PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman dahulu pelayanan tentu tidak terpisahkan atau sebuah prosedur. Walaupun
minim akan perlengkapan yang canggih dan minimnya teknologi namun tetap pelayanan
bagaikan sebuah keterikatan abadi dengan sebuah prosedur dan semakin berkembangnya
zaman dan berubahnya waktu, sebuah pelayanan dan sistem akan berevolusi dengan
beberapa hal yang menunjang dengan bantuan teknologi yang semakin maju. Salah satunya
ialah pelayanan administrasi dari sistem manual menuju sistem pelayanan berbasis online.
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya Negara untuk memenuhi
kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga Negara atas barang, jasa, dan pelayanan
administrasi yang disediakan oleh pelayanan-pelayanan publik (Lembaga Administrasi
Negara, 2003). Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada Negara untuk
memenuhi kebutuhan dasar setiap warga Negara demi kesejahteraannya, sehingga
efektivitas suatu sistem pemerintahan sangat di tentukan oleh baik buruknya
penyelenggaraan pelayanan publik. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pun secara
tegas menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikan Negara Republik Indonesia adalah
untuk memajukan kesejahtraan publik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu,
Pelayanan yang terbaik sabagaimana diuraikan pada pasal 7 dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Kendari adalah Unit
Pelaksanaan Teknis yang berada dibawah naungan Kementrian Perhubungan dan
bertanggung jawab kepada Mentri Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut dipelabuhan yang melaksanakan fungsi keselamatan dan ketertiban pelayaran serta
pengawasan dan penegakan hukum di bidang pelayaran. Syahandar memiliki kewenangan
tertinggi dalam melaksanakan koordinasi kegiatan keimigrasian, kekarantinaan dan kegiatan
institusi pemerintah lainnya di pelabuhan. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas II Kendari mempunyai tugas dan mengkoordinasikan dan melaksanakan keselamatan
dan keamanan pelayaran. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud tersebut,
kantor kesyahbandaran menyelenggarakan fungsi: 1) Pelaksanan pemeriksan, pengujian dan
sertifikasi kelaiklautan kapal sesuai dengan kegunaannya; 2) Pengawasan bongkar muat
barang berbahaya, limbah bahan berbahaya dan beracun dan pengisian bahan bakar: 3)
Pengawasan laik layar kepelautan, alih muat di perairan pelabuhan, keselamatan
pengerukan, reklamasi dan pembangunan fasilitas pelabuhan sesuai dengan
kewenangannya serta penerbitan surat persetujuan berlayar; 4) Koordinasi dan
pelaksanaan penanggulangan perlindungan lingkungan maritim; 5) Pelaksanaan bantuan
pencarian dan penyelamatan (search and rescue SAR), di Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)
dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan; 6) Pelaksanaan ketertiban dan
patroli, penyidikan tindak pidana pelayaran di dalam Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan
Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan, serta Pengawasan Pekerjaan Bawah Air
(PBA), salvage, penundaan dan pemanduan kapal; 7) Pengelolaan urusan tata usaha,
kepegawaian, keuangan, hukum, dan hubungan masyarakat.
Dalam struktur organisasi Kementerian Perhubungan yang berhubungan dengan
Dirktoral Jenderal Perhubungan, terdapat dua kantor yang menyebutkan kata syahbandar
yaitu Kantor Kesyahbandaraan Utama dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan.
Masing masing kantor tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi yang berbeda. Berikut akan
dijelaskan tugas pokok dan fungsi masing-masing dari kantor tersebut.
1. Kantor Kesyahbandaran Utama, Terdapat empat Kantor Kesyahbandaran Utama yang
terletak di pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia. Keempat kantor Kesyahbandaran
Utama tersebut adalah Kantor Sayahbandaran Utama Belawan di Medan, Kantor
Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok di Jakarta Utara, Kantor Kesyahbandaran Utama
Tanjung Perak di Surabaya, dan Kantor Syahbandar Makassar di Makassar, Sulawesi
Selatan. Pengaturan mengenai Kantor Kesyahbandaran Utama ini dicantumkan dalam
Peraturan Menteri No. 34 tahun 2012.
2. Tugas pokok keempat Kantor Syahbandar Utama tersebut menurut PM.34 Tahun 2012
Pasal 2 adalah melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan
dan keamanan pelayaran, serta koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan.
Sedangkan fungsi dari Kantor Kesyahbaran utama sesuai dengan Pasal 3 PM. 34 Tahun
2012 adalah:
a. Pelaksanaan pengawasan dan pemenuhan kelaiklautan kapal, keselamatan,
keamanan, dan ketertiban di pelabuhan serta penerbitan Surat Persetujuan Berlayar.
b. Pelaksanaan pengawasan tertib lalu lintas kapal di perairan pelabuhan dan alur
pelayaran.
c. Pelaksanaan pengawasan kegiatan alih muat di perairan pelabuhan, kegiatan salvage
dan pekerjaan bawah air, pemanduan dan penundaan kapal.
d. Pelaksanaan pengawasan keselamatan dan keamanan pelarayaran terkait dengan
kegiatan bongkar muat barang berbahaya dan beracun (B3), pengisian bahan bakar,
ketertiban embarkasi dan debarkasi penumpang, pembangunan fasilitas pelabuhan,
pengerukan dan reklamasi.
e. Pelaksanaan bantuan pencairan dan penyelamatan (search and rescue SAR),
Pengendalian dan koordinasi penanggulangan dan pencemaran pemadam kebakaran
di pelabuhan serta pengawasan pelaksanaan perlindungan lingkungan maritim.
f. Pelaksanaan pemeriksaan kecelakaan kapal.
g. Penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan yang terkait dengan
pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan
keamanan pelayaran.
i. Pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, hukum dan hubungan
masyarakat. Kantor Kesyabandaran dan Otoritas Pelabuhan adalah Unit Pelaksana
Teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perhubungan laut. Terdapat 96
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan yang terletak di seluruh pelabuhan-
pelabuhan kecil di Indonesia mulai dari KSOP Sabang sampai KSOP Fakfak.
Pengaturan menengenai Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan ini
tertacantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran,
koordinasi kegiatan pemerintah di pelabuhan serta pengaturan, pengedalian, dan
pengawasan kegiatan pelabuhanan pada pelabuhan yang diusahakan secara
komersial. Menurut Pasal 3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan.
3. Fungsi dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan adalah:
a. Pelaksanaan pengawasan dan pemenuhan kelaiklautan kapal, sertifikasi kapal,
pencegahan pencemaran dari kapal dan penetapan status hukum kapal.
b. Pelaksanaan pemeriksaan manajemen keselamatan kapal.
c. Pelaksanaan penngawasan keselamatan dan keamanan pelayaran terkait dengan
kegiatan bongkar muat barang berbahaya, barang khusus, limbah barang berbahaya
dan beracun (B3), pengisian bahan bakar, ketertiban embarkasi dan debarkasi
penumpang, pembangunan fasilitas pelabuhan, pengerukan kan reklamasi, laik layar
dan kepelautan, tertib lalu lintas kapal di perairan pelabuhan alur pelayaran,
pemanduan dan penundaan kapal, serta Penerbitan Surat Perstujuan Berlayar.
d. Pelaksanaan pemeriksaan kecelakaan kapal, pencegahan dan pemadam kebakaran di
perairan pelabuhan dan alur pelayaran, penanganan musibah di laut, pelaksanaan
perlindungan lingkungan maritim dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan
keamanan pelayaran.
e. Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan yang terkait dengan
pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan
keamanan pelayaran.
f. Pelaksanaan penyususnan Rencana induk Pelabuhan, Daerah Lingkungan Kerja dan
Daerah Lingkuangan Kepentingan Pelabuhan serta pengawasan penggunaannya,
pengusulan tarif untuk ditetapkan menteri.
g. Pelaksanaan penyediaan, pengaturan dan pengawasan penggunaan lahan daratan dan
perairan pelabuhan, alur pelayaran dan jaringan serta sarana bantu navigasi
pelayaran.
h. Pelaksanaan penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan di pelabuhan,
keamanan dan ketertiban, kelancaran arus barang di pelabuhan.
i. P elaksanaan pengaturan lalu lintas kapal keluar masuk pelabuhan melalui pemanduan
kapal, penyediaan atau pelayanan jasa kepelabuhanan serta pemberian konsesi atau
bentuk lainnya kepada Badan Usaha Pelabuhan.
j. Penyiapan bahan penetapan dan evaluasi standar kinerja operasional pelayanan pada
kepelabuhanan.
k. Pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum, hukum dan hubungan
masyarakat serta pelaporan. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhan
diklasifikasikan kedalam lima kelas, terdiri atas Kantor Kesahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas I, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II, Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III, Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan Kelas IV, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas V.
Kelima Kelas Kantor Kesyahbandaran tersebut memiliki peran dan tugas yang hampir
sama namun ada perbedaan dalam struktur organisasinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 22 April 2022 sebelum
memulai wawancara dengan pengguna jasa dalam hal pelayanan penerbitan Buku Pelaut
termasuk Penerbitan Masa Layar Berbasis Online, kondisi di Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan Kelas II Kendari dalam hal pelayanan menujukkan hasil yang cukup
optimal. Namun penerapan sistem pelayanan secara online masih ditemukan hambatan bagi
pengguna jasa seperti kesulitan mengakses pelayanan perbitan buku dan kurangnya
sosisalisai dari pihak syahbandar dalam hal pelayanan penerbitan buku pelaut khususnya
penerbitan masa layar berbasis online sehingga hanya kalangan tertentu saja yang mampu
menjangkau sistem online tersebut seperti pengguna jasa yang memiliki usia produktif
seperti mahasiswa pelayaran.
C. Tujuan Penelitian
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Pelayanan Penerbitan Masa Layar
Buku Pelaut Berbasis Online Pada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II
Kendari. Untuk mencapai tujuan, Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui
dokumentasi, observasi, dan wawancara. Data yang diperoleh dari hasil penelitian di olah
dengan menggunakan analisis kualitatif untuk mengetahui gambaran Pelayanan Penerbitan
Masa Layar Buku Pelaut Berbasis Online pada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas II Kendari. Mengingat pelayanan tersebut telah menggunakan pelayanan
berbasis online dan sistem pelayanan satu atap sehingga dapat dilihat dari beberapa
indikator yaitu: (1) Identifikasi Persyaratan, (2) Identifikasi Prosedur, (3) Identifikasi Waktu,
(4) Identifikasi Biaya Tarif, (5) Identifikasi Produk Pelayanan, (6) Penanganan Pengadaan
Pengaduan. Adapun kekurangan dari pelayanan penerbitan masa layar buku pelaut berbasis
online terdapat beberapa indikator yang perlu ditingkatkan seperti identifikasi waktu dan
penanganan pengadaan pengaduan.
D. Metode Penelitan
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini
berfokus pada pelayanan penerbitan masa layar buku pelaut berbasis online pada Kantor
kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan kelas II kendari. Informan penelitian ini adalah
orang yang dapat memberikan informasi atau keterangan yang berhubungan langsung
dengan sistem pelayanan penerbitan keterangan masa layar berbasis online pada Seksi
Kepelautan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Kendari yaitu pimpinan
unit kerja, pengguna jasa, dan pegawai unit kerja. Teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mengumpulkan data dan informasi adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Teknik uji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menurut (Miles, Huberman, & Saldana, 2014) yaitu
pengumpulan data, redukasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Mekanisme
Mekanisme pada dasarnya sebuah kata serapan yang berasal dari Bahasa Yunani yaitu
kata Mechane yang artinya sebuah instrument, perangkat, bahan dan peralataan. Dan kata
Mechos yang artinya sebuah metode, sarana dan teknis untuk menjalankan suatu fungsi.
Menurut Galileo, (2018:120), menyatakan bahhwa, Mekanisme yaitu bahwa semua
gejala dapat dijelaskan berdasarkan asas-asas mekanik (mesin). Semua peristiwa adalah
hasil dari materi yang bergerak dapat dijelaskan menurut kaidahnya. Aliran ini juga
menerankan semua semua peristiwa berdasar pada sebab kerja (efficien cause), yang
dilawankan dengan sebab tujuan (final cause). Alam dianggap seperti sebuah mesin yang
keseluruhan fungsinya ditentukan secara otomatis oleh bagian-bagiannya. Pandangan yang
bercorak mekanisme dalam kosmologi pertama kali diajukan berdasarkan atom-atom yang
bergerak dalam ruang kosong. (Surajiyoo, 2018:120)
Meurut Descates, (2018:180) menganggap bahwa, Hakikat materi adalah (extension),
dan gejala fisik dapat diterangkan dengan kaidah mekanik (mesin). (Surajiyo, 2018:120)
B. Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan
kepuasan pelanggan.
Pelayanan adalah suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih
dapat dirasakan dari pada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam
proses mengonsumsi jasa tersebut.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) pelayanan merupakan suatu usaha
untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah
kegitan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturann perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang, jasa atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Menurut Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(KEMENPAN RB) Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan adalah segala
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan, penerima pelayanan, maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dari beberapa defenisi yang telah di kemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
pelayanan publik adalah suatu kegiatan melayani publik baik berinteraksi langsung atau
tidak sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.
2.1 Ciri - Ciri Pelayanan Publik
Munurut Kasmir (2006:34) pelayanan publik yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tersedianya karyawan yang baik
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik
c. Bertanggung jawab keapada setiap pelanggan sejak awal hingga akhir
d. Mampu melayani secara cepat dan tepat
e. Mampu berkomunikasi
f. Mampu memberikan jaminan kerahasian setiap transaksi
g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
h. Berusaha memahami kebutuhan pelanggan
i. Mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan
Pelayanan publik yang baik sangat penting untuk diterapkan pada instansi negeri maupun
swasta karena pelayanan publik yang baik dapat menigkatkan kepuasan pelanggan.
2.2 Unsur-Unsur Pelayanan Publik
Menurut barata (2004:11) terdapat 4 unsur penting dalam proses pelayanan publik yaitu:
a. Penyedia Layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada
konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang atau
jasa.
b. Penerima Layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen yang menerima
berbagai layanan dari penyedia layanan.
c. Jenis Layanan, yaitu layanan yang diberikan oleh penyedia layanan kepada pihak yang
membutuhkan layanan.
d. Kepuasan Pelanggang, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus mengacu
pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini sangat penting
dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat
berkaitan erat dengan kualitas barang atau jasa yang mereka nikmati.
C. Pengertian Masa layar
Surat Keterangan Masa layar adalah bukti keterangan yang menujukkan bahwa
seorang pelaut pernah bekerja di kapal dan berlayar di daerah tersebut, sesuai dengan apa
yang terterah pada keterangan masa layar buku pelaut yang mereka miliki. Surat Keterangan
Masa Layar juga digunanakan sebagai bukti pengalaman kerja pelaut tersebut.
D. Pengertian Buku Pelaut
Buku Pelaut yang merupakan dokumen resmi Negara adalah sebuah buku yang berisi
catatan atau track record seorang pelaut (pengalaman berlayar pelaut). Buku Pelaut disebut
juga dengan istila Seaman Book, karena bisa dipakai juga untuk pelaut internasional.
Untuk melinndungi hak dan kewajiban pelaut Indonesia maka disyahkan Undang-
Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran sebagai dasarnya. Dan kemudian di
buatlah aturan teknis dari Kementerian Perhubungan sebagai regulator permasalahan
kepelautan termasuk didalamnya mengenai aturan teknis tentang buku pelaut.
Dalam Permenhub No. KM.30 Tahun 2008 tentang Dokumen Identitas Pelaut Pasal 3
ayat (1) Setiap Pelaut yang bekerja sebagai awak kapal pada kapal niaga berukuran GT 35
(Tiga Puluh Lima Gross Tonnage) atau lebih untuk kapal motor dan ukuran GT 105 (Seratus
Lima Gross Tonnage) atau lebih untuk kapal tradisional dengan konstruksi sederhana atau
kapal perikanan berukuran panjang 12 (Dua Belas) meter atau lebih, wajib memiliki Buku
Pelaut. Sedangkan pada ayat (2) Buku diberikan kepada pelaut yang memiliki sertifikat
keahlian pelaut serta taruna yang akan melaksanakan praktik berlayar di kapal.
Awak kapal diwajibkan untuk melakukan tugas diatas kapal baik itu secara tertulis
maupun lisan harus sesuai dengan jabatan yang tercantum atau tertera dalam buku pelaut
atau seaman book. Sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran pasal
224 ayat (1) Setiap orang yang bekerja dikapal dalam jabatan apapun harus memiliki
kompetensi, dokumen pelaut dan disijil oleh syahbandar.
E. Kegunaan Buku Pelaut
Selain sebagai dokumen resmi Negara, Buku Pelaut juga digunakan sebagai:
1. Identitas bagi pemilik buku pelaut
2. Catatan khusus pemilik buku pelaut
3. Catatan kesehatan pemilik buku pelar
4. Daftar ijasah pemilik buku pelaut
5. Catatan pengalaman berlayar (sea service)
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam sebuah penelitian
karena objek penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai untuk mendapatkan
jawaban maupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid, dan realiable tentang suatu hal (variable
tertentu).
Objek dalam penelitian ini adalah Mekanisme Pelayanan Penerbitan Buku Masa Layar
di KSOP KELAS II KENDARI. Sedangkan, subjek dari penelitian ini adalah Keterangan Masa
layar Pelaut yang di terbitkan di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II
Kendari, yang berada di Bungkutoko, Kecamatan Abeli Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Pada
penelitian ini akan diteliti Mekanisme Pelayanan yang diberikan oleh aparat yang
bersangkutan di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Kendari.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Kendari terletak di PT
Pelabuhan Indonesia ( Pelindo ) IV Bungkutoko Kendari, Sulawesi Tenggara. Pelabuhan
Bungkutoko merupakan pelabuhan pengumpul yang memiliki kapasitas kapal kargo sebesar.
6. 000 DWT. Pelabuhan ini dapat menampung penumpang dengan ukuran 6.022 GT (Pelni)
dengan kedalamam Faceline dermaga seluas 8 M LWS.
1. Informasi Kepelabuhanan
Nama Pelabuhan : Pelabuhan Kendari/Bungkutoko
Kota/Kabupaten : Kota Kendari
KSOP/UPP : KSOP Kendari
Alamat Pelabuhan : Bungkutoko, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
Hierarki Pelabuhan : Pelabuhan Pengumpul (PP)
Jenis Pelabuhan : UMUM
Kegiatan B/M : GMDSS,SRS (AIS)
Peralatan B/M : Dalam pengadaannya sarana-sarana ini dapat dilakuka oleh
Pelabuhan atau oleh pihak swasta dengan operasi yang dikerja samakan dengan
Pelabuhan.
a. Peralatan Bongkar Muat Kebutuhan peralatan bonkar muat termasuk alat
transportasi dari dan kedermaga untuk pelayanan peti kemas dan gerai cargo.
b. Peralatan pelayana Kapal Untuk pelayanan kapal dalam kaitannya dengan
keselamatan pelayaran maka diperlukan adanya kapal tunda yang ukkuran dan
kapasitasnya mengacu kepada persyaratan dalam KM 24/2002 tentang
Penyelenggaraan Penundaan. Kapal tunda tersebut dilengkapi dengan water
cannon untuk kerperluan pemadaman kebakaran.
Frekuensi Kunjungan : Frekuensi-MF/HF: 2182 LEH2,2187,5 KH2, 6215 LEH2 (ALL
BAND)
Kepanduan : Navigasi Kendari
2. Letak Geografis
Posisi Koordinat : 4® 1' 14.98'' LS, 122® 59® 18.92'' BT
Wilayah Kerja : Pos kerja terdiri dari Pos jaga terpadu dibuat di masing-masing
gerbang, dimana didalamnya diakomodasi kebutuhan masing-masing pihak yang
berwenang seperti KP3, KPLP, Satpam, dll.
3. Informasi Perisinan
Pengoprasian Keterangan : Pembangunan Pelabuhan Bungkutoko telah diputuskan
oleh Presiden Republik Indonesia melalui keputusan Presiden No. 168 Tahun 1998
tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu, Buton, Kolaka, dan Kendari.
Pembangunan Pelabuhan Bungkutoko juga merupakan pengembangan dari
Pelabuhan Kendari yang terkendala perkembangannya karena keterbatasan lahan
pengembangan, pendangkalam perairan kolam, alur pelayaran yang sempit, dan
rencana pemerintah daerah untuk membangun jembatan diatas alur pelayaran
dengan tinggi bebas yang terbatas.
4. Fasilitas & Peralatan Kepelabuhanan
Terminal Penumpang : Arus penumpang yang berangkat baik untuk kapal Kapal
Pelni maupun Non Pelini harus melalui Terminal Penumpang untuk pemeriksaan
tiket, barang bawaan dan sebagainya. Sedangkang penumpang kedatangan dalam
negeri dapat langsung diarahkan keluar. Pengantaran dan penjeputan hanya
diijinkan sampai di terminal penumpang dan tidak sampai masuk ke dermaga.
a. Dermaga adalah multi purpose dengan peruntukan utama adalah sebagai
dermaga Peti Kemas dan kegiatan bongkar muat.
b. Dermaga yang digunakan untuk kegiatan embarkasi/debarkasi dikhususkan,
setidak-tidaknya selama kunjungan kapal penumpang PELNI. Sehingga dermga
hanya diperuntukkan bagi penumpang, petugas yang terkait porter (TKBM).
Selama pengkhususan tersebut dermaga harus diberi pembatas berupa pagar
portable yang dijaga oleh petugas.
c. Trestle dan causeway menghubugkan antara dermaga dan daratan berupa deck
on pile.
Penetapan Alur Pelayaran : Alur pelayaran termasuk dalam Daerah Lingkungan
Kerja Pelabuhan (DLKR) Kendari yakni dari alur masuk teluk Kendari hingga
Pelabuhan bdesain kedalamam perairan yang ada di sepanjang alur pelayaran,
maka direkomendasikan draft kedalaman kapal maksimum adalah 7,4 m dimana
kapasitas kapal mencapai 10000 DWT, panjang kapal (LOA) 140 m dan lebar kapal
(B) adalah 22 m untuk kapal peti kemas dan 18 m untuk kapal barang umum.
Berdasarkan dimensi tersebut maka lebar alur yang dibutuhkan adalah 160 m
(=9B+30 m) untuk lokasi alur dengan dua jalur berpapasan, namun pada lokasi
tertentu hanya diperkenkan satu jalur (tidak dapat berpapasan) lebar alur adalah 90
m (5B). Alur pelayanann tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor KP 473 Tahun 2017 Tentang Penetapan Alur Pelayaran
Masuk Pelabuhan, Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas dan Daerah Berlabuh Kapal
Sesuai Dengan Kepentingannya di Pelabuhan Kendari Batas Sisi Kanan dan Batas Sisi
Kiri dengan batas-batas sebagai berikut:
No. Lintang Bujur
1. 03® 58 03.20 LS 112® 40 33.03 BT
IB 03® 58 08.08 LS 122® 40 33.03 BT
2. 03® 58 22.43 LS 122® 37 51.21 BT
2B 03® 58 27.31 LS 122® 37 51.21 BT
3. 03® 58 16.41 LS 122® 36 59.88 BT
3B 03® 58 21.29 LS 122® 36 59.88 BT
4. 03® 58 17.81 LS 122® 36 15.51 BT
4B 03® 58 22.23 LS 122® 36 18.78 BT
5. 03® 58 46.00 LS 122® 35 58.04 BT
5B 03® 58 50.63 LS 122® 36 00.88 BT
6. 03® 58 39.04 LS 122® 35 33.10 BT
6B 03® 58 43.07 LS 122® 35 31.35 BT
7. 03® 58 31.11 LS 122® 35 19.65 BT
7B 03® 58 35.99 LS 122® 35 19.35 BT
8. 03® 58 30.85 LS 122® 35 12.83 BT
8B 03® 58 35.70 LS 122® 35 12.69 BT
Adapun kondisi dan kedalaman dan panjang Alur Pelayaran adalah Kedalaman
minimal yang di tetapkan yaitu -9 M LWS dan panjang alur pelayaran adalah 5.9 Nautical
Miles atau 10.9 km, sehingga kapal dengan ukuran dan sarat (daraft) yang dapat melaui alur
pelayaran ini maksimum 8 meter pada kondisi air surut terendah.
B. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu dalam penelitian. Adapun waktu penelitian
dilakukan selama 3 bulan yaitu pada 21 April sampai 21 Juli 2022.
Lokasi penelitian bertempat Bungkutoko, kecamtan abeli Kota Kendari. Dengan
melakukan Praktek Kerja Lapangan di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas
II Kendari. Lokasi ini dipilih oleh peneliti karena instansi ini merupakan tempat dimana
segala urusan terkait dengan pelayaran.
C. Sejarah Pelabuhan KSOP Kelas II Kendari
Kantor KSOP Kelas II Kendari adalah UPT Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Kementerian Perhubungan yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan penegakan
hukum di bidang Keselamatan Keamanan Pelayaran.
Sebelum menjadi Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Kendari, beberapa
kali mengalami perubahan nonmenklatur dan dasar hukumnya sebagai berikut:
1. Dalam rangka kebijaksanaan kelancaran arus barang untuk menunjang
perekonomian sesuai keputusan Presiden No. 4 Tahun 1985 maka terbentuklah
Kantor Adpel yakni berintegrasinya 4 UPT DITJEN Perhubungan Laut yang terdiri dari
Kantor Syahbandar, Kantor Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Kantor Lalu
Lintas dan Angkutan Laut, serta Kantor Distrik Navigasi.
2. Seterusnya dengan keputusan Menteri Perhubungan KM./OT.002./PBH-1985 tanggal
11 april 1985 tentang Struktur Organisasi dan tata kerja Kantor Administrator
Pelabuhan (ADPEL) di klasifikasikan kedalam ADPEL Kelas IV.
3. Dengan keluarnya Kepres No. 46 tahun 1985 tanggal 121 April tahun 1985 dan
Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.84/PR.302/PBH-1985 tanggal 11 April 1985.
4. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.62 tahun 2002 tanggal 02
Oktober 2002, Kantor ADPEL Kendari merupakan wilayah kerja dengan lokasi Kendari
dan disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.17 Tahun 2004
tentang penyempurnaan Keputusan Menteri No.KM.62 Tahun 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor ADPEL.
5. Undang-Undang Pelayaran no. 21 tahun 1992 yang dirubah terakhir dengan Undang-
Undang Pelayaran No. 17 tahun 2008 pasal 1 butir 56, menyatakan bahwa ADPEL
(Syahbandar) adalah Pejabat Pemerintah yang di angkat oleh Menteri dan memiliki
kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan melaksanakan pengawasan terhadap
terpenuhinya ketentuan Peraturan Perundang-Undangan untuk menjamin
Keselamatan dan Keamanan Pelayaran.
6. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No.PM.36 Tahun 2012
Tanggal 1 Juni 2012, Kantor ADPEL berubah nama lagi menjadi Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Kendari yang berlokasi di Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara.
7. Seterusnya berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No.76 Tahun 2018,
mempunyai wilayah kerja yaitu Soropia, Tinanggea, Sawa, Wawatu.
DAFTAR NAMA KEPALA KANTOR KSOP KELAS II KENDARI:
1. B. M. SIAHAAN, Periode 1987 - 1989
2. SIMON. D. SRIJATNO, Periode 1989 - 1997
3. Drs. H. NAJMUDDIN SULTAN, Periode 1998 - 2002
4. Capt. H. SYAMSUDDIN .S, MM, MBA Periode 2002 - 2004
5. Ir. KUNTO PRAGOYO Periode 2004
6. Ir. H. SUGENG WIBOWO, MM Periode 2004 - 2006
7. Drs. H. IRWAN ARIEF, SH Periode 2006 - 2008
8. M. TAKWIN MASUK, ST, MMT Periode 2014 - 2015
9. Drs. HERWANTO, MM Periode 2015 - 2016
10. Drs. AKHRIADI, SH, MH. Periode 2016 - 2017
11. M. ISRAYADI, SH, MH Periode 2017 - 2018
12. Letkol Marinir BENYAMIN GINTIN Periode 2018 - 2020
13. RUSHAN MUHAMMAD, S. T.,M.Si Periode 2020
14. Letkol Marinir AGUS WINARTONO Periode 2021 sampai dengan sekarang
D. STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN KELAS II KENDARI
KEAPALA KANTOR
AGUS WINARTONO
LETKOL MAR NRP.10013111