Anda di halaman 1dari 10

Pelabuhan

Pengertian Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi
(Suyono, 2005).
Selanjutnya, Suyono (2005) menyatakan bahwa kepelabuhanan meliputi segala
sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya
dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan
ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, serta
tempat perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi.
Jenis-jenis Pelabuhan

Menurut Suyono (2005), jenis-jenis pelabuhan dapat dibedakan berdasarkan hal-hal


sebagai berikut:
1. Alamnya
Pelabuhan Terbuka
Pelabuhan terbuka adalah pelabuhan dimana kapal-kapal bisa masuk dan
merapat secara langsung tanpa bantuan pintu-pintu air
Pelabuhan Tertutup
Pelabuhan tertutup adalah pelabuhan dimana kapal-kapal yang masuk harus
melalui beberapa pintu air.
2. Pelayanannya
Pelabuhan Umum
Pelabuhan umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan
masyarakat umum.
Pelabuhan Khusus
Pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri
guna menunjang kegiatan tertentu.

3. Lingkup Pelayaran yang Dilayani


Pelabuhan Hub Internasional
Pelabuhan internasional hub adalah pelabuhan utama primer yang berfungsi
melayani kegiatan dan alih muatan angkutan laut nasional dan internasional
dalam jumlah besar dan jangkauan pelayaran yang sangat luas serta
merupakan simpul dalam jaringan transportasi laut internasional.
Pelabuhan Internasional
Pelabuhan internasional adalah pelabuhan utama sekunder laut nasional dan
internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayanan yang luas serta
merupakan simpul dalam jaringan transportasi laut internasional.
Pelabuhan Nasional
Pelabuhan nasional adalah pelabuhan utama tersier yang berfungsi melayani
kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan itnernasional dalam jumlah
menengah serta merupakan simpul dalam jaringan transportasi tingkat
provinsi.
Pelabuhan Regional
Pelabuhan regional adalah pelabuhan pengumpan primer yang berfungsi
melayani kegiatan dan alih muatan angkutan laut nasional dalam jumlah yang
relatif kecil serta merupakan pengumpan dari pelabuhan utama
Pelabuhan Lokal
Pelabuhan lokal adalah pelabuhan pengumpan sekunder yang berfungsi
melayani kegiatan angkutan laut regional dalam jumlah kecil serta merupakan
pengumpan pada pelabuhan utama dan/atau pelabuhan regional.
4. Kegiatan Perdagangan Luar Negeri
Pelabuhan Impor
Pelabuhan impor adalah pelabuhan yang melayani masuknya barang-barang
dari luar negeri
Pelabuhan ekspor
Pelabuhan ekspor adalah pelabuhan yang melayani penjualan barang-barang
ke luar negeri.

5. Kapal yang diperbolehkan singgah


Pelabuhan Laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negeri
dan dapat disinggahi oleh kapal-kapal dari Negara sahabat.
Pelabuhan pantai
Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang tidak terbuka untuk perdagangan
dengan luar negeri dan hanya dapat dipergunakan oleh kapal-kapal dari
Indonesia.
6. Wilayah Pengawasan Bea Cukai
Custom Port
Custom Port adalah pelabuhan yang berada di bawah pengawasan Bea Cukai.
Free Port
Free port adalah pelabuhan yang berada di luar pengawasan Bea Cukai.
7. Kegiatan Pelayarannya
Pelabuhan Samudera
Pelabuhan samudera adalah pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung
perak di Surabaya.
Pelabuhan Nusantara (pelabuhan interinsuler) adalah pelabuhan
Banjarmasin di Kalimantan Selatan.
Pelabuhan Rakyat adalah pelabuhan Sunda Kelapa di Pasar Ikan, Jakarta.
8. Perannya dalam Pelayaran
Pelabuhan Transito adalah pelabuhan yang mengerjakan transhipment
cargo.
Pelabuhan Ferry adalah pelabuhan penyebrangan.
Menurut Suyono (2005), kriteria suatu pelabuhan dibedakan berdasarkan faktor-faktor
sebagai berikut:

Banyaknya muatan yang dikerjakan dalam satu tahun

Jumlah harga dari muatan yang dikerjakan dalam satu tahun

Banyaknya kapal yang keluar masuk dalam satu tahun

Jumlah tempat sandar kapal yang tersedia

Besarnya kapal yang dapat dikerjakan oleh pelabuhan

Banyaknya petikemas yang ditangani oleh pelabuhan dalam satu tahun

Fasilitas Pelabuhan

Suatu pelabuhan harus mempunyai berbagai fasilitas. Menurut Suyono (2005),


fasilitas-fasilitas suatu pelabuhan adalah:

Penahan Gelombang

Penahan gelombang adalah konstruksi dari batu-batuan yang kuat dan dibuat
melingkar memanjang kearah laut dari pelabuhan utamanya yang dimaksudkan
sebagai pelindung pelabuhan itu. Gunanya adalah untuk menahan ombak dan
gelombang, karena di dalam pelabuhan terdapat dermaga-dermaga tempat kapal-kapal
sandar. Dengan demikian, dalam pelabuhan cuacanya lebih tenang dari luar karena
terlindungi.

Jembatan (Jetty)

Jembatan atau jetty adalah bangunan berbentuk jembatan yang dibuat menjorok
keluar kea rah laut dari pantai atau daratan. Biasanya dibuat dari beton, baja, atau
kayu dan dibuat untuk menampung sementara barang yang akan dimuat/dibongkar
dari/ke kapal yang sandar di jembatan itu. Karena menjorok ke luar dari daratan, air di
pinggir jembatan jetty lebih dalam dari di pinggir sehingga kapal mudah sandar. Bila
menjoroknya jauh keluar dari pantai biasanya berbentuk T.

Dolphin

Dolphin adalah kumpulan dari tonggak-tonggak dari besi, kayu atau beton agar kapal
dapat bersandar disitu untuk melakukan kegiatan bongkar/muat ke tongkang(lighter).
Biasanya terdiri dari konstruksi dua tonggak yang menahan kapal di bagian muka dan
belakangnya.

Mooring Buoys (Pelampung Pengikat)

Mooring buoys adalah Pelampung dimana kapal ditambatkan untuk melakukan suatu
kegiatan.

Tempat Labuh

Tempat labuh adalah tempat perairan di mana kapal melego jangkarnya untuk
melakukan kegiatan. Tempat labuh juga berfungsi sebagai tempat menunggu untuk
masuk ke suatu pelabuhan.

Single Buoy Mooring (SBM)

SBM adalah pelampung pengikat dimana kapal tanker dapat muat bongkar muatannya
melalui pipa di pelampung itu yang menghubungkan ke daratan atau sumber pasokan.

Tongkang (Lighter)

Tongkang adalah perahu-perahu kecil yang dipergunakan untuk mengangkut muatan


atau barang dari atau ke kapal yang dimuat/dibongkar, yang biasanya ditarik oleh
kapal tunda.

Alur Pelayaran dan Kolam Pelabuhan

Alur kapal adalah bagian dari perairan di pelabuhan tempat masuk/keluarnya kapal.

Rambu Kapal

Rambu kapal adalah tanda-tanda yang dipasarng di perairan menuju pelabuhan untuk
memandu kapal berlabuh. Bila letak rambu-rambu kurang jelas maka dapat
mengakibatkan kapal kandas, juga bila kapal berlabu, jangkarnya dapat menggaruk
kabel komunikasi atau kabel listrik di bawah air, atau terjadi kapal berlabuh di daerah
yang terlarang.

Gudang

Gudang adalah tempat penampungan barang yang tertutup agar terlindung dari cuaca.
Namun ada juga gudang terbuka untuk barang tertentu atau petikemas. Gudang
merupakan bagian yang penting dari suatu pelabuhan, karena dalam gudang inilah
barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal untuk sementara disimpan,
kecuali bila muatan dimuat dalam petikemas (container)

Dermaga:
Dermaga Konvensional
Dermaga konvensional adalah dermaga yang digunakan tuntuk melakukan
aktivitas bongkar muat kapal kargo. Dermaga konvensioanl terdiri dari
pelataran dermaga, gudang-gudang, lapangan terbuka dan perlengkapan
dengan kran-kran (portal-crane) untuk membantu pembongkaran/pemuatan
kapal. Dermaga konvensional dipakai untuk kapal kargo biasa, yaitu kapalkapal yang dilengkapi dengan perlalatan bongkar muat dan membawa
berbagai jeni muatan yang memerlukan pemadatan khusus bila disimpan
dalam palkanya (karung, peti). Petikemas juga ada yang dibongkar di dermaga
konvensional namum karena pelataran antara dermaga dan gudang sempit
akan menumbulkan kesukaran dalam angkutan maupun pergerakannya.
Dermaga Petikemas
Dermaga petikemas adalah dermaga yang digunakan untuk melakukan
bongkar muat kapal-kapal petikemas. Dermaga petikemas terdiri dari lapangan
yang terbukan dan dilengkapi dengan keran-keran untuk membongkar/
memuat peti kemas. Keran-keran tersebut dinamakan gantry crane. Dermaga
ini juga dilengkapi dengan alat-alat angkat khusus petikemas dan juga alat
untuk memindahkan dan menumpukkan secara mekanis.
Dermaga Khusus
Selain kapal petikemas dan general cargo, ada juga kapal-kapal dengan
muatan khusus, seperti kapal ferry dan Ro-Ro. Biasanya untuk kapal-kapal ini
disediakan dermaga khusus. Kapal-kapal pengangkut minyak atau tanker juga
disediakan tempat khusus untuk aktivitasnya, terpisah dari kapal-kapal lainnya
karena tanker biasanya mengangkut bahan bakar yang bisa membahayakan
kapal-kapal lainnya.
Perairan

Bongkar/muat dapat juga dilakukan di perairan. Di sini muatan diangkut dari


dank e kapal menggunakan tongkang. Kapal melakukan lego jangkar, diikat di
pealmpung atau pada tonggak pengikat (dolphin). Kegiatan bongkar muat ini
dinamakan midstream activities. Namun apabila pengangkutannya lebih
mudah menggunakan angkutan darat, agar kegiatannya bisa dilakukan lebih
cepat, maka bongkar muatnya dilakukan di dermaga.
Pihak-pihak di Pelabuhan

Untuk dapat menjalankan kegiatan operasionalnya, berbagai pihak ada di pelabuhan.


Suyono (2005) menyatakan bahwa beberapa pihak yang ada di pelabuhan di antaranya
adalah:

Perusahaan Pelayaran

Perusahaan Bongkar Muat (PBM)

Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan Freight Forwarder

Perusahaan Angkutan Bandar

Perusahaan Angkutan Darat

Perbankan

Surveyor

Jasa Konsultan

Perusahaan Persewaan Peralatan

Pemasok

Karantina.

Karantina
Tujuan, Ruang Lingkup, dan Proses
Salah satu fasilitas di pelabuhan adalah karantina untuk hewan dan tumbuhan yang
bertujuan antara lain untuk mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina
(OPTK) dan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dari luar negeri ke dalam wilayah
negara Republik Indonesia (RI). Pada saat ini, Indonesia masih bebas dari sekitar 560 jenis
OPTK dan 15 jenis HPHK yang masuk dalam daftar World Health Organization of Animal
(WHOA) atau Office Internationale des Epizootic (OIE).
Penyebaran OPTK/HPHK dari satu negara ke negara lain terutama melalui
perdagangan internasional, yaitu melalui produk-produk pertanian yang diperdagangkan
sebagai media pembawa OPTK/HPHK yang utama. Pelaksanaan karantina tumbuhan dan
hewan merupakan tanggung jawab Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian dan
dilakukan oleh unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian.
Setiap media pembawa OPTK/HPHK yang dimasukkan ke dalam wilayah negara RI
melalui pelabuhan laut dan pelabuhan udara harus melalui tindakan karantina. Tindakan
karantina ini meliputi pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan, dan pembebasan.
Pemeriksaan karantina seringkali belum berjalan efektif karena tidak tersedianya
instalasi karantina tetap yang berada dalam kawasan pelabuhan dan berada dalam rentang
kendali pengawasan di pelabuhan. Apabila komoditas pertanian impor yang diperiksa
memerlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut yang memerlukan waktu yang relatif
lama, dan komoditas tersebut harus ditahan sementara, terjadi kesulitan untuk penentuan
tempat penahanan yang relatif aman sehingga OPTK/HPHK tidak menyebar ke tempat lain.
Keterbatasan jumlah petugas teknis sering menyebabkan keterlambatan pemeriksaan
fisik karena lokasi instalasi karantina sementara yang relatif jauh dan tersebar. Lokasi tempat
pemeriksaan fisik yang berada sangat jauh akan meningkatkan biaya operasional, terutama
transportasi petugas, dalam melakukan pemeriksaan. Apabila setelah diperiksa kesehatannya,
ternyata komoditas pertanian tersebut harus diberi perlakuan (diobati) atau dimusnahkan atau
direekspor, maka hal ini akan menimbulkan permasalahan baru.
Untuk memperkecil risiko penularan dan penyebaran OPTK/HPHK diperlukan
instalasi karantina tetap di lokasi yang relatif dekat dengan kawasan pelabuhan. Lokasi
pemeriksaan fisik komoditas pertanian impor yang berada di tempat/gudang pemilik atau
IKHS yang seringkali jauh di luar Jakarta dan berada di dekat sentra-sentra pertanian,
mengakibatkan pelaksanaan tindakan pemeriksaan dan tindakan karantina lainnya tidak
optimal.

Sarana Karantina
1.

Sarana angkutan dan bongkar muat


Tersedia alat angkut terdiri dari head truck dan chasis trailler.
Tersedia reachstacker untuk lift on/off di blok refeer, dan di non refeer.

Tersedia forklift untuk striping dan stuffing di hanggar karantina tumbuhan, dan
hanggar karantina hewan.
Tersedia hand pallet untuk membantu striping dan stuffing.
Tersedia peralatan bongkar muat.
2.

Sarana Tindakan Karantina


Tersedia gedung/hanggar terpisah untuk komoditas/produk tumbuhan dan
komoditas/produk hewan untuk tempat dilakukannya pemeriksaan fisik peti kemas,
kajian risiko produk, dan penentuan tindak lanjut pemeriksaan komoditas pada ruang
tertutup sesuai dengan temperatur yang diperlukan serta tingkat risiko.
Ruang/Sel tertutup dengan temperatur kurang dari 18oC untuk melakukan
pemeriksaan daging/jeroan beku.
Ruang/Sel tertutup dengan temperatur 8oC sampai 4oC untuk melakukan
pemeriksaan produk hewan lain.
Gedung/Ruang tertutup dengan temperatur 25oC sampai 28oC untuk melakukan
pemeriksaan produk hewan.
Ruang/Sel tertutup dengan temperatur 4oC untuk melakukan pemeriksaan
produk tumbuhan.
Gedung/Ruang tertutup dengan temperatur 25oC sampai 28oC untuk melakukan
pemeriksaan produk tumbuhan.
Meja dan peralatan pemeriksaan untuk komoditas hewan dan tumbuhan
Ruang untuk tindakan perlakuan (fumigasi, desinfeksi, dll) untuk komoditas
tumbuhan.
Ruang untuk tindakan perlakuan (desinfeksi) untuk komoditas hewan.

3.

Sarana tindakan pemusnahan (incinerator).


Ruang penyimpanan dengan temperatur 22 oC sampai 18oC untuk penyimpanan
sementara sample uji/contoh komoditas hewan sebelum dikirimkan ke laboratorium.
Ruang penyimpanan dengan temperatur 4oC untuk penyimpanan sementara
sample uji/contoh komoditas tumbuhan sebelum dikirimkan ke laboratorium.

4.

Sarana Pengolahan Limbah


Tersedia Waste Water Treatment Plan (WWTP).

5.

Sarana Suci Hama


Tersedia fasilitas car wash.
Tersedia fasilitas hygine personal.
Tersedia sprayer tekanan tinggi untuk pembersih kontainer.

6.

Sumber Listrik
Memiliki cadangan tenaga listrik untuk keperluan cold storage, air condition,
ruang pemeriksaan, penerangan ruangan, jalan dan lingkungan, dan pemeliharaan
peralatan.
Memiliki cadangan generator set sebagai pengganti bila sewaktu-waktu terjadi
pemadaman listrik oleh PLN.

7. Sumber Air
Tersedia sumber air untuk memenuhi kebutuhan:

Car wash,
Container cleaning,
Pembersihan sarana kerja,
Keperluan hygenitas lainnya.

8.

Sarana Kerja
Hanggar pemeriksaan yang lengkap, nyaman dan terkendali.
Ruang Kerja untuk fungsional karantina pertanian
Ruang seminar/diskusi untuk fungsional karantina pertanian
Scanner jenis terbaru
Ruang dan alat laboratorium
Sarana detektor X-ray scanning
Gedung analysis/operator x-ray scanning
Bahan dan alat pemeriksaan
Bahan untuk suci hama
Peralatan untuk pengambilan sampel.
Alat transportasi
Alat komunikasi (HT, telepon, Internet) terhubung dengan UPT induk
Peralatan kantor (PC, Lemari, meja kerja, dll)
Peralatan sarana kebersihan.

9.

Sarana Penunjang
Kantor Pengelola
Kantor Bea dan Cukai
Kantor Karantina Pertanian
Kantor Polsek
Perkantoran Importir/PPJK
Bank
Kantin/rumah makan
Tempat ibadah
Akses jalan Boulevard
Pemadam kebakaran

Keamanan 24 jam

Anda mungkin juga menyukai