Anda di halaman 1dari 13

Pelabuhan

Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan
biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-
kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun
pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti
pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur
tentang pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya.
Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari gelombang laut
dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi :

 dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
 crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
 gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang akan di pindah ke
kapal.
Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu dan sebagai
prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara. (Triatmodjo, 2009)

Jenis Pelabuhan
(Berdasarkan PP N.69 Tahun 2001)
a. Alamnya

 Pelabuhan terbuka, kapal dapat merapat langsung tanpa bantuan pintu air,umumnya berupa
pelabuhan yang bersifat tradisional.
 Pelabuhan tertutup, kapal masuk harus melalui pintu air seperti dapat kita temui di Liverpool,
Inggris dan terusan Panama.

b. Pelayanannya

 Pelabuhan Umum, diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat yang secara teknis dikelola
oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
 Pelabuhan Khusus,dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu, baik
instansi pemerintah, seperti TNI AL dan Pemda Dati I/Dati II, maupun badan usaha swasta
seperti, pelabuhan khusus PT BOGASARI yang digunakan untuk bongkar muat tepung terigu.
c. Lingkup Pelayaran

 Pelabuhan Internasional , utama primer yang melayani nasional dan internasional dalan jumlah
besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut internasional.
 Pelabuhan International, utama sekunder yang melayani nasional maupun internasional dalam
jumlah besar yang juga menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.
 Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional dalam jumlah
menengah.
 Pelabuhan Regional,pelabuhan pengumpan primer ke pelabuhan utama yang melayani secara
nasional.
 Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah kecil.

d.Perdagangan Luar Negeri

 Pelabuhan Ekspor
 Pelabuhan Impor

e.Kapal yang Diperbolehkan Singgah

 Pelabuhan Laut, Pelabuhan yang boleh dikunjungi kapal negara-negara sahabat.


 Pelabuhan Pantai, pelabuhan yang hanya boleh dikunjungi kapal nasional.

f.Wilayah Pengawasan Bea Cukai

 Custom port, adalah wilayah dalam pengawasan bea cukai.


 Free port. adalah wilayah pelabuhan yang bebas di luar pengawasan bea cukai.

g.Kegiatan Pelayarannya

 Pelabuhan Samudra, contoh: Pelabuhan Tanjung Priok.


 Pelabuhan Nusantara, contoh: Pelabuhan Banjarmasin.
 Pelabuhan Pelayaran Rakyat, contoh: Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.
h. Peranannya

 Transito, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan transhipment cargo, seperti


Pelabuhan Singapura.
 Ferry, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan penyebrangan, seperti Pelabuhan Merak.

 Ditinjau Dari Segi penyelenggaraannya

- Pelabuhan umum pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat umum.


- Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan
tertentu.

 Ditinjau dari segi pengusahaannya

- Pelabuhan yang diusahakan


Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh
kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang, menaik
turunkan penumpang serta kegiatan lainnya.

- Pelabuhan yang tidak diusahakan


Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgahan kapal/perahu, tanpa fasilitas bongkar muat,
bea cukai, dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabuhan kecil yang disubsidi oleh
pemerintah.

 Ditinjau dari segi fungsinya dalam perdagangan Nasional dan Internasional

- Pelabuhan laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal- kapal berbendera asing.
Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramai dikunjungi oleh kapal- kapal
samudra.

- Pelabuhan pantai
Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh
karena itu, tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal asing dapat memasuki
pelabuhan ini dengan meminta ijin terlebih dahulu.

 Ditinjau dari segi penggunaannya

- Pelabuhan kapal ikan


Pada umumnya, pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang dalam, karena kapal-
kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar.

- Pelabuhan kapal tengker (minyak)


Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan. Proses bongkar muat
dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa-pompa.

- Pelabuhan kapal barang


Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar-muat
barang.

- Pelabuhan kapal penumpang


Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada pelabuhan barang
di belakang dermaga, terdapat gudang-gudang. Sedangkan pada pelabuhan penumpang dibangun
stasiun penumpang.

- Pelabuhan kapal peti kemas, yaitu tempat untuk membongkar peti kemas yang ada di atas kapal
untuk dibawa ke lapangan penumpukan peti kemas.

- Pelabuhan kapal militer


Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat
kapal-kapal perang dan agar letak bangunannya cukup terpisah

 Ditinjau menurut letak geografisnya

- Pelabuhan alam
Pelabuhan alam merupakan daerah yang terlindungi dari badai dan glombang secara alamiah.
Misalnya oleh suatu pulau,jazirah, atau terletak di teluk, estuary atau muara sungai. Di daerah
tersebut, pengaruh gelombang sangat kecil.

-Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang dengan
membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater). Pemecah gelombang ini
membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah (mulut
pelabuhan) untuk keluar masuknya kapal.

- Pelabuhan semi alam


Pelabuhan ini merpakan campuran dari kedua tipe di atas.Misalnya suatu pelabuhan yang
terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk.
Fasilitas Pelabuhan
Fasilitas pelabuhan terbagi atas dua macam yaitu fasilitas pokok dan penunjang pelabuhan.

Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan
perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan serta
menjadi tempat distribusi maupun pasar ikan.
Klasifikasi pelabuhan perikanan ada 3, yaitu: Pelabuhan Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan
Nusantara, dan Pelabuhan Perikanan Samudera.
Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi:

 Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter)


 Perlindungan dari angin, ombak, dan petir
 Akses ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk.

Pelabuhan utama dunia

Pelabuhan Wellington pada malam hari. Karena kapasitasnya yang terbatas, banyak pelabuhan yang bekerja
sepanjang waktu.

Peringkat pelabuhan dunia berdasarkan volume lalu-lintas muatan kargo kontainer (dalam jutaan
TEU) (2004):

1. Pelabuhan Hong Kong Tiongkok | 21.9


2. Pelabuhan Singapura Singapura | 20.6
3. Pelabuhan Shanghai Tiongkok | 14.6
4. Pelabuhan Shenzhen Tiongkok | 13.7
5. Pelabuhan Pusan Korea Selatan | 11.3
6. Pelabuhan Kaohsiung Taiwan | 9.7
7. Pelabuhan Rotterdam Belanda | 8.3
8. Pelabuhan Los Angeles Amerika Serikat | 7.3
9. Pelabuhan Hamburg Jerman | 7.0
10. Pelabuhan Dubai Uni Emirat Arab | 6.4
11. Pelabuhan Antwerp Belgia | 6.0
12. Pelabuhan Long Beach Amerika Serikat | 5.8
13. Pelabuhan Klang Malaysia | 5.2
14. Pelabuhan Qingdao Tiongkok | 5.1
15. Pelabuhan New York/New Jersey Amerika Serikat | 4.4
16. Pelabuhan Jakarta Indonesia
Fungsi Pelabuhan

 Pelabuhan sebagai suatu perairan yang terlindung dari gelombang yang dilengkapi
dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapaal dapat bertambat untuk
bongkar muat barang, gudang laut dan tempat-tempat penyimpanan dimana barang-
barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

 Pelabuhan sebagai tempat yang terlindung dari gerakan gelombang laut, sehingga
bongkar muat dapat dilaksanakan demi menjamin keamanan barang.

 Pelabuhann sebagai suatu areal perairan tertutup untuk melindungi dan memberi
keamanan bagi kapal dari angin kencang.

Dan juga terdapat fungsi-fungsi lain sebagai berikut:

 Pembangunan pelabuhan yang didasarkan pada pertimbangan politik, misalnya


pelabuhan militer yang diperlukan untuk mendukung keamanan suatu Negara.
 Pembangunan suatu pelabuhan diperlukan untuk melayani atau meningkatkan kegiatan
ekonomi daerah di belakangnya dan untuk menunjang kelancaran perdagangan antar
pulau maupun Negara (ekspor dan impor) pelabuhan banyak mendukung perkembangan
kota didekatnya dan daerah belakangnya.
 Untuk mendukung kelancaran produksi suatu perusahaan atau pabrik, sering diperlukan
suatu pelabuhan khusus. Pelabuhan ini akan melayani pemasaran dan pengiriman hasil
produksi atau mendatngkan bahan baku produksi pabrik tersebut.

Fasilitas Pokok Pelabuhan

Fasilitas pokok pelabuhan adalah semua fasilitas yang harus ada pada pelabuhan. Fasilitas pokok
tersebut antara lain adalah :

a. Dermaga
Dermaga merupakan fasilitas pelabuhan yang digunakan untuk bersandarnya kapal agar dapat
melakukan proses bongkar muat barang atau untuk mengangkut dan menurunkan penumpang,
yang dilengkapi dengan tambatan dan peralatan bongkar muat.

b. Alur Pelayaran
Alur pelayaran merupakan daerah yang dilalui kapal sebelum masuk ke dalam wilayah
pelabuhan. Alur pelayaran berfungsi untuk memberi jalan kepada kapal untuk memasuki wilayah
pelabuhan dengan aman dan mudah, menghilangkan kesulitan yang akan timbul karena gerakan
kapal ke arah atas (minimum ships maneuver activity) dan gangguan alam.

c. Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan merupakan daerah yang berbentuk perairan yang mempunyai kedalaman yang
disyaratkan dimana perairan tersebut berada di depan dermaga dan terlindung oleh pemecah
gelombang (breakwater). Kolam pelabuhan berfungsi menampung kapal dalam melakukan berth
time (waktu sandar) selama dalam pelabuhan, kapal dapat dengan mudah melakukan bongkar
muat tanpa terganggu oleh gelombang,

d. Pemecah Gelombang (Breakwater)


Breakwater merupakan bagian fasilitas pelabuhan yang dibangun dengan batu kali dengan berat
tertentu atau dengan bahan buatan yang berbentuk tertentu seperti tetrapods, quadripods,
hexapods, atau dengan dinding tegak (caisson). Fungsi breakwater ialah melindungi daerah
pelabuhan dari gelombang dan sedimentasi sehingga kapal dapat berlabuh dengan aman dan
tenang, proses bongkar muat barang dapat dilakukan dengan lancar serta mengurangi tingkat
pengendapan pada alur dan kolam pelabuhan. Pada perencanaan pelabuhan ini, breakwater tidak
dijelaskan secara spesifik karena akan dibahas tersendiri pada tugas Pemecah Gelombang Sisi
Miring (PGSM).

Fasilitas Penunjang Pelabuhan


Fasilitas penunjang digunakan untuk menunjangi fasilitas pokok yang ada. Adapun jenis fasilitas
penunjang pelabuhan antara lain:

a. Gudang Laut
Gudang laut (disebut juga gudang pabean, gudang lini I, gudang transit) adalah gudang yang
berada di tepi perairan pelabuhan dan hanya dipisahkan dari air laut oleh dermaga pelabuhan.
Gudang ini menyimpan barang-barang yang baru saja diturunkan dari kapal dan yang akan
dimuat ke kapal, sehingga barang terlindung dari hujan dan terik matahari.

b. Gudang
Gudang merupakan bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang berasal
dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal, menjaga keseimbangan antara barang/muatan yang
diangkut oleh kapall dari darat , tempat menunggu penyelesaian dokumen, mencegah kerusakan
muatan yang diakibatkan oleh cuaca dan penybab lainnya serta mengumpulkan muatan dan
digunakan untuk menyimpan barang dalam waktu yang lama.

c. Lapangan Penumpukan Terbuka (peti kemas)


Lapangan penumpukan merupakan suatu tempat yang luas dan terletak di dekat dermaga yang
digunakan untuk menyimpan barang-barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal.

Fungsi lapangan penumpukan ialah menyimpan barang-barang berat dan besar serta mempunyai
ketahanan terhadap panas matahari dan hujan. Barang-barang yang disimpan pada lapangan
penumpukan berupa kendaraan berat, barang-barang yang terbuat dari baja seperti tiang listrik,
plat baja, baja profil, baja beton dan sebagainya.

d. Jalan
Jalan merupakan suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki, yang
menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain. Fungsi jalan adalah untuk melancarkan
kegiatan perpindahan kendaraan yang pada akhirnya akan melancarkan kegiatan bongkar muat
barang di pelabuhan.
e. Kapal Pandu dan Tunda
Kapal pandu dan tunda merupakan fasilitas penunjang yang digunakan untuk melayani kapal
yang melakukan gerakan diperairan wajib pandu baik yang akan sandar maupun meninggalkan
pelabuhan.

f. Peralatan Bongkar Muat


Adapun beberapa macam alat bongkar muat barang antara lain:

 Derek kapal, fungsinya untuk mengangkat muatan yang tidak terlalu berat dan
pengangkatan berlaku untuk radius kecil, yaitu sekitar 6 meter dari lambung kapal.
 Crane darat, merupakan pesawat bongkar muat dengan lengan cukup panjang yang
ditempatkan di atas dermaga pelabuhan, dipinggir permukaan perairan pelabuhan.
 Crane terapung, merupakan pesawat bongkar muat yang mempunyai mesin sendiri untuk
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Lengannya dipasang mati dan tidak
dapat diatur panjang jangkauannya. Kapasitasnya sebesar 10 ton, 25 ton, 50 ton, 200 ton,
atau lebih. Serta alat pengangkat di atas dermaga.
 Alat pengangkat di atas dermaga, misalnya forklift, Crane mobil, dan sebagainya.

g. Fasilitas Lain
Adapun fasilitas penunjang lainnya antara lain mercu suar, perkantoran (Administrasi pelabuhan,
Syahbandar, Bea Cukai), KP3, Security Service, Tempat parkir, tangki air, bahan bakar, Mesjid,
kantin, PK5 dan wartel.
1.2. Persyaratan dan Perlengkapan Pelabuhan
Kapal laut diusahakan oleh suatu perusahaan pelayaran untuk mengangkut barang dan atau penumpang. Keuntungan
yang diperoleh perusahaan tersebut tergantung banyak faktor seperti banyak/sedikitnya barang dan penumpang yang diangkut,
waktu pelayaran kapal, waktu singgah di pelabuhan, dan sebagainya.
Kapal yang berada di pelabuhan harus membayar biaya jasa pelabuhan, yang meliputi biaya labuh, tambat, air, pandu,
tunda, dermaga, dsb. Berbagai kegiatan yang ada di pelabuhan antara lain melakukan bongkar muat barang, menaik-turunkan
penumpang, penyelesaian surat-surat administrasi, pengisian bahan bakar, reparasi, penyediaan perbekalan dan air bersih, dsb.
Untuk bisa memberi pelayanan yang baik dan cepat, maka pelabuhan harus bisa memenuhi beberapa persyaratan
berikut ini :
1) Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat seperti jalan raya dan kereta api, sedemikian sehingga
barang-barang dapat diangkut ke dan dari pelabuhan dengan mudah dan cepat.
2) Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang (daerah pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang
cukup padat.
3) Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.
4) Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama menunggu untuk merapat ke dermaga guna
bongkar muat barang atau mengisi bahan bakar.
5) Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang (kran, dsb) dan gudang-gudang penyimpanan barang.
6) Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut pada umumnya pelabuhan mempunyai bangunan-bangunan.
1) Pemecah gelombang, yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang. Gelombang
besar yang datang dari laut lepas akan dihalangi oleh bangunan ini. Apabila daerah perairan sudah terlindung secara alamiah,
maka tidak diperlukan pemecah gelombang.
2) Alur pelayaran, yang berfungsi untuk mengarahkan kapal-kapal yang akan keluar/masuk ke pelabuhan. Alur pelayaran harus
mempunyai kedalaman dan lebar yang cukup untuk bisa dilalui kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan. Apabila laut dangkal
maka harus dilakukan pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang diperlukan.
3) Kolam pelabuhan, merupakan daerah perairan dimana kapal berlabuh untuk melakukan bongkar muat, melakukan gerakan
untuk memutar (di kolam putar), dsb. Kolam pelabuhan harus terlindung dari gangguan gelombang dan mempunyai kedalaman
yang cukup.
4) Dermaga, adalah bangunan pelabuhan yang di gunakan untuk merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar
muat barang. Ada dua macam dermaga yaitu yang berada di garis pantai dan sejajar dengan pantai yang
disebut quai atau wharf; dan yang menjorok (tegak lurus) pantai disebut pier. Pada pelabuhan barang dibelakang dermaga harus
terdapat halaman yang cukup luas untuk menempatkan barang-barang selama menunggu pengapalan atau angkutan ke darat.
Dermaga ini juga dilengkapi dengan kran untuk mengangkut barang dari dan ke kapal.
5) Alat penambat, digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu merapat di dermaga maupun menunggu di perairan sebelum
bisa merapat ke dermaga. Alat penambat bisa diletakkan di dermaga atau di perairan yang berupa pelampung penambat.
Pelampung penambat ditempatkan di dalam dan di luar perairan pelabuhan. Bentuk lain dari pelampung penambat adalah
dolphin yang terbuat dari tiang-tiang yang dipancang dan dilengkapi dengan alat penambat.
6) Gudang, yang terletak di belakang dermaga untuk menyimpan barang-barang yang harus menunggu pengapalan.
7) Gedung terminal untuk keperluan administrasi.
8) Fasilitas bahan bakar untuk kapal.
9) Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk membawa kapal masuk/keluar pelabuhan.
Untuk kapal-kapal besar, keluar/masuknya kapal dari/ke pelabuhan tidak boleh dengan kekuatan (mesin) nya sendiri, sebab
perputaran baling-baling kapal dapat menimbulkan gelombang yang akan mengganggu kapal-kapal yang sedang melakukan
bongkar muat barang. Untuk itu kapal harus di tarik oleh kapal tunda, yaitu kapal kecil bertenaga besar yang dirancang khusus
untuk menunda kapal.
10) Peralatan bongkar muat barang seperti kran darat, kran apung, kendaraan untuk mengangkut/memindahkan barang seperti
forklift.
11) Fasilitas-fasilitas lain untuk keperluan penumpang, anak buah kapal dan muatan kapal seperti dokter pelabuhan, karantina, bea
cukai, imigrasi, keamanan, dsb.

1.3. Pemilihan Lokasi Pelabuhan


Pemilihan lokasi untuk membangun pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan. Pemilihan lokasi tergantung pada
beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi, kedalaman dan luas daerah perairan, perlindungan pelabuhan terhadap
gelombang, arus dan sedimentasi, daerah daratan yang cukup luas untuk menampung barang yang akan di bongkar muat,
jalan-jalan untuk transportasi, dan daerah industri di belakangnya. Tetapi biasanya faktor-faktor tersebut tidak bisa semuanya
terpenuhi, sehingga diperlukan suatu kompromi untuk mendapatkan hasil optimal.
Berbagai faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan adalah sebagai berikut :
1) Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan, termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan.
2) Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan kolam pelabuhan.

1.3.1. Tinjauan topografi dan geologi


Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus memungkinkan untuk membangun suatu pelabuhan dan
kemungkinan untuk pengembangan di masa mendatang. Daerah daratan harus cukup luas untuk membangun suatu fasilitas
pelabuhan seperti dermaga, jalan, gudang dan juga daerah industri. Apabila daerah daratan sempit maka pantai harus cukup
luas dan dangkal untuk kemungkinan perluasan daratan dengan melakukan penimbunan pantai tersebut.
Selain keadaan tersebut, kondisi geologi perlu juga diteliti mengenai sulit tidaknya melakukan pengerukan daerah
perairan dan kemungkinan menggunakan hasil pengerukan tersebut untuk menimbun tempat lain. Di beberapa tempat, daerah
pantai (daratan) merupakan daerah rawa yang sering tergenang air pada waktu air pasang dan merupakan tanah yang
mempunyai daya dukung sangat rendah untuk mendukung bangunan-bangunan di atasnya.
penggunaan bahan kerukan dasar laut untuk mereklamasi daerah rawa. daerah daratan secara periodik dipengaruhi
oleh pasang surut air laut. Pada saat air surut daerah daratan kering sedang pada waktu pasang tergenang air. daerah tersebut
akan di bangun suatu pelabuhan. Seperti terlihat dalam gambar 1.2.b. dibuat turap atau penahan tanah, yang nantinya dapat
dimanfaatkan sebagai dermaga. Tanah hasil kerukan dasar laut digunakan untuk menimbun daratan, dengan demikian diperoleh
kedalaman perairan yang cukup untuk kolam pelabuhan, sementara daerah rawa dapat direklamasi.

1.3.2. Tinjauan pelayaran


Pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang akan menggunakannya. Kapal yang berlayar
dipengaruhi oleh faktor-faktor alam seperti angin, gelombang dan arus yang dapat menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada
badan kapal. Faktor tersebut semakin besar apabila pelabuhan teletak di pantai yang terbuka ke laut., dan sebaliknya
pengaruhnya berkurang pda pelabuhan yang terletak di daerah yang terlindung secara alam. Pada umumnya angin dan arus
mempunyai arah tertentu yang dominan. Diharapkan bahwa kapal-kapal yang sedang memasuki pelabuhan tidak mengalami
dorongan arus pada arah tegak lurus sisi kapal. Demikian juga, sedapat mungkin kapal-kapal harus memasuki pelabuhan pada
arah sejajar dengan arah angin dominan.
1.3.3. Tinjauan sedimentasi
Pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang cukup bagi pelayaran di daerah perairan pelabuhan memerlukan
biaya yang cukup besar. Pengerukan ini dapat dilakukan pada waktu membangun pelabuhan maupun selama perawatan.
Pengerukan selama perawatan harus sedikit mungkin.
Pelabuhan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sedimentasi yang terjadi harus sesedikit mungkin (kalau bisa tidak
ada). Untuk itu di dalam perencanaan pelabuhan harus ditinjau permasalahan sedimentasi. Proses sedimentasi ini sulit
ditanggulangi, oleh karena itu masalah ini harus diteliti dengan baik untuk dapat memprediksi resiko pengendapan. Sedimen
yang ada pada daerah pantai bisa berupa pasir atau sedimen suspensi. Sedimen suspensi biasanya berasal dari sungai-sungai
yang bermuara di pantai.

1.3.4. Tinjauan gelombang dan arus


Gelombang menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada kapal dan bangunan pelabuhan. Untuk menghindari
gangguan gelombang terhadap kapal yang berlabuh maka dibuat bangunan pelindung yang disebut pemecah gelombang.
Di dalam tinjauan pelayaran, diharapkan bahwa kapal-kapal dapat masuk ke pelabuhan menurut alur pelayaran lurus
(tanpa membelok) dan alur tersebut harus searah dengan arah penjalaran gelombang terbesar dan arah arus. Suatu mulut
pelabuhan yang besar akan memudahkan kapal memasuki pelabuhan.
Akan tetapi pada umumnya persyaratan-persyaratan untuk kemudahan pelayaran tidak bisa semuanya dipenuhi.
Mulut pelabuhan yang besar dan menghadap arah datangnya gelombang akan menyebabkan masuknya energi gelombang
yang besar ke pelabuhan, sehingga mengganggu kapal yang sedang bongkar muat barang. Demikian juga mulut pelabuhan
yang menghadap arah arus akan menyebabkan sedimentasi di pelabuhan.

1.3.5. Tinjauan kedalaman air


Kedalaman laut sangat berpengaruh pada perencanaan pelabuhan. Di laut yang mengalami pasang surut variasi
muka air kadang-kadang cukup besar. Menurut pengalaman, tinggi pasang surut yang kurang dari 5 m masih dapat dibuat
pelabuhan terbuka. Bila lebih dari 5 m, maka terpaksa dibuat suatu pelabuhan tertutup yang dilengkapi dengan pintu air untuk
memasukkan dan mengeluarkan kapal. Di sebagian besar perairan Indonesia, tinggi pasang surut tidak lebih dari 2 m sehingga
digunakan pelabuhan terbuka.
Untuk pelayaran, kapal-kapal memerlukan kedalaman air yang sama dengan sarat (draft) kapal ditambah dengan
suatu kedalaman tambahan. Kedalaman air untuk pelabuhan didasarkan pada frekuensi kapal-kapal dengan ukuran tertentu
yang masuk ke pelabuhan. Jika kapal-kapal terbesar masuk ke pelabuhan hanya satu kali dalam beberapa hari, maka kapal
tersebut hanya boleh masuk pda waktu air pasang. Sedang kapal-kapal kecil harus dapat masuk ke pelabuhan pada setiap saat.

1.4. Ukuran dan Bentuk Pelabuhan


Ukuran pelabuhan ditentukan oleh jumlah dan ukuran kapal-kapal yang akan menggunakannya serta kondisi lapangan
yang ada. Ditinjau dari segi biaya, ukuran pelabuhan harus sekecil mungkin, tetapi masih memungkinkan pengoperasian yang
mudah. Pemakaian kapal tunda untuk membantu gerak kapal di dermaga juga berpengaruh pada ukuran pelabuhan. Luas
minimum pelabuhan adalah ruang yang diperlukan untuk dermaga ditambah dengan kolam putar (turning basin) yang terletak
didepannya. Ukuran kolam putar tergantung pada ukuran kapal dan kemudahan gerak berputar kapal, yang dapat dibedakan
dalam empat macam.
1) Ukuran ruang optimum untuk dapat berputar dengan mudah memerlukan diameter empat kali panjang kapal yang
menggunakannya.
2) Ukuran menengah ruang putar dengan sedikit kesulitan dalam berputar mempunyai diameter dua kali dari panjang kapal
terbesar yang menggunakannya. Gerak putaran akan lebih lama dan dapat dilakukan oleh kapal dan bantuan kapal tunda.
3) Ruang putaran kecil yang mempunyai diameter kurang dari dua kali panjang kapal. Gerakan berputar dapat dilakukan dengan
menggunakan jangkar dan bantuan kapal tunda.
4) Ukuran minimum ruang putaran harus mempunyai diameter 20 % lebih panjang dari panjang kapal terbesar yang
menggunakannya. Dalam hal ini untuk membantu perputaran, kapal harus ditambatkan pada suatu titik tetap, misalnya dengan
pelampung, dermaga, atau jangkar.
pelabuhan dengan dermaga (pier) tunggal dan kolam putar serta alur pendekatan yang panjang dan diperlebar pada
ujung dekat pantai untuk memungkinkan gerak berputarnya kapal. Gambar tersebut menunjukkan bahwa pelabuhan tersebut
memerlukan ruang minimum dan dapat menampung dua kapal. Pelabuhan ini dibuat dengan mengeruk alur pada air dangkal.
Pelabuhan terlindung secara alam oleh suatu pulau, sehingga tidak memerlukan pemecah gelombang. Di pelabuhan ini kapal
yang akan meninggalkan dermaga harus membelok sendiri terhadap ujung pier dan kemudian meninggalkan pelabuhan melalui
alur pendekatan.
dalam hal ini angin dan gelombang mempunyai satu arah, dan ketenangan air di pelabuhan diperoleh dengan
membuat satu pemecah gelombang yang bermula dari garis pantai dan kemudian membelok sejajar pantai. Kedalaman air
bertambah dengan cepat dari garis pantai, sehingga lebar pelabuhan dapat dibatasi. Pemecah gelombang dimanfaatkan
sebagai dermaga yang dapat digunakan oleh dua buah kapal. Kapal berputar dengan menggunakan bantuan dolphin.
bentuk pelabuhan yang panjang dan sempit dengan mulut masuk pelabuhan di satu ujung dan mulut keluar pada
ujung lain. Dermaga dapat digunakan untuk berlabuh empat kapal. Di dekat pemecah gelombang yang sejajar pantai dilengkapi
dengan alat penambat yang digunakan sebagai tempat tunggu selama dermaga masih digunakan.
bentuk pelabuhan dengan daerah perairan dilindungi oleh dua buah pemecah gelombang dengan satu mulut,
sejumlah dermaga dan kolam putar besar berbentuk lingkaran dengan jari-jari sama dengan dua kali panjang kapal terbesar.
Pelabuhan ini juga dilengkapi dengan tempat penungguan sebelum kapal mendapat giliran merapat di dermaga. Selain itu juga
terdapat tempat untuk kapal-kapal kecil.

1.5. Pemecah Gelombang


Pemecah gelombang yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan semi alam dan buatan. Lay
out pemecah gelombang tergantung pada arah gelombang dominan, bentuk garis pantai, ukuran minimum pelabuhan yang
diperlukan untuk melayani trafik di pelabuhan tersebut. Pemecah gelombang bisa berupa dua lengan yang menjorok ke laut dari
garis pantai dan sebuah pemecah gelombang yang sejajar pantai dan dilengkapi dengan dua mulut untuk masuk dan keluarnya
kapal. bentuk lain adalah satu lengan pemecah gelombang yang berawal dari pantai menuju ke laut yang kemudian membelok
dan sejajar pantai. Di sini terdapat satu mulut, dan digunakan apabila angin dan gelombang berasal dari satu arah. Pemecah
gelombang bisa pula terdiri dua lengan yang menjorok ke laut dari garis pantai dengan kedua lengan tersebut konvergen dan
membentuk suatu celah di laut untuk jalan masuk dan keluar kapal.

1.6. Lokasi dan Lebar Mulut Pelabuhan


Untuk mengurangi tinggi gelombang di perairan pelabuhan, mulut pelabuhan tidak boleh lebih besar dari yang
diperlukan untuk keamanan pelayaran atau arus berbahaya yang ditimbulkan oleh pasang surut. Lebar mulut pelabuhan
tergantung pada ukuran pelabuhan dan kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan. Biasanya untuk pelabuhan kecil lebar mulut
pelabuhan adalah 100 m, pelabuhan sedang antara 100 m dan 160 m, dan untuk pelabuhan besar adalah 160 m sampai 260 m.
apabila mulut berada diantara pemecah gelombang dengan sisi miring maka lebarnya diukur pada air rendah, yaitu sama
dengan lebar yang diperlukan ditambah dengan lebar karena kemiringan sisi bangunan pada kedalaman tersebut. Misalnya jika
lebar mulut adalah 150 m dan mulut tersebut berada diantara pemecah gelombang dengan kemiringan 1 : 3, maka untuk
pelabuhan dengan kedalaman 10 m, lebar pada muka air rendah adalah 210 m.
Gelombang dari laut dalam akan masuk ke pelabuhan melalui mulut pelabuhan. Dalam perjalanannya masuk ke
pelabuhan, tinggi gelombang berkurang secara berangsur-angsur karena adanya proses difraksi, yaitu menyebarnya energi
gelombang ke seluruh lebar daerah perairan pelabuhan. Tinggi gelombang di kolam pelabuhan dapat dihitung dengan rumus
Stevenson. Rumus tersebut hanya memberikan hasil perkiraan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari kondisi
gelombang di kolam pelabuhan diperlukan tes model hidraulis.
Rumus Stevenson mempunyai bentuk :

Dengan :
Hp : tinggi gelombang di titik P di dalam pelabuhan (m).
H : tinggi gelombang di mulut pelabuhan (m).
b : lebar mulut (m).
D : jarak dari mulut ke titik P
B : lebar kolam pelabuhan di titik P, yaitu panjang busur lingkaran dengan jari-jari D dan pusat pada titik tengah mulut (m).
Persamaan tersebut tidak berlaku pada titik yang berjarak kurang dari 15 m dari mulut.
1.7. DATA KAPAL
Daerah yang diperlukan untuk pelabuhan tergangtung pada karakteristik kapal yang akan berlabuh.
Pengembangan pelabuhan di masa mendatang harus meninjau daerah perairan untuk alur, kolam putar, penambatan, dermaga,
tempat pembuangan bahan pengerukan, daerah daratan yang diperlukan untuk penempatan, penyimpanan dan pengangkutan
barang-barang. Kedalaman dan lebar alur pelayaran tergantung pada kapal terbesar yang menggunakan pelabuhan. Kuantitas
angkutan (trafik) yang diharapkan menggunakan pelabuhan juga menentukan apakah alur untuk satu jalur atau dua jalur. Luas
kolam pelabuhan dan panjang dermaga sangat dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran kapal yang akan berlabuh. Untuk keperluan
perencanaan pelabuhan tersebut, maka berikut ini diberikan dimensi dan ukuran kapal secara umum
Karakteristik kapal rencana.
Fasilitas dermaga yang akan didesain direncanakan menerima beban dengan contoh desain kriteria data kapal
pada tabel 2.3 berikut :

Tabel 1.1 Contoh Kriteria Data Kapal

Anda mungkin juga menyukai