelabuhan dibagi
menjadi pelabuhan internasional, pelabuhan regional dan pelabuhan lokal.
Pelabuhan Internasionaladalah pelabuhan yang melayani kegiatan
perdagangan dan pelayaran internasional. Pelabuhan Regional adalah
pelabuhan yang melayani kegiatan perdagangan atau pelayaran regional.
Pelabuhan Lokaladalah Pelabuhan yang melayani kegiatan atau pelayaran
daerah.
d) Kegiatan Pelayaran Luar Negri
Menurut kegiatan perdagangan luar negri yang dilayani, jenis
pelabuhan bisa dibagi menjadi pelabuhan import dan pelabuhan export.
Pelabuhan import adalah pelabuhan yang melayani masuknya barang –
barang dari luar negri. Pelabuhan exportadalah pelabuhan yang melayani
penjualan barang –barang ke luar negri.
e) Menurut Kapal yang Diperbolehkan Singgah
Menurut kapal yang diperbolehkan singgah, jenis pelabuhan dspat
dibagi menjadi pelabuhan laut dan pelabuhan pantai. Pelabuhan laut
adalah pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negri dan dapat
disinggahi oleh kapal –kapal dari negara sahabat. Sedangkan pelabuhan
pantaiadalah pelabuhan yang tidak terbuka untuk perdagangan dengan luar
negri dan hanya dapat dipergunakan oleh kapal –kapal indonesia.
f) Wilayah Pengawasan Bea-Cukai
9

Dari segi pelayanan Bea-Cukai, jenis pelabuhan dibagi menjadi


custom port and free port I. Custom Port adalah pelabuhan yang berada di
bawah pengawasan Bea-Cukai, sedangkan Free Port adalah pelabuhan
yang berada di luar pengawasan Bea-Cukai.
g) Kegiatan Pelayarannya
Dilihat dari segi pelayarannya, pelabuhan dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu pelabuhan samudra, pelabuhan nusantara dan pelabuhan rakyat.
h) Peranan dan Pelayaran
Menurut perannya dalam pelayaran, pelabuhan dibagi menjadi dua
jenis, yaitu pelabuhan transito dan pelabuhan ferry. Pelabuhan Transito
adalah pelabuhan yang mengerjakan transitment cargo . Pelabuhan Ferry
adalah pelabuhan penyebrangan. Pelyanan dilakukan dengan kapal ferry
yang menghubungkan dua tempat dengan sistem rool on dan rool of
dengan membawa penumpang dan kendaraan.

B. Tatanan Pelabuhan
Tatanan Kepelabuhanan Nasional menurut Undang-undang Republik
Indonesia no 17 tahun 2008 BAB VII Pasal 67 ketatanan kepelabuhan
nasional menjadi 3 bagian:
a. Tatanan Kepelabuhanan Nasional diwujudkan dalam rangka penyelanggaraan
pelabuhan yang andal dan berkemampuan tinggi, menjamin efisiensi, dan
mempunyai daya asing global untuk menunjang pembangunan nasional dan
daerah yang berwawasan Nusantara.
b. Tatanan Kepelabuhanan Nasional sebagaimana di maksud pada ayat (1)
merupakan sistem kepelabuhanan berdasarkan kawasan ekonomi, geografi,
dan keunggulan komparatif wilayah, serta kondisi alam.
c. Tatanan Kepelabuhanan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat:
10

1). Peran, fungsi, jenis, dan hierarki pelabuhan


2). Rencana Induk Pelabuhan Nasional dan
3). Lokasi Pelabuhan

C. Peranan Pelabuhan

Peranan pelabuhan menurut Tatanan Kepelabuhanan Nasional Keputusan


Menteri Perhubungan Nomor Km 53 2002 pasal 7 yaitu :

a. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai hirarkinya


b. Pintu gerbang kegiatan perekonomian daerah nasiona dan
internasional
c. Tempat kegiatan alih moda transportasi
d. Penunjang kegiatan industri dan perdagangan
e. Tempat distribusi konsilidasi dan produksi.
D. Pengertian Dermaga
Dermaga adalah tempat untuk melayani kapal – kapal masuk, tempat di
mana kapal dapat berlabuh atau sandar guna melakukan kegiatannya baik
bongkar maupun muat. (R.P Suyono 2003 : 16)
Dermaga Curah adalah dermaga yang digunakan untuk melakukan bongkar
muat kapal – kapal curah. Dermaga curah terdiri dari lapangan yang terbuka dan
dilengkapi dengan crane – crane untuk membongkar dan memuat barang curah,
dilengkapi hooper untuk barang curah kering yang akan di angkut langsung ke
dalam truk. Dermaga ini juga dilengkapi dengan alat – alat khusus yang telah ada
saat ini, seperti HMC yang berfungsi untuk memuat barang dengan kapasitas
lebih besar dibanding crane – crane darat lainnya.Adapun jenis dermaga dibagi
menjadi 3 yaitu :
a. Dermaga Dolphin adalah tempat sandar kapal berupa dolpin yang
dibangun di atas tiang pancang.Biasanya dermaga ini beralokasi di
pantai yang landai,sehingga diperlukan jembatan dermaga.
11

b. Dermaga Apung /system jetty adalah adalah tempat untuk


menambahkan kapal pada suatau ponton yang mengapung diatas
air.Digunakan ponton adalah untuk mengantisipasi pasang surut air
laut agar posisi kapal dengan dermaga bisa selalu sama.
c. Dermaga Perahu adalah untuk keperluan perahu atau kapal kecil
dapat didesain secara sederhana dengan menggunakan bahan dari
kayu ataupun baja.

Pada umumnya pelabuhan harus mempunyai bangunan bangunan sebagai


berikut:
a. Pemecah gelombang yang berfungsi untuk melindungi daerah
perairan pelabuhan dari gangguan gelombang
b. Alur pelayanan yang berfungsi untuk mengarahkan kapal
kapal yang akan keluar/masuk pelabuhan.

c. Kolam pelabuhan merupakan daerah perairan dimana kapal


berlabuh untuk melakukan bongkar muat ,melakukan gerakan untuk
memutar (dikolam putar)

d. Alat penambat,Digunakan untuk menambat kapal pada waktu


merapat didermaga maupun menunggu diperairan sebelum bisa
merapat ke dermaga.

E. Dasar Pengoprasian
Sebagaimana telah disebut di sebelumnya ,pengoperasian pelabuhan secara
dasar meliputi 8(delapan)kegiatan:
(Raja Oloan Saut Gurning dan Eko Hariyanto,2007)
12

a. Penyediaan kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas kapal dan tempat
berlabuh.
b. Pelayanan jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal-kapal
(pilotage) dan pemberian jasa kapal tunda untuk kapal-kapal laut.
c. Penyediaan dan pelayanan jasa dermaga untuk tambat/sandar,bongkar muat
barangdan hewan serta penyediyaan fasilitas naik turun penumpang.
d. Penyediaan dan pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan
barang,angkutan diperairan pelabuhan,alat bongkarmuat serta peralatan
pelabuhan.
e. Penyedian tanah untuk berbagai gabungan dan lapangan sehubungan dengan
kepentingan kelancaran agkutan laut hasil industri.
f. Penyediaan jaringan jalan dan jembatan,tempat tunggu kendaraan (lahan
parkir),saluran pembuangan air (sanitasi),instalasi listrik,instalasi air
minum,depo bahan bakar dan armada pemadam kebakaran.
g. Penydiaan jasa terminal bongkar muat peti kemas, muatan curah cair,muatan
curah kering dan kapal RO-RO.
h. Penyediaan jasa lainya ynag dapat menunjang pelayanan jasa kepelabuhanan.

Sebelum membahas tentang keagenan terlebih dahulu penulis


membahas pengertian perusahaan pelayaran, sebab keagenan merupakan
kegiatan perusahaan pelayaran.

Pelayaran dilihat dari kegiatannya ada dua macam, yaitu :

a. Pelayaran Niaga (Shipping Business,commercial shipping atau


merchan marine) adalah usaha jasa dalam bidang penyediaan ruang
pada angkutan air atau angkutan laut untuk kepentingan mengangkut
muatan penumpang dan barang dagangan dari suatu pelabuhan asal
13

(muat) ke pelabuhan tujuan (bongkar), baik dalam negeri


(interinsulair) maupun luar negeri (ocean going shipping).
b. Pelayanan bukan niaga, yaitu : pelayaran angkatan perang, pelayaran
dinas pos, pelayaran dinas penambang, dan sebagainya, pelayaran
penjagan pantai, pelayaran hodrografi, dan sebagainya.
Perusahaan pelayaran itu sendiri adalah badan usaha milik negara atau
swasta, berbentuk perusahaan negara persero, Perseroan Terbatas (PT),
Perseroan Comanditer (CV), dan lain-lain yag melakukan usaha jasa di bidang
penyediaan ruang kapal laut untuk mengankut muatan penumpang (orang)
dan barang (dagangan) darisatu pelabuhan asal (muat) ke pelabuhan tujuan
(bongkar) baik di dalam negeri (interinsulair) maupun luar negeri (ocean
going shipping).
F. Pengertian Keagenan

Keagenan adalah hubungan berkekuatan secara hukum yang terjadi


bilamana dua pihak bersepakat membuat perjanjian, dimana salah satu pihak
dinamakan agen (agent) setuju untuk mewakili pihak lainnya yang dinamakan
pemilik (principal) dengan syarat bahwa pemilik tetap mempunyai hak untuk
mengawasi agennya mengenai kewenangan yang dipercayakan
kepadanya.(R.P Suyono, 2007)

Secara general dikenal tiga jenis agen kapal, yaitu :

a. General agent(agen umum) adlah perusahaan pelayaran nasional yang


ditunjuk oleh perusahaan asing tersebut selama berlayar dan singgah
di pelabuhan di Indonesia
b. Sub-agen adalah perusahaan yang ditunjuk oleh general agn untuk
melayani kebutuhan tertentu dari kapal di pelabuhan tertentu. Sub-
agen ini sebenarnya berfungsi sebagsi wakil atau agen dari general
agen
14

c. Cabang agen adalah cabang dari general agen di pelabuhan tertentu.

Agen pelayaran juga menerima penunjukan untuk dapat melayani


kapal-kapal singgah atau sandar di pelabuhan tempat perusahaan kapal
penunjukan untuk dapat melayani kapal yang singgah atau sandar di
pelabuhan tempat perusahaan berada.

Keagenan Umum (general agen) adalah perusahaan pelayaran yang di


tunjuk perusahan pelayaran lain di Indonesia atau luar negeri yang (selaku
principal) untuk mengurus segala sesuatuyang berkaitan dengan kepentingan
kapal principal tersebut. Jadi perusahaan pelayaran dapat menunjuk agen dalam
hal dibutuhkan untuk melayani kapal perusahaan lain(Engkos Kosasih,2007).
Keagenan Umum (general agen) adalah perusahaan pelayaran yang di
tunjuk perusahan pelayaran lain di Indonesia atau luar negeri yang (selaku
principal) untuk mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan
kapal principal tersebut. Jadi perusahaan pelayaran dapat menunjuk agen dalam
hal dibutuhkan untuk melayani kapal perusahaan lain (Edy Hidayat N, 2009).

G. Bagian Yang Terkait Dalam Penanganan Muat


Dalam melaksanakan kegiatan pengurusan dokumen pabean muatan
angkut lanjut Luar negeri suku cadang kapal (ship Spares in transit) ke
kawasan zona perdagangan bebas banyak berhubungan dengan instansi-
instansi pemerintah maupun swasta. Hubungan tersebut akan memperlancar
dan mempermudah dalam melaksanakan pengurusan dokumen muatan angkut
lanjut luar negeri muatan suku cadang kapal (Ship spares in transit).

Adapun Bagian yang Terkait yaitu :

1. Shipper
15

Adalah exportir atau pengirim barang, nama dan alamat lengkap


shipper harus tertulis jelas di dalam dokumen-dokumen seperti : Bill of
lading, Packing list, Invoice.

2. Consignee
Consignee adalah Importir atau si penerima barang. Nama dan alamat
lengkap consignee harus tertulis jelas di dalam dokumen-dokumen seperti :
Bill of lading, Packing List, Invoice.

3. Perusahaan Agen Pelayaran


Adalah suatu perusahaan pelayaran nasional yang di tunjuk oleh pemilik
kapal untuk melayani kapal-kapalnya, serta muatan kapal yang di ageninya
selama kapal berada dipelabuhan-pelabuhan nasional tersebut, sampai
mempersiapkan dan melakukan pengurusan dokumen sampai muatan
keluar dari pelabuhan.

4. Persero
Persero adalah suatu badan usaha yang di kelola oleh Negara atau
daerah. Berbeda dengan prum atau perjan. Tujuan didirikan persero yang
pertama adalah mencari keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan
kepada umum.

5. Diroktorat Jendral Bea dan Cukai ( DJBC )


Adalah suatu instansi pemerintah yang mempunyai fungsi memberikan
pelayanan kepada masyarakat, sehubungan dengan kewajiban masyarakat
untuk memenuhi hak–hak negara yang berkaitan dengan pemasukan
barang ke daerah pabean dan pengeluaran barang dari barang daerah
pabean berdasarkan peraturan perundangan–undangan yang berlaku.

6. Perusahaan Forwarding
16

Forwarding adalah perusahaan yang bergerak di jasa pengakutan barang


secara keseluruhan, perusahaan forwarding bisa berfungsi sebagai EMKL,
Pelayaran, jasa kepabeanan, bahkan gudang tempat penimbunan barang,
usaha jasa pengurusan forwarding kegiatan usaha yang ditujukan mengurus
semua kegiatan yang diperlukan untuk terlaksana nya pengiriman dan
penerimaan barang melalui transportasi laut, udara dan darat yang dapat
mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepackan,
pengukuran, penimbangan dan pengurusan penyelesaiandokumen,
penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim asuransi
atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya lain-lainnya
berkenaan dengan pengiriman barang-barang tersebut sampai dengan di
terimanya oleh yang berhak menerimanya.

H. Pengertian kapal
Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang dilaut sungai
dan sebagainya (suyono, 2007 Hal 121).

a. Ukuran kapal
Bila kita melihat kapal-kapal dipelabuhn , maka yang terutama
diperhatikan adalah ukuran kapal. Untuk ukuran besarnya kapal dikenal
dengan istilah gross register ton (NRT) dan net register ton (NRT).
1) Gross register ton (GRT) adalah jumlah dari semua ruangan kapal
yang tertutup atau yang dapat ditutup secara kedap air,baik yang
berada dibawah geladak maupun yang berada diatasnya (Deck
line).oleh karena itu 1 register ton=100 cft (cubic feet) dan 100
cft=2,83 M3 maka besar GRT adalah total ruangan dalam cubic feet
dibagi 100.
17

2) Net register ton (NRT) adalah ruangan yang tersedia untuk barang
dan penumpang,atau juga daya angkut kapal yang dinyatakan dalam
volume. NRT merupakan GRT dikurangi dengan
a. Ruang untuk bunker dan air.
b.Ruang kemudi
c. Ruang mesin dan terowongan poros (shaft tunnel)
d.Ruang nahkoda dan anak buah kapal (ABK)
e. Ruang jangkar
f. Ruang air ballast
g.Ruang perbekalan.
3) Displacement adalah jumlah berat air yang dipindahkan oleh kapal,
atau berat underwater volume dari kapal yang sama beratnya dengan
kapal.displacement dinyatakan dengan long ton (1 long
ton=35cft.berat air laut).Displacement dibagi menjadi dua, yakni
loaded dan light displacement.

a) Loaded displacement adalah berat kapal beserta muatannya pada


sarat kapal (draft) maksimum yang diperkenankan oleh
peraturan.
b) Light displacement adalah berat kapal dalam keadaan kosong.
b. Muatan kapal
Muatan kapal berkaitan erat dengan daya angkut kapal.dalam hal daya
angkut kapal,dikenal dengan istilah Deadweight ton (bobot mati dalam
ton) Cargo capacity (kapasitas muatan):
1) Deadweight ton (DWT) adalah daya angkut kapal, termasuk
didalamnya penumpang, bahan bakar, air, perbekalan, dan spareparts
pada sarat maksimum yang dinyatakan dalam long ton (2.240 lbs),
atau sama dengan perbedaan antara loaded dan light displacement.
2) Cargo capacity adalah daya angkut kapal membawa muatan (DWT)
18

dikurangi bunker,air, perbekalan, spareparts.cargo capacity juga


dinamakan cargo deadweight (bobot mati muatan).
3) Stowage factor (SF) adalah volume yang diperlukan untuk satu ton
(1016 kg) barang yang dinyatakan dalam cft. SF 40 berarti bahwa
1ton barang itu mengambil tempat 40 cft.dalam SF sudah
diperhitungkan pula Broken stowage (celah yang terdapat diantara
muatan).sebagai contoh,SF kopra adalah 80.itu berarti 1 long ton
kopra mengambil ruangan 80 cft.
4) Bale space adalah ruangan didalam palka yang disediakan untuk
muatan umum (General cargo) dan biasanya dinyatakan dalam cft.
besarnya ruangan muatan diukur dari bagian dalam gading-gading
antara lantai bawah dengan bagian bawah dari deck bean lantai atas.
5) Grain space adalah ruangan dalam palka yang disediakan untuk
muatan curah (BULK) dan biasanya dinyatakan dalam cft.besarnya
ruangan muatan diukur dari bagian dalam dinding kapal dan dari
lantai bawah sampai dengan bagian bawah dari lantai atas.
6) Freeboard adalah jarak antara permukaan air dengan geladak ukuran
yang dinamakan geladak lambung timbul (Freeboard deck).
7) Freeboard deck adalah geladak terusan paling atas yang dilengkapi
dengan penutup permanen dan kedap air.dilambung kiri atau kanan
kapal diberi tanda dengan garis kecil diatas Plimsoll mark yang
dinamakan garis geladak atau (deck line) dari kapal.
Definisi kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,
yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya,
ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,
kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan
terapung yang tidak berpindah-pindah. Menurut Undang-undang
Republik Indonesia nomor 17 tahun 2008 pasal 1 (36).
19

I. Jenis–Jenis Kapal
a. Beberapa Jenis kapal menurut Undang–undang Pelayaran UU RI No.
17 Th.2008 sebagai berikut :
1) Kapal-Kapal Perang adalah kapal Tentara Nasional Indonesia
(TNI) yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang –undangan. Pasal 1( 37).
2) Kapal Negara adalah kapal milik Negara yang digunakan oleh
instansi pemerintah tertentu yang diberi fungsi dan kewenangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan untuk
menegakkan hukum serta tugas–tugas pemerintah lainnya. Pasal 1
( 38).
3) Kapal Asing adalah kapal yang berbendera selain bendera
Indonesia dan tidak dicatat dalam daftar kapal Indonesia. pasal 1
(39).
b. Berikut ini kapal berdasarkan kegunaanya (Suwarno, 2011:131) yaitu :
1) kapal barang (cargo veseel) atau konvensional. Berdasarkan jenis
muatannya, kapal barang dapat dibedakan menjadi tujuh jenis,
yaitu :
a) General Cargo Carrier adalah jenis kapal ini laut ini
mengangkut muatan umum (general cargo), yang terdiri dari
bermacam-macam barang dalam bentuk potongan maupun
dibungkus, dalam peti, keranjang, dan lain-lain.
b) Bulk Cargo Carrier adalah jenis kapal laut ini mengangkut
muatan curah dengan jumlah banyak dalam sekali jalan.
c) Kapal Tanker adalah kapal laut jenis ini untuk mengangkut
muatan cair.
20

d) Combination Carrier adalah kombinasi kapal tanker dan dry


bulk, dengan tujuan bila return cargo tidak ada maka bisa di
muati dry bulk cargoes.
e) Off shore Supply Ship adalah kapal laut jenis ini untuk
mengangkat bahan / peralatan, makanan, dan lain-lain untuk
anjungan.
f) Special Designed Ship adalah kapal laut ini khusus dibangun
untuk muatan tertentu, seperti daging, LNG, misalnya
refrigerated cargo carrier, liqueid gas carrier, dan sebagainya.
g) Kapal container atau kapal cellular container adalah kapal laut
ini untuk mengangkut muatan general cargo yang dimasukkan
ke dalam container atau muatan yang perlu di bekukan dalam
reefer container
Jenis – jenis container antara lain :
a. Kapal container
Biasanya.kapal jenis ini ada yang dilengkapi crane kapal dan
banyak juga yang tidk dilengkapi crane atau Derek
kapal,tetapi menggunakan shore crane atau gantry crane darat.
Kapal container berkembang pesat pada saat ini.
b. Roll-on/ Roll-of (RoRo).
Kapal laut jenis ini dapat memuat container diatas trailer
masuk dari belakang bersama trailernya (Roll-on) juga
membongkar container diatas trailernya keluar dari belakang
(Roll-of) dengan membuka pintu kapal.
c. Lighter About Ship (LASH).
Kapal laut jenis ini memuat tongkang (tongkangnya ikut
berlayar), terkadang tongkangnya bermesin.dengan demikian
kapal jenis ini tidak terlalu terikat dengan masalah
21

penyandaran kapal. Masalah cargo handlingpun dapat diurus


oleh pemilik barang,
Jenis kapal ini antara lain :
- Feeder Vessel Lash Barier (Flash). Muatan dari sungai
dimuat untuk lash.
- Sea Bees /Sea Train. Berisi 40 tongkang dengan kapasitas
masing-masing 1.000 ton. Tongkang dimuat dari belakang
dengan evaluator kapal 2.800 ton per jam.
2). Panamax Class
Ukuran kapal terbesar yang dapat melalui terusan panama
60.000 DWT, Lebar maksimum 32 meter, misalnya yang pernah
diizinkan, Length Over All (LOA) -274,2 M, Lebar 32,3 m dan
draft 11,28 m.
3). Kapal penelitian/Perambuan.
Untuk fungsi pemetaan, hidrografi, oceanografi,
seismografi, dan melakukan penilitian di laut.
4). Kapal penumpang (Passanger Vessel).
Kapal laut ini digunakan untuk mengangkut penumpang,
dibangun dengan banyak geladak dan ruang cabin penumpang
terdiri dari beberapa tingkat/kelas. Untuk pelayaran jarak
dekatjuga disediakan kelas dek yang lebih murah biayanya.
5). Kapal barang penumpang (Cargo-Passanger Vessel).
Jenis kapal laut ini digunakan untuk mengangkut
penumpang dan barang secara bersama-sama. Berarti kapal
tersebut mempunyai banyak geladak dan cabin penumpang tidur
bersama muatan overvrcht (muatan overvracht adalah barang
bawaan penumpang yang dikenakan biaya pengangkutan).
22

6). Kapal Barang Dengan Akomodasi Penumpang Terbatas.


Ini merupa7kan kapal biasa (General cargo atau bulk
cargo carrier), tetapi tidak diizinkan membawa penumpang
maksimum dua belas orang.
J. Jenis-jenis usaha pelayaran
Usaha pelayaran dapat dibedakan berdasarkan wilayah, sifat
usaha atau bentuk koperasi dan muatannya.berikut ini penjelasannya
(Engkos, kosasih, 2007 : 30-34)
a. Berdasarkan wilayah
dilihat dari wilayahnya,usaha pelayaran dibagi menjadi 6 jenis.

1) Pelayaran lokal
Usaha pelayaran terbatas pada radius 200 mil didalam satu atau
dua provinsi di Indonesia.
2) Pelayaran pantai
Usaha pelayaran pantai meliputi seluh,uh wilayah perairan
diindonesia,sering juga disebut pelayaran interinsulair,
pelayaran antar pulau, atau pelayaran nuasantara.
3) Pelayaran samudra
Pelayaran ini beroperasi dalam perairan internasional antara 2
negara atau lebih, membawa muatan impor dan ekspor.kalau
dalam pelayaran local dan pelayaran nusantara cukup
memerhatikan peraturan perundang undangan indonesaia saja,
untuk pelayaran samudra harus memerhatikan hukum dan
konvensi-konvensi internasional.
4) Pelayaran rakyat
Dengan kapal kecil mengangkut muatan dari pedalaman yang
tidak terjangkau apal besar, dengan diberikan kemudahan atau
keringanan persyaratan dari pemerintah.
23

5) Pelayaran perintis
Merupakan penugasan dari pemerintah untuk membuka trayek
kedaerah minus, atau tidak ada muatan balik.
6) Pelayaran cross trading
Pelayaran ini melayani angkutan antar Negara diluar
negeri.(kapalnya hampir tidak pernah singgah dihome port).
b. Berdasarkan sifat usaha atau bentuk operasi
usaha pelayaran dilihat dari sifat usaha/atau bentuk operasinya
dibedakan menjadi 5 jenis berikut:
1) Pelayaran tetap (Liner service)
Pelayaran tetap Mempunyai cirri-ciri sebagai berikut

a. Jalur pelayaran (trade line) dan perjalanan kapal tertentu dan


teratur, menyinggahi pelabuhan yang ditetapkan sebelumnya
dengan frekuensi yang tetap dan mempunyai sailing schedule
tertentu yang semunya diumumkan kepada semua cargo owner
(pemilik muatan).
b. Umumnya pelayaran tetap dapat menerima semua jenis
muatan.
c. Pelayaran tetap menawarkan Freight rate (daftar tarif
angkutan) yang telah ditetapkan dan telah berlaku umum.tarif
tersebut berlaku sampai adanya pemberitahuan mengenai
perubahan berikutnya. Pada pelayaran samudra sering
ditetapkan oleh conference (ditetapkan melalui kesepakatan
antar sesama anggota bila perusahaan menjadi anggota
conference).
d. Carrier (pengusaha pelayaran) harus mempunyai peraturan atau
syarat-syarat pengangkutan yang dicantumkan pada lembar
formulir bill of lading (B/L) atau mungkin ada perjanjian
24

khusus antara carrier dan shipper.dengan perjanjian dan


penandatanganan B/L, pihak yang dirugikan apabila ada
kejadian dapat mengajukan claim atau tuntutan hukum pada
pengadilan.
Untung Ruginya Service Liner
Sebagaimana usaha yang lain , usaha pelayara service liner
juga memiliki keuntungan dan kerugian .berikut ini penjelasan.
Keuntungan Service Liner :
a. Memenuhi kebutuhan bagi cargo owner , yaitu satu pelayaran
yang tetap dan teratur .
b. Mempunyai customer tetap yang selalu mensupport
perusahaan .
c. karena sifatnya yang teratur lebih mudah diramalkan dan
diadakan preplanning sehingga kemungkinan untung/rugi
lebih mudah diketahui sebelumnya.
Kerugian Service Liner :
a. Liner membutuhkan satu organiasi yang mahal / besar, harus
ada unit usaha , armada keuangan , dan administrasi/umum
dalam jumlah yang sesuai dengan kegiatan.
b. Harus balanced trade terutama untuk liner container untuk
menghindari biaya repositioning yang tinggi.
c. Agar dapat memelihara satu frekuensi yang tinggi harus
mempunyai armada yang besar / banyak.
2) Pelayaran tramper (Tramper Service)
pelayaran tramper merupakan pelayaran bebas yang tidak
terikat ketentuan formal, tidak mempunyai jalur pelayaran tetap
dan kapal dapat berlayar kemana saja . kapal membawa muatan
25

apasaja dan sering membawa muatan sejenis (Engkos Kosasih,


2007:32-33).
Berikut ini adalah bebeapa keuntungan pelayaran tramper :
1. Kapal hanya menyinggahi pelabuhan yang mempunyai
prospek yang bermuatan cukup.
2. Pelabuhan yang disinggahi kurang, tetapi muatan yang
diangkut cukup banyak. Jadi biaya akan rendah dan
pendapatan cukup tinggi.
3. Organisasi perusahaan cukup sederhana, yang penting ada
unit armada.
Berikut ini adalah beberapa kerugian tramper:
1. Tidak mudah mendapatkan employment kapal karena tidak
mempunyai costumer yang tetap.
2. Ada kemungkinan berlayar dalam keadaan kosong menuju
satu pelabuhan muat atau tidak memperoleh muatan balik .
3) Pelayaran khusus
Pelayaran khusus adalah pelayaran yang tidak termasuk dalam
liner atau tramper dan mengangkut barang khusus
pelayaran khusus meliputi beberapa jenis, yaitu:
a. Pelayaran yang khusus melayani kepentingan perusahaan
sendiri/tidak melayani pihak lain
b. Angkutan minyak atau LNG
c. Pelayaran wisata laut
d. Pelayaran khusus mengangkut barang industri seperti angkutan
pupuk, batu bara, semen, log, dan lain-lain
4) Pelayaran feeder
Pelayaran feeder adalah pelayaran yang menggunakan kapal
container dengan ukuran dan kapasitas lebih kecil yang
26

mengumpulkan muatan disuatu pelabuhan untuk dipindahkan ke


mother vesselnya dan melayani jalur HUB port ke SPOKE atau
sebaliknya.
K. Kegiatan Pengusahaan Pelayaran Niaga
Terdapat beberapa jenis kegiatan pengusahaan niaga, di antaranya :
(Suwarno, 2011).
1).Usaha Pokok Pelayaran
Mengangkut barang atau penumpang, khususnya barang dagangan
dari suatu pelabuhan pemuatan untuk di sampaikan ke pelabuhan
pembongkaran(tujuan) dengan kapal milik sendiri, mencharter, atau
kerja sama dengan pihak-pihak ketiga perusahaan pelayaran akan
menerima pendapatan charter (charter party). Beberapa perjanjian
charter yang berlaku adalah sebagai berikut:
a) Bareboat Charter, yaitu men-charter kapal untuk jangka waktu
tertentu. Perusahaan pelayaran menyerahkan kapalnya kepada
pencharter tanpa anak buah kapal, pendapatan yang di peroleh
adalah hanya pendapatan charter dan hampir semua biaya menjadi
tanggung jawab pencharter.
b) Time Charter, yaitu kegiatan pen-charteran kapal untuk jangka
waktu tertentu. Kapal diserahkan lengkap dengan anak buah kapal
dan perlengkapannya, pendapatan yang diperoleh adalah
pendapatan charter dan menanggung biaya yang terkait dengan
kapal dan anak buah kapal (antara lain: maintenance kapal, biaya
anak buah kapal, asuransi, penyusutan dan beban overhead).
c) Voyage Charter, yaitu kegiatan pencharteran kapal untuk satu
voyage atau lebih dari satu pelabuhan ke satu atau beberapa
pelabuhan tujuan. Harga sewa/charter sering disebut freight,
dimana seluruh biaya operasi menjadi beban pemilik kapal.
27

2).Usaha Keagenan
Usaha Keagenan adalah mengageni perusahaan pelayaran asing/lain
atau principal dengan memberikan jasa dalam pengurusan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kapal, muatan, olein, dan
freight dari principal. Kegiatan usaha keagenan tersebut antara lain:
a) port information, cargo prospect, dan informasi lainnya.
b) ship husbanding (port & custom clearance, imigrsi, kesehatan
pelabuhan, dan sebagainya), dan mengurus surat surat / dokumen
kapal.
c) pengorganisasian kapal (traffic, bunker, reapir, maintenance,
survey,certification, pengawakan, keperluan kapal lainnya).
d) Berusaha memperoleh muatan untuk kapal dan sekaligus
melaksanakan handling untuk muatan.
e) Melakasanakan freight collection adminitasi disburment termasuk
pertanggung jawabannya.

3).Usaha Sampingan
Usaha Sampingan adalah kegiatan di luar tersebut diatas, tetapi
menunjang usaha pelayaran baik dalam bentuk fisik atau keuntungan
yang di peroleh, Perusahaan pelayaran dapat menyelenggarakan usaha
sampingan seperti:
a) Anak perusahaan; perusahaan bongkar muat, usaha bengkel kapal,
usaha forwading dan sebagainya.
b) Menyelenggarakan kegiatan; EMKL, jasa transportasi,
depocontainer, transhipment, sub agency, penyewaan alat bongkar
muat, angkutan bandar, jasa pengurusan dokumen pengkapalan
sesuai permintaan dalam shipping instruction.
28

L. Kegiatan Keagenan
Jika suatu perusahaan tidak mempunyai kantor sendiri di
pelabuhan itu, maka perusahaan pelayaran tersebut dapat menunjuk
pelayaran lain yang ada di pelabuhan itu untuk mengurus kapal ataupun
barang yang di muat/ di bongkar dari kapalnya.
Pengangkatan sebagai agen di lakukan dengan “Letter of Appoinment“
(surat penunjukan) setelah adanya perundingan antara kedua belah
pihak.Hak dan kewajiban, tugas, serta tanggung jawab agen dituangkan
dalam “Agency Agreement”.(Engkos Kosasih, 2007 : 204).
M. Fungsi Kegiatan Keagenan
Unit keagenan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Menyusun program operasional keagenan berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan, baik terhadap pelayanan liner service maupun tramper.
b. Memonitor pelaksanaan penanganan / pelayanan keagenan, baik yang
bersifat kegiatan fisik muatan maupun kegiatan jadwal datang dan
berangkat kapal.
c. Mengadministrasikan kegiatan keagenan, baik yang berkaitan dengan
kegiatan fisik operasional maupun yang menyangkut keuangan.
d. Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan keagenan
sebagai masukan dalam menentukan kebijaksanaan sebagaimana
mestinya.
e. Mengupayakan kegiatan keagenan sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan omset terhadap kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
N. Prosedur Pelayanan Perusahaan Sebagai Pihak Agen

a. Sebelum kapal tiba


1) Mengirim pemberitahuan kepada Syahbandar Cab.Semarang tentang
perencanaan kedatangan kapal, dengan dilampiri :
29

Master cable adalah suatu pemberitahuan dari kapten mengenai kapan


kapal akan datang, kondisi barang, dan kapalnya.
2) Mengajukan permohonan fasilitas untuk kapal kepada PT. (Persero)
PELINDO, mengisi dan menandatangani formulir PPKB (Permintaan
Pelayanan Kapal dan Barang) yang berisikan permohonan untuk labuh,
pandu / tunda, tambat, air tawar, listrik dengan dilampiri :
a) Copy surat ukur kapal
ukuran-ukuran terpenting dari kapal seperti ukuran panjang, ukuran
dalam, serta ukuran-ukuran dari tiap-tiap palka kapal.
a) Copy manifest (untuk bongkar)
Mengirim Adalah suatu sertifikat / surat keterangan yang
menyebutkan.
3) pemberitahuan kepada penerima barang (consignee), tentang ETA
(Estimate Time Arrival) dimana perhitungan ini digunakan untuk
menentukan kapan waktu tiba kapal di suatu pelabuhan tujuan yang
mana di laporkan ke perusahan kapal ataupun agen perkapalan di
pelabuhan tujuan.
4) Sedikitnya satu hari sebelum kapal tiba sudah diadakan meeting antara
pihak-pihak yang terkait PT. (Persero) PELINDO sebagai devisi utama,
Pelayaran, PBM dalam forum PPSA, guna membahas tentang rencana
kegiatan bongkar / muat.
Materi yang diperlukan dalam rapat PPSA (Pusat Pelayanan Satu Atap)
adalah :
a) ETA kapal untuk menentukan kesiapan dermaga sandar.
b) Jumlah Ton/M3 barang yang dibongkar / muat untuk menentukan
gudang / lapangan penimbunan.
c) Jumlah buruh dan alat mekanis yang diperlukan.
b. Pada saat kapal tiba
30

1) Agen naik ke kapal untuk mengambil surat-surat untuk keperluan


clearance in di kantor syahbandar. Selama kapal berada di pelabuhan surat-
surat tetap disimpan di kantor syahbandar sampai kapal akan meninggalkan
pelabuhan.
2) PT. (Persero) PELINDO, akan melayani kegiatan sesuai fasilitas yang
telah disetujui dalam forum PPSA.
3) Team pemeriksa yang terdiri syahbandar, Bea & Cukai, Imigrasi,
kesehatan pelabuhan dan karantina mengadakan pemeriksaan di atas kapal
(untuk kapal berbendera asing).
4) Setelah team pemeriksa turun dari kapal dengan catatan bahwa tidak ada
masalah bagi kapal, maka stevedore dari PBM yang di tunjuk naik ke kapal
untuk mengerjakan kegiatan bongkar / muat.
5) Menyerahkan manifest kepada Syahbandar dan dilampiri dengan:
a) Daftar awak kapal
b) Crew List
31

2.2 Gambaran Umum Obyek Penulisan

A. Sejarah Singkat Perusahaan


PT. Multi Jaya Samudera (Waruna Group) merupakan perusahaan
pelayaran yang bergerak di bidang Pelayaran (Shipping) dan Keagenan
Kapal (Ship’s Agency) adalah anak perusahaan yang bernaung di bawah PT.
Waruna Nusa Sentana Group.
Pada mulanya PT. Waruna Nusa Sentana yang memiliki berbagai jenis
kapal kepada perusahaan-perusahaan pelayaran sebagai agen. Lama-kelamaan
timbul untuk mendirikan sebuah perusahaan keagenan. Disamping
meningkatkan efesiensi dengan mengambil alih usaha pengoperasian kapal
milik sendiri, juga sebagai sumber pendapatan dengan melayani
pengoperasian kapal-kapal milik perusahaan lain.
Maka pada tanggal 02 April 1997 berdiri Perusahaan yang diberi nama
PT. Multi Jaya Samudera yang dikukuhkan dalam Akte Notaris No. 12
tanggal 02 April 1997.
PT. Multi Jaya Samudera (Waruna Group) resmi beroperasi di Pelabuhan
Belawan pada awal Juni 1997 dan pada pertengahan Juni 1997 telah dibuka
Kantor Cabang di Lhokseumawe, Aceh Utara.
Kini, Perusahaan PT. Multi Jaya Samudera (Waruna Group) sebagai
Perusahaan Pelayaran dan keagenan kapal saling mendukung dengan induk
perusahaan PT. Waruna Nusa Sentana dimana kapal-kapal yang disewa
pencharter kapal dan yang diperbaiki di Galangan PT. Waruna Nusa Sentana
diurus keagenannya oleh PT. Multi Jaya Samudera (waruna Group).
Di dalam PT. Multi Jaya Samudera (Waruna Group) terdapat beberapa
departemen yang memiliki tugas dan wewenang masing-masing gunanya
untuk menjalankan dan mendukung aktivitas perusahaan. Setiap departemen
memiliki manajer yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan
departemen yang bersangkutan. Departemen-departemen ini memiliki
32

hubungan yang erat yang membentuk kerja sama yang baik dengan tujuan
untuk memajukan perusahaan.
Sebagai salah satu Perusahaan Pelayaran Terbesar di Indonesia PT.
Multy Jaya Samudera (Waruna Group) saat ini telah memiiki berbagai jenis
kapal antara lain :
1) Kapal Tanker
2) HarbourTug
3) TowingTug
4) Cement Carrier
5) Bulk Carrier dan
6) AHTS

Untuk mendukung kelancaran kelancaran operasional PT. Multy Jaya


Samudera (Waruna Group) didukung denga bebrapa kantor cabang yang
tersebar di beberapa wilayah Indonesia, antara lain :

1. Kantor pusat Medan.


Jl. Gajah Mada No. 10
Tel. (061)4535314-4154774
Fax. (061) 4154738.
Medan 20112 – Indonesia
2. Kantor Cabang Jakarta.
PT. MJS JAKARTA Branch
Jl. Bouleverd Barat Raya
Pasifik Plaza Blok B2 No. 29-35
Kelapa Gading Jakarta Utara 14241
33

3. Dumai
PT. MJS DUMAI Branch
Jl. Sidorejo No. 43
Kel. Ratu Sima – Dumai
Tel. (0765) 439075
Fax. (0765) 34343
4. ACEH
PT. MJS ACEH Branch
Jl. Samudera No. 9
Lhoksumawe-ACEH
Tel. (0645) 43327
Fax. (0645) 43327
5. SURABAYA
PT. MJS SURABAYA Branch
Jl. Perak Barat No. 57
Tanjung Perak Surabaya – 06117
Tel/Fax. (031) 3566976
6. CILACAP
PT. MJS CILACAP Branch
Jl. Baleng Seletas No. 12
Cilacap
7. BALIKPAPAN
PT. MJS BALIKPAPAN Branch
Jl. Apt. Pranoto N0. 3
Balikpapan
Tel. 439075
34

B. Visi dan Misi PT. Multy Jaya Samudera (Waruna Group)


Adapun Visi dan Misi yang di miliki PT. Multy Jaya Samudera
(Waruna Group) adalah

a) V i s i
Menjadi perusahaan pelayaran terbaik.
a) M i s i
1) Membangun perusahaan yang efektif dan professional
dengan SDM yang peduli, berdedikasi, dan unggul.
2) Memberikan pelayanan terbaik untuk kepada rekan bisnis
dan pelanggan

C. Struktur Organisasi PT. Multy Jaya Samudera (WarunaGroup)


Struktur organisasi ini bisa juga di katakan sebagai time kerja yang
merupakan kerangka dasar untuk menggambarkan hubungan kerja antara
pemimpin dengan bawahan dan seluruh karyawan dalam menjalankan
suatu bagian tugas masing-masing atau tanggung jawab pekerjaan
masing-masing,bentuk organisasi ini adalah system organisasi lini, yaitu
hanya terdapat satu kesatuan perintah sehingga perintah kerja langsung
dari pimpinan perusahaan.
35

Adapun struktur orgaanisasi pada PT. Multy Jaya Samudera (Waruna Group)
Belawan adaalah sebagai berikut :

DIREKTUR

DANNY LIM

DPA SECRETARIS

ACHMAD JUNAIDI ROLYTA

SMTA SMOA

MARIAN ERWIN AFRIZAL

STAFF STAFF

SULIMAN ALDOREZA
M. LOGISTIC
M. HRD OD
MARIAN
NIKSON SILALAHI JAMALUM SINAMBELA

STAFF STAFF STAFF

LISMAWATI BERUTU USMAN LEO K.H PURBA


36

D. Tugas dan wewenang setiap jabatan dalam struktur


1) Direktur
a) Mencari relasi melalui perusahaan lain dengan cara mengadakan
hubungan baik dengan sesama pemimpin perusahaan.
b) Bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaan.
c) Mengatur dan memantau tehnik kerja operasional.
2) Secretaries
a) Mengatur seluruh jadwal untuk direktur.
b) Menjadi notula untuk direktur saat meeting.
c) Merekap kegiatan operasional perbulan.
3) DPA
a) Berhubungan langsung dengan orang kapal.
b) Bertanggung jawab atas kejadian-kejadian di kapal.
4) SMTA
a) Mengatur seluruh teknis dari kapal misalkan.
b) Bertanggung jawab atas kondisi kapal.
5) SMOA
a) Mengatur pengoprasian kapal agar menjadi efektif dan efisien.
b) Memantau kinerja seluruh divisi operasional.
6) Manager HRD
a) Bertanggung jawab atas SDM.
b) Membuat system HR yang efektif dan efisien.
c) Bertanggung jawab atas rekrutmen karyawan.
d) Melakukan proses seleksi, promosi, transfer, dan demosi.
e) Melakukan kegiatan bimbingan, dan pelatihan.
f) Membuat kontrak kerja dan memperbarui kontrak kerja.
g) Membuat tindakan disipliner pada karyawan yang tidak melakukan
tugas nya dengan baik ataumelanggar peraturan.
37

h) Menentukan gaji setiap karyawan dan juga bonus tiap-tiap karyawan.


7) Manager logistic
a) Menyediakn keperluan-keperluan di kantor maupun diatas kapal.
b) Menyediakan sperparts untuk kapal.
c) Mengawasi arus logistic.
8) OD
a) Membuat key performens indicator karyawan.
9) Staff
a) Membantu melancarkan pekerjaan dari atasan nya.
b) Bertindak langsung untuk mengatur jalannya kegiatan operasional.

Anda mungkin juga menyukai